UJIAN AKHIR SEMESTER 6
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan
Disusun Oleh:
Nadzira Firdausya Saberda 1209240151
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN MANAJEMEN
BANDUNG 2023/2024
A. Analisis Keuangan Rasio
Analisis rasio keuangan adalah upaya yang dilakukan untuk mengukur keadaan keuangan dalam perusahaan atau bisnis. Cara menganalisis rasio keuangan yaitu dengan memanfaatkan data dari laporan keuangan untuk membuat perbandingan. Di bidang akuntansi, analisis rasio keuangan biasanya dilakukan di akhir periode suatu perusahaan dalam satu tahun.
Analisis rasio keuangan ini umumnya dimanfaatkan untuk menentukan strategi pada perencanaan perusahaan atau bisnis di masa mendatang.
Selain untuk kebutuhan internal, analisis rasio keuangan juga dapat dimanfaatkan sebagai cara dalam menunjukkan performa suatu perusahaan atau bisnis pada investor. Melalui analisis tersebut,
harapannya akan terlihat potensi kelayakan dalam mendapatkan investasi atau dana.
B. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Cara menganalisis rasio keuangan dapat ditentukan dari jenis yang ingin dilihat. Di bawah ini adalah beberapa jenis rasio keuangan:
1. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva atau kekayaannya. Adapun cara menganalisis rasio keuangan dengan jenis ini sebagai berikut:
a. Rasio Utang
Cara menghitung rasio utang yaitu membagi jumlah utang dengan jumlah aktiva perusahaan atau bisnis.
Perhitungan ini dapat memberikan informasi tentang besarnya aktiva suatu perusahaan atau bisnis untuk melihat seberapa besar jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang.
Semakin rendah persentasenya, maka semakin baik. Berikut adalah rumusnya:
Rasio Utang = (Jumlah Utang : Jumlah Aktiva) x 100%
b. Rasio Utang dengan Pendekatan Modal
Cara menganalisis rasio keuangan pada jenis ini yaitu membagi jumlah utang dengan jumlah modal.
Semakin kecil persentase yang dihasilkan, maka semakin sehat keuangan suatu perusahaan atau bisnis. Hal tersebut berarti utang yang dimiliki tidak melebihi modal.
Rasio Utang = (Jumlah Utang : Jumlah Modal) x 100%
2. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah jenis perhitungan yang digunakan untuk melihat kemampuan likuiditas suatu perusahaan.
Perhitungannya memperhatikan aktiva lancar dan utang lancar yang dimiliki. Berikut adalah beberapa jenis rasio likuiditas:
a. Rasio Lancar
Perhitungan rasio lancar yaitu membagi aktiva lancar dengan utang lancar.
Persentase hasilnya dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dalam jangka waktu yang pendek.
Berikut cara menganalisis rasio keuangan pada jenis ini:
Rasio Lancar = (Aktiva Lancar : Utang Lancar) x 100%
b. Rasio Kas
Cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini yaitu menjumlahkan kas dan aktiva yang setara kas, lalu membagi hasilnya dengan utang lancar.
Jika hasilnya mendekati 100%, maka akan semakin baik bagi perusahaan atau bisnis. Berikut rumus perhitungannya:
Rasio Kas = ((Kas + Aktiva setara kas) : Utang Lancar) x 100%
c. Rasio Cepat
Rasio cepat adalah hasil selisih aktiva lancar dengan persediaan yang kemudian dibagi utang lancar.
Persentasenya dapat menunjukan kesehatan keuangan suatu perusahaan atau bisnis. Semakin mendekati 100%, maka semakin baik.
Berikut adalah cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini:
Rasio Cepat = ((Aktiva Lancar - Persediaan) : Utang Lancar) x 100%
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk melihat produktivitas aktiva-aktiva yang dimiliki dalam perusahaan atau bisnis. Adapun beberapa jenis rasio aktivitas yaitu:
a. Rasio Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengetahui likuiditas perusahaan.
Semakin tinggi rasio yang dihasilkan, maka semakin baik pengelolaan persediaannya. Berikut cara menghitungnya:
Rasio Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan : Persediaan b. Rasio Perputaran Piutang
Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengetahui besaran piutang perusahaan atau bisnis.
Semakin besar perputaran piutangnya, maka semakin baik bagi keuangan perusahaan. Berikut adalah cara menganalisis rasio keuangan pada jenis ini:
Rasio Perputaran Piutang = Jumlah Piutang : Rata - Rata Piutang c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan menggunakan aktiva tetap.
Semakin besar rasionya, berarti semakin baik keuangan perusahaan atau bisnis.
Cara menghitung rasio keuangan pada jenis ini adalah sebagai berikut:
Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan : Aktiva Tetap d. Rasio Perputaran Total Aktiva
Cara menghitung rasio ini adalah dengan membandingkan penjualan dengan jumlah atau total aktiva perusahaan.
Total aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Semakin besar rasionya, maka semakin baik. Berikut cara menghitungnya:
Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan : Jumlah Aktiva 4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk menghitung laba suatu perusahaan atau bisnis. Perhitungan rasio ini dapat digunakan dalam beberapa jenis berikut:
a. Rasio Margin Laba Kotor
Jenis rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor dengan penjualan. Semakin besar hasil rasionya, maka keuangan perusahaan semakin baik. Berikut cara menghitungnya:
Rasio Margin Laba Kotor = Laba Kotor : Penjualan b. Rasio Margin Laba Bersih
Rasio jenis ini digunakan untuk melihat kemampuan suatu perusahaan atau bisnis dalam menghasilkan laba setelah dikurangi semua biaya.
Berikut adalah cara perhitungannya:
Rasio Margin Laba Bersih = Laba Bersih yang sudah Dipotong Pajak : Penjualan
Rasio ini digunakan untuk menghitung laba yang dihasilkan sebelum terkena pajak dan bunga. Berikut cara menghitungnya:
Rasio Margin Laba Operasi = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan d. Return On Investment (ROI)
ROI adalah rasio yang dimanfaatkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap total investasi. Cara perhitungannya seperti di bawah ini:
Rasio ROI = Laba Setelah Dipotong Pajak : Investasi e. Return On Assets
ROA adalah rasio yang berisi informasi tentang besarnya aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Cara menghitung rasio keuangan
dengan jenis ini adalah sebagai berikut:
Rasio ROA = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Jumlah Aset
C. Profil Perusahaan
Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor pusat Kalbe Farma Tbk berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav.
4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 – Indonesia, sedangkan fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe Farma Tbk (30-Apr-2022), yaitu: PT Gira Sole Prima (10,29%), PT Ladang Ira Panen (10,09%), PT Santa Seha Sanadi (10,06%), PT Diptanala Bahana (9,50%), PT Lucasta Murni
Cemerlang (9,47%) dan PT Bina Arta Charisma (8,43%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam bidang
pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi termasuk obat untuk manusia dan produk konsumsi kesehatan.
Produk-produk unggulan yang dimiliki oleh Kalbe, diantaranya obat resep (Brainact, Broadced, Cefspan, Cernevit, CPG, Cravit, Hemapo, Mycoral, Neuralgin RX Dan Neurotam); produk kesehatan (Cerebrofort Gold,
Cerebrofort Marine Gummy, Cerebrovit, Entrostop, Extra Joss, Fatigon, H2 Health & Happiness, Hydro Coco, Kalpanax, Komix Herbal, Komix Kid, Komix OBH, Love Juice, Mixagrip, Procold, Promag, Promag Herbal,
Sakatonik ABC, Sakatonik Liver, Woods dan Xonce); produk nutrisi mulai dari bayi hingga usia senja, serta konsumen dengan kebutuhan khusus (Morinaga, Diabetasol, Diva Beauty Drink, Entrasol, Fitbar, Milna, Nutrive Benecol, Prenagen, Slim & Fit Dan Zee); dan produk perawatan mata (Navitae dan Visionlux Plus, RG choline kaplet dan RG choline sirup, Latipress, Nutrieye, Blephasep dan Naviblef Wipes.
Platform digital Kalbe di sektor business-to-business yaitu EMOS, MOSTRANS dan MOSPAY, telah melayani sekitar 150 prinsipal dan distributor, lebih dari 18.000 outlet dan rumah sakit, serta hampir 40 sebanyak perusahaan transportasi di seluruh nusantara, dan sebagai ekosistem rantai pasok digital di bidang kesehatan yang terbesar di Indonesia. Selain itu Kalbe juga menghadirkan platform digital di sektor business-to-customer, melalui aplikasi Klikdokter platform telemedicine.
D. Analisis Rasio Likuiditas
Berikut ini adalah data analisis dari PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2018-2020
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Nama Akun Tahun
2018 2019 2020
Aktiva Lancar Rp 10.042.738 Rp 11.222.490 Rp 13.075.331 Hutang Lancar Rp 2.286.167 Rp 2.577.108 Rp 3.176.726
Penghitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan
aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current asset).
Rumus perhitungan current ratio adalah sebagai berikut:
Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva lancar (current assets) / Hutang Lancar (current liabilities)
Perusahaan PT. Kalbe Farma memiliki aktiva lancar sebesar Rp
10.042.738 dan kewajiban lancar sebesar Rp 2.286.167 pada tahun 2018, kemudian pada tahun 2019 aktiva lancar sebesar Rp 11.222.490 dan kewajiban lancar sebesar Rp 2.577.108, dan pada tahun 2020 memiliki aktiva lancar sebesar Rp 13.075.331 dan kewajiban lancar sebesar Rp 3.176.726.
Jadi current ratio perusahaan pada tahun 2018 adalah 10.042.738 : 2.286.167 = 4,39
Jadi current ratio perusahaan pada tahun 2019 adalah 11.222.490 : 2.577.108 = 4,35
Jadi current ratio perusahaan pada tahun 2020 adalah 13.075.331 : 3.176.726 = 4,11
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2018, 2019 dan 2020 menunjukan perusahaan dianggap mampu membayar utang jangka pendek dengan kas yang dimiliki karena
memperoleh nilai lebih dari 1. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki. Adapun nilai ideal pada rasio kas
adalah 1 atau 1,5.
Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1 atau 1,5 kali, maka perusahaan tersebut punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya.
Namun jika ratio lancar yang dimiliki perusahaan nilainya di bawah 1,5 kali, maka kemampuannya dalam melunasi utang masih dipertanyakan.
b. Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick ratio merupakan penjelasan lebih lanjut dari current ratio.
Penghitungan quick ratio hanya menggunakan aktiva lancar yang paling likuid untuk dibandingkan dengan kewajiban lancar.
Inventaris tidak termasuk ke dalam perhitungan quick ratio karena sulit untuk ditukar dengan kas, sehingga quick ratio jauh lebih ketat
dari current ratio.
Cara menghitung quick ratio yaitu dengan rumus likuiditas:
Rasio cepat (quick ratio) = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang lancar
Jadi rasio cepatnya adalah (Rp. 10.042.738 – Rp. 3.474.587) : Rp.
2.286.167 = 2,87
Jadi rasio cepatnya adalah (Rp. 11.222.490 – Rp. 3.737.976) : Rp.
2.577.108 = 2,90
Jadi rasio cepatnya adalah (Rp. 13.075.331 – Rp. 3.599.745) : Rp.
3.176.726 = 2,98
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2018, 2019 dan 2020 menunjukan perusahaan dianggap mampu membayar utang jangka pendek dengan kas yang dimiliki karena
memperoleh nilai lebih dari 1. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki. Adapun nilai ideal pada rasio kas adalah 1.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
2018 2019 2020
Aktiva Lancar Rp 3.153.327 Rp 3.040.487 Rp 5.207.929 Hutang Lancar Rp 2.286.167 Rp 2.577.108 Rp 3.176.726
Cash ratio adalah cara menghitung likuiditas yang melibatkan kas perusahaan.
Manfaatnya mirip dengan current ratio dan quick ratio yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menjadikan kas sebagai acuan.
Berikut adalah cara menghitung rasio likuiditas jenis kas:
Rasio kas (cash ratio) = (Kas + Aktiva setara kas) / Utang lancer x 100%
Maka kas rasionya adalah Rp 3.153.327 : Rp 2.286.167 x 100% = 1,37 Maka kas rasionya adalah Rp.3.040.487 : Rp 2.577.108 x 100% = 1,17 Maka kas rasionya adalah Rp 5.207.929 : Rp 3.176.726 x 100% = 1,63 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2018, 2019 dan 2020 menunjukan perusahaan dianggap mampu membayar utang jangka pendek dengan kas yang dimiliki karena
memperoleh nilai lebih dari 1. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki. Adapun nilai ideal pada rasio kas adalah 1.
d. Working capital to asset ratio
WCTA merupakan salah satu rasio yang menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera dipenuhi dengan membandingkan tingkat modal kerja (aktiva lancar &
hutang lancar) terhadap total aktiva.
Working Capital to Assets Ratio = (Aktiva lancar - Htang lancar) : Jumlah aktiva
Maka WC to TA adalah (Rp. 10.042.738 - Rp. 2.286.167) : Rp. 18.146.206
= 0,42
Maka WC to TA adalah (Rp. 11.222.490 - Rp 2.577.108) : Rp. 20.264.726
= 0,42
Maka WC to TA adalah (Rp. 13.075.331 - Rp 3.176.726) : Rp. 22. 564.300
= 0,43
Berdasarkan perrhitungan daiatas dapat di simpulkan PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2018, 2019 dan 2020 tidak negatif setiap tahunnya, yang menunjukan bahwa perusahaan dianggap mampu untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
Kesimpulan
Dilihat dari keseluruhan, mulai dari tahun 2018-2020 PT. Kalbe Farma Tbk mengalami peningkatan dalam memenuhi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya atau biasa disebut utang lancar.
Karena rasio liquiditasnya termasuk tinggi hal ini akan berdampak baik bagi perushaaan, diantaranya:
1.Kemampuan membayar kewajiban jangka pendek: Perusahaan dengan rasio likuiditas tinggi dapat dengan mudah memenuhi kewajiban jangka pendek seperti pembayaran utang dagang atau tagihan yang jatuh tempo. Ini membantu menjaga reputasi perusahaan dan hubungan yang baik dengan pemasok dan kreditur.
2.Keamanan keuangan: Rasio likuiditas yang tinggi memberikan perlindungan keuangan terhadap kejadian tak terduga atau situasi darurat. Jika perusahaan menghadapi penurunan pendapatan atau pengeluaran tak terduga, likuiditas yang tinggi memberikan cadangan dana untuk menangani situasi tersebut tanpa harus mengandalkan pendanaan eksternal.
3.Investasi dan peluang pertumbuhan: Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi memiliki fleksibilitas finansial yang lebih besar untuk melakukan investasi dalam penelitian dan pengembangan, ekspansi bisnis, atau peluang pertumbuhan lainnya. Mereka dapat dengan cepat menggunakan aset likuid untuk memanfaatkan kesempatan bisnis yang muncul.
4.Pengurangan risiko keuangan: Rasio likuiditas yang tinggi dapat membantu mengurangi risiko keuangan yang terkait dengan kesulitan keuangan atau kebangkrutan. Jika perusahaan menghadapi kesulitan, mereka memiliki cadangan likuiditas yang dapat digunakan untuk membayar hutang atau menjaga operasional bisnis.