• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKALAH IMLTD ANIN 2

N/A
N/A
Pacar seokjin Kim seokjin

Academic year: 2025

Membagikan "TUGAS MAKALAH IMLTD ANIN 2"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

TUGAS INDIVIDU

“INSTRUMENTASI, PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN IMLTD”

Disusun untuk memenuhi penugasan matkul Infeksi Menular Lewat Tranfusi Darah (IMLTD) DIII TBD Kelas Reguler A Tahun Pelajaran 2025/2026

Dosen Pengampu : Ririh Jatmi Wikandari, SST,M.Si

Disusun Oleh :

Anindya Risqi Nabillah (P1337434224022)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI BANK DARAH

TAHUN 2025/2026

(2)

i

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulisan karya tulis mengenai "Instrumentasi, Perawatan, dan Pemeliharaan Peralatan" ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan karya ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya penggunaan alat yang sesuai dengan standar, perawatan berkala, serta pemeliharaan yang optimal guna mendukung akurasi dan efisiensi operasional, khususnya dalam bidang laboratorium dan layanan kesehatan. Pengelolaan alat yang baik tidak hanya berfungsi untuk menjaga kualitas hasil pengujian, tetapi juga menjadi langkah penting dalam menjamin keselamatan pengguna dan pasien. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan karya ini di masa mendatang. Kami berharap karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi pihak yang berkecimpung dalam dunia teknologi kesehatan dan laboratorium.

Semarang, 23 Januari 2025

Penulis

(3)

ii

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Umum ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 4

A. Efektivitas berbagai jenis alat deteksi seperti ELISA, CHLIA, dan NAT dalam skrining darah untuk mencegah IMLTD ... 4

B. Kendala yang sering terjadi dalam pemeliharaan dan perawatan rutin alat-alat laboratorium uji saring IMLTD ... 5

C. Prosedur standar operasional (SOP) yang ideal untuk menjaga keandalan alat dalam skrining IMLTD ... 6

D. Pengaruh teknologi modern terhadap efisiensi proses pemeliharaan dan deteksi dini pada alat laboratorium untuk IMLTD ... 7

E. Peran pelatihan teknis operator dalam mendukung kelancaran operasional alat uji IMLTD .... 7

F. Perbedaan performa alat deteksi berbasis manual dan otomatis dalam mendeteksi IMLTD ... 8

G. Risiko yang muncul jika perawatan alat tidak dilakukan sesuai dengan prosedur standar ... 9

H. Pengaruh pemilihan reagen berkualitas terhadap kinerja alat uji IMLTD ... 10

SOAL INSTRUMENTASI, PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN IMLTD ... 11

BAB III PENUTUP ... 14

A. Kesimpulan ... 14

Daftar Pustaka ... 15

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instrumentasi, perawatan, dan pemeliharaan peralatan pada pengujian Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) merupakan komponen penting untuk memastikan keamanan dan keandalan hasil pemeriksaan laboratorium. Uji saring IMLTD melibatkan penggunaan teknologi seperti Enzyme Immuno Assay (EIA), Chemiluminescence Immuno Assay (ChLIA), hingga Nucleic Acid Amplification Test (NAT), yang membutuhkan peralatan dengan standar akurasi tinggi. Keandalan peralatan ini sangat bergantung pada pelaksanaan prosedur perawatan preventif, kalibrasi berkala, dan validasi sesuai standar yang berlaku. Pemeliharaan yang buruk dapat menyebabkan ketidakakuratan hasil dan meningkatkan risiko penularan penyakit lewat transfusi darah. Penelitian menunjukkan bahwa program pemeliharaan dan kalibrasi yang teratur secara signifikan meningkatkan kualitas hasil uji laboratorium. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dalam pengelolaan peralatan laboratorium untuk mendukung sistem kesehatan yang aman dan efisien.(Obeagu, 2024)

Arti pemeliharaan di KBBI: proses, cara, perbuatan memelihara(kan); penjagaan;

perawatan agar tetap dalam kondisi yang baik. Merawat peralatan laboratorium adalah salah satu aktivitas yang wajib dilakukan yang bertujuan agar alat dan bahan tetap bagus dan untuk memastikan eksperimen berjalan secara efektif dan tanpa hambatan. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium. Supaya alat laboratorium dapat digunakan dalam jangka panjang, maka perlu dilakukan penataan, perawatan, dan perbaikan alat – alat laboratorium. (Misbahuddin, 2021)

(5)

2 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut:

a) Bagaimana efektivitas berbagai jenis alat deteksi seperti ELISA, CHLIA, dan NAT dalam skrining darah untuk mencegah IMLTD?

b) Apa saja kendala yang sering terjadi dalam pemeliharaan dan perawatan rutin alat-alat laboratorium uji saring IMLTD?

c) Bagaimana prosedur standar operasional (SOP) yang ideal untuk menjaga keandalan alat dalam skrining IMLTD?

d) Apa pengaruh teknologi modern terhadap efisiensi proses pemeliharaan dan deteksi dini pada alat laboratorium untuk IMLTD?

e) Apa peran pelatihan teknis operator dalam mendukung kelancaran operasional alat uji IMLTD?

f) Apakah perbedaan performa alat deteksi berbasis manual dan otomatis dalam mendeteksi IMLTD?

g) Apa saja risiko yang muncul jika perawatan alat tidak dilakukan sesuai dengan prosedur standar?

h) Bagaimana pengaruh pemilihan reagen berkualitas terhadap kinerja alat uji IMLTD?

C. Tujuan Umum

a) Mengetahui efektivitas berbagai jenis alat deteksi seperti ELISA, CHLIA, dan NAT dalam skrining darah untuk mencegah IMLTD

b) Mengetahui kendala yang sering terjadi dalam pemeliharaan dan perawatan rutin alat- alat laboratorium uji saring IMLTD

c) Mengetahui prosedur standar operasional (SOP) yang ideal untuk menjaga keandalan alat dalam skrining IMLTD

d) Mengetahui pengaruh teknologi modern terhadap efisiensi proses pemeliharaan dan deteksi dini pada alat laboratorium untuk IMLTD

e) Mengetahui peran pelatihan teknis operator dalam mendukung kelancaran operasional alat uji IMLTD

f) Mengetahui perbedaan performa alat deteksi berbasis manual dan otomatis dalam mendeteksi IMLTD

(6)

3

g) Mengetahui risiko yang muncul jika perawatan alat tidak dilakukan sesuai dengan prosedur standar

h) Mengetahui pengaruh pemilihan reagen berkualitas terhadap kinerja alat uji IMLTD

(7)

4

BAB II PEMBAHASAN

A. Efektivitas berbagai jenis alat deteksi seperti ELISA, CHLIA, dan NAT dalam skrining darah untuk mencegah IMLTD

Dalam upaya memastikan keamanan transfusi darah dan mencegah Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD), berbagai metode deteksi seperti Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), Chemiluminescent Immunoassay (CHLIA), dan Nucleic Acid Amplification Test (NAT) telah diterapkan. ELISA merupakan metode serologis yang mendeteksi keberadaan antibodi atau antigen dalam darah. Meskipun memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, ELISA memiliki keterbatasan dalam mendeteksi infeksi pada fase awal atau selama periode jendela, yaitu masa ketika agen infeksius sudah ada dalam tubuh tetapi belum terdeteksi oleh metode serologis tradisional. (Widyaswara & Rahman, 2024)

CHLIA adalah teknik immunoassay yang menggunakan label chemiluminescent untuk mendeteksi antigen atau antibodi. Keunggulan CHLIA dibandingkan ELISA adalah sensitivitas yang lebih tinggi dan waktu analisis yang lebih singkat. Penelitian menunjukkan bahwa chlia memiliki kemampuan deteksi yang lebih baik pada konsentrasi analit yang rendah, sehingga lebih efektif dalam skrining darah donor.(Putri, 2022)

NAT berbeda dari ELISA dan CHLIA karena mendeteksi materi genetik (RNA atau DNA) dari patogen, memungkinkan deteksi infeksi pada tahap yang sangat awal, bahkan sebelum respons antibodi terbentuk. Dengan demikian, NAT dapat memperpendek "window period"

infeksi seperti HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C, sehingga meningkatkan keamanan transfusi darah. Namun, implementasi NAT memerlukan sumber daya yang lebih besar dan biaya yang lebih tinggi dibandingkan metode serologis. (Ariani et al., 2024)

Secara keseluruhan, setiap metode memiliki keunggulan dan keterbatasan. Pemilihan metode yang tepat harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti prevalensi infeksi, sumber daya yang tersedia, dan kebutuhan spesifik dari fasilitas kesehatan.

(8)

5

B. Kendala yang sering terjadi dalam pemeliharaan dan perawatan rutin alat-alat laboratorium uji saring IMLTD

Pemeliharaan dan perawatan rutin alat-alat laboratorium untuk uji saring Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) sangat penting untuk memastikan akurasi dan keandalan hasil pemeriksaan. Namun, terdapat beberapa kendala yang sering dihadapi dalam proses tersebut:

• Kurangnya tenaga teknis yang memiliki keahlian khusus dalam pemeliharaan alat laboratorium dapat mengakibatkan perawatan yang tidak optimal, sehingga berpotensi menurunkan kinerja alat.(Putri, 2022)

• Biaya perawatan dan kalibrasi alat yang tinggi seringkali menjadi hambatan, terutama bagi laboratorium dengan anggaran terbatas. Hal ini dapat menyebabkan penundaan dalam jadwal pemeliharaan rutin.(Asiva Noor Rachmayani, 2019)

• Kesulitan dalam memperoleh suku cadang asli atau kompatibel untuk alat tertentu dapat memperpanjang waktu perbaikan dan mengganggu operasional laboratorium.(Apriantini dewi, 2021)

• Pengelolaan reagen yang kurang efektif, seperti penyimpanan yang tidak sesuai atau penggunaan reagen yang telah kedaluwarsa, dapat mempengaruhi hasil uji saring.(Rika Widianita, 2023)

• Kurangnya pencatatan yang sistematis terkait jadwal pemeliharaan, kalibrasi, dan riwayat perbaikan alat dapat menyulitkan dalam memantau kondisi dan performa alat secara keseluruhan.(Ummah, 2019)

• Fasilitas laboratorium yang tidak memadai, seperti ruang penyimpanan yang tidak sesuai standar atau kondisi lingkungan yang tidak terkontrol, dapat mempengaruhi kinerja alat dan reagen.(Hasyim et al., 2019)

• Beberapa laboratorium mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses layanan purna jual dari produsen alat, terutama jika lokasi laboratorium terpencil atau produsen tidak memiliki perwakilan lokal.(Beno et al., 2022)

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, diperlukan perencanaan yang matang, pelatihan berkelanjutan bagi staf laboratorium, serta kerjasama dengan pihak terkait untuk memastikan alat-alat laboratorium berfungsi optimal dan hasil uji saring IMLTD tetap akurat.

(9)

6

C. Prosedur standar operasional (SOP) yang ideal untuk menjaga keandalan alat dalam skrining IMLTD

Menjaga keandalan alat dalam skrining Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) memerlukan penerapan Prosedur Standar Operasional (SOP) yang komprehensif dan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Berdasarkan informasi yang tersedia, berikut adalah langkah- langkah yang dapat diambil:

• Pranata laboratorium mendata alat yang akan dilakukan pemeliharaan sesuai dengan kriteria alat tersebut.(Chandra et al., 2017)

• Penanggung jawab sub laboratorium membuat surat usulan alat-alat yang perlu dilakukan pemeliharaan kepada Kepala Unit Laboratorium.(Chusna & Sari, 2023)

• Kepala Unit meneruskan surat usulan ke Direktur untuk mendapatkan persetujuan.

Jika disetujui, Direktur akan mendisposisikan ke bagian pemeliharaan; jika tidak, akan mengirim surat penolakan.(Saputro & Lestari, 2023)

• Setelah kegiatan praktik berakhir, setiap pengguna laboratorium merapikan kembali alat dan sarana laboratorium yang telah digunakan.(Ayu Pri Irani et al., 2021)

• Alat-alat yang terbuat dari kaca atau bahan yang tidak mudah mengalami korosi dibersihkan sesuai prosedur yang ditetapkan.(Laboratorium et al., 2019)

• Perawatan alat dilaksanakan setidaknya satu kali dalam setahun sesuai dengan petunjuk dari pembuat alat.(Ummah, 2019)

• Darah donor yang sudah diambil harus dilakukan pemeriksaan uji saring IMLTD, termasuk HIV, HBsAg, Sifilis, dan HCV, sebelum diberikan kepada pasien.(Painan, 2022)

Penerapan SOP yang sistematis dan konsisten akan memastikan alat-alat laboratorium berfungsi dengan optimal, sehingga mendukung akurasi dan keandalan hasil skrining IMLTD.

(10)

7

D. Pengaruh teknologi modern terhadap efisiensi proses pemeliharaan dan deteksi dini pada alat laboratorium untuk IMLTD

Teknologi modern telah memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi proses pemeliharaan dan deteksi dini pada alat laboratorium untuk Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD). Beberapa pengaruh utamanya meliputi:

• Perkembangan teknologi laboratorium memungkinkan laboratorium memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat dalam mendukung penentuan diagnosis, evaluasi, dan monitoring terapi.

• Sistem otomatisasi dalam metode pemeriksaan laboratorium menuntut laboratorium untuk menyediakan sarana dan prasarana berkualitas baik, termasuk peralatan yang berkualitas, guna memastikan hasil pemeriksaan yang akurat.

• Manajemen peralatan yang tepat di laboratorium diperlukan untuk memastikan pengujian yang akurat, andal, dan tepat.

Dengan demikian, adopsi teknologi modern dalam laboratorium tidak hanya meningkatkan efisiensi proses pemeliharaan alat tetapi juga mempercepat dan mempermudah deteksi dini IMLTD, sehingga meningkatkan akurasi dan keandalan hasil pemeriksaan.(Suci et al., 2019)

E. Peran pelatihan teknis operator dalam mendukung kelancaran operasional alat uji IMLTD

Pelatihan teknis bagi operator alat uji Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) memainkan peran krusial dalam memastikan kelancaran operasional laboratorium. Operator yang terlatih dengan baik memiliki pemahaman mendalam tentang prosedur uji saring, prinsip kerja alat, serta langkah-langkah pemeliharaan yang diperlukan. Hal ini tidak hanya meningkatkan akurasi dan konsistensi hasil pemeriksaan, tetapi juga meminimalkan risiko kesalahan manusia yang dapat mempengaruhi kualitas layanan transfusi darah.

Selain itu, pelatihan yang komprehensif memastikan bahwa operator mampu mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan, termasuk dalam penggunaan metode deteksi seperti Chemiluminescence Immunoassay (CLIA). Metode CLIA telah dikembangkan dalam banyak bidang, termasuk pada diagnosis klinis berbagai macam penyakit, karena selektif, sensitif, cepat, dan waktu analisisnya cukup singkat. Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang metode ini melalui pelatihan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses skrining IMLTD.

(11)

8

Lebih lanjut, pelatihan teknis juga mencakup aspek keselamatan kerja, yang penting untuk mencegah kontaminasi dan memastikan lingkungan laboratorium yang aman. Dengan demikian, investasi dalam program pelatihan teknis bagi operator tidak hanya mendukung kelancaran operasional alat uji IMLTD, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan.(Rachmawati & Dwi retnoningrum, 2018)

F. Perbedaan performa alat deteksi berbasis manual dan otomatis dalam mendeteksi IMLTD

Perbedaan performa antara alat deteksi berbasis manual dan otomatis dalam mendeteksi Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) telah menjadi fokus penelitian di bidang transfusi darah. Alat deteksi manual, seperti rapid test berbasis immunochromatography (ICT), umumnya lebih sederhana dan ekonomis, namun memiliki keterbatasan dalam hal sensitivitas dan spesifisitas. Sebaliknya, alat deteksi otomatis, seperti Chemiluminescence Immunoassay (CLIA), menawarkan akurasi yang lebih tinggi meskipun memerlukan biaya dan infrastruktur yang lebih besar.(Mahmudin Aziz et al., 2024)

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kesehatan Sandi Husada membandingkan metode ICT dengan CLIA dalam mendeteksi Hepatitis B surface antigen (HBsAg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode CLIA memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ICT. Penelitian ini menyimpulkan bahwa performa rapid test dalam mendeteksi HBsAg masih di bawah kriteria yang direkomendasikan, sehingga penggunaan rapid test sebagai metode skrining HBsAg IMLTD perlu dievaluasi kembali.(Mahmudin Aziz et al., 2024)

Selain itu, metode CLIA telah digunakan dalam pemeriksaan uji saring darah terhadap IMLTD untuk menjaga keamanan produk darah yang akan ditransfusikan. Penggunaan metode ini diharapkan dapat memberikan hasil pemeriksaan yang lebih akurat dan handal. Dengan demikian, meskipun alat deteksi manual menawarkan kemudahan dan biaya yang lebih rendah, alat deteksi otomatis seperti CLIA memberikan keunggulan dalam hal akurasi dan keandalan dalam mendeteksi IMLTD. Pemilihan antara kedua metode ini harus mempertimbangkan kebutuhan spesifik, sumber daya yang tersedia, dan standar keamanan yang ditetapkan dalam praktik transfusi darah.(Putri, 2022)

(12)

9

G. Risiko yang muncul jika perawatan alat tidak dilakukan sesuai dengan prosedur standar

Perawatan alat laboratorium yang tidak sesuai dengan prosedur standar dapat menimbulkan berbagai risiko yang berdampak negatif pada operasional laboratorium dan keselamatan kerja.

Beberapa risiko tersebut antara lain:

• Penggunaan alat laboratorium yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada biasanya dapat membahayakan dan menyebabkan kerusakan pada alat-alat tersebut.(ANNISA, 2022)

• Alat yang tidak dirawat dengan baik dapat mengalami penurunan kinerja, yang berdampak pada akurasi dan keandalan hasil pengujian. Hal ini dapat mempengaruhi validitas data penelitian atau diagnosis klinis.

• Peralatan yang tidak terpelihara dengan baik dapat menjadi sumber bahaya bagi pengguna, seperti risiko kebocoran bahan kimia berbahaya atau kegagalan alat yang dapat menyebabkan cedera.

• Kerusakan akibat kurangnya perawatan dapat mengakibatkan biaya perbaikan yang signifikan atau bahkan memerlukan penggantian alat secara keseluruhan, yang berdampak pada anggaran operasional laboratorium.

• Alat yang rusak atau tidak berfungsi optimal dapat menghambat jalannya kegiatan laboratorium, menyebabkan penundaan dalam proses pengujian atau penelitian.

• Kurangnya perawatan sesuai prosedur dapat mempercepat keausan komponen alat, sehingga mengurangi umur pakai dan efisiensi operasionalnya.

• Laboratorium yang tidak mematuhi prosedur perawatan standar berisiko tidak memenuhi persyaratan akreditasi atau regulasi yang ditetapkan oleh otoritas terkait.

Untuk menghindari risiko-risiko tersebut, penting bagi laboratorium untuk menerapkan manajemen peralatan yang baik, termasuk pemeliharaan rutin, kalibrasi, dan pelatihan bagi pengguna alat. Hal ini akan memastikan bahwa peralatan laboratorium berfungsi dengan optimal dan aman digunakan.(Suslistya & Mahadewi, 2023)

(13)

10

H. Pengaruh pemilihan reagen berkualitas terhadap kinerja alat uji IMLTD

Pemilihan reagen berkualitas memiliki dampak signifikan terhadap kinerja alat uji untuk mendeteksi Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD). Reagen berkualitas tinggi memastikan sensitivitas dan spesifisitas yang optimal, sehingga meningkatkan akurasi hasil uji.

Sebaliknya, penggunaan reagen yang tidak memenuhi standar dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat, seperti positif palsu atau negatif palsu, yang berpotensi membahayakan penerima transfusi darah.

Selain itu, reagen berkualitas rendah dapat mempengaruhi kinerja alat uji, seperti menyebabkan penyumbatan atau kerusakan pada komponen alat, yang pada akhirnya dapat mengganggu operasional laboratorium. Oleh karena itu, pemilihan reagen yang tepat dan berkualitas menjadi krusial dalam memastikan keandalan dan efisiensi proses uji saring IMLTD.

Sebuah penelitian menekankan pentingnya validasi reagen serologi untuk memastikan kinerja pengujian yang optimal. Validasi ini meliputi pengujian terhadap sensitivitas, spesifisitas, dan stabilitas reagen yang digunakan dalam deteksi IMLTD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reagen yang divalidasi dengan baik mampu meningkatkan akurasi dan keandalan hasil uji, serta mengurangi risiko kesalahan diagnosis. Dengan demikian, pemilihan dan validasi reagen berkualitas merupakan langkah penting dalam menjaga kinerja alat uji IMLTD, memastikan keamanan transfusi darah, dan meningkatkan kepercayaan terhadap hasil laboratorium.(Ummah, 2019)

(14)

11

SOAL INSTRUMENTASI, PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN IMLTD

1. Apa tujuan utama penggunaan alat deteksi otomatis dalam skrining IMLTD?

A. Mengurangi biaya operasional laboratorium

B. Mempercepat waktu pengujian dengan akurasi tinggi C. Meningkatkan jumlah donor darah

D. Mengurangi kebutuhan reagen dalam pengujian

E. Menurunkan tingkat pelatihan yang dibutuhkan bagi operator

2. Faktor apa yang paling memengaruhi sensitivitas alat uji dalam mendeteksi IMLTD?

A. Waktu penyimpanan darah donor B. Kualitas reagen yang digunakan C. Jenis label pada kantong darah D. Lokasi laboratorium

E. Ukuran sampel darah yang diambil

3. Apa dampak tidak dilakukannya pemeliharaan alat laboratorium sesuai prosedur standar?

A. Meningkatnya efisiensi alat B. Penurunan umur pakai alat C. Berkurangnya biaya perawatan D. Pengurangan kebutuhan reagen E. Meningkatkan kapasitas pengujian

4. Apa perbedaan utama antara alat uji manual dan otomatis dalam deteksi IMLTD?

A. Alat otomatis lebih murah dibandingkan alat manual B. Alat manual lebih akurat dibandingkan alat otomatis

C. Alat otomatis lebih efisien dan akurat dibandingkan alat manual D. Alat manual tidak memerlukan pelatihan operator

E. Alat manual memiliki sensitivitas lebih tinggi dibandingkan otomatis

5. Apa langkah penting dalam memastikan alat laboratorium selalu berfungsi optimal?

A. Melakukan penggantian alat setiap bulan B. Menggunakan alat tanpa prosedur standar

C. Melakukan perawatan dan kalibrasi rutin sesuai SOP D. Mengurangi pemakaian alat untuk menghindari kerusakan E. Menghindari pelatihan teknis operator

(15)

12

6. Sebuah laboratorium transfusi darah melaporkan hasil negatif palsu pada beberapa sampel darah. Setelah dilakukan investigasi, ditemukan bahwa alat uji tidak dikalibrasi selama dua bulan terakhir. Apa penyebab utama masalah ini?

A. Penggunaan reagen yang tidak sesuai standar B. Kurangnya pelatihan teknis operator

C. Tidak dilakukannya kalibrasi rutin alat uji D. Volume sampel yang tidak mencukupi

E. Kerusakan fisik pada alat laboratorium

7. Seorang operator laboratorium menggunakan alat uji berbasis ELISA untuk

mendeteksi HIV pada sampel donor darah. Setelah penggunaan selama tiga jam, alat mulai menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Apa langkah pertama yang harus dilakukan operator?

A. Melaporkan kepada manajer laboratorium B. Mematikan alat dan menghentikan proses uji C. Memeriksa manual instruksi alat dan reagen D. Mengganti reagen dengan yang baru

E. Melakukan perawatan mendalam pada alat

8. Sebuah laboratorium memiliki alat uji yang sering rusak meskipun baru digunakan selama satu tahun. Setelah evaluasi, ditemukan bahwa alat tidak pernah dilakukan pemeliharaan prediktif. Apa manfaat utama dari pemeliharaan prediktif?

A. Memastikan alat tetap baru setiap tahun

B. Mengurangi kemungkinan kerusakan sebelum terjadi C. Mengurangi biaya reagen laboratorium

D. Mengganti komponen alat secara langsung E. Menghindari keharusan melakukan kalibrasi

9. Alat deteksi berbasis CLIA (Chemiluminescence Immunoassay) di sebuah

laboratorium menunjukkan penurunan performa akibat ketidaksesuaian reagen. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah masalah serupa di masa depan?

A. Mengganti alat dengan alat manual

B. Memastikan reagen yang digunakan telah divalidasi dengan alat C. Menggunakan reagen murah untuk mengurangi biaya

D. Mengurangi frekuensi penggunaan alat E. Melakukan uji tanpa menggunakan reagen

(16)

13

10. Sebuah laboratorium mengalami penurunan akurasi hasil pengujian setelah

menggunakan reagen baru dengan kualitas yang tidak divalidasi. Apa dampak utama dari penggunaan reagen berkualitas rendah ini?

A. Meningkatkan sensitivitas alat

B. Menyebabkan hasil positif palsu atau negatif palsu C. Memperpanjang umur pakai alat laboratorium

D. Menurunkan waktu pengujian E. Mengurangi biaya operasional

(17)

14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan dan pemeliharaan instrumen laboratorium dalam mendeteksi Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) merupakan elemen penting dalam menjamin kualitas hasil uji yang akurat, efisien, dan dapat diandalkan. Instrumen modern, baik berbasis manual maupun otomatis, memerlukan perawatan rutin, kalibrasi berkala, dan kepatuhan terhadap prosedur standar operasional (SOP) untuk menghindari kerusakan dan menjaga keandalan alat.

Pemilihan reagen berkualitas juga menjadi faktor kritis dalam mendukung performa alat uji. Reagen yang tidak sesuai dapat menurunkan sensitivitas dan spesifisitas pengujian, meningkatkan risiko hasil yang tidak akurat, seperti positif palsu atau negatif palsu. Selain itu, teknologi modern telah berkontribusi signifikan dalam meningkatkan efisiensi proses perawatan dan deteksi dini, melalui pemanfaatan sistem otomatis dan integrasi digital.

Peran pelatihan teknis bagi operator tidak dapat diabaikan. Operator yang terampil mampu menjaga kelancaran operasional alat, memahami potensi risiko, serta melakukan tindakan preventif dan korektif yang diperlukan. Di sisi lain, pemeliharaan prediktif dan perawatan rutin menjadi strategi kunci untuk meminimalkan downtime alat, memperpanjang masa pakai, dan memastikan keamanan pasien melalui deteksi dini IMLTD yang andal.

Dengan demikian, kolaborasi antara pemeliharaan berkala, pemilihan reagen berkualitas, penggunaan teknologi modern, dan penguatan kompetensi operator menjadi pilar utama dalam mendukung sistem laboratorium yang berkinerja tinggi. Hal ini berkontribusi langsung pada peningkatan keamanan transfusi darah, menurunkan risiko transmisi penyakit, serta membangun kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan.

(18)

15

Daftar Pustaka

ANNISA, K. R. (2022). Kajian Perawatan Alat-Alat Laboratorium Biologi Di Sma. 1–77.

http://repository.radenintan.ac.id/19331/1/COVER%2CBAB1%2CBAB2%2CDAPUS.p df

Apriantini dewi, S. C. A. (2021). Evaluasi Pasca Pelatihan Pelayanan Darah Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medi. Seminar & Call for Paper, 47(4), 124–134.

https://doi.org/10.31857/s013116462104007x

Ariani, N. L., Sudiwati, N. L. P. E., Panggayuh, A., & Widuri, S. (2024). Prevalensi Penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) Darah Donor di UDD PMI Kota Surabaya Tahun 2018-2022. Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 12(1), 153–165.

https://doi.org/10.33366/jc.v12i1.5749

Asiva Noor Rachmayani. (2019). INFEKSI MENULAR LEWAT TRANSFUSI DARAH (IMLTD). https://prosiding.gunabangsa.ac.id/index.php/ncn/article/view/101 Ayu Pri Irani, D., Rohman Widia Rahmatullah, H., Susilowati, J., Rohman, H., &

Rahmatullah, W. (2021). Evaluasi uji saring hepatitis B reaktif pada darah donor tahun 2019 di UTD PMI kota Malang. Media Ilmu Kesehatan, 10(1), 45–53.

Beno, J., Silen, A. ., & Yanti, M. (2022). MITIGASI RISIKO PEMUSNAHAN DARAH MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODEL AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS: UDD PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN MAGELANG) TUGAS. Braz Dent J., 33(1), 1–12.

Chandra, M. A., Metha, N. J., Husnan, Rusherina, & Fitria. (2017). SOP Pemeliharaan Alat Kesehatan. 0761, 1–6.

Chusna, S. Al, & Sari, W. (2023). Hasil Pemeriksaan Penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah Dengan Metode Chlia Di Pmi Kota Banda Aceh. Prosiding Seminar Nasional Biologi, Teknologi Dan Kependidikan, 11(1), 13–25. https://jurnal.ar- raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/view/19065/8351

Hasyim, I. R., Ardjito, K., & Rachmawati, B. (2019). Manajemen Logistik Laboratorium Rumah Sakit. Universitas Dipenogoro, 1–124. https://doc-pak.undip.ac.id/7623/2/Buku Manlab X belum naik cetak.pdf

Laboratorium, S., Diploma, P., & Teknologi, I. I. I. (2019). Standar laboratorium pendidikan diploma iii teknologi bank darah (tbd).

Mahmudin Aziz, A., Feisal Rinaldi, S., & Hayati, E. (2024). UJI VALIDASI METODE IMMUNOCOMATOGRAPHY (ICT TEST) TERHADAP METODE

CHEMILUMINESCENCE ASSAY (CLIA) PADA PEMERIKSAN IMLTD HbsAg.

Jurnal Kesehatan Siliwangi, 4(3), 982–989. https://doi.org/10.34011/jks.v4i3.2044 Misbahuddin, A. (2021). Calibration of Medical Devices: Method and Impact on Operation

Quality. Internationale Pharmaceutica Sciencia, 16(1), 1–14.

https://doi.org/10.31531/2231-5896.1000128

Obeagu, E. I. (2024). Innovations in Blood Screening: Advancing Safety and Quality in Transfusion Medicine. Journal Home Page: Http://Www. Journalijiar. Com, March.

(19)

16 https://doi.org/10.58538/IJIAR/2082

Painan, M. Z. (2022). Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Darah ( Utd Rs ) Pengkajian Pasien. 0756, 1–45.

Putri, W. R. (2022). Keamanan Produk Darah: “Deteksi Imltd Menggunakan Metode Chemiluminescence Assay (Clia)” Blood Product Safety: Chemiluminescence Assay (Clia) Methods for Transfusion-Related Infectious Disease Detection. JMLS) Journal of Medical Laboratory and Science, 2(2), 2022.

https://doi.org/10.36086/medlabscience.v2i2

Rachmawati, B., & Dwi retnoningrum. (2018). Manajemen Laboratorium Klinik Seri VII:

Improving the Quality of Laboratory Management in Daily Practice. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, 1–160.

Rika Widianita, D. (2023). GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN HEPATITIS B SURFACE ANTIGEN (HBSAG) PADA DARAH CALON PENDONOR DI UNIT PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN JOMBANG. AT-TAWASSUTH:

Jurnal Ekonomi Islam, VIII(I), 1–19.

Saputro, A. A., & Lestari, C. R. (2023). Gambaran Hasil Skrining Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) Pendonor di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Kudus Tahun 2021-2022. Indonesian Journal of Biomedical Science and Health, 3(1), 39–45. http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/IJBSH

Suci, N., Kurnia, I. E., & Ariosta, A. (2019). Manajemen Laboratorium Klinik.

Suslistya, V., & Mahadewi, G. (2023). Manajemen Laboratorium Sebagai Langkah

Peningkatan Mutu Pelaksanaan Praktikum Ilmu Pengetahuan Alam. SEARCH: Science Education Research Journal, 1(2), 1–13. https://doi.org/10.47945/search.v1i2.1247 Ummah, M. S. (2019). MANAJEMEN MUTU PELAYANAN DARAH 2. In Sustainability

(Switzerland) (Vol. 11, Issue 1).

http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-

8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.

06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETU NGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI

Widyaswara, G., & Rahman, A. (2024). Pemeriksaan Hepatitis C dan Hepatitis B sebagai Parameter Infeksi Menular lewat Tranfusi Darah dengan Metode ELISA. National Conference Update on Nursing, 1(01), 044–047.

https://prosiding.gunabangsa.ac.id/index.php/ncn/article/view/101

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi infused water terhadap penurunan kadar gula darah 2 jam post pradial pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Metode:

Untuk mengetahui kejadian interferensi pada suatu wilayah dan tipe interferensi yang terjadi akan digunakan TEMS Investigation, dengan alat ini kita dapat mengetahui

Pada jurnal pengaruh berbagai macam pupuk organic dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun, bertujuan penelitian ialah mengetahui

Mengetahui perbedaan efektivitas kapur tohor (CaO) ) dengan berbagai dosis dalam meningkatkan DO pada limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang

Tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui pengaruh Audit Operasional terhadap efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Ja’far Medika;

Turunan adalah cabang matematika yang merupakan alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari diantaranya menentukan nilai maksimum dan minimum

Pidana mati adalah suatu pertahanan sosial untuk menghindarkan masyarakat umum dari bencana dan bahaya ataupun ancaman kejahatan besar yang mungkin terjadi

Kesimpulan Organisasi dan Manajemen Bisnis dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk mengetahui berbagai macam Struktur organisasi dan penggunaannya dalam pencapaian