NAMA : WIDIA PRATIWI
NPM : 20231909
STUDI KASUS
KONFLIK KOMUNIKASI DALAM BERORGANISASI KARANG TARUNA
Didalam rapat rutin karang taruna, membahas juga beberapa masalah dalam lingkungan yang harus diselesaikan. Seorang ketua karang taruna akan mengumumkan masalah-masalah atau bahan pembahasan dalam rapat itu dan tanggapan dari anggota. Tak jarang komunikasi untuk berpendapat maupun menerima pendapat menimbulkan masalah tersendiri dikalangan antar individu maupun dengan anggota-anggota lainnya. Ada beberapa kata atau kalimat yang sering diucapkan terkesan terkesan. Jadi anggota yang lainnya merasa ada sebuah keterpaksaan yang harus dilaksanakan. Misalkan seseorang sering berkata
“pokok'e” atau “pokoknya”. Kata-kata itu kesannya tanpa kehendak, dan mengakibatkan anggota yang lain tidak enak untuk membicarakan hal yang lain.
Bila seseorang tidak bisa menerima pendapat yang juga kurang bisa dikemas dengan baik itu, maka orang itu juga akan merespons tanggapan itu dengan nada-nada yang tidak enak didengar. Kadang-kadang saat berbicara, anggota lain menanggapinya dengan emosi. Namun, ketika hal itu terjadi akan ada peringatan dari anggota yang lainnya yang mungkin bisa diarahkan. Ada juga seseorang yang karena emosinya terlalu tinggi dan menciptakan komunikasi atau pembicaraan yang tidak pantas untuk diucapkan, ia akan dibawakan teman-temannya keluar dari rapat. Bisa juga orang itu malah meninggalkan rapat dengan meninggalkan kata-katanya yang mengandung emosi tinggi.
Konflik tersebut tidak hanya akan terjadi selama rapat, namun berturut-turut akan mengalami kesulitan dengan lawan bicara dalam rapat tersebut. Entah beberapa hari, minggu, maupun hitungan bulan. Mereka akan saling diam, tidak melihat dan menganggap tidak ada seseorang yang berkonflik dengan orang itu dengan memasang muka yang dahsyat.
Bila tidak ada pihak yang mengalah, maka tidak ada perdamaian didalamnya. Itulah masalah yang diakibatkan oleh komunikasi yang kurang efektif dan yang sering dialami oleh rapat rutin karang taruna yang bertujuan untuk bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
Analisa Kasus :
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kesalahan dalam berkomunikasi baik pendapat maupun menerima pendapat. Beberapa Analisis yang dapat diambil yaitu :
1. Perbedaan pendirian dan perasaan antar individu Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terhadap suatu hal dalam lingkungan dapat menimbulkan konflik sosial.
2. Perbedaan latar belakang setiap individu Latar belakang setiap individu berbeda- beda. Ada yang hidup dalam keluarga miskin maupun kaya. Ada yang hidup dalam keluarga berpendidikan, dan lain sebagainya. Latar Belakang Itulah yang dapat membawakan perasaan yang memicu konflik.
3. Perbedaan sifat dan watak Sifat dan watak memang bawaan dari kelahiran seseorang dan berbeda-beda dengan individu yang lain. Itu tidak bisa diubah, namun bisa disikapi dengan baik, agar tidak menimbulkan konflik.
4. Mengemukakan pendapat yang kurang bisa dikemas dengan komunikasi yang baik Komunikasi yang kurang dikemas dengan baik dan belum tertata dengan baik, dapat memicu konflik yang dimulai dari saja.
5. Kurangnya pengetahuan akan topik bahasan maupun pengetahuan tentang berkomunikasi dengan baik, dapat menimbulkan salah paham dan konflik bila tidak berhati-hati dengan apa yang diucapkan dan menangkap informasi yang kurang jelas.
6. Harapan yang disertai dengan emosi atau kontrol emosi yang baik-baik saja Kontrol emosi sangat penting dalam diskusi, apalagi dalam menghadapi banyak orang. Tidak setiap orang mudah mengontrol emosinya. Suatu respons yang disertai dengan emosi inilah yang dapat memicu konflik.
Solusi Yang Dapat Diberikan
Banyak solusi yang bisa diberikan dari kegagalan berkomunikasi dalam rapat atau musyawarah ini. Baik saat konflik terjadi langsung bisa diselesaikan, maupun dengan tahapan-tahapan.
1. Membuat perencanaan komunikasi terlebih dahulu, dengan mengetahui apa saja yang menjadi pokok bahasan yang akan disampaikan pada rapat. Merumuskan tujuan rapat tersebut.
2. Menciptakan suasana kondusif dan santai dalam musyawarah. Tidak ada suasana dan suasana yang menciptakan suasana lucu atau lelucon. Hal ini akan membawa keyamanan disetiap anggotanya dan akan santai mengikuti musyawah dengan baik.
3. Mampu menghargai dan menerima pendapat orang lain, yang kemudian akan dipertimbangkan bersama-sama dalam rapat/musyawarah tersebut untuk mencapai hasil yang terbaik.
4. Memiliki sikap perhatian antar individu. Bisa mengerti perasaan orang lain, misalkan
“jika aku menjadi dia dan jika dia menjadi aku”. Saling menyadari perbedaan perasaan satu sama lain.
5. Mengerti sifat dan watak orang lain, agar kita mampu menyikapinya dengan baik.
6. Mampu mengontrol emosi dengan baik. Sabar dalam menerima pendapat yang mungkin kurang berkenan. menunjukkan dengan emosi tidak menyelesaikan masalah, namun hanya akan menimbulkan masalah lagi.
7. Memperjelas dan mempertegas suatu informasi yang mungkin kurang dapat dijangkau oleh anggota yang lainnya. Sedapat mungkin dijelaskan dengan baik, sabar, dan berharap individu yang lain.
8. Jika ada konflik antar individu didalamnya dapat diselesaikan dengan pihak ketiga, atau bantuan dari teman-teman anggota. Dapat mengadakan forum kembali untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada anggotanya.
9. Memotivasi orang lain dengan dorongan-dorongan yang akan menguatkan dia saat menghadapi masalah dengan lawan bicara.
Saya juga mau ingatkan, jika kita ingin berkomunikasi hendaklah memilih kata, kalimat yang juga orang lain dapat pahami. Karena, banyak orang masih mencampurkan Bahasa dalam berkomunikasi. Contohnya seperti Bahasa Medan yang kerap sekali memiliki kata-kata yang sedikit aneh. Agar tidak salah paham, berikut saya sampaikan beberapa kata dalam bahasa atau kosa kata logat medan beserta artinya, cekedot:
Aci: Boleh Angek: Iri
Begadoh: Berantam Berondok: Sembunyi Bonbon: Permen Ecek-ecek: Pura-pura Galon: SPBU
Kayak: Seperti Kede: Warung
Kereta: Sepeda motor Kongsi: Berbagi Kopek: Kupas Langgar: Tabrak
Lapmer: Lapangan Merdeka Lasak: Tidak bisa diam Letsu: Jalan Letda Sujono Limpol: Lima puluh Mancis: Korek api Mandi: Teh manis dingin Mengkek: Manja
Menplas: Medan Plaza Minyak lampu: Minyak tanah Minyak makan: Minyak goreng Motor: Mobil
Pajak: Pasar Pajus: Pajak USU Palak: Emosi Paok: Bodoh Pasar: Jalan raya Pengen: Ingin Pening: Pusing Pere: Libur
Raon-raon: Jalan-jalan Sarap: Gangguan jiwa Sikit: Sedikit
Tengok: Lihat Ulok: bohong Kombur: ngobrol