• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan : Mengetahui hubungan antara jumlah trombosit, leukosit dan hematokrit dengan lama rawat inap pasien DBD di RSUD Benyamin Guluh Kolaka tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tujuan : Mengetahui hubungan antara jumlah trombosit, leukosit dan hematokrit dengan lama rawat inap pasien DBD di RSUD Benyamin Guluh Kolaka tahun 2015"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas.¹. Pemeriksaan darah yang biasa dilakukan untuk menyaring pasien yang diduga menderita demam berdarah dengue adalah dengan memeriksa jumlah trombosit, nilai hematokrit, dan jumlah leukosit.4.

Rumusan Masalah

Biaya pengobatan atau kerugian langsung dan tidak langsung yang ditimbulkan oleh setiap pasien rawat inap adalah sekitar 1394 USD, dipengaruhi oleh lama rawat inap. Dari penjelasan di atas, penyakit demam berdarah merupakan kasus yang mewabah di Indonesia hingga saat ini, khususnya di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kabupaten Kolaka. Belum ada penelitian mengenai hubungan jumlah trombosit, jumlah leukosit dan hematokrit pada pasien DBD serta tinggi badan. hari pengobatan yang menjadi dasar peneliti untuk mengevaluasi hubungan jumlah trombosit, jumlah leukosit dan hematokrit dengan lama rawat inap pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2015.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai sumber informasi bagi para praktisi kesehatan mengenai kasus penyakit demam berdarah dengue, sehingga timbul kesadaran untuk bekerja sama menyelesaikan masalah penyakit ini di masa yang akan datang. Untuk membantu tenaga kesehatan dalam menentukan pengobatan awal penderita DBD berdasarkan jumlah trombosit, leukosit dan hematokrit.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Demam Berdarah Dengue

Etiologi

Permukaan virus ini halus dan membrannya ditutupi lapisan protein berwarna biru, hijau, dan kuning.

Vektor dan Cara Penularan Virus Dengue

Setelah melalui masa inkubasi eksternal selama 8-12 hari, nyamuk dapat menularkan penyakit DBD ke inang lainnya seumur hidupnya. Nyamuk Aedes Aegypti betina dewasa dapat hidup 15 hingga 65 hari.4 Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus dengue berkembang biak di sistem retikuloendotelial, terutama pada sel dendritik, hepatosis, dan sel endotel, dalam waktu 3 hingga 14 hari (masa inkubasi) dan memicu penyakit. munculnya reaksi imun seluler dan humoral.

Epidemiologi

Patogenesis DBD

Pada tahun 1973, Halstead mengajukan hipotesis infeksi heterolog sekunder, yang menyatakan bahwa DBD terjadi ketika seseorang terinfeksi ulang. virus demam berdarah dengan jenis yang berbeda-beda. Pada tahun 1994, Less dan Ennis merangkum pendapat Halstead dan peneliti lainnya dan menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang memfagosit kompleks antibodi-virus yang tidak menetralkan sehingga virus bereplikasi di makrofag.

Gambar 2.1. Patogenesis perdarahan pada DBD.
Gambar 2.1. Patogenesis perdarahan pada DBD.

Manifestasi Klinis

Ketika suhu tubuh mulai turun hingga 37,50-380 C atau lebih rendah, yang terjadi pada hari ke 3-6 perjalanan penyakit, maka dapat terjadi peningkatan permeabilitas kapiler yang ditandai dengan peningkatan nilai hematokrit.4 Tanda ini menandai dimulainya fase kritis. Pada tahap ini, perbaikan klinis akan terjadi pada pasien tanpa peningkatan permeabilitas kapiler, sedangkan perburukan klinis dapat terjadi pada pasien dengan peningkatan permeabilitas kapiler akibat hilangnya volume plasma.

Gambar 2.4. Perjalanan penyakit infeksi dengue                                                                             Sumber: Center for Disease Control and Prevention
Gambar 2.4. Perjalanan penyakit infeksi dengue Sumber: Center for Disease Control and Prevention

Klasifikasi derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

Pemeriksaan Penunjang

  • Diagnosis

Pentingnya pemeriksaan darah lengkap tidak bisa dianggap remeh karena dapat digunakan sebagai prosedur skrining dan sangat berguna untuk menunjang diagnosis berbagai penyakit. Pemeriksaan darah lengkap dapat digunakan untuk melihat kemampuan tubuh pasien dalam melawan penyakit dan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui perkembangan pasien pada keadaan penyakit tertentu seperti infeksi. Pemeriksaan darah lengkap meliputi pemeriksaan jumlah sel darah putih, kadar hemoglobin, jumlah hematokrit, dan jumlah eritrosit, jumlah leukosit, kadar hemoglobin dan pemeriksaan darah tepi untuk melihat adanya limfosis relatif. limfosit plasma (LPB) 4,10. Gejala klinis + trombositopenia + hemokonsentrasi dipastikan dengan deteksi antigen virus dengue (NS-1) atau uji serologis anti dengue.

Gambar 2.5. Skema kriteria diagnosis infeksi dengue menurut WHO 2011                                             Tabel 2.1.Derajat DBD berdasarkan klasifikasi WHO 2011
Gambar 2.5. Skema kriteria diagnosis infeksi dengue menurut WHO 2011 Tabel 2.1.Derajat DBD berdasarkan klasifikasi WHO 2011

Penatalaksanaan

Kurangi volume cairan berturut-turut sebanyak 10 mL, 7 mL, 5 mL, 3 mL, 1,5 mL/kgBB/jam sebelum pengurangan lebih lanjut untuk menjaga akses vena tetap terbuka. Transfusi darah 10 ml/kgBB/jam Darah utuh 10 ml/kgBB/jam Atau PRC 5 ml/kgBB/jam Perbaikan. Kurangi volume cairan berturut-turut sebesar 10 mL, 7 mL, 5 mL, 3 mL, 1,5 mL/kgBB/jam sebelum pengurangan lebih lanjut untuk mempertahankan akses vena.

Tabel 2.2. Cairan yang dibutuhkan berdasarkan berat badan  Berat
Tabel 2.2. Cairan yang dibutuhkan berdasarkan berat badan Berat

Komplikasi

Prognosis

Kriteria Memulangkan Pasien

Pencegahan

Trombosit

Trombosit memainkan peran penting dalam kedua proses hemostasis. Trombosit biasanya beredar ke seluruh tubuh melalui aliran darah tanpa menempel pada sel endotel pembuluh darah. Namun, dalam beberapa detik setelah kerusakan pada pembuluh darah, trombosit tertarik ke area tersebut, sehingga menunjukkan respons kolagen pada lapisan subendotel pembuluh darah yang rusak. Trombosit menempel pada protein yang menandakan kerusakan pada permukaan pembuluh darah dan melepaskan beberapa bahan kimia vasoaktif, termasuk serotonin dan adenosin difosfat (ADP). Serotonin menyebabkan vasokonstriksi, yang mengurangi aliran darah ke area luka, sehingga membatasi pendarahan. Serotonin dan bahan kimia lainnya, termasuk ADP, juga menyebabkan trombosit berubah bentuk dan menjadi lengket, dimulai dengan proses pembentukan yang disebut sumbat trombosit, atau plak, pada pembuluh darah yang rusak.26 Terjadilah permainan trombosit. berperan dalam hemostasis, menghentikan pendarahan dari pembuluh darah yang rusak. Tiga fase utama hemostasis adalah (1) spasme pembuluh darah, (2) pembentukan sumbat trombosit (3) pembentukan bekuan darah.27.

Leukosit

Hematokrit

Jumlah dan persentase tiap jenis leukosit yang dihasilkan berbeda-beda tergantung kebutuhan pertahanan tubuh saat itu.27. Rata-rata nilai hematokrit pada wanita sebesar 42% dan pada pria sedikit lebih tinggi yaitu 45%27 Penurunan nilai hematokrit merupakan indikasi terjadinya anemia karena berbagai sebab, reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroidisme. Nilai hematokrit biasanya sebanding dengan jumlah sel darah merah pada ukuran eritrosit normal. 28 Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal.

Rawat Inap

Pelayanan rumah sakit adalah pelayanan kesehatan perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik, menginap semalam di bangsal pada lembaga kesehatan negara dan swasta yaitu rumah sakit, serta pusat pelayanan kesehatan dan rumah bersalin, dimana karena sakitnya. . pasien harus menginap semalam.

Kerangka Teori

KERANGKA KONSEP

Kerangka Konsep

Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Hipotesis

Hubungan Kadar Trombosit, Leukosit, dan Hematokrit dengan Lama Rawat Inap Pasien DBD di RSUD Benyamin Guluh. Rata-rata lama rawat inap pasien DBD di RSUD Benyamin Guluh Kolaka pada tahun 2015 adalah 7 hari. HUBUNGAN JUMLAH PLATROMOBIT, LEUKOSIT DAN HEMATOKRIT DENGAN LAMA TINGGAL PASIEN DBD DI RUMAH SAKIT.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang akan menganalisis hasil pemeriksaan laboratorium hematologi pada pasien demam berdarah dengue (DBD). Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross-sectional yang mengukur jumlah trombosit, leukosit dan hematokrit serta lama rawat pasien DBD pada tahun 2015.

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Besar Sampel

Pada pasien DBD, terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit dengan lama rawat inap pasien DBD. Pada pasien DBD terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah leukosit dengan lama rawat inap pada pasien DBD. Pada pasien DBD tidak terdapat hubungan antara angka hematokrit dengan lama rawat inap pada pasien DBD.

Gambar 4.1. Alur penelitian
Gambar 4.1. Alur penelitian

Analisis Data

Instrumen Pengumpulan Data

Penyajian Data

  • Etika Penelitian

Instrumen pengumpul data dan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tabel-tabel tertentu untuk menjaring atau mencatat data-data yang diperlukan dari rekam medis. Editing dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan data, mengklarifikasi dan mengolah data yang telah dikumpulkan. Pengkodean dilakukan dengan menyederhanakan data yang dikumpulkan dengan memberikan kode atau simbol tertentu.

Prosedur/Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan jumlah trombosit, jumlah leukosit dan hematokrit dengan lama rawat inap pasien demam berdarah dengue di RSUD Benyamin Guluh Kolaka Tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien DBD mempunyai lama rawat inap. >6 hari dengan 75,6% persen. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah trombosit, jumlah leukosit dan hematokrit dengan lama rawat pasien DBD di RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2015.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum RSUD Benyamin Guluh Kolaka

Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Tipe C yang menjadi pusat rujukan pasien dari unit pelayanan kesehatan seluruh kecamatan di Kabupaten Kolaka dan sekitarnya. Rumah sakit ini memiliki ketersediaan tempat tidur di seluruh kelas kamar mulai dari kelas I hingga kelas VVIP yang berjumlah 121 tempat tidur di rumah sakit ini.

Hasil Penelitian

Untuk melihat hubungan jumlah trombosit, leukosit dan hematokrit dengan lama rawat inap pasien demam berdarah di RS Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2015 lihat tabel dibawah ini. Hasil uji analisis pada penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai hematokrit dengan lama rawat inap (p= 0,410). Kondisi penderita demam berdarah selama lama dirawat di rumah sakit juga dipantau menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium leukosit.

PEMBAHASAN

Analisis Univariat

Berdasarkan jenis kelamin, pasien laki-laki lebih banyak yaitu 68 orang dengan persentase 57,1% dan perempuan yaitu 51 orang dengan persentase 42,9%. Dari tabel 5.3 terlihat sebaran karakteristik klinis pasien dari tabel tersebut, karakteristik lama rawat pasien demam berdarah terdapat 29 orang yang rawat inap >6 hari dengan persentase 24,4% dan 90 orang dengan lama rawat inap >6 hari dengan persentase 24,4% dan 90 orang dengan lama rawat inap >6 hari. rawat inap demam berdarah dengan lama rawat >6 hari dengan persentase 75,6%. Dari 119 pasien DBD, terdapat 20 orang pasien DBD yang mengalami suhu tubuh hipotermia dengan persentase 16,8%, 23 orang memiliki suhu tubuh normal dengan persentase 19,3%, dan 76 orang mengalami demam dengan persentase 63,9%.

Tabel 5.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Karakteristik Klinik
Tabel 5.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Karakteristik Klinik

Analisis Bivariat

Demikian pula pada pasien kelompok dengan lama tirah baring >6 hari yaitu 54 subjek dengan persentase 69,2%, dan 36 pasien menderita leukopenia dengan persentase 87,8%. Pada kolom hubungan jumlah leukosit dengan waktu tidur diperoleh nilai p value sebesar 0,025 yang berarti terdapat hubungan bermakna antara jumlah leukosit dengan waktu tidur pada pasien DBD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simon Sumanto yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan lama rawat inap.

Tabel 5.5 Hubungan Antara Kadar Trombosit, Leukosit dan Hematokrit  Dengan Lama Rawat Inap Pasien DBD
Tabel 5.5 Hubungan Antara Kadar Trombosit, Leukosit dan Hematokrit Dengan Lama Rawat Inap Pasien DBD

TINJAUAN KEISLAMAN

Nyamuk dalam Pandangan Islam

Dengan perumpamaan ini, Allah telah menipu banyak orang dan dengan contoh-contoh ini (juga) Dia telah memberi petunjuk kepada banyak orang. Nyamuk jantan yang sudah cukup umur untuk kawin akan menggunakan antenanya sebagai organ pendengaran untuk mencari nyamuk betina. Ketika nyamuk betina masuk ke dalam kelompok, nyamuk jantan yang berhasil menangkap nyamuk betina akan kawin dengannya saat terbang.

Kebersihan dan Kesehatan Menurut Pandangan Islam

Maksudnya: “Dua nikmat yang sering diabaikan oleh kebanyakan manusia iaitu kesihatan dan masa lapang”. Artinya: “Sesungguhnya Allah itu baik, menyukai yang baik, Allah itu suci (suci) menyukai yang bersih, Allah Maha Mulia dan menyukai kemuliaan, Allah Maha Pemberi dan menyukai sedekah, maka bersihkanlah rumah dan lingkunganmu dan janganlah jangan jadi seperti orang Yahudi". Maksudnya: “..Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri”.

Pengobatan Menurut Pandangan Islam

Mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat lebat, menambah kekuatanmu dan janganlah kamu berdosa.” (QS. Hud: 52). Firman Allah yang akan berfirman: Dia akan menambah kekuatanmu, menunjukkan bahawa istighfar adalah sebab bertambahnya kekuatan dan kesihatan tubuhnya. Dan hendaklah kamu beristighfar kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, nescaya Dia akan meridhai kamu sampai kepada waktu yang ditentukan." (QS. Hud: 3).

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di muka bumi ini mempunyai maksud dan tujuan, termasuk nyamuk, agar manusia dapat berpikir betapa hebatnya kebesaran Allah SWT.

Saran

Hubungan trombositopenia dan hematokrit dengan manifestasi perdarahan pada penderita demam berdarah dan demam berdarah dengue. Pedoman penatalaksanaan klinis demam berdarah, demam berdarah dengue, dan sindrom syok dengue. Jumlah trombosit saat pertama kali masuk rumah sakit: Jumlah leukosit saat pertama kali masuk: Jumlah hematokrit saat pertama kali masuk: Suhu tubuh saat pertama kali masuk.

Gambar

Gambar 2.1. Patogenesis perdarahan pada DBD.
Gambar  2.2  Bagan  pathogenesis  perdarahan  berdasarkan  hipotesis  the    secondary heterologous    infection    yang    dirumuskaan    oleh    Suvatte,  tahun  1977
Gambar 2.4. Perjalanan penyakit infeksi dengue                                                                             Sumber: Center for Disease Control and Prevention
Gambar 2.5. Skema kriteria diagnosis infeksi dengue menurut WHO 2011                                             Tabel 2.1.Derajat DBD berdasarkan klasifikasi WHO 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di Indonesia sendiri, sebuah penelitian di Denpasar dengan subjek anak-anak menunjukkan bahwa pada awal infeksi virus dengue, penderita yang mengalami