Tugas Resensi Buku
FILSAFAT ILMU HAKIKAT MENCARI ILMU PENGETAHUAN Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu Drs.H. Muh. Syamsuddin,M.Si
Disusun oleh:
Nama: Weni Ratminingsih Nim: 19101050066
Sastra Inggris/ Kelas C
PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2022
Mencari Pengetahuan Melalui Filsafat Ilmu Resensi Buku
FILASAFAT ILMU : HAKEKAT MENCARI PENGETAHUAN Penulis : Ahmad Taufik Nasution S.Ag, M.Pd
Penerbit : Deepublish Tahun : Edisi pertama 2016
Tebal Buku : 134 Halaman, 15.5x23 cm ISBN 978-602-401-427-8
A. Pendahuluan
Filsafat dan ilmu pengetahuan satu sama lain saling berhubungan. Kelahiran ilmu pengetahuan maupun ilmu itu sendiri tidak lepas dari filsafat. Adanya filsafat pola pikir diubah menjadi rasio misalnya gerhana bulan matahari itu dapat dijelaskan secara ilmiah bukan karena kegiatan para dewa. Dengan adanya pola pikir tesebutlah terjadi perubahan besar yang mendasar adalah ditemukan hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan tentang alam jagad raya maupun alam manusia. Sehingga muncullah ilmu astronomi, kosmologi, fisika, kimia, biologi, sosiologi, psikologi dan lain seebagainya.
Mengapa filsafat ilmu? Pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban yang luas, dan sebenarnya sudah terjawab ketika manusia berada dalam realita kehidupan. Namun ketika filsafat ilmu dibawa kedalam “pembedahan” ilmu maka akan terjadi perbedaan presfektif dari berbagai sudut pandang, sehingga muncul ideologi yang berbeda dan itu menjadi realita kehidupan manusia yang memiliki aneka ragam pendapat dan menjelma menjadi ideologi.
Hingga buku ini ditulis bertujuan agar menjadi sumber rujukan filsafat ilmu dan mahasiswa tidak merasa bingung apa itu filsafat ilmu.
B. Isi Kandungan Buku
Ahmad Taufik Nasution S.Ag, M.Pd dalam buku Filsafat Ilmu ini membagi pembahasan kedalam 12 bab, dimana setiap bab memiliki kaitan dengan bab lain.
Pada bab pertama menerangkan alasan mengapa filsafat ilmu menjadi kunci realita kehidupan dan dijelaskan karena filsafat ilmu menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu, hubungan filsafat, ilmu dan filsafat ilmu, kedudukan filsafat ilmu. Dalam perkembangannya filsafat ilmu mengarahkan pandangannya pada strategi pengembangan segala ilmu yang menyangkut etik dan heuristik.
Pada dasarnya filsafat sangat dekat dengan realitas kehidupan. Filasafat merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebijaksanaan. Untuk mengetahui filsafat maka manusia perlu merenungi realitas hidupnya dengan akal pikiran. Misalnya mempertanyakan untuk apa hidup, mengapa saya hidup, kemana saya akan hidup. Dan sejatinya pertanyaan itu akan terjawab jika manusia menggunakan akal budinya bekerja dengan benar sehingga mampu memahami realitas hidup sebenarnya. Filasat menyangkut pengetahuan mempelajari seluruh yang dipikirkan menyangkut fenomena manusia, alam dan tuhan secara kritis merupakan refleksi rasional atas keseluruhan realitas mencapai hakekat kebenaran dan memperoleh hikmat atau kebijaksanaan.
Filasat ilmu adalah ihtiar manusia untuk memahami pengetahuan agar menjadi bijaksana. Dengan filsafat ilmu keabsahan atau cara pandang harus bersifat ilmiah. Filsafat ilmu memperkenalkan ilmu dan science yang dapat ditransfer melalui proses pembelajaran atau pendidikan. Filasafat ilmu menelusuri dan menyelidiki sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenai semua ilmu. Sehingga objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Sehingga ilmu pengetahuan (teori) adalah sesuatu yang selalu berubah sebab terus mengalami perkembangan. Dengan filsafat ilmu kita akan didorong untuk memahami
kekuatan serta keterbatasan metodenya, logika validasinya dalam konteks realitas sedemikian rupa sehingga ilmuwan dapat terhindar dari kecongkakan serta kerabunan intelektual.
Filasaft ilmu menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu, hubungan filasafat, ilmu dan filsafat ilmu, kedudukan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu, keanekaragaman dan pengelompokan ilmu landasan penelaan ilmu (ontologi, epistomologi, logika dan aksiologi), metode berpikir ilmiah, masalah dan teori kebenaran, hubungan antara filsafat, iptek dan kebudayaan. Para ahli filosof besar yunani kuno seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles mampu membalikan motos menjadi logos. Socrates (470 SM-399 SM) tidak mengajarkan suatu ajaran yang sistematis, ia langsung menerapkan metode filsafat dalam kehidupan sehari-hari. Metode filsafat yang diterapkan disebut “Dialektika”. Selanjutnya plato (428SM-399SM) adalah murid socrates yang meneruskan tradisi dialog dalam berfilsafat. Dia dikenal dengan filosof dualisme artinya mengakui adanya dua kenyataan terpisah dan berdiri sendiri yaitu dunia ide dan dunia banyangan (Indrawi). Dunia ide adalah dunia tetap dan abadi didalamnya tidak ada perubahan sedangkan dunia bayangan (indrawi) adalah dunia yang berubah yang mencakup benda jasmani yang disajikan kepada indra.
Aristoteles (384 SM – 322 SM) mengatakan tugas utama ilmu pengetahuan adalah mencari penyebab objek yang diselidiki. Tiap kejian memiliki 4 sebab yang semuanya harus disebut bila manusia hendak memahami proses kejadian antara lain : (a) penyebab material yaitu dari mana material benda itu dibuat (b) penyebab formal ialah bentuk yang menyusun bahan (c) penyebab efisien ialah sumber kejadian, faktor yang menjalankan kejadian misalnya tukang kayu (d) penyebab ditemukannya inilah yang menjadi tujuan dari seluruh kejadian, misalnya kursi dibuat untuk tempat duduk. Ajaran metafisika aristoteles menyelidiki hakekat ada, ia membedakan ada yang primer dan sekunder. Ada primer merupakan substansi yaitu suatu ada yang berdiri sendiri tidak memerlukan yang lain, sedangkan ada yang sekunder yaitu sesuatu hal yang tidak berdiri sendiri tetapi hanya dapat dikenalkan kepada sesuatu yang lain yang
berdiri sendiri. Dunia islam melahirkan filosof seperti ibn rusdy (1198 M) dan kemudian menjadi pelopor masuknya filsafat ke dunia eropa melalui cordoba, selain itu ada Al-Faraby (950M) Al Biruni (973-1048 M) Ibn Haitam (965-1039 M) Ibnu Sina ( 1037 M) al Kindi dan Al Razy (1209 M). Berkat filsuf mengakibatkan lahirnya pemikiran luar biasa sehingga mamjukan zamannya.
Dalam filsafat muslim terdapat 3 metodologi yang menandai lahirnya epstomologi kelimuan yang komperensif pada cara pengambilan pengetahuan yang murni berbasis empiris-rasional dengan intuisi wahyu. Ketiga metodologi ini adalah (1) Bayani adalah sebuah metode berpikir berdasarkan pada tek al quran. Pendekatan dengan metode bayani menghasilkan hukum islam. (2) Burhani adalah kerangka berpikir yang tidak didasarkan atas teks suci maupun pengalaman spiritual melainkan atas dasar keruntutan logika. Ini menerangkan jika ilmu dibuktikan secara empirik dan diakui menurut pemalaran logis.
Pendekatan burhani mampu melahirkan ilmu biologi, fisika, astronomi dll. (3) Irfani adalah model penalaran yang didasarkan pendekatan dan pengalaman spiritual langsung atas realitas yang tampak. Metode keilmuan ini mampu menyusun dan mengembangkan ilmu kesufian.
C. Kelemahan
D. Kelebihan
Isi dijelaskan secara terstruktur sehingga langsung mudah dipahami E. . Kesimpulan
Penutup resensi pada umumnya berisi bahwa buku tersebut penting untuk siapa, apa, mengapa dan bagaimana buku tersebut ditulis.