Nama: Santa Monica Angelin Sitompul Npm: 066120210
Kelas: F
TUGAS MATERI POLITIK
1. JELASKAN APA YANG DIMAKSUD DENGAN POLITIK
Secara etimologis, kata “politik” berasal dari bahasa Belanda “politiek” dan bahasa Inggris “politics” di mana keduanya bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά “Politika” yang artinya adalah dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara.
Dalam bahasa Yunani, kata τα πολιτικά “Politika” merupakan berasal dari dua kata, yaitu πολίτης polites yang artinya warga negara dan πόλις polis yang artinya negara kota.
Ditinjau dari asal katanya di atas maka definisi politik adalah kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut penentuan tujuan dari sistem tersebut dan bagaimana cara mencapai tujuan.
Menurut Andrew Heywood, pengertian politik adalah kegiatan suatu negara yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, serta mengamandemen semua peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang artinya tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.
Menurut Sri Sumantri, arti politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yang dilembagakan dalam berbagai badan politik, baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik.
2. MENURUT KAMU APAKAN POLITIK YANG TERJADI DI INDONESIA SESUAI DENGAN AZAS PANCASILA
Pancasila yang ditetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai luhur dan mendalam, yang menjadi pandangan hidup dan dasar negara. Nilai-nilai Pancasila secara bertahap harus benar-benar diwujudkan dalam perilaku kehidupan negara dan masyarakat.
Di dalam tatanan nilai kehidupan bernegara ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Sumber nilai- nilai kehidupan bangsa Indonesia adalah sila Ketuhanan yang Maha Esa. Sila ini juga merupakan norma dasar yang mengatur hubungan antara manusia sebagai individu dan anggota kelompok dan sesamanya, negara, pemerintah, serta bangsa lain di dunia. Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945 adalah nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan RI.
Moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kekuatan . jadi moral adalah tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sadar dipandang baik dan buruknya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Moral dihubungkan dengan etika yang membicarakan tatasusila dan tata sopan santun.
Pancasila sebagai moral perorangan, moral bangsa, dan moral negara memiliki pengertian : sebagai dasar negara Republik Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, serta jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Pancasila berfungsi sebagai paradigma hukum terutama kitannya dengan berbagai macam upaya perubahan atau pembaharuan hukum.
Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber peraturan perundang-undangan di Indonesia karena ia adalah pangkal derivasi dari tertib hukum di Indonesia
termasuk UUD 1945 yakni pasal 27 (1). Sumber hukum Pancasila meliputi dua pengertian yakni sumber formal hukum, dan sumber material hukum.
Pertahanan dan keamanan dikaitkan dengan aparat penegak hukum yang memiliki integritas sesuai dengan sumpah jabatan dan tanggung jawab moral sebagai hukum.
Integritas dan moralitas para aparat penegak hukum dengan sendirinya harus
berlandaskan nilai-nilai serta norma yang bersumber pada landasan filosofis negara, Pancasila. Hal ini tidak hanya berlaku bagi aparat keamanan tetapi juga bagi kalangan pilitisi dan intelektual
Etika merupakan ilmu akhlak atau ilmu budi pekerti adalah ilmu yang memberikan pengertian tentang baik dan jelek. Pada dasarnya etika memeberikan manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari.
Berarti etika membantu manusia untuk mengambil disikap dan bertindak secara tepat menjalani hidup ini. Secara garis besar etika dibagi dua, yaitu etika umun dan tika khusus. Etika umum membicarakan menganai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori- teori etika dan prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianologikan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori. Sedangkan etika khusus merupakan penerapan prinsip- prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Dengan melacak kembali secara sepintas mengenai sejarah perjuangan dalam menentukan dasar negara Indonesia, maka Pancasila dalam perkembangannya bukan hanya sekedar suatu consensus politik melainkan sebagai Staasfundamental Norm secara yuridis formal, Pancasila yang berfungsi sebagai kaidah dasar negara memperoleh legalitas
hukumnya pada pembukaan UUDNRI. Karena tercantum dalam keputusan-keputusan negara tersebut, maka Pancasila telah mendapatkan legalitas hukumnya. Jadi berlaku dan mnegikatsetiap manusia, kapan dan dimana saja ia berada.
3. MENGAPA POLITK SESUAI DENGAN ALKITAB
Dalam alkitab ditemui berbagai hal yang didalamnya mengajak umat untuk turut serta dalam pembangunan bahkan dalam pemerintah. Melalui nabi yeremia, mengajarkan agar setiap orang turut bertanggungjawab untuk membangun kesejahteraan kota di mana ia ditempatkan oleh Tuhan (Yer. 29:4-7 ; Rm. 13:1-7). Bila hal seperti ini berlaku dalam masa dan terhadap pemerintah yang sedang menjajah apalagi terhadap pemerintah bangsa Indonesia. Pemerintah Publik Indonesia adalah pemerintah kita sendiri dan kehadiran kita pada saat seperti ini di tengah Republik ini adalah ketetapan Tuhan, bukan atas pilihan kita sendiri karena itu harus kita terima dan syukuri dengan demikian dapat di garis bawahi pemerintah itu adalah Ketetapan Tuhan, bukan atas pilihan kita. Sama seperti bagian komponen bangsa yang lain, umat kristiani baik secara individu maupun kelompok ikut bertanggung jawab untuk
menjaga kelangsungan kemerdekaan bangsa ini dalam arrti bebas dari pengaruh dan kekuatan luar manapun dan memaksanya untuk melakukan apa yang sesungguhnya tidak di inginkan. Maka umat yang mengemban tugas bersama untuk turut serta mewujudkan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.
Peranan umat Kristen dalam kancah politik adalah menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-14). Di samping itu, gereja berperan sebagai salah satu institusi
keagamaan yang mengawali dan melestarikan sikap kritis jika suatu gereja itu hendak eksis sebagai pelayan yang menggarami dan menerangi dunia ini. Sehingga tidak ada alasan bagi gereja untuk membiarkan situasi bangsa dan negara menjadi kacau tanpa memandang masa depan yang berarti dan menjanjikan. Berdasar dari jawaban Petrus dan para rasul di hadapan Mahkamah Agama (Kisah Para Rasul 5 : 29), maka gereja harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Selanjutnya, berpegang kepada jiwa dan semangat juang Rasul Paulus dalam memberitakan Injil Kebenaran, seperti Injil Kristus yang menyebutkan : “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1 : 29).
Orang kristen sebagai orang yang percaya yang terpanggil dan telah menerima tugas dari Yesus Kristus harus menunjukkan ketaatan kepada Tuhan di segala bidang kehidupan. Orang Kristen harus mempunyai kebiasaan untuk melihat seluruh masyarakat yang berpolitik dan peraturan-peraturan politik dibawah penghukuman dan anugerah Allah. Itu dapat diartikan bahwa orang Kristen berpartisipasi dibidang politik ialah karena segi politik itu tetap di bawah kuasa dan anugerah Allah (bnd.
Rom.13:4). Orang kristen atau Pendeta sebagai warga negara harus aktif dalam politik dengan cara tetap hidup sebagai garam dan terang. Orang Kristen tidak hanya sebagai warga negara yang baik tetapi dia harus mampu menggambarkan atau
memperlihatkan kehendak Allah di dalam kehidupannya yaitu di dalam kehidupan berpolitik. Orang Kristen bertanggung jawab untuk memelihara dan menumbuhkan kesatuan dan persatuan antara umat yang berbeda agama.
Hubungan Gereja dan Politik, dengan melihat pemahaman gereja dan politik, jelas ada hubungannya karena sama-sama menyinggung masyarakat dimana di dalam gereja, masyarakat digambarkan sebagai jemaat. Dengan demikian bahwa gereja dengan politik sudah pasti memiliki hubungan.
Rumusan De Jonge memperlihatkan hubungan yang sangat erat antara gereja dan negara (politik), bahkan satu kesatuan yang tampaknya tidak lepas yakni: adanya anggapan bahwa masyarakat adalah satu kesatuan dengan gereja sebagai jiwa dan negara sebagai tubuh. Gereja mengurus perkara-perkara yang berkaitan dengan
keselamatan abadi, sedangkan pemerintah memajukan kesejahteraan manusia di dunia ini dan kedua-duanya bekerja sama demi kemuliaan nama Kristus dan Allah.
4. APA TANGGUNGJAWAB SOSIAL POLITK UMAT KRISTIANI
Umat kristiani harus ikut mengambil tanggung jawab dlam hal berpolitik dengan cara mengambil bagian dalam keikut sertaan mulai dari pemilihan ketua rt/rw hingga pemilihan presiden dan kita juga harus mewujudkan kesejahteraan dimana kita berada salah satunya dengan mengikut sertakan dalam hal berpolitik seperti yang tertulis di Yeremia 29:7, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang,
dan berdoalah untuk kota itu kepada YHWH, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu". Ada dua perintah yang seharusnya dikerjakan orang Kristen terhadap wilayah dimana dia tinggal yaitu: “wedirshu et shelom ha’ir”
(mengusahakan kesejahteraan kota) dan hitpalelu (berdoa). Arinya kita harus bisa menjadi salah satu penggerak dalam perwujudkan kesejahteraan dalam ikut adil dalam berpolitik.
5. JELASKAN MENGAPA DALAM POLITIK PERLU ADA NILAI-NILAI YANG DALAM BERPOLITIK
Nilai politik adalah wujud budaya politik yang dianut oleh masyarakat, bangsa, atau negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas kehidupan, khususnya kehidupan politik. Pada negara Indonesia, nilai politik itu sudah tertulis dengan jelas dalam Ideologi bangsa ini, yaitu Pancasila. Artinya, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan, dan nilai keadilan adalah penjabaran dari nilai politik Pancasila yang harus dipahami dengan baik. Bagian penting dari hal ini bukanlah hanya mengetahui nilai politk Indonesia, tetapi bagaimana memahami secara komprehensif nilai-nilai tersebut.
Yang pertama ada Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” mencerminkan nilai moralitas kehidupan politik yang berasal dari Tuhan, serta penegasan Indonesia sebagai negara yang mengakui kuasa Tuhan melebihi kuasa siapapun. Sila kedua
“Kemanusiaan yang adil dan beradab”, menggambarkan nilai politik yang mengedepankan proses humanisasi, yang artinya suatu aktivitas politik jangan sampai menjauhkan manusia dari nilai kemanusiaannya, tetapi aktivitas politik justru harus semakin mendekatkan manusia dengan nilai kemanusiaannya.
Sila ketiga “Persatuan Indonesia”, menggambarkan nilai politik yang berintegritas dan tetap mengutamakan tujuan negara diatas tujuan kelompok ataupun individu.
Sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, menegaskan kedaulatan negara ini berada di tangan rakyat, dan ini menjadi nilai atau etika yang harus dipahami dalam melakukan aktivitas
politik. Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, menjelaskan suatu nilai politik yang adil, dimana suatu aktivitas politik tidak boleh
membedakan rakyat satu dengan lainnya, serta memastikan dampak serta
pengaruh postif dari aktivitas politik itu menyentuh seluruh lapisan rakyat tanpa harus mengelompokkan rakyat berdasarkan indikator-indikator tertentu.
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, lahir berdasarkan kejadian -kejadian empirik dari bangsa ini. Kejadian-kejadian itu diakumulasikan dan dikerucutkan pada sila-sila yang menjadi bagian dari Pancasila. Artinya, selain memahami Pancasila, rakyat Indonesia juga harus mampu mengetahui serta memahami sejarah lahirnya bangsa ini. Kondisi bangsa ini yang dijajah bangsa lain sejak beberapa abad silam tentunya juga mempengaruhi pola perkembangan kehidupan masyarakatnya.Kesemua itu dibutuhkan untuk kita dapat bertindak tanduk sesuai dengan identitas bangsa ini. Nilai-nilai yang berkembang, khususnya nilai politik menjadi warisan penting bagi kita generasi penerus untuk melanjutkan perjalanan negara ini. Dewasa ini harus diakui bersama, rakyat sudah sangat jauh dari nilai- nilai tersebut, dan ini dikarenakan rakyat sudah melupakan identitas mereka sebenarnya sebagai warga negara suatu bangsa yang kaya akan nilai dalam kehidupannya.