TUGAS TUTORIAL KE-2
KODE/ MATA KULIAH: PDGK 4204/PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA di SD/4 sks PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Nama Mahasiswa : Tatu Maftuhah Royani NIM : 857361947
Semester / kelas : 3 / BI C
Kerjakan soal berikut ini!
1. Untuk menyusun naskah buku teks pelajaran harus memperhatikan ketentuan umum dan
khusus. Ketentuan khusus berisi persyaratan yang berkaitan dengan bahasa dan salah satunya adalah menggunakan transliterasi yang telah dibakukan. Menurut anda apa yang dimaksud dengan transliterasi yang dibakukan serta berikan contohnya!
Jawab:
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi disebut juga alih aksara, misalnya dari aksara Arab ke aksara Latin.
Transliterasi yang dibakukan merupakan suatu cara, metode, atatupun sistem penyalinan suatu kata dari suatu aksara atau abjad tertentu dan ke aksara lain yang sudah di sahkan, dengan tujuan agar kata atau teks dapat dibaca dan diucapkan dengan benar dalam bahasa lainnya.
Contohnya:
Transliterasi konsonan Arab-Indonesia Huruf Arab Nama Huruf Latin
ج Jim J
ك Kaf k
ت Ta T
ب Ba B
Contoh kata transliterasi yang dibakukan:
Transliterasi Arab-Indonesia Transliterasi baku
Adzan Azan
Kata Adzan merupkan tranliterasi yang tidak baku, karena dalam bahasa Indonesia tidak ada padanan huruf kosonan dz, sehingga translliterasi baku nya yaitu Azan.
2. Sebagai seorang guru, dituntut untuk berkreasi dan berinovasi sesuai dengan perkembangan teknologi. Dalam pembelajaran MMP di kelas rendah dan kelas tinggi metode dan media apa saja yang anda lakukan agar pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa?
Jawab:
Metode dan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran MMP kelas rendah dan kelas tinggi diantaranya:
a. Metode eja (metode abjad/ metoded alfabet), yaitu memulai pengajaran dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis.
b. Metode bunyi, yaitu sama sepert metode eja, tetapi terdapat perbedaan pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjadnya.
c. Metode suku kata/ silaba, yaitu dengan perangkaian suku kata menjadi kata.
d. Metode kata, yaitu kata diuraikan menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf, dan selanjutnya.
e. Metode global, metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global, kemudian diuraikan menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf, tidak disertai dengan proses sintesisnya lagi.
f. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), yaitu awal pembelajaran menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh, kemudian struktur kalimat, lalu melalui proses analitik anak-anak diajak mengenal konsep kata.
Ke-enam metode ini memiliki keungguan dan kelemahan masing-masing. Dalam menentukan metode yang tepat, guru harus dapat mengenal karakter, kebutuhan, serta minat peserta didik.
Penerapan metode-metode ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara agar pembelajaran lebih menyenangkan, diantaranya melalui permainan dan pembelajaran berbasis proyek.
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran MMP diantaranya buku, gambar, cerita bergambar, lagu, presentasi, serta permainan edukasi online maupun offline.
3. Menurut anda, sebagai seorang guru, tantangan terberat dalam mengajarkan membaca di kelas rendah meliputi apa saja? Bagaimana anda menyikapi hal tersebut supaya tidak menjadi sebuah persoalan yang sulit!
Jawab:
Tantangan terberat dalam mengajarkan membaca di kelas rendah yaitu banyak siswa yang belum mengetahui huruf serta bunyi dari alfabet a-z. Adapun anak yang sudah hafal alfabet a- z, seringkali kesulitan dalam merangkaikan bunyi ketika dua huruf digabungkan (membac suku kata). Oleh karena itu dalam pengenalan bentuk huruf, guru juga harus mengenalkan bunyi dari huruf tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui lagu, video, sert kegiatan bercerita/
dongeng.
Tantangan lainnya yaitu banyak siswa yang kenal huruf dan bisa membaca, tetapi tidak memahami apa yang mereka baca. Hal ini dapat disebabkan proses pra membaca (pra reading) tidak maksimal. Untuk meminimalisir rendahnya pemahaman baca siswa, maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan metode Read aloud, think aloud. Siswa diajak untuk membaca nyaring, kemudian mereka menafsirkan apa yang mereka baca saat itu juga. selain itu, setelah selesai kegiatan mebaca (baik membaca nyairing ataupun tidak), guru membiasakan untuk bertanya isi cerita/ teks yang dibaca untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Motivasi dan minat baca siswa yang rendah juga menjadi tantangan tersendiri. Siwa perlu terus dimotivasi dan diberikan stimulasi agar memiliki minat baca yang tinggi. Dengan memperkenalkan berbagai jenis bacaan, manfaat membaca, serta dukungan dari orangtua dan lingkungan sekitar, diharapkan siswa dapat memiliki minat baca yang tinggi. Jika siswa memiliki minat baca yang tinggi, akan memudahkan proses pembelajaran membaca mulai kemampuan melek huruf hingga melek wacana mulai dari pengenalan huruf, pelafalan, hingga membaca dan memahami isi bacaan.
Selain itu siswa memiliki karakter, kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga guru harus mampu berinovasi dan berkreasi agar dapat megakomodir kebutuhan siswa sesuai dengan karakter masing-masing siswa. Sebagai guru, saya harus memilih metode serta media yang tepat agar kebuutuhan siswa dapat terpeuhi dan mereka dapat secara optimal mengembangkan kemampuan membacanya.
4. Apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran membaca, menulis pertama tanpa buku dan menggunakan buku!
Jawab:
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran membaca dan menulis pertama tanpa buku diantaranya:
a. Menunjukkan gambar, variasi ini dilakukan dengan menunjukkan sebuah gambar yang dapat menarik minat dan perhatian anak.
b. Menceritakan gambar, guru menceritakan gambar tersebut sehingga terasa akrab dan dekat dengan kehidupan siswa.
c. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar.
e. Membaca tulisan bergambar f. Membaca tulisan tanpa gambar
g. Memperkenalkan huruf, suku kata, kata atau kalimat dengan bantuan kartu.
Langkah-langkah pembelajaran MMP dengan mnggunakan buku, diantaranya:
a. Membaca buku pelajaran (buku paket)
b. Membaca buku dan majalah anak yang sudah terpilih c. Membaca bacaan susunan bersama guru-siswa
d. Membaca bacaan susunan siswa (kelompok perseorangan)
5. Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode atau Teknik. Pendekatan tematik terkait pembelajaran berbahasa di kelas rendah dianggap efektif sebagai cara yang tepat mengenalkan berbagai disiplin ilmu dalam satu kemasan pembelajaran dalam tema yang sama. Berikan contoh satu pembelajaran yang memuat keterampilan berbahasa membaca, berkesenian dan mengajarkan budi pekerti!
Jawab:
Contoh pembelajaran dengan teknik pendekatan tematik yang memuat keterampilan berbahasa membaca, berkesenian, dan mengajarakan budi pekerti yaitu:
Kelas : Satu (I)
Tema : 1 / Keluargaku
Subtema : 1 / Anggota keluargaku 1. Keterampilan berbahasa membaca
Siswa bersama guru membaca teks sederhana tentang keluarga Udin 2. Berkesenian
Siswa diajak bernyayi lagu Satu-Satu Aku Sayang Ibu dengan memperhatikan tinggi rendahnya suara.
3. Budi Pekerti
Siswa menceritakan keberagaman di keluarga mereka masing-masing dan bagaimana cara menyikapinya.
Kegiatan Awal:
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, dan menanyakan kabar siswa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa dengan tepuk atau yel-yel.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi.
Kegiatan Inti:
1. Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama membaca teks tentang Keluarga Udin yang ada pada buku siswa. (keterampilan membaca)
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertaya jawab tentang teks Keluarga Udin.
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang ikap bersyukur atas karunia Tuhan berupa keluarga yang harmonis. (budi pekerti)
4. Siswa diajak bernyanyi lagu Satu-Satu Aku Sayang Ibu sebagai bentuk apresiasi syukur tentang keluarga.
5. Siswa menyanyi lagu bersama-sama dan diberi kesempatan jika ada yang ingin menyanayika secara sukarela sendiri maupun berpasanagan. (berkesenian)
6. Kemudian siswa diminta untuk menceritakan tentang keluarga mereka masing-masing dan keberagaman yang ada di dalamnya.
7. Siswa berdiskusi tentang keberagaman dalam keluarga mereka. (budi pekerti).
8. Siswa diminta mengisi pertanyaan tentang banyak anggota keluarga sesuai foto keluarga guru atau gambar foto pada ilustrasi guru sedang mengenalkan anggota keluarganya.
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan pembelajaran dan melakukan refleksi.
2. Guru menilai hasil kerja siswa dan memberikan balikan serta apresiasi.
3. Guru memberikan penguatan terkait maateri yang dipelajari.
4. Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.