Nama : Vicha Elisabet Amavista Baunsele Nim : 2303010189
Kelas : 1E
Soal Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pengantar Ilmu Administrasi Negara Prodi Ilmu Administrasi Publik
Dosen Pengampu : 1. Dr Maria Lino, M.Si 2. Umbu TW Pariangu, M.PA
1. Asal usul Admninistrasi Negara itu dari mana?, Apakah bagian dari Ilmu Administrasi atau Politik? Atau menjadi studi yang berdiri sendiri?
Jawaban :
Administrasi Negara berasal dari studi tentang organisasi dan manajemen
pemerintahan. Administrasi Negara adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang bagaimana pemerintahan bekerja, bagaimana kebijakan publik dibuat dan
dilaksanakan, serta bagaimana pemerintahan dapat memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien. Administrasi Negara dapat dianggap sebagai bagian dari Ilmu Administrasi, karena keduanya mempelajari tentang manajemen organisasi pemerintahan. Namun, Administrasi Negara juga dapat menjadi studi yang berdiri sendiri karena fokusnya pada pemerintahan dan kebijakan publik. Administrasi Negara fokus pada manajemen dan organisasi pemerintahan, sementara Ilmu Politik lebih menitikberatkan pada analisis kekuasaan dan kebijakan politik.
2. Jelaskan pergeseran ilmu administrasi publik hingga sekarang!
Jawaban:
Ilmu administrasi publik telah mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Pada awalnya, ilmu administrasi publik lebih difokuskan pada pengorganisasian dan pengelolaan pemerintahan yang efektif dan efisien. Namun, seiring perkembangan zaman, ilmu administrasi publik mulai memperhatikan peran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperjuangkan keadilan sosial.
Pada saat ini, ilmu administrasi publik lebih banyak menekankan pada pelayanan publik yang berkualitas dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pemerintah. Dalam hal ini, ilmu administrasi publik juga memperhatikan isu-isu global seperti tata kelola yang baik, keberlanjutan, dan inovasi dalam pelayanan publik. Pergeseran dalam Administrasi Publik dari masa ke masa mencerminkan perubahan dalam pendekatan, filosofi, dan praktik dalam pengelolaan sektor publik.
Berikut adalah empat pergeseran utama dalam Administrasi Publik:
1. Old Public Administration (OPA):
Pergeseran paradigma pertama terjadi pada awal abad ke-20. Pada masa ini, ilmu administrasi publik berfokus pada efisiensi dan efektivitas pemerintahan.
Pemerintah dianggap sebagai mesin yang harus dijalankan dengan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuannya. Pergeseran ini dipicu oleh industrialisasi dan urbanisasi yang menyebabkan kompleksitas dan tuntutan yang tinggi terhadap pemerintahan. Pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan publik yang lebih efisien dan efektif.
Model ini berkembang pada awal abad ke-20 dan didasarkan pada prinsip-prinsip birokrasi Weberian. OPA menekankan pada prinsip-prinsip seperti hierarki, otoritas formal, aturan dan prosedur yang jelas, serta pemisahan antara politik dan administrasi. Tujuan utama OPA adalah mencapai efisiensi, kepastian, dan
keadilan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
2. New Public Administration (NPA): Pergeseran paradigma kedua terjadi pada pertengahan abad ke-20. Pada masa ini, ilmu administrasi publik berfokus pada partisipasi masyarakat dan akuntabilitas pemerintahan. Pemerintah dianggap sebagai lembaga yang harus melayani kepentingan masyarakat.Pergeseran ini dipicu oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak-haknya. Masyarakat menuntut agar pemerintahan lebih transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya.
3. New Public Management (NPM): Pada tahun 1980-an dan 1990-an, NPM muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan
akuntabilitas dalam sektor publik. Pergeseran paradigma ketiga terjadi pada akhir abad ke-20. Pada masa ini, ilmu administrasi publik berfokus pada penerapan prinsip-prinsip manajemen bisnis di pemerintahan. Pemerintah dianggap sebagai organisasi yang harus dikelola secara efisien dan efektif. Pergeseran ini dipicu oleh globalisasi yang menyebabkan persaingan yang semakin ketat antarnegara.
Pemerintah dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya agar dapat bersaing dengan negara-negara lain.
4. New Public Service (NPS): Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, NPS muncul sebagai respons terhadap kritik terhadap pendekatan NPM yang terlalu fokus pada efisiensi dan keuntungan. NPS menekankan pada nilai-nilai etika, pelayanan publik yang berkualitas, dan kepentingan masyarakat. Model ini menekankan pentingnya integritas, akuntabilitas, dan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Jelaskan 6 tahapan perkembangan teori birokrasi!
Jawaban :
Birokrasi Patrimonial
Birokrasi patrimonial merupakan bentuk birokrasi yang menghamba pada kekuasaan dan kekaisaran sebelum abad ke-19. Birokrasi patrimonial seringkali terjadi pada zaman dahulu di mana penguasa atau raja-raja mempekerjakan orang-orang dari keluarga atau kerabat mereka untuk mengelola negara.Birokrasi patrimonial cenderung menciptakan lingkungan di mana jabatan dan kebijakan dipengaruhi oleh faktor-faktor non-rasional, seperti loyalitas pribadi atau hubungan keluarga. Hal ini menyebabkan birokrasi menjadi tidak efektif dan korupsi. Contoh dari birokrasi patrimonial adalah ketika pejabat publik
memberikan pekerjaan kepada keluarga atau teman-teman mereka sebagai balas jasa atas dukungan politik atau sebagai bentuk korupsi.
Birokrasi Weber. Birokrasi yang didasarkan pada rasionalitas, berdasarkan aturan (awal abad 19). Max Weber mengembangkan teori birokrasi yang menekankan pentingnya struktur, hierarki, dan aturan dalam organisasi. Menurut Weber, birokrasi harus memiliki aturan yang jelas, tugas yang terdefinisi dengan baik, dan otoritas yang terpusat. Hal ini akan memastikan bahwa birokrasi beroperasi secara efektif dan efisien. Contoh dari birokrasi Weber adalah ketika birokrasi beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip rasionalitas dan aturan tertulis, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja birokrasi.
Power Block Model. Birokrasi pada umumnya hanya menjadi alat kapitalisme (1970-an). Model ini mengkritik birokrasi sebagai alat kapitalisme pada tahun 1970-an. Namun, model ini juga mendapatkan kritik karena dianggap terlalu menyederhanakan peran birokrasi dalam masyarakat dan ekonomi. Contoh dari model blok kekuasaan adalah ketika birokrasi digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kepentingan kelompok tertentu, seperti perusahaan atau kelompok politik yang berkuasa.
Manegerialism. Birokrasi adalah organisasi yang terlalu besar yang mengambil sumber daya publik sehingga merugikan kepentingan publik. Teori ini
menekankan pada manajemen dan efisiensi dalam birokrasi dengan
menggunakan teknik manajemen modern. Teori ini juga mengakui pentingnya fleksibilitas dan inovasi dalam menghadapi perubahan lingkungan yang cepat, serta kepemimpinan yang kuat dalam mengelola birokrasi. Namun, teori ini juga mendapatkan kritik dan kontroversi karena dianggap mengabaikan aspek-aspek penting seperti partisipasi publik, keadilan sosial, dan pertimbangan etika dalam pengambilan keputusan. Contoh dari Managerialism adalah ketika birokrasi dipandang sebagai organisasi yang harus beroperasi seperti bisnis, dengan fokus pada manajemen dan efisiensi
New Public Service. Birokrasi harus melayani publik, tidak bisa menggunakan spirit swasta. New Public Service menekankan bahwa birokrasi harus melayani publik dengan semangat pelayanan publik, bukan semangat swasta. Hal ini sejalan dengan tujuan dari pemerintahan yang ada untuk melayani kepentingan publik. Namun, New Public Service juga mendapatkan kritik karena dianggap terlalu idealis dan sulit diimplementasikan dalam praktiknya. Contoh dari New Public Service adalah ketika birokrasi melayani publik dengan semangat pelayanan publik, bukan semangat swasta, dan berorientasi pada nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kepentingan publik.
Network Government. Birokrasi harus terintegrasi dalam suatu sistem kerja memanfaatkan teknologi informasi. Teori ini menekankan bahwa birokrasi harus terintegrasi dalam suatu sistem kerja yang memanfaatkan teknologi informasi.
Tujuannya adalah untuk mempercepat dan memudahkan akses terhadap layanan publik serta meningkatkan efisiensi birokrasi. Salah satu karakteristik utama dari teori birokrasi Network Government adalah penggunaan teknologi informasi untuk menghubungkan berbagai pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan layanan publik. Dengan teknologi ini, informasi dapat dipertukarkan secara cepat dan akurat, sehingga memudahkan pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas birokrasi. Selain itu, teori ini juga menekankan pentingnya keterbukaan dan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan.
4. Birokrasi memerlukan dukungan masyarakat untuk mengukuhkan dirinya sebagai agen profesional yang mengelola dan melayani kepentingan publik. Sebaliknya kontribusi seperti apa dari masyarakat yang membuat birokrasi mengalami regresi (kemunduran)?
Jawaban :
Kontribusi dari masyarakat yang dapat membuat birokrasi mengalami regresi
contohnya adalah korupsi, nepotisme, dan keterlibatan dalam politik praktis. Korupsi dapat terjadi ketika pejabat publik menyalahgunakan kekuasaan dan memanfaatkan posisi mereka untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Nepotisme dapat terjadi ketika pejabat publik memberikan pekerjaan atau posisi penting kepada keluarga atau teman-teman mereka tanpa mempertimbangkan kualifikasi atau
kompetensi. Keterlibatan dalam politik praktis dapat mengakibatkan kebijakan publik tidak efektif atau tidak berpihak pada kepentingan publik karena dipengaruhi oleh kepentingan kelompok tertentu. Semua kontribusi tersebut dapat membuat birokrasi mengalami kemunduran dan tidak berfungsi dengan baik dalam melayani kepentingan publik.
5. Jelaskan indikasi birokrasi dalam melayani publik menurut Ripley & Franklin dan kaitkan dengan konteks kekinian!
Jawaban :
Menurut Ripley & Franklin, indikasi birokrasi dalam melayani publik mencakup responsibilitas, optimisasi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik, dan akuntabilitas untuk meminimalisir penyimpangan. Mereka juga menekankan peran birokrasi dalam proses implementasi program atau kebijakan. Dalam konteks
kekinian, indikasi tersebut tetap relevan, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan reformasi birokrasi untuk memastikan netralitas, responsibilitas, dan akuntabilitas birokrasi dalam melayani masyarakat. Dalam literatur lain, Ripley &
Franklin juga menyoroti bahwa implementasi kebijakan tergantung pada tingkat kepatuhan birokrasi, yang menunjukkan pentingnya peran birokrasi dalam
mewujudkan kebijakan publikOleh karena itu, pemahaman terhadap konsep ini dapat membantu dalam mengevaluasi kinerja birokrasi dalam melayani publik di era
kontemporer. Dengan demikian, konsep-konsep yang dikemukakan oleh Ripley &
Franklin tetap relevan dalam konteks kekinian, di mana tuntutan akan pelayanan publik yang responsif, akuntabel, dan efektif tetap menjadi fokus utama reformasi birokrasi.
6. Jelaskan 6 model kebijakan publik!
Jawaban :
Model Rasional : Model ini didasarkan pada asumsi bahwa kebijakan publik dibuat berdasarkan analisis rasional dan pemilihan yang optimal. Model ini menganggap bahwa pembuat kebijakan memiliki akses pada informasi yang lengkap dan objektif, serta mampu mengevaluasi semua alternatif kebijakan dengan cermat. Tujuan utama dari model ini adalah mencapai efisiensi dan kesejahteraan masyarakat.
Model Inkremental: Model ini mengasumsikan bahwa kebijakan publik cenderung mengalami perubahan secara bertahap dan evolusioner. Keputusan kebijakan dibuat berdasarkan pada perubahan kecil dari kebijakan yang sudah ada, dengan mempertimbangkan faktor-faktor politik, kepentingan kelompok,
dan konsensus sosial. Model ini mengakui adanya keterbatasan informasi dan waktu dalam proses pengambilan keputusan.
Model Kelompok Kepentingan (Interest Group): Model ini menekankan peran kelompok-kelompok kepentingan dalam proses pembuatan kebijakan publik.
Kelompok-kelompok kepentingan, seperti serikat pekerja, perusahaan, atau LSM, berperan dalam mempengaruhi pembuat kebijakan melalui lobi, kampanye, atau advokasi. Model ini mengakui adanya konflik kepentingan dan persaingan dalam proses pembuatan kebijakan.
Model Pilihan Publik (Public Choice): Model ini menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam analisis kebijakan publik. Model ini mengasumsikan bahwa individu dan kelompok memiliki preferensi dan tujuan yang berbeda, dan bertindak secara rasional untuk memaksimalkan kepentingan pribadi mereka.
Model ini juga mempertimbangkan adanya keterbatasan informasi dan adanya biaya dalam proses pengambilan keputusan.
Model Sistem : Model ini diperkenalkan oleh David Easton yang didasarkan pada eksistensi dan kekuatan lingkungan, sosial, politik, ekonomi,
kebudayaan, geografis, dan sebagainya yang ada disekitarnya. Kebijakan publik merupakan hasil (output) dari sistem politik. Kebijakan model ini juga melihat dari tuntutan-tuntutan, dukungan, masukan yang selanjutnya diubah menjadi kebijakan publik yang otoritatif bagi seluruh anggota masyarakat.
Intinya sistem politik berfungsi mengubah inputs menjadi outputs Contoh: kebijakan pembangunan infrastruktur pendidikan
Model Advocacy: Model ini menekankan peran advokasi dan partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik. Model ini menganggap bahwa masyarakat memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berharga dalam merumuskan kebijakan yang relevan dan efektif. Tujuan dari model ini adalah memastikan bahwa kebijakan publik mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
7. Bagaimana strategi mereformasi birokrasi di tengah kultur dan paradigma administrator yang lemah secara etika, akuntabilitas dan responsibilitas?
Jawaban :
Untuk mereformasi birokrasi, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan, seperti meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mengembangkan sistem pengawasan dan evaluasi yang efektif, dan memperkuat nilai-nilai etika dan integritas di dalam birokrasi.
Pertama, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dapat membantu mendorong birokrasi untuk lebih terbuka dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat sistem pengawasan dan evaluasi yang efektif, seperti audit internal dan eksternal, serta memperkuat mekanisme pengaduan publik.
Kedua, mengembangkan sistem pengawasan dan evaluasi yang efektif dapat membantu memperkuat kinerja birokrasi dan mencegah terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan atau korupsi. Sistem ini dapat melibatkan berbagai pihak, seperti masyarakat, media, dan lembaga independen.
Ketiga, memperkuat nilai-nilai etika dan integritas di dalam birokrasi dapat membantu mengubah kultur dan paradigma administrator yang lemah secara etika, akuntabilitas, dan responsibilitas. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan pelatihan dan pendidikan tentang etika dan integritas kepada pegawai birokrasi, serta memperkuat sistem penghargaan dan sanksi yang sesuai untuk mendorong perilaku yang baik.
8. Jelaskan tugas dan peran birokrasi sebagai agen yang menjalankan tugas administrasi, memberikan input, mengumpulkan aspirasi, memelihara stabilitas politik!
Jawaban :
Birokrasi memiliki peran penting dalam menjalankan tugas administrasi, memberikan input, mengumpulkan aspirasi, dan memelihara stabilitas politik dalam suatu negara.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang tugas dan peran birokrasi dalam konteks ini:
o Tugas Administrasi: Birokrasi bertanggung jawab untuk menjalankan tugas administratif dalam pemerintahan. Mereka mengelola dan melaksanakan kebijakan publik, mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya publik, serta memastikan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan layanan publik. Birokrasi juga bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
o Memberikan Input: Birokrasi berperan sebagai sumber informasi dan penasihat bagi para pembuat kebijakan. Mereka memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang-bidang tertentu, dan dapat memberikan masukan yang berharga dalam proses pengambilan keputusan. Birokrasi juga dapat
melakukan analisis kebijakan, melakukan penelitian, dan menyusun laporan yang mendukung pembuatan kebijakan yang baik dan berdasarkan fakta.
o Mengumpulkan Aspirasi: Birokrasi berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Mereka bertugas untuk mengumpulkan aspirasi, kebutuhan, dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Birokrasi dapat melakukan komunikasi dengan berbagai kelompok masyarakat, mengadakan pertemuan, mengumpulkan umpan balik, dan memastikan bahwa kepentingan masyarakat tercermin dalam kebijakan dan program pemerintah.
o Memelihara Stabilitas Politik: Birokrasi memiliki peran penting dalam memelihara stabilitas politik suatu negara. Mereka bertugas untuk menjaga ketertiban, mencegah konflik, dan memastikan keamanan dalam pelaksanaan tugas administratif. Birokrasi juga dapat berperan dalam menjaga
keseimbangan kekuasaan antara berbagai kepentingan politik dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Namun, perlu diingat bahwa birokrasi juga dapat menghadapi tantangan dan kritik.
Beberapa masalah yang sering muncul adalah birokrasi yang lamban, korupsi, kurangnya akuntabilitas, dan kurangnya inovasi. Oleh karena itu, penting bagi birokrasi untuk terus melakukan reformasi dan peningkatan kinerja agar dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik.