• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Manajemen Keuangan-Analisis Lap.keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Manajemen Keuangan-Analisis Lap.keuangan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan

Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME

Oleh: Junita Nelly Panjaitan

NIM. 127019020

Kelas A Pararel

Ilmu Manajemen

PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013

Analisis Laporan Keuangan

PT. UNILEVER Indonesia, Tbk

(2)

P

endahuluan

A

nalisis laporan keuangan adalah kegiatan menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan alat-alat dan teknik-teknik analisis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam analisis bisnis, yaitu memahami tentang kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan pada tiga kegiatan utamanya: operasi, investasi, dan pendanaan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan, semua pihak yang berkepentingan akan mendapatkan informasi yang lebih dapat diandalkan untuk kepentingan pengambilan keputusan; mereka tidak akan hanya mengandalkan asumsi dan intuisi semata. Analisis laporan keuangan bisa meninimalisir unsur ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan.

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode. Oleh karena itu, sebelum kita menganalisis laporan keuangan, maka terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan. Pemahaman tentang laporan keuangan mulai dari pengertian, jenis, komponen yang terkandung, tujuan maupun sifat laporan keuangan sangat penting sehingga dalam melakukan analisis lebih mudah untuk menginterpretasikannya.

Sepeti diketahui bahwa laporan keuangan, merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu. Apa yang diketahui kemudian dianalsis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kekuatan dan kelemahan perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang bisa dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan. Di samping itu, juga untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapai atau menghindari ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di masa yang akan datang.

(3)

L

andasan Teori

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu data yang dapat memberikan gambaran dan informasi-informasi mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat atau pada suatu periode tertentu dan dapat membantu investor dan para pelaku pasar modal lainnya dalam mengidentifikasikan keadaan suatu perusahaan.

Maksud dari laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan “pada suatu saat” adalah merupakan kondisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk Neraca), dan pada periode tertentu (untuk Laporan Laba Rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, enam bulan untuk kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali.

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya kita mengenal beberapa macam laporan keuangan seperti :

a. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Artinya, dari suatu neraca akan tergambar berapa jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan. Pembuatan neraca biasanya dibuat secara periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui secara persis berupa harta, hutang, dan modal yang dimilikinya saat ini. Komponen dari Neraca meliputi :

1) Aktiva

a) Aktiva Lancar

 Kas:

Rekening pada bank (rekening giro dan tabungan);

Deposito berjangka;

Surat-surat berharga;

Piutang;

Pinjaman yang diberikan;

Sediaan;

Biaya yang dibayar di muka;

Aktiva lancar lainnya. b) Aktiva Tetap terdiri dari :

 Aktiva tetap berwujud, yaitu: Tanah;

Mesin; Bangunan; Peralatan; Kendaraan;

Akumulasi Penyusutan; dan Aktiva Tetap Lainnya

 Aktiva Tetap tidak berwujud, yaitu : Goodwill;

Hak Cipta;

Lisensi; dan Merek dagang c) Aktiva lainnya terdiri dari antara lain :

 Gedung dalam proses;

 Tanah dalam penyelesaian;

 Piutang Jangka Panjang;

(4)

2) Pasiva a) Hutang lancar Hutang dagang; Hutang wesel; Hutang Bank; Hutang Pajak, dll.

b) Hutang Jangka Panjang, terdiri dari :

 Hutang hipotek;

 Hutang obligasi;

 Hutang bank jangka panjang;

 Hutang jangka panjang lainnya. 3) Ekuitas Modal saham; Agio saham; Laba ditahan; Cadangan laba; Modal sumbangan.

b. Laporan Laba Rugi

Jenis laporan keuangan lainnya selain Neraca adalah laporan laba rugi. Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, hutang dan modal, maka laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.

Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba rugi antara lain: 1. Penjualan;

2. Harga Pokok Penjualan; 3. Laba kotor;

4. Biaya-biaya (biaya operasi, biaya non operasi, dll) 5. Penyusutan

6. Pajak, dll.

c. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas juga merupakan laporan penting yang wajib dibuat dan dilaporkan oleh perusahaan. Bagi para investor, justru laporan arus kas inilah yang paling utama untuk di analisis. Melalui laporan arus kas dapat diketahui kepiawaian manajer keuangan untuk mlaksanakan fungsi-fungsi manajemen keuangan yaitu, operasi, pendanaan dan investasi. Tujuan dari pembuatan laporan arus kas ini adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Komponen dalam laporan arus kas ini lebih simple daripada dua laopran sebelumnya, dalam laporan ini yang tercatat adalah rekap dari kas masuk dan kas keluar dalam suatu periode.

d. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menyatakan berapa modal akhir tahun (akhir periode), untuk bisa menunjukkan modal akhir tahun harus diketahui berapa modal awal tahun dan berapa laba atau rugi yang diperoleh dalam periode satu tahun tersebut. Laporan perubahan modal ini disusun setelah penysusunan laporan laba rugi, karena dalam laporan perubahan modal terdapat komponen yang berasal dari perhitungan di laporan laba rugi, yaitu komponen laba/rugi.

(5)

3. Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama dari analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi perusahaan saat ini. Dengan mengetahui laporan keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, maka akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Pada akhirnya bagi pemilik dan manajemen, dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ke depan.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat, sehingga hasil yang diharapakan benar-benar tepat pula. Hasil dari perhitungan di analisis dan di interpretasikan, sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kegiatan dalam melakukan analsisi laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan.

Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier, komparasi terhadap perusahaan pesaing.

b. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.

c. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.

d. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.

e. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja

4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada dalam satu laporan keuangan.

Analisis laporan keuangan ada beberapa macam, antara lain : a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi hutang tersebut, terutama untuk hutang yang memang sudah jatuh tempo.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari : 1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera ditagih. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) dari suatu perusahaan.

(6)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi/membayar kewajiban (hutang) lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya.

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Ketersedian uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara kas seperti giro, tabungan maupun kas tunai yang disimpan di dalam brankas.

4) Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untik mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (hutang) dan biaya biaya yang berkaitan dengan penjualan.

b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek, apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Jenis-jenis dari rasio solvabilitas antara lain: 1) Rasio Hutang (Debt to Assets Ratio)

Debt to Assets Ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

(7)

2) Rasio Hutang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana

yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang.

3) Long Term Debt to Equity Ratio

Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara hutang jangka

panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang.

4) Times Interest Earned

Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan

bunga. Rasio ini diartikan juga untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.

5) Fixed Charge Coverage

Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang menyerupai rasio Timed Interest Earned, hanya saja bedanya dalam rasio ini dilakukan, apabila

perusahaan memperoleh hutang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa.

c. Rasio Profitabilitas (Profotability Ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Macam-macam jenis dari rasio profitabilitas antara lain :

1) Profit Margin (Profit Margin on Sales)

Profit Margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur

margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

(8)

2) Return on Investment (ROI)

Return on Investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

3) Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan penggunaan efisiensi modal sendiri. Makin tinggi rasio ini makin baik, artinya posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya.

4) Rasio Laba per lembar saham (Earning per Share)

Rasio Laba per lembar saham (Earning per Share) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan para pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi maka kesejahteraan pemegang saham meningkat.

5) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sector usahanya. Dalam rasio ini, yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per lembar saham, dan pertumbuhan dividen per saham.

c. Rasio Aktivitas (Assets Management Ratio)

Rasio Aktifitas (Assets Management Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Macam-macam jenis dari rasio aktivitas ini antara lain :

1) Rasio perputaran piutang (Receivable Turnover)

Rasio perputaran piutang (Receivable Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama pengaihan piutang selama satu periode, atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

(9)

2) Perputaran Sediaan (Inventory Turnover)

Perputaran Sediaan (Inventory Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berap kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode.

3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode waktu tertentu.

4) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.

5) Perputaran Aktiva (Assets Turnover)

Perputaran Aktiva (Assets Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan, kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

(10)

P

embahasan

Dalam tugas ini, saya mencoba mengulas mengenai laporan keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk. Per tanggal 31 Desember Tahun 2007 s.d 2010. Adapun analisis yang saya gunakan adalah analisis seperti yang sudah kami paparkan di Landasan Teori.

Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Tahun 2007:

1. Analisis Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

2. Rasio Aktivitas

a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

c. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

3. Manajemen Hutang (Leverage Ratio)

a. Total Hutang terhadap Total aktiva (Total Debt to Total Assets)

b. Rasio Hutang terhadap Modal (Total Debt to Equity Rasio)

(11)

4. Profitabilitas (Profitability Ratio)

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

c. Return On Investment (ROI)

d. Return On Equity (ROE)

Keterangan:

 Data dalam jutaan Rupiah (Rp)

(12)

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk

Periode Tahun 2007-2010

Tabel 1. Analisis Rasio Likuiditas dan Aktivitas

Analisis Rasio T A H U N Perubahan Periode Keterangan

2007 2008 2009 2010 2007-2008 2008-2009 2009-2010 LIKUIDITAS

(LIQUIDITY RATIO)

Rasio Lancar

(Current Ratio) 1.11 1.00 1.04 0.85 -0.11 0.04 -0.19 Memburuk Rasio Cepat

(Quick Ratio) 0.76 0.59 0.65 0.49 -0.17 0.07 -0.16 Memburuk

AKTIVITAS (ACTIVITY RATIO) Perputaran Piutang (Receivable Turnover) 16.27 15.67 13.53 11.23 -1 -2 -2 Memburuk Perputaran Persediaan

(Inventory Turnover) 7.29 6.19 6.87 5.85 -1.10 0.68 -1.02 Memburuk Perputaran Total

Aktiva (Total Assets Turnover)

(13)

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk

Periode Tahun 2007-2010

Tabel 2. Analisis menggunakan Leverage Ratio dan Profitability Ratio

Analisis Rasio T A H U N Perubahan Periode Keterangan

2007 2008 2009 2010 2007-2008 2008-2009 2009-2010 MANAJEMEN HUTANG

(LEVERAGE RATIO)

Total Hutang terhadap Total Aktiva

(Total Debt to Total

Assets)

0.49 0.52 0.50 0.53 0.03 -0.02 0.03 Membaik

Rasio Hutang terhadap Modal

(Total Debt to Equity

Rasio)

0.98 1.10 1.02 1.15 0.12 -0.08 0.13 Membaik

PROFITABILITAS (PROFITABILITY RATIO)

Margin Laba Kotor

(Gross Profit Margin) 0.50 0.49 0.50 0.52 -0.012 0.006 0.023 Meningkat Margin Laba Bersih

(Net Profit Margin) 0.16 0.15 0.17 0.17 -0.002 0.012 0.005 Meningkat Return On Investment

(ROI) 0.368 0.370 0.407 0.389 0.002 0.037 -0.017 Memburuk Return On Equity (ROE) 1.000 1.096 1.020 0.465 0.096 -0.076 -0.555 Memburuk

(14)

H

asil dari Analisis data Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Berdasarkan analisis Rasio Likuiditas, kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan di tahun 2008, jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya yaitu tahun 2007, begitu juga di tahun 2009 dan dilanjutkan lagi penurunan di tahun 2010. Nilai Rasio Likuiditas pada PT.UNILEVER Indonesia Tbk, sebagian besar berada di bawah angka 1, di mana semakin tinggi Rasio Likuiditas suatu perusahaan seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Rasio Likuiditas yang lebih rendah pada tahun 2008 maupun di tahun 2010 menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas atau pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus (kurang efisien) karena masih banyak aktiva yang menganggur.

2. Rasio Aktivitas

Berdasarkan perhitungan pada analisis Rasio Aktivitas, Perusahaan hanya mengalami perbaikan pada Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) itu pun kecenderungannya stabil, pada data Tabel 1 dapat dilihat Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) sempat mengalami kenaikan pada tahun 2009 dengan rasio 2,44 dari tahun sebelumnya, namun kemudian mengalami penurunan di tahun 2010 dengan rasio 2,26. Sementara pada analisis rasio lainnya mengalami kenaikan dimana berdasarkan evaluasi rasio jika rasio ini mengalami kenaikan pada tahun berikutnya maka kinerja perusahaan tidak membaik bahkan bisa dikatakan buruk dalam hal efisiensi nilai persediaan dan aktiva.

3. Rasio Manajemen Hutang (Leverage Ratio)

Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari sisi Leverage Ratio, mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan ± 3% dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Ini menunjukkan hal positif bagi perusahaan karena apabila semakin besar nilai Rasio Manajemen Hutang pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan semakin menurun, karena tingginya nilai rasio menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh utang atau dana pinjaman, dengan kata lain porsi pemegang saham semakin kecil dalam menjamin investasi yang mengakibatkan pembayaran bunga menjadi semakin besar.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Berdasarkan analisis Rasio Profitabilitas, perusahaan tidak mengalami perubahan yang drastis dalam kemampuan menghasilkan laba kotor, laba operasi, maupun laba bersih. Angka yang ditunjukkan pada analisis rasio pada tahun 2007 hampir sama dengan analisis rasio 2008 begitu juga 2009 yang berarti kinerja perusahaan dalam kemampuan menghasilkan laba tidak mengalami peningkatan, tetapi hal ini menunjukkan hasil yang baik dibandingkan adanya penurunan kemampuan menghasilkan laba.

(15)

K

esimpulan dan Saran

I.

Kesimpulan

Perusahaan PT UNILEVER Indonesia Tbk., tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam setiap perhitungan analisis rasio yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan belum baik dalam beberapa hal (periode tahun 2007-2010), antara lain: a. Rendahnya kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan

jangka pendek tepat pada waktunya (analisis rasio likuiditas).

b. Rendahnya efektivitas Perusahaan dalam menggunakan sumber daya (analisis rasio aktivitas).

c. Tingginya angka di mana pembiayaan perusahaan dibiayai dengan hutang (analisis rasio leverage).

d. Kestabilan kemampuan Perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya (analisis rasio profitabilitas).

II.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan sebagai masukan, sebagai berikut :

a. Mempertahankan nilai likuiditas perusahaan, yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

b. Perusahaan harus lebih efisien memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam kegiatan operasionalnya untuk meningkatkan pendapatan atau meningkatkan laba bersih. c. Mengurangi jumlah hutangnya dengan meningkatkan penyediaan dana oleh

(16)

Lampiran Laporan Keuangan

PT. UNILEVER Indonesia, Tbk

Gambar

Tabel 1. Analisis Rasio Likuiditas dan Aktivitas
Tabel 2. Analisis menggunakan Leverage Ratio dan Profitability Ratio

Referensi

Dokumen terkait

dibe bela lanj njak akan an me mela lalu lui i pr pros oses es Pe Peng ngad adaa aan n Ba Barran ang) g)Ja Jasa sa, , di dipe perl rluk ukan an pr pros oses es

(1) Kegiatan bongkar muat barang di dalam kota yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120,, dan atau dengan menggunakan jalan sebagai tempat

a) Ruang kunjungan yang merupakan tempat pengunjung membesuk keluarganya yang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang, dimana ruangan ini

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada lampiran 10, bahwa rasio keuangan yang terdiri dari variabel ROI (X1), ROE (X2), NPM (X3), EPS (X4) dan PER

dituliskan oleh pembuat soal. Berdasarkan uraian dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa penyusun soal melakukan beberapa kesalahan seperti tidak teliti

Untuk menguji kemampuan memecahkan masalah dan sikap percaya diri pada materi perkalian kelas III SDN Ngadirejo 01 yang menggunakan pendekatan RME dengan media prezi lebih

Karena benteng bisa memakan benteng lain yang berada di lajur atau baris yang sama, maka dalam setiap baris atau lajur maksimal ada satu

Sistem yang digunakan dalam penanganan dan penyimpanan arsip inaktif di Lingkungan Pemerintah Daerah adalah sistem sentralisasi, yaitu arsip yang telah mencapai masa