• Tidak ada hasil yang ditemukan

UAS Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah

N/A
N/A
Ardita Dia Utami

Academic year: 2024

Membagikan " UAS Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

UAS Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah

1. Beberapa keunggulan GIS dibandingkan sistem informasi tradisional dalam perencanaan wilayah :

Jawab:

 Pemrosesan Data Geografis: SIG mampu memasukkan, mengelola, memanipulasi, dan menganalisis data geografis serta memberikan uraian, yang merupakan karakteristik kunci dari SIG.

 Pengambilan Keputusan Berbasis Lokasi: SIG memungkinkan pengguna untuk membuat keputusan berbasis lokasi dengan menganalisis data spasial, yang tidak dapat dilakukan oleh sistem informasi tradisional.

 Visualisasi Informasi dalam Bentuk Peta atau Grafik: SIG mampu menyajikan informasi dalam bentuk peta atau grafik, sehingga memudahkan pemahaman dan pengambilan keputusan terkait perencanaan wilayah.

 Inventarisasi SDA: Melalui penerapan GIS, pemerintah dapat membuat identifikasi tentang potensi alam yang tersebar, seperti sumber daya alam, kelembaban, dan lainnya.

 Penyelenggaraan Pelayanan Publik: Peta pemanfaatan ruang berbasis SIG memuat informasi spasial berupa lokasi, sebaran, dan luasan tiap fungsi bangunan berperan dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan publik baik pada bidang pemerintahan, pembangunan, dan ketentraman ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat

2. Perencanaan wilayah di Indonesia memerlukan beberapa unsur atau langkah-langkah, diantaranya :

Jawab:

1) Mengidentifikasi persoalan, persoalan yang perlu diselesaikan baik dalam jangka waktu pendek, menengah ataupun panjang.

2) Menetapkan visi, misi, tujuan, target dan kesepakatan bersama antara bebagai pihak sejak awal.

3) Mengidentifikasi persoalan sekarang dan kemungkinan kemungkinan hambatan yang akan terjadi kedepannya.

4) Tetapkan target sasaran yang kemungkinan akan tercapai pada waktu tertentu.

5) Mencari dan mengevaluasi alternatif sasaran. Ini bertujuan agar terdapat plan yang lain apabila terdapat halangan yang tidak bisa diselesaikan.

6) Menetapkan lokasi yang akan di rencanakan pembangunannya.

7) Menyusun sistematika dan strategi dari pekerjaan agar pekerjaan tersebut bisa berjalan dengan baik dengan menyiapkan beberapa alternatif rencana.

3. Perencanaan pembangunan dapat diklasifikasikan atas tiga dimensi yaitu : Jawab:

1) Dimensi pendekatan dan koordinasi :

Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari :

(2)

a) Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional dalam skala makro atau menyeluruh.

b) Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan berdasarkan sektor.

c) Perencanaan dengan dimensi pedekatan regional menitikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan.

d) Perencanaan mikro adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan tahunan, yang merupakan penjabaran rencana-rencana baik makro, sektoral, maupun regional ke dalam susunan proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan dengan berbagai dokumen perencanaan dan penganggarannya.

2) Dimensi waktu :

Perencanaan pembangunan yang didasarkan oleh periode waktu terdiri atas tiga klasifikasi umum.

a) Perencanaan jangka panjang:

Perencanaan ini bukan merupakan pedoman kerja yang siap pakai, melainkan keputusan kekuasaan tertinggi yang lebih bersifat dorongan atau motivasi.

b) Perencanaan jangka menengah:

Perencanaan jangka menengah biasanya dikaitkan dengan kebutuhan secara politis karena jangka waktu disesuaikan dengan jabatan pemerintah yang sedang berjalan.

c) Perencanaan jangka pendek:

Jenis perencanaan ini merupakan operasionalisasi atau penjabaran dari perencanaan jangka menengah ke dalam perencanaan tahunan yang biasanya disesuaikan dengan kemampuan atau kondisi riil suatu daerah tertentu.

3) Dimensi arus penyusunan:

Dimensi arus penyusunan berdasarkan prosesnya:

a) Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning)

Perencanaan dari bawah ke atas dianggap sebagai pendekatan perencanaan yang seharusnya diikuti karena dipandang lebih didasarkan pada kebutuhan nyata. Pandangan ini timbul karena perencanaan dari bawah ke atas ini dimulai prosesnya dengan mengenali kebutuhan di tingkat masyarakat yang secara langsung yang terkait dengan pelaksanaan dan mendapat dampak dari kegiatan pembangunan yang direncanakan.

a) Perencanaan dari atas ke bawah (top-downplanning)

Sedangkan perencanaan dari atas ke bawah adalah pendekatan perencanaan yang menerapkan cara penjabaran rencana induk ke dalam rencana rinci.

Rencana rinci yang berada di bawah adalah penjabaran rencana induk yang berada di atas.

4. Jelaskan tentang pengertian Master Plan Kawasan pertanian, pendekatan, dan substansi pokok yang harus ada di dalam master plan!

Jawab:

1) Master Plan Kawasan pertanian : Master Plan merupakan rancang bangun pengembangan kawasan pertanian yang bersifat scientific atau teknokratik untuk mengarahkan pengembangan dan pembinaan kawasan pertanian di tingkat

(3)

regional provinsi sebagai rujukan bagi kabupaten/kota untuk menyusun kerjasama lintas kabupaten/kota dan rencana program dan kegiatan operasional di tingkat kabupaten/kota. Rancang bangun pengembangan kawasan pertanian disusun berdasarkan analisis teknokratis dan rencana kerja melalui telaah kebijakan serta analisis pemeringkatan, klasifikasi dan pemetaan kawasan, serta analisis data dan informasi tabular dan spasial.

2) Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Master Plan:

 Pendekatan politik, mendudukkan visi misi Kepala Daerah terpilih sebagai input dalam perencanaan pengembangan kawasan pertanian. Dengan demikian, tujuan dan sasaran pembangunan nasional melalui penetapan kawasan komoditas pertanian harus dapat diintegrasikan dan diharmonisasikan dengan visi-misi Kepala Daerah ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan kawasan-kawasan pertanian di seluruh kabupaten.

 Pendekatan teknokratik, mendudukkan Master Plan sebagai instrumen perencanaan scientific yang disusun dengan menggunakan metode dan kerangka pikir ilmiah oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai penjabaran operasional dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis SKPD di lingkup pertanian di provinsi.

 Pendekatan keterpaduan top down policy-bottom up planning mendudukan forum koordinasi Musrenbang dan forum koordinasi teknis lainnya yang dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan mulai di tingajt kabupaten/kota, dan provinsi sebagai arena untuk negosiasi dan konsensus penetapan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan pertanian di regional provinsi.

 Pendekatan partisipatif, mendudukkan bahwa pemilihan dan penetepatan arahan strategi dan kebijakan serta indikasi program dan disesuaikan dengan kebutuhan, permasalahan dan aspirasi petani sebagai pelaku usaha serta pembiayaan dan pembinaan pengembangan kawasan pertanian didorong untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat.

3) Substansi pokok yang harus ada di dalam master plan adalah sebagai berikut:

(1) visi, misi, tujuan dan sasaran pengembangan kawasan;

(2) isu-isu strategis terkait dengan pengembangan kawasan,

(3) arah dan kebijakan pengembangan kawasan komoditas unggulan di masing- masing kabupaten,

(4) keterkaitan program dan kegiatan pengembangan kawasan secara hulu dan hilir serta terintegrasi dengan sektor atau sub sektor pendukung lainnya,

(5) penyusunan program dan kegiatan yang fokus spesifik wilayah (prioitas lokasi) kawasan pengembangan komoditas unggulan kabupaten,

(6) sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan program dan kegiatan,

(7) lay out atau tata letak jaringan infrastruktur dan kelembagaan di linkup provinsi serta keterkaitannya dengan struktur dan pola ruang wilayah provinsi (dalam bentuk peta spasial)

(8) road map atau peta jalan arah rencana aksi kabupaten pengembangan kawasan di lingkup provinsi untuk sekurang-kurangnya selama 5 (lima) tahun ke depan.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Review kembali rancangan awal RPJMD yang meliputi isu isu strategis, visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan lima tahunan, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan

Selaras dengan tugas pokok, isu strategis, serta visi dan misi Provinsi Jawa Barat tahun 20182023, terutama melaksanakan "misi kelima" Provinsi Jawa Barat,

Dokumen perencanaan tersebut dapat berupa Master Plan, DED (Detail Engineering Design) , serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Sebagai pengembangan dari visi dan

Tujuan dan Sasaran Rencana Induk Perkebunan Berkelanjutan Kabupaten Sintang dirumuskan berdasarkan hasil analisis isu-isu strategis dengan mengacu dan menyesuaikan Visi dan Misi

Kajian prinsip keterkaitan dilakukan dengan analisis substansi (content analysis) terhadap rumusan isu strategis yang termuat dalam visi, misi, tujuan dan

Hal : Permohonan Formatting Konsep Terjemahan Visi, Misi, Tujuan, Peran serta Fungsi Kementerian PPN/Bappenas dalam Rencana Strategis Kementerian PPN/Bappenas

Kantor Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Lamongan disusun yang di dalamnya mencakup uraian Visi, Misi, Tujuan , Sasaran Strategis, Program Kelitbangan yang

Keterkaitan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi , Arah Kebijakan Pemberian Fasilitas Kemudahan & Insentif Penanaman Modal.. VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN