TUGAS MAKALAH MATA KULIAH TELEMEDIKA
TREN DAN INOVASI DALAM TELEMEDICINE
Oleh Kelompok 9:
Cyrilla Reyda Irvandy (082011733027) Patricia Putri Artsyani (082011733071)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK BIOMEDIS DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
I. Telemedicine
Telemedicine sendiri berasal dari deskripsi sederhana yaitu kata 'tele' yang berarti jarak atau jauh dari bahasa Yunani, sehingga telemedicine adalah memberikan pelayanan kesehatan dari jarak jauh. Telemedicine adalah praktek kesehatan dengan memakai komunikasi audio, visual dan data, termasuk perawatan, diagnosis, konsultasi dan pengobatan serta pertukaran data medis dan diskusi ilmiah jarak jauh.
Dalam praktek pelaksanaannya, telemedicine diterapkan dalam dua konsep, yaitu realtime (synchronous) dan store-and-forward (asynchronous). Telemedicine secara real-time (synchronous telemedicine) bisa berbentuk sederhana seperti penggunaan telepon, atau kompleks seperti penggunaan robot rendah. Synchronous telemedicine memerlukan kehadiran kedua pihak pada waktu yang sama.
Telemedicine dengan store-and-forward (asynchronous telemedicine)mencakup pengumpulan data medis dan pengiriman data ini ke seorang dokter (spesialis) pada waktu yang tepat untuk evaluasi secara offline. Jenis telemedicine ini tidak memerlukan kehadiran kedua belah pihak dalam waktu yang sama
II. Trend dalam Telemedicine
A. Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap Telemedicine
Teknologi terus berkembang, dan berbagai inovasi terjadi dalam domain Telemedicine. Contohnya, perkembangan dalam konektivitas jaringan yang lebih cepat dan stabil telah memungkinkan pengiriman data medis yang lebih kompleks dan real-time. Penggunaan perangkat lunak canggih juga memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber yang berbeda.
Beberapa perkembangan terbaru dalam teknologi telemedicine meliputi:
● Peningkatan kualitas gambar dan suara: Teknologi video conferencing telah mengalami peningkatan kualitas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini memungkinkan dokter untuk melakukan konsultasi dengan pasien dengan kualitas gambar dan suara yang lebih baik, yang dapat meningkatkan efektivitas perawatan medis.
● Penurunan biaya: Teknologi telemedicine dapat membantu menurunkan biaya perawatan medis dengan memungkinkan pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter dari jarak jauh. Hal ini dapat menghemat biaya transportasi, akomodasi, dan waktu pasien.
● Peningkatan aksesibilitas: Teknologi telemedicine dapat membantu meningkatkan aksesibilitas perawatan medis dengan memungkinkan pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter dari lokasi yang jauh. Hal ini dapat bermanfaat bagi pasien yang tinggal di daerah terpencil atau yang memiliki keterbatasan mobilitas.
B. Tingkat Adopsi Telemedicine untuk Penyedia Layanan Kesehatan dan Rumah Sakit
Tingkat adopsi telemedicine oleh penyedia layanan kesehatan dan rumah sakit bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk wilayah geografis, peraturan, infrastruktur teknologi, dan budaya organisasi. Namun, secara umum, terdapat beberapa tren dalam adopsi telemedicine oleh penyedia layanan kesehatan dan rumah sakit:
● Peningkatan Adopsi: Secara keseluruhan, ada peningkatan adopsi telemedicine oleh penyedia layanan kesehatan dan rumah sakit. Ini terutama disebabkan oleh pandemi COVID-19, yang mendorong banyak penyedia untuk segera mengadopsi telemedicine sebagai cara untuk tetap memberikan layanan kepada pasien mereka.
● Peningkatan Praktik Pribadi: Banyak dokter praktik pribadi telah memanfaatkan telemedicine untuk memberikan layanan konsultasi jarak jauh kepada pasien mereka. Ini sering kali lebih mudah dan efisien untuk pasien yang tidak perlu datang ke kantor.
● Rumah Sakit dan Pusat Kesehatan: Rumah sakit dan pusat kesehatan telah mengadopsi telemedicine untuk berbagai keperluan, termasuk konsultasi spesialis, perawatan pasca-op, dan pengelolaan pasien jangka panjang. Mereka sering memiliki infrastruktur dan sumber daya yang lebih besar untuk mendukung penggunaan telemedicine.
● Penggunaan di Perawatan Primer: Telemedicine juga semakin digunakan di perawatan primer, di mana dokter keluarga dan perawat dapat melakukan konsultasi, tindak lanjut pasien, dan meresepkan obat melalui telemedicine.
● Pelatihan dan Pendidikan: Pelatihan dan pendidikan mengenai penggunaan teknologi telemedicine telah menjadi lebih umum,
memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk merasa nyaman dalam menggunakan platform ini.
C. Peningkatan Penggunaan Telemedicine Dalam Beberapa Tahun Terakhir Penggunaan telemedicine telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa faktor yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ini termasuk kemajuan teknologi, perubahan dalam pandangan masyarakat terhadap perawatan kesehatan, serta kebutuhan akan akses perawatan yang lebih mudah dan efisien.
Pandemi covid 19 juga mempengaruhi minat masyarakat dalam penggunaan layanan telemedicine, hal itu terlihat pada tahun 2020 terjadi lonjakan kunjungan ke aplikasi Telemedicine hingga sebesar 600%. Sehingga dengan meningkatnya pengguna, tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak dokter yang menyediakan jasanya melalui Telemedicine dan semakin banyak masyarakat yang menggunakannya sehingga mendukung perkembangan layanan Telemedicine ini.
Kini sudah cukup banyak dokter yang menyediakan jasa melalui layanan Telemedicine. Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), terdapat 21.500 dokter umum dan 4.500 dokter spesialis yang bergabung di aplikasi Alodokter, sebanyak 12.000 dokter umum dan 8.000 dokter spesialis di Halodoc, ada 9.000 dokter umum dan 2.000 dokter spesialis di Klik Dokter, 100 dokter umum dan 1.000 dokter spesialis di Aido Health, serta 10.000 dokter umum dan 2.500 dokter spesialis bergabung di Good Doctor.
III. Inovasi Dalam Telemedicine
A. Telemedicine Untuk Diagnosis Penyakit 1. Jenis-Jenis Inovasi
● Tele-Imaging: Dalam telemedicine ini, hasil gambar medis seperti sinar-X, CT scan, MRI, dan gambar radiologi lainnya dikirimkan secara elektronik ke spesialis atau dokter di lokasi yang berbeda untuk diagnosis dan penilaian. Ini sangat berguna dalam diagnosa penyakit seperti cedera atau penyakit kardiovaskular.
● Telepatologi: Patologi jarak jauh adalah praktik di mana spesialis patologi memeriksa sampel jaringan atau sel dengan
menggunakan mikroskop melalui jaringan. Ini sering digunakan dalam diagnosa kanker.
● Teledermatologi: Teledermatologi memungkinkan pasien untuk berkonsultasi dengan seorang dermatologis melalui gambar kulit yang dikirim melalui telemedicine. Ini berguna dalam diagnosa masalah kulit seperti kudis atau kanker kulit.
● Teleaudiologi: Ini memungkinkan pasien untuk melakukan tes pendengaran jarak jauh dan berkonsultasi dengan ahli audiologi untuk masalah pendengaran dan diagnosis gangguan pendengaran.
2. Kelebihan telemedicine untuk diagnosis penyakit
● Konsultasi Cepat: Telemedicine memungkinkan pasien untuk mendapatkan konsultasi medis dengan cepat, yang sangat penting dalam diagnosa penyakit yang memerlukan perhatian segera.
● Konsultasi Multidisiplin: Telemedicine memudahkan kolaborasi antara beberapa spesialis dalam satu konsultasi untuk memastikan diagnosa yang lebih akurat dan komprehensif.
● Konsultasi Rahasia: Beberapa pasien merasa lebih nyaman dalam berbicara tentang masalah kesehatan sensitif melalui telemedicine daripada dalam pertemuan langsung.
3. Kekurangan telemedicine untuk diagnosis penyakit
● Keterbatasan Data: Dokter yang melakukan telemedicine memiliki akses terbatas terhadap data medis pasien, terutama data yang dihasilkan dari pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.
● Penyimpangan Diagnosa: Terkadang, diagnosa yang diberikan melalui telemedicine mungkin tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik dan penilaian dokter secara langsung.
● Masalah Privasi: Perlindungan data medis dan privasi pasien menjadi penting dalam telemedicine. Ancaman privasi dan keamanan data selalu ada.
● Kesulitan Komunikasi: Beberapa aspek komunikasi non-verbal mungkin hilang dalam konsultasi telemedicine, yang dapat memengaruhi pemahaman antara dokter dan pasien.
B. Telemedicine Dalam Perawatan Jarak Jauh 1. Jenis-Jenis Inovasi
● Perawatan Kesehatan Mental: Telemedicine semakin digunakan dalam perawatan kesehatan mental, dengan terapis dan psikiater yang menyediakan terapi dan konseling jarak jauh.
● Tele-Rehabilitasi: Pasien yang pulih dari cedera atau operasi dapat menerima terapi fisik dan rehabilitasi jarak jauh melalui video dan aplikasi kesehatan.
● Perawatan Paliatif Jarak Jauh: Telemedicine digunakan dalam perawatan paliatif untuk memberikan dukungan kepada pasien dengan penyakit terminal di rumah mereka, termasuk manajemen nyeri dan perawatan kesehatan holistik.
2. Manfaat telemedicine dalam perawatan jarak jauh
● Akses Lebih Mudah: Telemedicine memungkinkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis tanpa harus pergi ke fasilitas kesehatan fisik. Ini sangat bermanfaat untuk pasien yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki mobilitas terbatas.
● Efisiensi Waktu: Telemedicine mengurangi waktu perjalanan dan waktu tunggu, memungkinkan pasien dan dokter untuk menghemat waktu.
● Biaya Lebih Rendah: Pasien dapat menghindari biaya perjalanan dan akomodasi yang terkait dengan kunjungan fisik ke dokter atau rumah sakit.
3. Kekurangan telemedicine dalam perawatan jarak jauh
● Keterbatasan Pemeriksaan Fisik: Telemedicine tidak menggantikan pemeriksaan fisik oleh dokter. Untuk beberapa diagnosa, pemeriksaan langsung dan kontak fisik dengan pasien masih diperlukan.
● Konektivitas dan Teknologi: Tidak semua pasien memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet yang diperlukan untuk telemedicine, yang dapat menciptakan kesenjangan dalam akses.
C. Perangkat dan aplikasi telemedicine
Perangkat dan aplikasi telemedicine contohnya adalah perangkat teknologi wearable, yaitu merupakan perangkat kecil yang dikenakan pada tubuh pengguna, seperti smartband, smartwatch, sensor medis, atau pakaian pintar. Perangkat ini dirancang untuk mengumpulkan data kesehatan dan aktivitas pengguna serta mengirimkannya melalui koneksi nirkabel ke platform telemedicine.
1. Aplikasi Teknologi Wearable
● Monitoring Kesehatan: Teknologi wearable memungkinkan pengguna untuk terus memantau berbagai parameter kesehatan mereka, seperti detak jantung, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, kadar gula darah, dan sebagainya. Data ini dapat secara real-time dikirimkan kepada penyedia layanan kesehatan untuk pemantauan jarak jauh.
● Manajemen Penyakit Kronis: Teknologi wearable dapat membantu pasien dengan penyakit kronis untuk mengelola kondisi mereka secara lebih efektif. Misalnya, penderita diabetes dapat menggunakan sensor gula darah yang terhubung dengan telemedicine untuk memantau dan berbagi data gula darah mereka dengan dokter mereka.
● Konsultasi Medis: Dalam beberapa kasus, telemedicine dapat digunakan untuk konsultasi medis, di mana pengguna menggunakan perangkat wearable yang memungkinkan dokter untuk melihat kondisi fisik mereka secara langsung. Ini sangat berguna dalam situasi darurat atau untuk konsultasi dengan spesialis.
2. Manfaat Aplikasi Teknologi Wearable
● Pemantauan Real-Time: Perangkat wearable memungkinkan pemantauan real-time kondisi kesehatan, yang memungkinkan diagnosis lebih cepat dan perawatan yang lebih baik.
● Pencegahan dan Manajemen Penyakit: Teknologi wearable membantu dalam pencegahan penyakit dan manajemen penyakit kronis dengan memberikan data yang berkualitas tinggi kepada pasien dan penyedia layanan kesehatan.
● Akses Perawatan Medis yang Lebih Cepat: Telemedicine dengan teknologi wearable memungkinkan pasien untuk mengakses perawatan medis lebih cepat, terutama dalam situasi darurat atau konsultasi medis mendesak.
3. Kekurangan Aplikasi Teknologi Wearable
● Biaya: Beberapa perangkat wearable mungkin mahal, dan pemeliharaannya juga memerlukan biaya. Ini dapat menjadi hambatan bagi sebagian orang.
● Kekhawatiran Privasi: Pengguna perlu memahami bahwa data kesehatan mereka yang dikumpulkan oleh perangkat wearable dapat menjadi rentan terhadap pelanggaran privasi jika tidak diatur dengan benar.
● Keterbatasan Diagnosis: Meskipun teknologi wearable dapat memberikan data yang berharga, mereka tidak dapat menggantikan diagnosis dan evaluasi medis yang mendalam.
Mereka sering digunakan sebagai alat bantu, bukan pengganti kunjungan ke dokter.
● Literasi Teknologi: Tidak semua orang memiliki tingkat literasi teknologi yang sama, dan beberapa mungkin mengalami kesulitan dalam menggunakan perangkat wearable.
D. Kecerdasan buatan dalam telemedicine
Penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam Telemedicine adalah tren yang signifikan. AI dapat membantu dalam menganalisis data medis dan memberikan rekomendasi perawatan yang lebih personal. Berikut ini merupakan beberapa jenis-jenis inovasi serta kelebihan dan kekurangannya
1. Jenis-Jenis Inovasi Kecerdasan Buatan
● Diagnosa Otomatis: AI digunakan untuk menganalisis data klinis dan hasil tes pasien, memfasilitasi diagnosa penyakit
secara otomatis atau memberikan rekomendasi kepada dokter dalam proses pengambilan keputusan.
● Tele-Imaging yang Ditingkatkan: AI digunakan untuk menganalisis citra medis seperti sinar-X, CT scan, dan MRI. Ini memungkinkan identifikasi lebih cepat dan akurat dari penyakit seperti kanker atau penyakit jantung.
● Analisis Suara: AI dapat menganalisis suara pasien untuk mendeteksi masalah kesehatan, seperti penyakit paru-paru atau gangguan tidur.
2. Manfaat Kecerdasan Buatan dalam Telemedicine
● Perawatan yang Dipersonalisasi: AI memungkinkan perawatan yang lebih dipersonalisasi sesuai dengan riwayat medis dan karakteristik individu.
● Diagnosa yang Cepat dan Akurat: AI dapat membantu dalam diagnosa yang lebih cepat dan akurat dengan analisis data yang lebih rinci.
3. Kekurangan Kecerdasan Buatan dalam Telemedicine
● Kesalahan dan Bias: Sistem AI dapat mengalami kesalahan atau bias dalam analisis data jika mereka tidak dilatih dengan baik atau data yang digunakan cenderung bias.
● Kesulitan dalam Implementasi: Implementasi teknologi AI dalam sistem kesehatan memerlukan investasi awal, pelatihan, dan perubahan dalam praktik klinis.
IV. Manfaat Dan Tantangan Dalam Penerapan Teknologi Terbaru Telemedicine Penerapan teknologi terbaru dalam telemedicine telah membuka pintu menuju revolusi dalam pelayanan kesehatan. Namun, seiring dengan potensi luar biasa yang ditawarkannya, telemedicine juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dan hambatan yang perlu diatasi agar dapat sukses.
A. Manfaat Penerapan Telemedicine
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari telemedicine, di antaranya seperti:
● Meningkatkan aksesibilitas perawatan kesehatan: Telemedicine dapat membantu meningkatkan aksesibilitas perawatan kesehatan bagi
pasien yang tinggal di daerah terpencil atau yang memiliki keterbatasan mobilitas.
● Mengurangi biaya perawatan kesehatan: Telemedicine dapat membantu mengurangi biaya perawatan kesehatan dengan memungkinkan pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter dari jarak jauh.
● Meningkatkan kualitas perawatan kesehatan: Telemedicine dapat membantu meningkatkan kualitas perawatan kesehatan dengan memungkinkan dokter untuk memberikan perawatan yang lebih personal kepada pasien.
● Memudahkan pemantauan pasien jarak jauh: Pasien dengan penyakit kronis dapat secara teratur memantau tanda-tanda vital dan melaporkan perubahan kepada profesional kesehatan mereka.
B. Tantangan dan cara mengatasinya
Ada beberapa tantangan dan risiko yang perlu dipertimbangkan saat menerapkan teknologi telemedicine, seperti:
● Kebutuhan akan infrastruktur yang memadai: Teknologi telemedicine membutuhkan infrastruktur yang memadai, seperti jaringan internet yang cepat dan stabil, dan perangkat medis yang kompatibel.
● Masalah keamanan dan privasi: Teknologi telemedicine menimbulkan masalah keamanan dan privasi, seperti risiko pencurian data medis pasien.
● Kurangnya keahlian dan pelatihan: Kurangnya keahlian dan pelatihan dalam penggunaan teknologi telemedicine dapat menjadi tantangan bagi penyedia layanan kesehatan.
Untuk mengatasi tantangan dan risiko ini, perlu dilakukan berbagai upaya, seperti:
● Meningkatkan infrastruktur teknologi komunikasi: Pemerintah dan penyedia layanan kesehatan perlu bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur teknologi komunikasi, seperti jaringan internet dan perangkat medis yang kompatibel.
● Meningkatkan keamanan dan privasi data medis: Pemerintah perlu mengeluarkan peraturan yang melindungi privasi data medis pasien.
● Meningkatkan keahlian dan pelatihan dalam penggunaan teknologi telemedicine: Pemerintah dan penyedia layanan kesehatan perlu menyediakan pelatihan bagi penyedia layanan kesehatan dan masyarakat tentang cara menggunakan teknologi telemedicine dengan aman dan efektif
V. Peran pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi perkembangan telemedicine
Perkembangan telemedicine melibatkan peran penting dari pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan teknologi ini dan meningkatkan akses ke perawatan kesehatan. Berikut adalah peran masing-masing:
A. Peran Pemerintah
Pemerintah memiliki peran penting dalam pengembangan dan penerapan teknologi telemedicine. Pemerintah dapat mendukung pengembangan dan penerapan teknologi telemedicine dengan melakukan hal-hal berikut:
● Menerbitkan peraturan yang mengatur penggunaan teknologi telemedicine.
● Menyediakan dana untuk penelitian dan pengembangan teknologi telemedicine.
● Meningkatkan infrastruktur teknologi komunikasi.
● Meningkatkan keamanan dan privasi data medis.
● Meningkatkan keahlian dan pelatihan dalam penggunaan teknologi telemedicine
B. Peran Masyarakat
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam pengembangan dan penerapan teknologi telemedicine. Masyarakat dapat mendukung pengembangan dan penerapan teknologi telemedicine dengan melakukan hal-hal berikut:
● Mempelajari tentang teknologi telemedicine.
● Meminta penyedia layanan kesehatan untuk menggunakan teknologi telemedicine.
● Memberi umpan balik kepada pemerintah dan penyedia layanan kesehatan tentang penggunaan teknologi telemedicine.
Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, teknologi telemedicine dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan efisiensi perawatan kesehatan.