• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Usaha Tentang UMKM

N/A
N/A
Genia Amlika

Academic year: 2024

Membagikan " Tugas Usaha Tentang UMKM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Menurut Kiyosaki (2011) dalam teori Cashflow Quadrant

, terdapat empat kuadran sumber pendapatan yaitu: Employee (E); Self-Employed (S); Business Owner (B); dan Investor (I).

E adalah kuadran para pekerja yang memperoleh pendapatan dari lembaga/orang lain, seperti karyawan (PNS, BUMN dan Swasta), dan buruh. Kuadran ini adalah zona kepastian, karena pasti akan memperoleh gaji sesuai dengan pekerjaannya.

S adalah kuadran bagi para profesional dengan keahliannya dapat menciptakan kerja untuk dirinya. Contoh, dokter, pengacara, akuntan publik, seniman, wiraswasta pemilik bisnis kecil.

B adalah kuadran bagi para pemilik usaha. Mereka telah mempunyai sistem yang telah berjalan dan mampu mempekerjakan orang lain.

Orang ini adalah para wirausaha yang berani untuk berada pada zona ketidakpastian (untung atau rugi), sehingga dituntut untuk terus berinovasi.

I adalah kuadran para penanam modal. Mereka ini tidak perlu lagi bekerja, karena uang merekalah yang bekerja untuk menghasilkan uang.

Bukan lagi “orang” melainkan “uang” yang bekerja untuk mereka.

Mitos 1 : Wirausahawan merupakan orang yang cenderung bertindak dan bukan pemikir Walaupun memang benar bahwa wirausahawan cenderung merupakan orang lebih suka bertindak, namun tidaklah benar apabila mereka bukan digolongkan sebagai orang yang pemikir.

Sebagai contoh, sekarang ini lebih disukai business plan yang jelas dan juga lengkap, yang menunjukkan bahwa wirausaha juga dituntut untuk berpikir. Bagi wirausaha, berpikir sama pentingnya dengan kecenderungan mereka untuk bertindak.

Mitos 2 : Kewirausahaan merupakan bakat yang dibawa seseorang sejak lahir.

Selama ini banyak pihak yang lebih percaya bahwa kewirausahaan tidak bisa diajarkan ataupun dipelajari. Sudah sejak lama masyarakat percaya bahwa ciri-ciri kewirausahaan dalam diri seseorang merupakan bakat bawaan yang dibawa sejak lahir. Giri-ciri ini misalnya, mencakup agresivitas berinisiatif, bersemangat, bersedia menanggung risiko, memiliki kemampuan analisis yang baik, dan terampil dalam membangun hubungan dengan orang lain. Sekarang ini, kewirausahaan cenderung dianggap sebagai suatu disiplin ilmu, sehingga mematahkan mitos itu, Kewirausahaan, seperti juga semua bidang ilmu lainnya, memiliki model, proses, dan juga berbagai macam studi kasus yang memungkinkannya untuk dipelajari dan juga diajarkan.

Mitos 3 :

Wirausahawan mesti merupakan penemu hal baru Cinventor).

Pemikiran bahwa wirausahawan selalu merupakan penemu hal baru (inventor) muncul karena kesalahan pemahaman. Memang dalam kenyataan cukup banyak penemu yang kemudian menjadi wirausahawan, tetapi juga kenyataan menunjukkan bahwa banyak wirausahawan yang bukan penemu hal baru. Sebagai contoh, di Amerika, Pay Kroc bukanlah penemu makanan cepat saji, tetapi gagasannya yang inovatif mendorong Mc Donald menjadi perusahaan cepat saji yang terbesar di dunia. Di Indonesia, sudah sangat lama masyarakat minum teh, tetapi gagasan inovatif untuk menjual teh dalam kemasan (botol ataupun kotak) baru belakangan ini muncul Sekarang ini, pengertian wirausahawan tidak saja mencakup penemu namun juga bukan penemu hal baru.

Mitos 4 : Wirausahawan cenderung gagal di sekolah maupun dalam pergaulan sosial.

Pandangan bahwa wirausahawan cenderung gagal di sekolah maupun dalam pergaulan sosial terjadi karena beberapa individu pengusaha ternyata berhasil mengembangkan perusahaan yang sukses setelah mengalami drop-out dari sekolah ataupun setelah berhenti menjadi karyawan. Banyak kasus sejenis ini digelembungkan sehingga muncul pandangan yang keliru mengenai wirausahawan maupun kewirausahaan. Lembaga pendidikan dan organisasi sosial di masa lalu memang kebanyakan tidak memberikan tempat terhadap kewirausahaan, Hal ini terjadi karena pandangan yang lebih diwarnai oleh keberadaan perusahaan-perusahaan besar, sehingga pendidikan bisnis cenderung lebih membahas permasalahan perusahaan-perusahaan ukuran besar. Pandangan yang lebih mutakhir cenderung menganggap wirausahawan sebagai pelopor di bidang ekonomi, sosial, maupun Pendidikan Wrausahawan tidak lagi dianggap sebagai pribadi yang menyeleweng ke luar jalur, melainkan sebagai profesional.

Mitos 5 : Wirausahawan dipandang memiliki ciri-ciri tertentu. Banyak tulisan dalam buku maupun artikel mengenai kewirausahawan yang memuat daftar ciri- ciri wirausahawan yang berhasil. Gri-ciri ini sering kali tidak diperiksa keabsahannya, cenderung dihasilkan dari penelitian terhadap kasus-kasus tertentu dan sering kali tidak dilakukan dengan membandingkannya terhadap ciri-ciri orang yang bukan wirausahawan. Sekarang ini mulai dipahami bahwa besar sekali hambatan maupun kesulitan yang dihadapi dalam menemukan ciri-ciri wirausahawan maupun kewirausahaan yang dapat dianggap berlaku umum. Kondisi lingkungan, perusahaan, maupun kewirausahaan, ternyata saling mempengaruhi satu sama lain sehingga memungkinkan untuk menjumpai ciri-ciri wirausahawan yang berhasil pada situasi yang berlainan.

Mitos 6 : Wirausahawan hanya tertarik pada uang Perlu diakui bahwa sebuah perusahaan membutuhkan modal atau uang agar bisa bertahan hidup. Memang benar banyak perusahaan yang gagal karena kondisi keuangannya tidak sehat. Tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa ketersediaan modal atau uang belum tentu bisa mencegah kebangkrutan sebuah perusahaan. Apabila ditelusuri, kegagalan karena masalah keuangan sering kali merupakan akibat dari ketidakberesan pada aspek yang lain seperti pengelola yang tidak kompeten, perencanaan yang buruk, kultur kerja yang tidak mendukung, dan berbagai alasan lainnya. Di pihak lain, banyak wirausahawan yang perusahaannya berhasil ternyata sebelumnya tidak memiliki modal yang mencukupi, tetapi mereka berhasil mengatasi kekurangan tersebut sambil membangun usaha dengan bertumpu pada aspek nonuang. Untuk para wirausahawan, modal atau uang memang merupakan sumber daya, tetapi sering kali bukan merupakan tujuan akhir satu-satunya.

Mitos 7 : Keberhasilan wirausahawan tergantung pada nasib baik atau kemujuran. Berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat memang merupakan keuntungan bagi seseorang. Tetapi, kemujuran baru akan terwujud apabila persiapan seseorang sesuai dengan peluang yang ia hadapi. Apabila ia tidak siap, maka peluang itu akan hilang begitu saja tidak sempat dimanfaatkan. Karena itu, hanya wirausaha yang memiliki persiapan yang mencukupi yang akan mampu memanfaatkan peluang, sehingga kebanyakan orang melihat kejadian ini sebagai suatu kemujuran. Wirausahawan yang berpeluang untuk berhasil sebenarnya memang lebih siap menghadapi situasi dan mengubah situasi yang ia hadapi menjadi keberhasilan. Apa yang sering kali terlihat sebagai kemujuran sesungguhnya terdiri dari persiapan yang baik,

(2)

semangat, keteguhan hati, pemahaman akan permasalahan atau situasi yang dihadapi, dan juga kecerdikan untuk memunculkan cara yang lebih cerdas untuk menghadapi situasi ataupun permasalahan tersebut. Mitos

8 : Ketidaktahuan merupakan berkah bagi wirausahawan.

Banyak yang mengatakan bahwa teralu banyak perencanaan maupun evaluasi justru akan membawa masalah, seperti ragu-ragu atau malas bergerak.Padahal, pada saat ini pasar maupun dunia usaha penuh dengan persaingan sehingga diperlukan pemikiran yang matang, perencanaan yang rinci dan persiapan yang matang.

Memahami secara lengkap dan benar kekuatan dan kelemahan usaha yang hendak dijalankan membuat seorang pengusaha mampu memiliki rencana cadangan yang baik untuk menghadapi munculnya permasalahan yang tidak terduga melalui strategi yang dirumuskan secara cermat, yang didasarkan pada pemahaman akan proses sebab akibat yang mampu membawa kita pada keberhasilan.

9. Lebih banyak wirausahawan yang gagal daripada yang berhasil.

Kegagalan memang memberikan banyak pelajaran untuk orang yang bersedia belajar dari pengalaman tersebut, dan ternyata kegagalan mampu membawa seseorang menuju keberhasilan.

10. Wirausahawan adalah pengusaha yang bersifat untung-untungan.

Kenyataannya di lapangan memperlihatkan bahwa wirausahawan biasanya memilih jenis kegiatan dengan resiko yang sedang ataupun yang bisa dihitung (calculated risk). Wirausahawan yang sukses biasanya pekerja keras dengan perencanaan serta persiapan yang matang, dengan maksud untuk menurunkan risiko, sehingga dengan kemampuan itu sesungguhnya wirausahawan memiliki kapabilitas untuk mengendalikan masa depan.

Kreatif dan inovasi

kreatif adalah berbagai hal yang berhubungan dengan upaya mengeluarkan potensi pikiran untuk mendapatkan ide. Jadi fokus dari upaya kreatif adalah untuk mendapatkan ide.Sesuai dengan penjelasan Business Insider, ada dua cara yang bisa digunakan untuk memproduksi ide kreatif.Pertama melalui eksperimen pikiran. Yang kedua, mengolah segala sesuai yang diterima oleh pancaindra dan memunculkannya sebagai ide.

inovasi adalah upaya untuk memperkenalkan suatu perubahan pada sistem yang relatif stabil.Boleh dikatakan, inovasi merupakan hasil dari penerapan dari ide-ide kreatif.Misalnya, sebuah “Perusahaan A” mengidentifikasi suatu problem di masyarakat yang belum tereksekusi dengan baik. Ia melihat problem tersebut dan berusaha untuk mencari solusinya.Ketika solusi tersebut sudah diterapkan dan difungsikan untuk mengatasi problem yang ada, hal tersebut bisa dikatakan sebuah upaya inovasi. Yang kita dapat garis bawah di sini, fokus dari inovasi adalah memperkenalkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru tersebut dapat berupa ide baru, metode baru, ataupun solusi baru.

Berikut ini dijelaskan keempat tahapan proses kreatif untuk memunculkan inovasi:

1 Akumulasi Pengetahuan Temuan yang berhasil biasanya didahului oleh proses penjajagan (investigasi) dan proses pengumpulan informasi.

2 Proses Inkubasi Seorang yang kreatif biasanya membiarkan bawah sadar mereka memikirkan kumpulan informasi yang sudah mereka peroleh dari tahapan sebelumnya.

3. Memunculkan Gagasan Tahapan ini sering kali dianggap sebagai periode yang paling menggairahkan, yaitu tahapan di mana gagasan ataupun jawaban yang dicari seseorang ternyata bisa muncul.

4. Evaluasi dan Implementasi Tahapan ini sering kali dianggap sebagai tahapan yang paling sulit dalam sebuah proses kreatif karena untuk melaluinya di perlukan keberanian yang besar, disiplin diri, dan juga daya tahan yang tangguh.

JENIS INOVASI

1. Invensi (Invention) Penciptaan produk baru, proses baru, ataupun jasa baru, yang belum pernah ada sebelumnya ataupun yang belum pernah dicoba. Contoh Kakak-beradik Wright pesawat terbang Thomas Edison-bola lampu Alexander Graham Bell-telepon

2. Ekstensi (Extension) Pengembangan produk, proses, ataupun jasa yang sebenarnya sudah ada sebelumnya, sehingga diperoleh corak penggunaan atau pemanfaatan dengan cara baru yang berbeda dari gagasan sebelumnya.contoh Ray Kroc - makanan cepat saji McDonald 3. Duplikasi (Duplication) Mengulangi atau mereplikasi munculnya produk, proses, ataupun jasa yang sudah ada, tetapi dengan corak pengulangan yang tidak semata-mata meniru, melainkan dengan menambahkan sentuhan kreatif tertentu untuk memperbaiki gagasan lama, dalam rangka memenangkan persaingan.contoh Wai-Mart- department store

4. Sintesis (Synthesis) Menggabungkan gagasan-gagasan atau faktor-faktor yang sebelumnya sudah ada dengan cara baru sehingga muncul pemanfaatan produk, proses, atau jasa secara berbeda ataupun baru. Contoh Fred Smith - jasa kurir

Inovator Juara Para juara merupakan penganjur atau pendorong gagasan baru. Pemegang peran juara akan berusaha untuk mendapatkan berbagai jenis sumber yang akan digunakan untuk membuktikan bahwa gagasannya memang layak dikembangkan. Para juara cenderung mementingkan hasil dan tidak terlalu peduli risiko dan juga tidak tertarik untuk mempelajari konsekuensi yang harus dihadapi apabila terjadi kegagalan. Misi utama para juara adalah untuk menyingkirkan berbagai jenis hambatan terhadap gagasan baru

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, bahwa ternyata sektor UMKM memiliki berbagai peran strategis tidak hanya dalam pembangunan ekonomi suatu negara tetapi juga pembangunan

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu implementasi kebijakan UMKM di Kabupaten Sragen ternyata belum efektif, dilihat dari 13 variabel kebijakan yang

berarti besar kecilnya modal sendri yang digunakan untuk usaha akan mempengaruhi besar kecilnya modal pinjaman yang diperlukan untuk usaha. Lokasi usaha memiliki pengaruh

Jadi dengan platform P2P lending dari pelayanan perusahaan fintech dapat menjadi peluang bagi para pihak yang memiliki kelebihan dana untuk diinvestasikan, dan

Bermitra adalah melakukan atau menjalankan usaha dengan bekerja sama dengan pihak lain dalam bentuk modal maupun pengembangan usahanya.. kebutuhan pengusaha yang ingin

Lepas dari khilaf dan segala kekurangan, penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha Dan

Kenyataan di lapangan selama ini terlihat bahwa sebuah koperasi akan berhasil dan sukses mensejaterakan anggotanya jika memiliki jumlah modal yang cukup untuk menjalan

Untuk modal awal biasanya masih mencukupi dalam membeli perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pengelolaan usaha, akan tetapi karena tidak adanya pengelolaan keuangan usaha