• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas mid ars. islam

N/A
N/A
LA ODE ABDUL RAHMAN

Academic year: 2024

Membagikan "tugas mid ars. islam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1. Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al- Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim.

2. Aspek Fisik adalah sesuatu yang tampak secara jelas oleh panca indra. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya.

3. Peradaban atau tamadun memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan

perkembangan manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks" dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman. Dibandingkan dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban tersusun atas beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hierarki sosial.

Peradaban sering digunakan sebagai istilah lain "budaya" di kalangan akademis.

Dalam pengertian umum, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan

kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Hal ini karena peradaban awal terbentuk ketika orang mulai berkumpul di pemukiman perkotaan di berbagai belahan dunia.

Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial serta keragaman kegiatan ekonomi dan budaya.

4. -Bani Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifan kedua Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin. Bani Abbasiyah berkuasa mulai tahun 750 M sampa 1258 M setelah merebut kekuasaan dari Bani Umayyah dan menundukkan semua

wilayahnya kecuali Andalusia. Nama Abbasiyah merujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad SAW yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib, sehingga mereka juga termasuk ke dalam Bani Hasyim.

Bani Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Harun Al-Rasyid dan putranya Al-Makmun. Pada masa Harun Al-Rasyid Baghdad mulai menjadi pusat peradaban dunia dengan tingkat kemakmuran dan peran internasional yang luar biasa, sedangkan kemajuan keilmuan di Baghdad mencapai puncaknya pada Al-Makmun dengan didirikannya Baitul Hikmah sebagai pusat perputakaan dan kajian keilmuwan.

Kemajuan Islam pada masa Bani Abbasiyah dapat diuraikan sebagai berikut 1. Kemajuan dalam bidang Sosial Budaya

Dalam bidang sosial budaya, Dinasti Abbasiyah mampu mempercantik seni bangunan dan arsitektur, baik untuk bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain

sebagainya, contohnya seperti pada istana Qashrul Dzahabi, dan Qashrul Khuldi, sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan lain- lainnya. Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik dengan munculnya sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu Athahiyah,

(2)

Al Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya, dan munculnya tokoh terkenal dalam bidang musik seperti Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad, pencipta teori musik Islam, Al farabi dan lain-lainnya. Selain itu kemajuan juga terlihat dalam bidang pendidikan dengan didirikannya lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi.

2. Kemajuan dalam bidang politik dan militer

Agar semua kebijakan militer terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka pemerintah Dinasti Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut Diwanul Jundi, yang mengatur semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan.

3. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan

Kemajuan dalam ilmu pengetahuan merupakan berkah dari kebijakan politik Bani Abbasiyah terhadap masayarakat non Arab yang memiliki tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama melingkupi kehidupan mereka. Mereka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus melakukan berbagai kajian ilmu pengetahuan malalui bahan-bahan rujukan yang pernah ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya. Dari kebijakan ini muncullah banyak ahli dalam ilmu pengetahuan seperti filsafat, sejarah, ilmu bumi, astronomi, kedokteran dan lainnya.

Ilmuwan terkenal di masa Bani Abbasiyah di antaranya ibnu Sina, Ar-Razi, Al- Khawarismi, Wafiq Al-Andalusi, Al-Battani, Muhammad bin Ishaq, Abu Nasr Al- Farabi, Al-Kindidan lain-lain.

4. Kemajuan dalam ilmu agama Islam

Kemajuan dalam bidang ilmu agama terkait erat dengan peran serta para ulama dan pemerintah yang memberi dukungan kuat, baik dukungan moral, material dan

finansial, kepada para ulama. Perhatian yang serius dari pemerintah ini membuat para ulama yang ingin mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka berusaha keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan perdaban Islam. Diantara ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang dan maju adalah ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf, dengan ulama-ulama terkenal seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, At Tarmidzi, Imam Ghazali, dan lain-lain.

-Bani Umayyah adalah bani dengan dua masa periode pemerintahan, yaitu Bani Umayyah di Damaskus dan Bani Umayyah di Cordoba, Andalusia. Bani Umayyah di Damaskus (661-750 M) dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya, didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah. Masa keemasan Bani Umayyah di Damaskus adalah pada saat pemerintahan Al-Walid dan Umar bin Abdul Aziz. Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750 M dan kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah.

(3)

Pemerintahan Bani Umayyah di Andalusia (Spanyol) [756-1031 m] dengan Cordoba sebagai pusat pemerintahannya.

Pembahasan

Kemajuan Islam pada masa Bani Umayyah pada masa pemerintahan Amir yang ke-8 yakni Abdurrahman an-Nasir dan Amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.

Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan adalah

1. Perkembangan ilmu kimia murni dan kimia terapan oleh Abu al-Yasim Abbas ibn Farnas.

2. Perkembangan ilmu kedokteran dengan salah satu tokohnya adalah Abu al-Yasim al-Zahrawi, yang di dunia Barat dikenal dengan nama Abulcasis. Ia dikenal sebagai ahli bedah, perints ilmu penyakit telinga, dan pelopor ilmu penyakit kulit.

3. Perkembangan sejarah, dengan tokoh-tokohnya: a. Abu Marwan Abdul Malik bin Habib (al-Tarikh); b. Abu Bakar Muhammad bin Umar atau Ibnu Yuthiyah (Tarikh Iftitah al-Andalus); dan c. Hayyan bin Khallaf bin Hayyan (al-Muqtabis fi Tarikh Rija al Andalus dan al-Matin).

4. Perkembangan bahasa dan sastra, dengan tokoh-tokohnya: a. Ali al-Yali (al-Amali dan al-Nawadir); b. Abu Bakar Muhammad Ibn Umar; c. Abu Amr Ahmad ibn

Muhammad ibn Abd Rabbih (prosa: al-‘Aqd al-Farid); dan d. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid

Perkembangan dalam bidang lainnya, yaitu

1. Arsitektur. Didirikannya Masjid Damaskus dengan arsitek Abu Ubaidah bin Jarrah dan dibangunnya Kota Kairawan oleh Uqbah bin Nafi.

2. Organisasi militer. Dibentuknya tiga kelompok angkatan, yaitu angkatan darat (al- jund), angkatan laut (al-bahiriyah) dan angkatan kepolisian.

3. Perdagangan. Ibu kota Basrah di Teluk Persi dan Kota Aden menjadi kota pelabuhan yang ramai.

4. Kerajinan. Pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik, dirintis pembuatan tiras (semacam bordiran), yaitu cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan.

5. Islam Sunni dan Syiah adalah dua mazhab besar dalam Islam. Kurang mesranya hubungan antara Sunni dan Syiah berlangsung sudah sejak dulu kala. Konon ketidak mesraan ini dilatar belakangi oleh perbedaan persepsi dalam praktik peribadatan, dll.

Sunni sebagai penganut ajaran Islam yg pertama menganggap ajaran Syiah

menyimpang dari apa yg diajarkan oleh Muhammad, sebaliknya Syiah menganggap ajaran merekalah yang benar. Kemudian, perbedaan pandangan ini menimbulkan diskriminasi dalam banyak bidang kehidupan. Wilayah yang mayoritas penduduknya

(4)

Sunni katanya mengucilkan kaum minoritas (Syiah), dan begitu sebaliknya, wilayah yang mayoritas penduduknya Syiah mengucilkan kaum Sunni. Demikian pula dalam Pemerintahan. Pemerintah yang berkuasa memperlakukan cara cara diskriminatif terhadap kaum yang dikuasai.

6. TURKI USMANI DI ISTANBUL HINGGA MUSTAFA KEMAL

Dinasti Usmani berasal dari suku Qayigh Aghuz yang dipimpin oleh Sulaiman Syah.

Untuk menghindari serangan dari Mogol, maka mereka pindah ke Syam. Sulaiman Syah dan pasukannya mengalami musibah, yaitu hanyit di sungai Efrat karena banjir bandang (1228 M). Kecelakaan itu menyebabkan suku tersebut terpecah menjadi dua bagian. Kelompok yang melanjutkan perjalanan di pimpin oleh anak Sulaiman Syah yaitu Erthogol Ibn Sulaiman Syah, dan sebagiannya lagi kembali kedaerah asalnya. Erthogrol dan pengikutnya kemudian bergabung dengan sultan Ala’ al-Din II. Al-hasil mereke berhasil memetahkan serangan Bizantium. Sultan memberi hadiah kepada Erthogrol yaitu sogud (wilayah yang berbatasan dengan Bizantium). [5] Setelah Erthogrol meninggal, ia digantikan oleh anaknya Usman yang dikenal dengan Usman I.

a. Kemajuan Ilmu Pengetahuan

Dalam menjalankan pemerintahan, pemerintah Turki Usmani menggunakan dua gelar sekaligus: khalifah dan sultan. Khalifah sebagai simbol penguasa duniawi dan sultan adalah simbol penguasa spiritual (agama)[6]. Secarac praktis, pimimpin Turki Usmani memiliki dua pembantu utama: pertama,mufti atau syakh al-Islam yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan wewenang spiritual; dan kedua, shadhr al- A’zham (perdana menteri) yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan wewenang duniawi.

b. Pembaharuan di Turki Usmani

Kekalahan militer Turki Usmani di Lepanto (1571 M) dan kegagalan dalam menaklukkan Wina (1683 M) merupakan tanda pergeseran kekuatan. Militer kristen di Eropa lebih kuat dibandingkan dengan militer Turki Usmani. Perjajian Kucuk Kaynarca (1774 M) memperkuat dugaan bahwa militer, teknologi, dan administrasi Eropa lebih maju dibandingkan dengan Turki Usmani. Solusi yang harus ditempuh adalah Turki harus mengadopsi kemajuan yang telah dicapai Eropa. Yang kemudian melahirkan gerakan pembaharuan di Turki.

2. DINASTI SAFAWI(1501-1732) DI PERSIA HINGGA KHUMAINI

Nabi Muhammad SAW. Telah mengirim surat kepada Raja Kisra dari dinasti Sasan di Persia (8H/630 M). Islam masuk ke Persia pada zaman khalifah Abu Bakar dan berhasil menaklukkan Qadisiah, ibu kota dinasti Sasan melalui Persia, tentara islam melanjutkan penaklukan lagi ke India. Dinasti Umayyah kemudian menaklukkan wilayah –wilayah di Persia sehingga luas wilayahnya hampir menyamai wilayah raja Persia yang sebelumnya ditaklukkan Iskandar Agung.

a. Pendirian Dinasti Safawi

Safi al-Din (pendiri tarekat Safawiyah) menurut satu riwayat keturunan Musa al- Kazmi, imam ketujuh Syi’ah Itsna ‘Asyariah. Tarekat ini mengubah gerakan keagamaan menjadi gerakanpolitik. Gerakan politik yang pertama dilakukan oleh Isma’il Ibn Haidar (1501 M) dengan menaklukkan Anatolia(ketika itu berada dibawah kekuasaan Qara Qayunlu

(5)

dan Aq Qayunlu dari Turki). Isma’il Ibn Haidar (Isma’il I) adalah khalifah pertama dinasti Safawi. Isma’il mengklaim dirinya sebagai titisan para imam Syi’ah, [7]

b. Kemajuan Dinasti Safawi

Safawiah menjadikan Syi’ah sebagai mazhab resmi negara. Pada zaman Khudabanda (1666 M) Isfahan memiliki 162 masid, 48 perguruan, 162 caravansaris, dan 273 tempat pemandian umum yang hampir seluruhnya didirikan oleh Abbas I dan penggantinya Abbas II.[8]

c. Kemunduran dan Akhir Dinasti Safawiah

Setelah Abbas I, dinasti Safawi mengalami kemunduran. Sulaiman, pengganti Abbas I, melakukan penindasan dan pemerasan terhadap ulama sunni dan memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka. Tindasan semakin parah terjadi pada masa sultan Husain pengganti Sulaiman[9]. Penduduk Afgan(bagian dari Iran) dipaksa untuk memeluk Syi’ah dan ditindas.

Penindasan ini melahirkan pemberontakan yang dipimpin oleh Mahmud Khan(Amir Kandahar) sehingga berhasil menguasai Herat, Masyhad, dan kemudian merebut isfahan (1772 M). Setelah itu, Safawi diserang Turki Usmani dan Rusia. Wilayah Armenia dan wilayah Azerbaijan direbut oleh Turki Usmani. Sedangkan wilayah propinsi laut Kaspia di Jilan Mazandaran, dan Asterabad direbut oleh Rusia.

d. Khumaini:Revolusi 1979

Revolusi 1979 merupakan akhir dinasti Pahlevi dan melahirkan pemimpin Iran baru,yaitu Khumaini, ulama kharismatik, yang menjadikan Iran menganut sistem republik dan islam Syi’ah sebagai agama negara. Khumaini berjasa dalam membentuk negara republik Islam Iran dengan Syi’ah sebagai mazhab negara[10].

3. DINASTI MUGAL DI INDIA HINGGA TERBENTUKNYA BANGLADES

a. Berdirinya Dinasti Mugal (1526-1857 M)

Ibrahim Lodi (cucu sultan Lodi), sultan Delhi terakhir, memenjarakan sejumlah bangsawan yang menentangnya. Hal itu memicu pertempuran antara Ibrahim Lodi dengan Zahiruddin Babur(cucu Timur Lenk) di Panipazh (1526 M). Ibrahim terbunuh dan kekuasaannya dipegang oleh Babur, sejak itulah dinasti Mugal di India, dan Delhi dijadijan ibu kota.[11]

Setelah mninggal, Zahiruddin diganti oleh anaknya, Nashrudin Humayun (1530-1556 M) kemudian diganti oleh anaknya, Akbar Khan (1556-1605 M). Pada zamannya dinasti Mugal mencapai puncak kejayaan.

b. Hubungan Hindu-Islam dan Respon Umat Islam terhadap Kekuasaan Inggris

Pada zaman penjajahan Inggris, India terdapat dua partai politik besar: partai Kongres yang dipimpin oleh Jawaharlal Nehru.anggota partai ini terdiri atas orang-orang Hindu dan Muslim; dan Liga Musalim India, partai yang dibenruk untuk mewadahi suara umat islam.

Dua partai ini tidak pernah satu visi karena kepentingan yang berbeda.

Pada tahun 1857 M, terjadi revolusi multiny, puncak perkawanan islam terhadap inggris. Revolusi ini dipicu oleh sikap inggris yang tidak menyertakan Islam dan Hindu dalam parlemen. Revolusi ini kemudian mendorong Inggris untuk merangkul umat Hindu dan mengucilkan umat islsm.

c. Negara Bangladehs 91971 M)

(6)

Umat Islam sudah menginjakkan kakinya di Bengal pada tahun 711 M.

Pemerintah(dinastu) Islam yang menguasai Bengak adalah Mahmud Gaznawi (1001 M).

Kemudian kesultanan Bengal dikuasai oleh Delhi. Pada tahun 1341 M Bengal melepaskan diri dari Delhi. Dan menyatakan merdeka dibawah pimpinan Syamsudin Ilyas. Akan tetapi, kemudiaan Bengal dikuasai oleh Inggris (1747 M). Ketika merdeka dari Inggris, Bengal disatukan dengan Pakistan.

7. Yang pertama yaitu periode klasik dimana priode ini murupakan zaman kemajuan pada tahun (650-1250M) .pada periode klasik ini terdabat beberapa fase yaitu fase yang pertama, fase ekspansif dimana dalam fase ini semua umat islam berintegrasi dan puncak kemajuan pada (650-1000M). Pada zaman ini daerah islam meluas melalui Afrika samapai ke Spanyol diBarat dan melalui Persia samapai ke India ditimur. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah-daerah yang tunduk pada khalifa yang pada awalnya mereka berkedudukan di madinah, kemudian dia perbindah lagi di Damsyik dan tidak cukup dalam dua kota lalu mereka berpindah dan menjadikan kota yang terakhir yaitu kota Bagdad.

Dan pada masa ini juga ilmu pengetahuan memuncak dan berkembang sangat pesat, dalam berbagai bindang dianataranya bidang agama maupun bidang non-agama dan kebudayaan islam. Dan pada zaman ini juga melahirkan ulama-ulama besar seperti Imam Maliki, Imam Abu Hanifa, Imam Syafi'I dan Imam Ibnu Hambal dalam bidang hukum, Imam Al-asy'ari, Imam Al-Maturidi, pemuka-pemuka Mu'tazilah seperti Wasilah Ibn 'Ata', Abu Al-Huzail, Al- Nazzam dan Al-Jubba'I, dalam bidang teologi, Zunnun, Al-Misri, Abu Yazid Al-Bustami dan Al-Hallaj dalam mistisme atau al-tasawuf, Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miakawaih dalam falsafat, dan Ibn Al-Haysam, Ibn Hayyan, Al-Khawarizmi, Al- Mas'udi dan Al-Razi dalam bidang ilmu pengetahuan.

Fase yang kudua yaitu fase disintegrasi (1000-1250M). Pada fase yang kedua ini membahas tentang keutuhan umat islam dalam bidang politik mulai pecah, kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya kota Bagdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh hulagu di tahun 1258 M. dan khalifah yang dulunya sebagai lambang kesatuan politik umat islam sekarang sudah hilang Yang kedua yaitu periode Pertengahan pada tahun (1250-1800 M). Pada saat periode ini juga dibagai dalam dua fase yaitu fase kemunduran pada fase ini dimulai pada tahun (1250-1500 M). pada saat zaman itu terjadi desentralisasi dan disintegrasi bertamba meningkat. Dan juga terjadi perbedaan antara sunni dan syi'ah demikian juga antara arab dan Persia bertambah nyata kelihatan.

Fase tiga kerajaan mulai tahun (1500-1800 M). Fase ini dimulai dari Zaman kemajuan pada tahun (1500-1700 M). dan juga dimualai dari Zaman Kemunduran pada tahun (1600-1700 M). dalam tiga kerajaan yang dimangsud dalam fase ini yaitu kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki, kerajaan Sahwi dipersia dan yang terakhir yaitu kerajaan Mughal di India.

Pada zaman kemunduran kerajaan Usmani terpukul di Eropa dan kerajaan Safawi

dihancurkan oleh serangan-serangan suku bangsa afghan. Setelah daerah kekuasaan kerajaan mughal diperkecil oleh pukulan raja-raja India. Akibat dari perlakuan itu semua terhadap kerajaan mengakibatkan kekuatan Militer dan kekuatan Politik umat islam menurun.

(7)

Akhirnya Napolen pada tahun 1798 M. Menduduki mesir sebagai salah satu pusat islam yang terpenting.

Priode Moderen (1800 M. -- dan Seterusnya) zamain ini merupakan zaman kebangkitan umat islam. Karena jatuhnya mesir kedalam tanah barat menginsafksn dunia islam akan

kelemahannya dan menyadarkan umat islam karna dibarat telah timbul peradapan baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi umat islam. Raja-raja pemuka-pemuka islam sekarang lagi sibuk memikirkan bagaimana cara meningkatkan mutu dan kekuatan umat islam kembali. Dan pada periode moderen ini ide-ide pembaharuan dalam islam timbul.

8. Sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW, orang-orang Arab menganut agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Shabi'ah dan penyembah berhala (paganisme). Seperti apa kondisi sosial dan peradaban bangsa Arab masa zaman Jahiliyah? Berikut ulasan singkat yang dirangkum dari Sirah Nabawiyah karya Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury (bersumber dari Kitab Ar-Rahiqul Makhtum).

Kondisi sosial bangsa Arab Jahiliyah memiliki klasifikasi berbeda-beda dimana kaum bangsawan mendapat kedudukan terpandang. Mereka memiliki otoritas dan pendapat yang mesti didengar.

Adapun gaya hidup masyarakat Arab Jahiliyah terbiasa bercampur baur antara kaum laki-laki dan perempuan. Boleh dikatakan kehidupan mereka jauh dari akal sehat. Selain pelacuran, gila-gilaan, pertumpahan darah sudah biasa di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah.

9.

Kondisi sosial bangsa Arab Jahiliyah memiliki klasifikasi berbeda- beda dimana kaum bangsawan mendapat kedudukan terpandang.

Mereka memiliki otoritas dan pendapat yang mesti didengar.

Adapun gaya hidup masyarakat Arab Jahiliyah terbiasa bercampur baur antara kaum laki-laki dan perempuan. Boleh dikatakan

kehidupan mereka jauh dari akal sehat. Selain pelacuran, gila-gilaan, pertumpahan darah sudah biasa di kalangan masyarakat Arab

Jahiliyah.

Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah radhiallahu 'anha (RA), bahwa pernikahan pada masa Jahiliyah terdiri dari empat macam:

1. Pernikahan seperti pernikahan orang sekarang, yaitu seorang laki- laki mendatangi laki-laki yang lain dan melamar wanita yang di

bawah perwaliannya atau anak perempuannya, kemudian dia menentukan maharnya dan menikahkannya.

2. Seorang laki-laki berkata kepada istrinya manakala ia sudah suci

dari haidnya, "pergilah kepada si fulan dan bersenggamalah

(8)

dengannya". Kemudian setelah itu, istrinya ditinggalkan dan tidak disentuh selamanya hingga tampak tanda kehamilannya dari laki-laki tersebut. Apabila tampak tanda kehamilannya, apabila si suaminya masih berselera kepadanya maka dia akan menggaulinya. Hal tersebut dilakukan hanyalah lantaran ingin mendapatkan anak yang pintar. Pernikahan semacam ini dinamakan dengan nikah Al-

Istibdha'.

3. Sekelompok orang dalam jumlah yang kurang dari sepuluh

berkumpul, kemudian mendatangi seorang perempuan dan masing- masing menggaulinya. Jika perempuan ini hamil dan melahirkan, setelah beberapa malam dia mengutus kepada mereka (sekelompok orang tadi). Ketika itu tak seorang pun dari mereka yang dapat

mengelak hingga semuanya berkumpul kembali dengannya, lalu si perempuan itu berkata kepada mereka: "Kalian telah mengetahui apa yang telah kalian lakukan dan aku sekarang telah melahirkan, dan dia ini adalah anakmu wahai si fulan!". Dia menyebutkan nama laki- laki yang dia senangi dari mereka, maka anaknya dinasabkan kepadanya.

4. Banyak laki-laki mendatangi seorang perempuan, sedangkan si

perempuan ini tidak menolak sedikitpun siapa pun yang mendatanginya.

Mereka ini adalah para pelacur, di pintu-pintu rumah mereka ditancapkan bendera yang menjadi simbol siapa pun yang menghendaki mereka maka dia bisa masuk. Jika dia hamil dan melahirkan, laki-laki yang pernah

mendatanginya itu berkumpul lalu mengundang ahli pelacak (Al-Qaafah), kemudian si ahli ini menentukan nasab si anak tersebut kepada siapa yang mereka cocokkan ada kemiripannya dengan si anak itu. Dalam hal ini, laki- laki yang ditunjuk tidak boleh menyangkal. Maka ketika Allah Ta'ala

mengutus Nabi Muhammad SAW, beliau menghapuskan semua pernikahan kaum Jahiliyah itu kecuali pernikahan yang ada saat ini.

Dalam tradisi Arab Jahiliyah, antara laki-laki dan perempuan selalu berkumpul dan diadakan di bawah tajamnya pedang dan tombak.

Pemenang dalam perang antarsuku berhak menyandera perempuan- perempuan suku yang kalah dan menghalalkannya. Anak-anak yang

ibunya mendapatkan perlakuan semacam ini akan mendapatkan kehinaan semasa hidupnya.

Kaum Jahiliyah juga terkenal dengan kehidupan dengan banyak istri

(poligami) tanpa batasan. Mereka mengawini dua bersaudara, mereka juga

(9)

mengawini istri bapak-bapak mereka apabila telah ditalak atau karena ditinggal mati oleh bapak mereka.

Perbuatan zina merata di semua lapisan masyarakat. Namun, ada sekelompok laki-laki dan perempuan yang terbebas dari hal tersebut.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa besar dan menolak

keterjerumusan ke dalam kemaksiatan. Kondisi hina lebih banyak dialami para budak perempuan.

Imam Abu Daud meriwayatkan dari 'Amru bin Syu'aib, dia berkata: seorang laki-laki berdiri sembari berkata: "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya si fulan adalah anakku dari hasil perzinaanku dengan seorang budak wanita pada masa Jahiliyah. Rasulullah SAW kemudian bersabda: "Tidak ada dakwaan dalam Islam (yang berkaitan dengan masa Jahiliyah). Urusan yang terkait dengan masa Jahiliyah telah lenyap. Seorang anak adalah dari hasil ranjang (dinasabkan kepada suami yang menikah sah), sedangkan kehinaan adalah hanya bagi wanita pezina".

Mengenai pergaulan masyarakat Arab Jahiliyah, hubungan seorang laki- laki dengan saudaranya, anak-anak paman dan kerabatnya sangat kental dan kuat. Mereka hidup dan mati demi fanatisme kesukuan. Semangat untuk bersatu begitu membudaya antar sesama suku. Bahkan prinsip yang dipakai dalam sistem sosial adalah fanatisme rasial dan hubungan tali rahim.

Mereka hidup di bawah semboyan: "Tolonglah saudaramu baik dia berbuat

zhalim ataupun dizhalimi". Mereka menerapkan semboyan ini

sebagaimana adanya, tidak seperti arti yang telah diralat oleh Islam yaitu menolong orang yang berbuat zhalim maksudnya mencegahnya

melakukan perbuatan itu.

Meskipun begitu, persaingan memperebutkan martabat dan kepemimpinan seringkali menyebabkan perang antarsuku yang masih memiliki hubungan se-bapak. Seperti yang terjadi antara suku Aus dan Khazraj, 'Abs dan Dzubyan, Bakr dan Taghlib, dan lain-lain.

Di lain pihak, hubungan yang terjadi antarsuku benar-benar berantakan.

Kekuatan yang mereka miliki digunakan untuk berjibaku dalam

peperangan. Satu-satunya yang menolong mereka adalah adanya bulan-

bulan yang diharamkan berperang (Asyhurul Hurum) sehingga mereka

hidup damai dan mencari rezeki untuk kebutuhan sehari-hari.

(10)

Kesimpulannya, kondisi sosial masyarakat Arab Jahiliyah benar-benar rapuh dan jauh dari akal sehat. Kebodohan mencapai puncaknya dan khurafat merajalela dimana-mana. Orang-Orang hidup layaknya binatang ternak.

Wanita diperjualbelikan, bahkan terkadang diperlakukan seperti benda mati. Hubungan antarumat sangat lemah, saling berperang menjadi tradisi mereka ketika ada yang mengancam kekuasaan dan melukai kehormatan.

Selain itu, kebiasaan masyarakat Arab Jahiliyah juga tak lepas dari minum khamr, mabuk-mabukan dan perjudian.

Masyarakat Jahiliyah memang dikenal memiliki peradaban yang buruk, namun masih ada akhlak mulia dan terpuji yang menjadi kelebihan mereka.

Di antaranya, kemurahan hati, kedermawanan, pantang menyerah, memenuhi janji, suka menolong orang lain.

Semua keterpurukan moral dan kelamnya peradaban Jahiliyah itu baru berubah setelah Nabi Muhammad SAW diutus membawa risalah Islam.

Perlahan namun pasti, berkat rahmat Allah, Nabi Muhammad SAW dengan kelembutan dan kemuliaan akhlaknya mengubah gelapnya peradaban menuju cahaya. Kemusyrikan dihilangkan, perbudakan dihapuskan,

perempuan dimuliakan, perzinaan dan perjudian ditinggalkan. Bangsa Arab

memasuki fase peradaban baru yang lebih bermartabat dengan hadirnya

Islam. Allahu A'lam.

Referensi

Dokumen terkait

3. Mengelompokan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa bani Umayyah.. 4.10 Merekonstruksi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayyah dan masa Abbasiyah untuk

Adapun kemajuan yang dicapai umat Islam pada masa Dinasti Abbasiyah dalam bidang ilmu Pengetahuan, sains dan teknologi adalah a).. Astronomi, Muhammad Ibn Ibrahim al-Farazi (w. 777

22 Dengan pendekatan ilmu politik ini diharapkan dapat dijelaskan mengenai kebijakan politik, kemajuan yang dicapainya akibat dari kebijakan politiknya dan

dan telah memberi sumbangan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan kepada peradaban Islam dan Barat.. (a) Nyatakan latar belakang pembentukan kerajaan Bani

Tokoh yang ahli dalam bidang Ilmu Hitung (Matematika) pada masa Pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah adalah ..... Al Khawarizmi dan Umar al

Menunjukkan kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa Bani Umayah dalam bidang ilmu pengetahuan. 9

Juga termasuk bahan dalam kelancaran diskusi, bagaimana perkembangan pendidikan Islam pada masa Daulah Bani Abbasiyah dari awal berdiri hingga runtuh, dari khalifah

Aspek pendidikan yang berkembang pada masa Bani Umayyah masih kental di bidang ilmu agama, seperti ilmu Al-Quran, ilmu Hadits, fiqh, Bahasa Arab, Syair Arab, dan mulai berkembang