LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH
PENGUJIAN KADAR AIR BENIH (METODE LANGSUNG)
OLEH
NAMA : ROBERTUS TEKE NIM : 2123812076
KELAS : A / IV
PRODI : PENGELOLAAN HUTAN
JURUSAN KEHUTANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG 2023
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kadar air adalah kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam persen. Kadar air yang terkandung di dalam benih akan sangat mempengaruhi kualitas fisiologis benih (Anonim, 2006). Bahkan untuk kondisi tertentu dapat berpengaruh juga terhadap kualitas fisik benih. Penetuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan, karena Iaju kenunduran benih sangat dipengaruhl oleh kadar air benih. Tujuan dari pengujian benih adalah untuk mengetahui mutu atau kualitas suatu jenis atau kelompok benih.
Dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah 6 % - 8 % (jenis ortodoks). Sedangkan kadar air untuk jenis rekalsitran >
12 %. Sehingga, penentuan kadar air benih harus dilakukan agar dapat mengetahui persen kadar air dari benih yang akan disimpan. Teknik pengukuran kadar air yang tepat sangat penting dikembangkan untuk memperoleh metode pengukuran yang baku.
1.2 Tujuan
Dapat melakukan pengujian kadar air benih dengan metode langsung.
2
BAB II DASAR TEORI
Pengujian benih meliputi pengujian kadar air, analisis kemurnian, pengujian berat 1000 butir, dan pengujian daya berkecambah (viabilitas). Standar acuan yang digunakan untuk pengujian benih adalah mengacu pada ISTA (2006, dalam Sudrajat dkk, 2017.). Kadar air adalah berat air yang hilang karena pengeringan dan dinyatakan sebagai persentase dari berat awal contoh benih (Widajati 2012, dalam Yuniarti dkk, 2016). Pengujian kadar air bertujuan untuk menentukan kadar air contoh kerja yang mewakili lot benih. Prinsip umum dari penentuan kadar air yaitu kadar air benih diukur di laboratorium dengan cara mengeringkannya dalam oven. Contoh kerja ditimbang terlebih dahulu dan ditimbang lagi setelah dikeringkan. Penurunan beratnya digunakan untuk menghitung kadar air.
Penentuan kadar air bertujuan untuk mengetahui semua kandungan air yang terdapat dalam benih. Benih berukuran besar dengan kulit benih yang menghalangi hilangnya kandungan air dari benihnya harus digiling sebelum dikeringkan, kecuali benih-benih yang memiliki kandungan minyak yang tinggi yang sulit untuk digiling (khususnya seperti Linum dengan minyak yang mengandung jumlah iodine yang tinggi) yang tidak memungkinkan terjadinya penambahan berat benih melalui oksidasi permukaan kulit benihnya. Benih yang yang tidak mungkin digiling, maka dapat dipotong. Benih yang digiling halus minimum 50% bagian benih yang telah digiling lolos dari saringan dengan ukuran mesh 0,50 mm dan tidak lebih dari 10% yang tertahan pada saringan ukuran mesh 1,00 mm.
Benih-benih yang memerlukan digiling secara kasar, minimum 50% dari bagian benih yang telah digiling lolos dari saringan ukuran mesh 4,00 mm dan tidak lebih dari 55% seharusnya lolos dari saringan ukuran mesh 2,00 mm. Proses benih digiling tidak melebihi 2 menit. Penggunaan penggiling benih harus memastikan tidak terjadi percampuran bagian benih dari satu contoh kerja ke contoh kerja yang lain, sehingga setiap selesai penggilingan benih maka alat penggiling benih harus bersih dari sisa-sisa bagian benih yang tergiling (ISTA, 2012).
Menurut anonim (2006), metode yang digunakan untuk menguji kadar air benih dapat secara langsung maupun tidak langsung. Pada dasarnya metode langsung, yaitu menguji kadar air dengan menggunakan pengering (oven). Dalam hal ini, perbedaan berat antara benih sebelum dioven dengan setelah dioven merupakan air yang hilang (kadar air). Sedangkan metode tidak langsung lebih menduga kadar air dengan menggunakan daya penghantar listrik. Secara jelas teknik yang dapat dilakukan untuk menguji kadar air adalah :
1. Metode oven temperatur rendah (konstan) o Menggunakan temperatur (103 + 2) C dan dikeringkan selama 17 + 1 jam. Periode pengeringan dimulai pada waktu oven menunjukkan temperatur yang diinginkan. Setelah pengeringan, contoh benih beserta cawannya disimpan dalam desikator selama 30 45 menit untuk pendinginan, beru kemudian benih ditimbang beserta wadahnya.
Selama penimbangan, kelembaban di ruang laboratorium harus kurang dari 70%.
2. Metode oven temperatur tinggi (konstan). Cara kerja dengan menggunakan metode ini sama dengan metode oven temperatur rendah, hanya temperatur oven yang digunakan 130 133 oC dan waktu yang digunakan relatif lebih rendah (4 jam untuk Zea mays, 2 jam untuk sereal lain dan 1 jam untuk jenis lainnya).
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pengambilan contoh benih dilakukan pada senin, 11 Mei 2023, dan bertempat di Laboratium Pengembangbiakan Flora dan Fauna, Jurusan Kehutanan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
3.2 Alat dan Bahan Alat :
1. Wadah (kertas) 2. Timbangan digital 3. Kamera
4. Alat tulis 5. Kertas Hvs 6. Oven Elektrik Bahan :
1. Sampel contoh Flamboyan (10 gram), Saga (10 gram), dan Cendana (10 gram).
3.3 Prosedur Kerja
1. Masing-masing benih ditimbang sebanyak 10 gram dan dihaluskan dengan menggunakan palu.
2. Menimbang cawan dan tutupannya
3. Benih yang telah dihaluskan dimasukan ke dalam wadah
4. Wadah yang berisi benih dimasukan ke dalam oven bersuhu 130° selama 24 jam.
5. Setelah 24 jam wadah diambil dan didinginkan di dalam desikator selama 1 jam.
6. Setelah dingin benih ditimbang untuk mendapatkan bobot akhir.
7. Perhitungan presentase kadar air menggunakan rumus : KA =�2 − �3
�2 − �1 × 100 % dimana :
M1 = Berat dari cawan dan tutupannya (gram).
M2 = Berat dari cawan, tutupan, dan isi sebelum pengeringan (gram).
M3 = Berat dari cawan, tutupan dan isi setelah pengeringan (gram).
% KA = ��
����� ���� × 100 %
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Perhitungan Persen Kadar Air.
No Komoditas M1
(gram) M2
(gram) M3
(gram) KA % KA
1 Cendana 5,472 9,417 8,371 26,5 2,81
2 Saga 5,395 14,374 13,058 14,6 1,01
3 Flamboyan 5,478 9,163 8,71 12,2 1,31
4.2 Pembahasan
Pada penentuan kadar air benih dari ketiga sampel benih yang dilakukan terdapat pada tabel 1. Pengukuran berat awal benih (M2) dan pengukuran akhir benih (M3). persen kadar air yang didapat setelah perhitungan untuk sampel benih Cendana adalah 2,81 %, Saga 1,01 % dan Flamboyan adalah 1,31 %. .
Kadar air optimum untuk penyimpanan benihbagi sebagian besar benih adalah 6 % - 8 %. kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam. Pada pengukuran kadar air yang dilakukan pada ketiga jenis sampel benih didapati bahwa kadar air dari ketiga sampel berada di bawah kadar air optimum.
8
BAB V KESIMPULAN
Pengujian kadar air benih dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yakni metode langsung dan tidaka langsung. Pengujian dengan metode langsung dilakukan dengan menghaluskan sapel beih kemudian mengoven benih selama 24 jam dengan suhu 130°.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2006). Manual Pengujian Benih Tanaman Hutan. Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura : Sumedang.
Nurhasybi., Sudrajat, D. J., Suita, E. (2019). KRITERIA BIBIT TANAMAN HUTAN SIAP TANAM: Untuk Pembangunan Hutan dan Rehabilitasi Lahan. IPB Press : Bogor.
Yuniarti N., Bramasto, Y., Jam’an, D. F., dan Sudrajat, D. J. 2016. Teknologi Perbenihan 10 Jenis Tanaman Hutan Andalan. Bandung : IPB Press.
Sudrajat. D. J., Nurhasybi., Bramasto, Y. (2017). STANDAR PENGUJIAN DAN MUTU BENIH TANAMAN HUTAN. IPB Press : Bogor.
Sudrajat. D. J., Nurhasybi., Bramasto, Y. (2015). STANDAR PENGUJIAN DAN MUTU BENIH TANAMAN HUTAN. FORDA PRESS : Bogor.
Sudrajat, D. J., Yuniarti. N., Nurhasybi., Syamsuwida, D., Danu., Pramono, A. A., Putri, K. P. (2017). Bunga Rampai KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PENANGANAN BENIH TANAMAN HUTAN BERWATAK INTERMEDIET DAN REKALSITRAN. IPB Press : Bogor.