COVER
BUNGA RAMPAI
ILMU EKONOMI MAKRO
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Elsa Christin Saragih Alamsyah Agit
Yoseb Boari Eka Puspitawati
Christimulia Purnama Trimurti Martin Luter Purba
Maichal Eva Yuniarti Utami
Penerbit
CV. MEDIA SAINS INDONESIA Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat www.medsan.co.id
Anggota IKAPI No. 370/JBA/2020
Elsa Christin Saragih Alamsyah Agit
Yoseb Boari Eka Puspitawati
Christimulia Purnama Trimurti Martin Luter Purba
Maichal Eva Yuniarti Utami Editor:
Harini Fajar Ningrum
Tata Letak:
Enjellia Putri Zega Desain Cover:
Qonita Azizah Ukuran:
A5 Unesco: 15,5 x 23 cm Halaman:
iv, 170 ISBN:
978-623-195-840-2 Terbit Pada:
Februari 2024
Hak Cipta 2024 @ Media Sains Indonesia dan Penulis
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.
PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA (CV. MEDIA SAINS INDONESIA) Melong Asih Regency B40 - Cijerah Kota Bandung - Jawa Barat www.medsan.co.id
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku ini selesai disusun dan berhasil diterbitkan. Kehadiran Buku Ilmu Ekonomi Makro ini disusun oleh para akademisi dan praktisi dalam bentuk buku kolaborasi. Walaupun masih jauh dari kesempurnaan, tetapi kami mengharapkan buku ini dapat menjadi referensi atau bahan bacaan dalam menambah khasanah keilmuan khususnya mengenai Ilmu Ekonomi Makro.
Sistematika penulisan buku ini diuraikan dalam delapan bab yang memuat tentang Konsep Dasar Ilmu Ekonomi Makro, Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Makro, Pertumbuhan, Akumulasi, dan Kebijakan Ekonomi, Penawaran dan Permintaan Agregat, Kebijakan Moneter, Inflasi, Masalah Pengangguran, dan bab terakhir yaitu Perdagangan Skala Internasional.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam seluruh rangkaian penyusunan sampai penerbitan buku ini.
Secara khusus, terima kasih kepada Media Sains Indonesia sebagai inisiator buku kolaborasi ini. Buku ini tentunya masih banyak kekurangan dan keterbatasan, saran dari pembaca sekalian sangat berarti demi perbaikan karya selanjutnya. Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca.
Februari, 2024
Editor
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
1 KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO ... 1
Ilmu Ekonomi, Kelangkaan dan Biaya Peluang ... 1
Sejarah Ilmu Ekonomi Makro ... 4
Analisa Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro ... 8
Definisi Ilmu Ekonomi Makro ... 14
Permasalahan Pokok dalam Ekonomi Makro ... 16
2 RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI MAKRO ... 23
Definisi Ekonomi Makro ... 23
Urgensi Ekonomi Makro ... 25
Ruang Lingkup Ekonomi Mikro ... 28
3 PERTUMBUHAN, AKUMULASI, DAN KEBIJAKAN EKONOMI ... 45
Pengantar ... 45
Pertumbuhan ... 46
Akumulasi ... 57
Kebijakan Ekonomi ... 59
4 PENAWARAN DAN PERMINTAAN AGREGAT ... 67
Variabel Kunci Ekonomi Makro ... 67
Kerja ... 68
Output ... 69
Inflasi ... 70
Permintaan Agregat ... 70
Penawaran Agregat ... 72
iii
Keseimbangan Pendapatan Riil ... 75
Perubahan Permintaan Agregat: Pergerakan Sepanjang Kurva Versus Pergeseran Kurva ... 76
Faktor Penyebab Pergeseran Permintaan Agregat ... 80
Pergeseran Penawaran Agregat ... 89
5 KEBIJAKAN MONETER ... 97
Pendahuluan ... 97
Sejarah Kebijakan Moneter Dunia ... 98
Kebijakan Moneter ... 103
Transmisi Kebijakan Moneter Bank Indonesia ... 107
Perjalanan Kebijakan Moneter Indonesia ... 112
6 INFLASI ... 119
Defenisi Inflasi ... 119
Pentingnya memahami inflasi ... 120
Penyebab inflasi ... 122
Dampak inflasi ... 125
Inflasi dan pertumbuhan ekonomi ... 130
Gambaran Inflasi di Indonesia ... 132
Pengendalian inflasi ... 133
7 MASALAH PENGANGGURAN ... 141
Pendahuluan ... 141
Trade-Off Antara Inflasi & Pengangguran ... 143
Kecerdasan Buatan dan Pengangguran... 150
8 PERDAGANGAN SKALA INTERNASIONAL ... 157
Sejarah Perdagangan Internasional ... 157
Teori Perdagangan Internasional ... 159
iv
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aliran
Perdagangan Internasional ... 161 Peran Negara dalam
Perdagangan Internasional ... 163 Instrumen Perdagangan Internasional ... 165 Tarif dan Hambatan Perdagangan ... 166 Dampak Ekonomi Perdagangan Internasional ... 166 Manfaat Ekonomi ... 167 Tantangan Ekonomi ... 168
1
1
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO
Elsa Christin Saragih, S.P., M.P Universitas Kristen Wira Wacana Sumba
Ilmu Ekonomi, Kelangkaan dan Biaya Peluang
Manusia membutuhkan berbagai sumberdaya untuk keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan ketersediaan sumberdaya pemenuhannya terbatas. Sehingga manusia selalu dihadapkan dengan masalah bagaimana pengambilan keputusan pilihan yang tepat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ilmu ekonomi muncul karena sifat manusia yang umumnya selalu ingin mendapatkan sesuatu melebihi dari sumberdaya yang dimilikinya (Hartono, 2023).
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang tertua di dunia, dimana kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sejak zaman primitif pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi. Istilah ekonomi pertama sekali diperkenalkan oleh seorang filsafat Yunani yang bernama Xenophone. Ekonomi berasal dari gabungan kata oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan atau hukum. Jadi secara sederhana ekonomi diartikan sebagai aturan tentang cara pengelolaan rumah tangga. Seiring perkembangan masa barulah ilmu ekonomi bisa didefenisikan secara mantap seperti sekarang ini.
2
Berikut ini merupakan pengertian ilmu ekonomi menurut beberapa ahli, antara lain:
1. Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia secara sistematis dalam usahanya untuk mengalokasikan semua sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas (Adam Smith)
2. Ilmu ekonomi merupakan ilmu mengenai seni memilih, ilmu ini mengajarkan tentang bagaimana orang membuat pilihan menggunakan sumber produksi yang terbatas dalam rangka memproduksi berbagai jenis komoditas dan menyalurkannya kepada masyrakat untuk dikonsumsi (Paul Samuelson).
3. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat menentukan pilihan mengenai penggunaan sumberdaya yang langka dan mempunyai kemungkinan penggunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai-bagi orang dan kelompok orang yang terdapat dalam masyarakat, baik kini maupun masa yang akan datang dan dengan menggunakan uang atau tidak (Soelistyo dalam Ekawarna dan Fachruddiansyah, 2011).
Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi tersebut di atas, inti dari permasalahan ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara tidak terbatasnya kebutuhan hidup manusia diperhadapkan dengan alat pemuas kebutuhannya yang terbatas, sehingga menimbulkan masalah kelangkaan (scarcity). Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut, manusisa harus melakukan pilihan-pilihan (choices) karena adanya kelangkaan sumber daya yang ada. Pilihan yang dilakukan terkait menentukan kebutuhan mana yang
3
harus dipenuhi terlebih dahulu dan kebutuhan mana yang bisa ditunda sesuai dengan terbatasnya sumber daya yang ada. Kebutuhan yang biasanya dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan primer, kemudian diikuti kebutuhan sekunder dan tersier.
Dalam ekonomi, pemenuhan kebutuhan hidup manusia sangat tergantung kepada kesempatan dan anggaran (finansial) yang dimilikinya (Mahyarni dan Astuti, 2015).
Untuk perorangan maupun keluarga dalam masyarakat, keterbatasan pemenuhan kebutuhan terutama disebabkan oleh terbatasnya jumlah penghasilan dan biasanya tidak mencukupi untuk memenuhi segala sesuatu kebutuhan dan keinginannya. Hal ini merupakan salah satu persoalan ekonomi dimana ketika sumberdaya anggaran ketika digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang satu dan tidak dapat digunakan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Dalam ilmu ekonomi hal ini disebut sebagai biaya peluang (opportunity cost). Menurut Robert B.
Ekalund dan Jr. Robert D Tollison biaya peluang adalah biaya dari penggunaan sumber daya ekonomi dengan tujuan tertentu, yang diukur dalam ukuran keuntungan yang tidak jadi didapatkan karena tidak jadi memilih alternatif tersebut dibandingkan dengan komoditi yang didapat sebagai gantinya karena memilih suatu alternatif (Rahmatullah, et.al., 2018). Menentukan pilihan pemenuhan kebutuhan bukanlah suatu pekerjaanyang mudah, karena harus berdasarkan pada pertimbangan tertentu, sehingga manusia perlu belajar dalam menentukan pilihan. Hal-hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.
4 Sejarah Ilmu Ekonomi Makro
Secara umum ilmu ekonomi dibagi menjadi 2 (dua) cabang, yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro.
Ekonomi mikro berfokus pada pembahasan unit-unit sebagai individu dalam kegiatan ekonomi, seperti rumah tangga dan perusahaan (perilaku produksi, mekanisme pasar yang terjadi, perilaku konsumen,serta berbagai bentuk pasar) (Putong et.al, 2015). Sedangkan pembahasan pada ekonomi makro tentang bagaimana perilaku individu-individu tersebut secara keseluruhan (agregat).
Perkembangan ilmu ekonomi dimulai oleh mazhab klasik pada abad ke 17 ditandai dengan ditulisnya buku yang berjudul “An Inquiry inti Nature and Cause of the Wealth of Nation” oleh seorang ahli ekonomi bernama Adam Smith. Inti pembahasan dalam buku ini yaitu menguraikan bagaimana pengelolaan tatanan ekonomi suatu negara dengan persaingan bebas (liberal) tanpa adanya campur tangan dari pemerintah, termasuk didalamnya tentang pengelolaan sumber daya dan pembagian kerja. Teori tersebut merupakan dasar bagi teori-teori ahli ekonomi berikutnya yaitu David Ricardo, Thomas Malthus dan Jhon Shert Mil, yaitu ahli-ahli ekonomi yang dikelompokkan sebagai ahli ekonomi klasik. Mazhab klasik terkenal dengan teori invisible hand (tangan tidak kentara) yaitu penawaran menciptakan permintaannya sendiri (suply creates its own demand), dan pada perkembangannya menjadi dasar bagi teori pada ekonomi mikro.
Pada tahun 1929-1932 terjadi kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat yang menjadi awal mula kemunduran ekonomi secara keseluruhan di dunia. Periode ini dikenal sebagai The Great Depression. Puncak kemerosotan ekonomi ini, lebih dari seperempat tenaga kerja di Amerika Serikat menjadi pengangguran dan pendapatan
5
nasional dan investasi juga merosot dengan sangat tajam. Seluruh negara-negara di dunia baik negara industri sampai ke negara-negara miskin merasakan dampak kemunduran perekonomian yang serius ini.
Depresi ekonomi yang berlangsung cukup lama ini membuat dunia mempertanyakan hipotesis ekonomi klasik yang meyakini bahwa invisible hand akan menyeimbangkan pasar secara otomatis dengan adanya mekanisme pasar.
Kemunduran ekonomi yang menimbulkan keadaan yang genting tersebut melahirkan sorang ahli ekonomi baru bernama Jhon Maynard Keynes yang menuangkan pandangannya untuk memperbaiki keadaan melalui bukunya yang berjudul “General Theory of Employment, Interest and Money” yang diterbitkan pada tahun 1936.
Jika kelompok mazhab klasik mendasarkan perekonomian pada mekanisme pasar yang bekerja, maka kelompok Keynesian berpandangan bahwa perlu adanya campur tangan dalam kegiatan perekonomian.
Selanjutnya, buku tersebut mengemukakan kritik terhadap pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang meyakini bahwa bahwa penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu tercapai.
Menurut teori Keynes dalam sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak bisa selalu terlaksana dimana diperlukan usaha dan juga kebijakan pemerintah untuk mencitakan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh (Sukirno, 2015).
Terdapat 2 (dua) hal pokok yang disampaikan Keynes dalam bukunya yang lebih dikenal sebagai The General Theory. Pokok pikiran pertama yaitu kritik terhadap kebenaran hipotesis ekonomi Klasik terkait kepercayaan terhadap keampuhan mekanisme pasar sejak zaman Adam Smith. Kelemahan teori ekonomi klasik menurut
6
Keynes terletak pada lemahnya asumsi terhadap pasar yang dianggap terlalu idealis (utopian) dan masalah ekonomi yang terlalu ditekankan pada sisi penawaran.
Kondisi tersebut melahirkan pokok pikiran kedua Keynes yaitu berupa usulan pemulihan kondisi perekonomian dengan melibatkan campur tangan pemerintah dalam rangka menstimulasi sisi permintaan.
Kedua pokok pikirian yang dikemukan Keynes dalam The General Theory yang kemudian membawa pembaruan dalam ilmu ekonom, yang meliputi:
1. Analisis ilmu ekonomi sudah mulai memperhatikan dimensi global atau agregat (makro). Hal ini menjadi awal perkembangan ilmu ekonomi makro.
2. Peranan pemerintah mulai dimasukkan ke dalam analisis ilmu ekonomi, yang menimbulkan asumsi terhadap peranan analisis kebijakan (policies analysis) adalah hal yang sangat penting.
3. Pelaksanaan analisis kebijakan tersebut memerlukan studi-studi empiris terkait, dan dalam hal ini terkait kajian kebijakan ekonomi makro.
Berikut ini ditampilkan perbedaan antara pandangan teori Klasik dan Keynesian.
Tabel 1.1 Perbandingan Pemikiran Ekonomi menurut Mazhab Klasik dan Keynes
No Klasik Keynes
1 Campur tangan pemerintah tidak diperlukan dalam kegiatan perekonomian.
Campur tangan pemerintah diperlukan dalam kegiatan
perekonomian.
7 2 Campur tangan
pemerintah dibatasi pada:
Pertahanan dan keamanan Hukum dan peradilan Penyediaan prasarana umum yang tidak dapat
disediakan oleh swasta
Campur tangan pemerintah di bidang ekonomi untuk mengatasi permasalahan
ekonomi, yaitu:
Pengangguran Pertumbuhan ekonomi
Inflasi
3 Cara mengurangi pengangguran adalah
dengan mengurangi tingkat upah.
Cara mengurangi pengangguran adalah dengan memperbanyak
investasi.
4 Pemerintah memiliki peran yang minimal dalam perekonomian,
berokus pada tujuan jangka panjang.
Pemerintah memiliki peran besar dalam perekonomian,
berfokus pada tujuan jangka pendek.
5 Pengeluaran pemerintah dapat menghambat pertumbuhan ekonomi
suatu negara dengan meningkatkan sektor publik dan penurunan
sektor usaha.
Pengeluaran pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tanpa adanya pengeluaran
konsumen.
6 Suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk menabungdan keinginan
untuk meminjam dana modal untuk investasi.
Suku bunga ditentukan oleh pemerintah dan penawaran
uang.
8 7 Pendapatan nasional
ditentukan oleh kemampuan faktor
produksi dengan menghasilkan barang
dan jasa.
Pendapatan nasional faktor produksi yang tersedia tetapi oleh pengeluaran
agregat.
8 Tingkat bunga fleksibel akan menjamin kadilan permintaan tenaga kerja
akan sama dengan penawaran kerja
Tingkat upah tidak fleksibel karena banyak pengangguran, tingkat upah
tidak akan turun dan pengangguran tetap ada.
Sumber: Suparmono (2018)
Analisa Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro
Secara umum ilmu ekonomi dibagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu: (1) ilmu ekonomi deskriptif; (2) kelompok teori ekonomi; dan (3) kelompok ekonomi terapan. Lebih jelasnya pembagian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Pembagian Ilmu Ekonomi
Ekonomi deskriptif merupakan bagian dari ilmu ekonomi menggambarkan keadaan ekonomi suatu daerah/negara pada masa tertentu yang disajikan secara apa adanya dalam bentuk angka, kurva, grafik, dan lain-lain. Melalui gambaran tersebut akan terlihat kondisi perekonomian
9
sebenarnya sehingga dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan ekonomi. Ekonomi teori merupakan ilmu ekonomi yang menganalisa hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi dan merumuskannya menjadi hukum ekonomi berdasarkan teori-teori.
Sedangkan ekonomi terapan lebih membahas bagaimana pemecahan permasalahan ekonomi tertentu dengan penerapan teori-teori ekonomi yang ada.
Teori ekonomi memiliki dua cabang ilmu yaitu teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro. Perbedaannya hanya teletak kepada tekanan pembahasannya. Mikro ekonomi lebih berbicara mengenai hubungan ekonomi antara individu pelaku ekonomi, sedangkan makro ekonomi membahasa permasalahan ekonomi yang jauh lebih luas atau secara keseluruhan (agregat). Adapun tujuan dari kedua ilmu ekonomi tersebut adalah sama yaitu apakah sumber daya pemenuhan kebutuhan ekonomi sudah dialokasikan secara efisien atau tidak.
Kedua rumpun teori ekonomi tersebut menganalisis ilmu atau fenomena ekonomi secara berbeda menurut sudut pandang masing-masing. Perbedaan bidang kajian antara ekonomi mikro dan ekonomi makro dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Perbedaan Bidang Kajian antara Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
No Bidang Kajian
Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
1 Sasaran
analisis Seorang konsumen, suatu pasar, atau seorang produsen (perusahaan/industri)
Sifatnya lebih menyeluruh (global), yaitu
keseluruhan tindakan dari
konsumen
10 2 Pilihan
analisis Mencapai efesiensi untuk penggunaan
sumber daya Mencapai kepuasan
maksimum
Kegiatan ekonomi ditentukan oleh permintaan dan
penawaran Masalah utama
tiap perekonomian Kebijakan dan campur tangan
pemerintah
3 Proses penentuan
harga
Harga terbentuk dari keseimbangan pasar, suatu industri dan industri lain dalam keadaan tertentu
(ceteris paribus)
Mangabaikan perubahan relatif
antar-industri yang berbeda
4 Total pendapatan
Pendapatan semua konsumen diasumsikan tertentu
dan alokasinya ke barang yang ada
Tingkat pendapatan atau
pengeluaran agregat adalah variabel utama yang dipelajari
Sumber: Hasyim (2017) 1. Teori Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro adalah cabang teori ekonomi yang mempelajari kegiatan dan perilaku ekonomi dari unit-unit ekonomi secara individual yang bertindak sebagai konsumen, sebagai pemilik faktor produksi, atau individu sebagai produsen, termasuk seperti apa permintaan maupun penawarannya dan dampak kepada struktur pasar yang berlaku. Asumsi implisit yang dipakai dalam mempelajari teori ekonomi mikro adalah bahwa semua sumberdaya ekonomi
11
digunakan sepenuhnya. Selanjutnya kebiajakan moneter dan fiskal dianggap bisa menjamin suatu keadaan dimana kecenderungan kondisi penggunaan tenaga kerja penuh tanpa adanya inflasi yang terjadi.
Menurut Mankiw (2020) ada beberapa teori ekonomi mikro yang penting, anatara lain:
a. Hukum Penawaran dan Permintaan
Penentuan harga barang dan jasa di pasar ditentukan oleh mekanisme pasar yang didasari dari hukum permintaan dan penawaran. Hukum yang berlaku di pasar bahwa pada harga yang lebih tinggi, permintaan akan menurun dan penawaran akan meningkat. Sebaliknya, ketika harga semakin menurun maka permintaan akan meningkat dan penawaran akan semakin menurun.
b. Teori Utilitas
Teori utilitas menjelaskan bahwa konsumen akan memaksimalkan perolehan kepuasan atau utilitas dari barang dan jasa yang mereka konsumsi. Teori utilitas menjadi dasar bagi analisis perilaku konsumen dalam ekonomi, dimana utilitas ditentukan oleh preferensi konsumen dan seberapa banyak jumlah barang yang dikonsumsi.
c. Teori Produksi
Teori ini menjelasakan keterkaitan antara input dan output dalam proses produksi, dimana tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan penggunaan output dengan menggunakan output yang ada secara efisisen. Dalam teori ini input produksi merupakan faktor produksi seperti bahan mentah, modal dan tenaga kerja.
12 d. Teori Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Teori biaya produksi menjelaskan bahwa besarnya biaya produksi yang digunakan tergantung kepada beberapa variabel seperti harga input, skala produksi dan juga teknologi yang digunakan. Teori ini menjadi dasar dalam penentuan harga yang wajar bagi produk dan jasa yang dihasilkan.
e. Teori Persaingan
Pasar bagi barang dan jasa pemenuhan kehidupan masyarakat sangat kompetitif. Teori persaingan menjelakan tentang bagaimana pasar yang kompetitif tersebut mempengaruhi tingkat harga dan kuantitas barang dan jasa yang diperjualbelikan. Adanya persaingan dalam pasar akan mendorong produsen untuk meningkatkan kualitas dari produknya dengan menawarkan harga yang lebih rendah.
2. Teori Ekonomi Makro
Teori ekonomi makro cabang teori ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara menyeluruh. Analsis yang dilakukan pada teori makro ekonomi bersifat umum dan tidak berfokus kepada kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit terkecil (individu) seperti rumah tangga konsumen, produsen maupun distribusi dalam perekonomian.
Sebaliknya, teori makro ekonomi menganalisis ekonomi secara menyeluruh, terutama membahas mengenai inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan berbagai kebijakan perekonomian, serta membahas bagaimana dampak dari berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
13
Menurut Mankiw (2020) beberapa teori ekonomi mikro yang penting, anatara lain:
a. Teori Siklus Bisnis
Teori ini menjelaskaan tentang bagaimana faktor- faktor konsumsi masyarakat, investasi, ekspor dan impor mempengaruhi fluktuasi perekonomian secara keseluruhan (agregat).
Fokus dari teori ini adalah perubahan yang terjadi dalam output, inflasi dan pengangguran yang terjadi dalam suatu negara.
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori ini menjelaskan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi keadaan perekonomian dalam jangka panjang, yang meliputi faktor modal, tenaga kerja dan penggunaan teknologi. Fokus dari teori ini terletak pada pertumbuhan output dan pendapatan per kapita masyarakat suatu negara.
c. Teori Kebijakan Moneter
Teori ini menjelaskan tentang pengaruh kebijakan moneter terhadap inflasi, tingkat suku bunga dan jumlah uang yang beredar di masyarakat suatu negara. Perekonomian dalam satu negara dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang berlaku melalui perubahan yang terjadi pada tingkat suku bunga dan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
d. Teori Kebijakan Fiskal
Teori ini menjelaskan tentang pengaruh kebijakan fiskal yang berlaku terhadap perekonomian suatu negara melalui perubahan dalam pengeluaran pemerintah dan pajak yang berlaku. Perekonomian dipengaruhi oleh kebijakan fiskal melalui pengaruh yang diberikannya pada konsumsi dan investasi.
14
e. Teori Ekonomi Internasional
Teori ini menjelaskan bagaimana pengaruh perdagangan internasional terhadap perekonomian suatu negara. Fokus dai teori ini terletak pada perubahan yang terjadi pada ekspor maupun impor serta pertukaran mata uang.
Definisi Ilmu Ekonomi Makro
Seiring perkembangan zaman, banyak para ahli yang mengemukakan pendapat terkait arti dan defenisi dari ilmu ekonomi makro. Berbagai defenisi dari pada ahli tersebut memiliki kesamaan arti dan tujuan. Berikut adalah beberapa definisi tentang ilmu ekonomi makro menurut beberapa ahli:
1. Menurut John Maynard Keynes, yang merupakan seorang ahli ekonomi terkemuka pada abad ke-20, ekonomi makro didefinisikan sebagai studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh tingkat pemanfaatan sumber daya dalam kegiatan perekonomian (Hasyim, 2017). Keynes mengemukakan pentingnya penekan pengeluaran agregat dan dampak kebijakan pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan dalam perekonomian.
2. Menurut Paul Samuelson, seorang ahli yang juga pemenang Nobel dalam bidang ekonomi, mendefinisikan ekonomi makro sebagai studi yang mempelajari ekonomi secara keseluruhan (Hasyim, 2017). Samuelson menekankan analisis agregat dalam perekonomian diantaranya inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
3. Menurut Gregory Mankiw yang merupakan ahli ekonomi terkemuka pada masa kini, ekonomi makro didefinisikan sebagai studi tentang perekonomian
15
secara agregat (keseluruhan), termasuk di dalamnya membahas tentang pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi (Mankiw, 2020). Mankiw juga mengekspos kebiajakan fiskal dan moneter sebagai bentuk peranan pemerintah dalam mengatur perekonomian negara.
4. Menurut Boediono (2001), ekonomi makro dirumuskan sebagai cabang ilmu ekonomi yang diterapkan untuk mengetahui dan menganalisis pertumbuhan perekonomian suatu negara serta seperti apa pokok-pokok ekonominya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
5. Menurut Sukirno (2015) mendefinisikan ekonomi makro sebagai sebuah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai permasalahan pertumbuhan ekonomi.
Masalah-masalah pertumbuhan ekonomi antara lain:
kegiatan ekonomi yang tidak stabil, inflasi, tingkat pengangguran, dan neraca perdagangan serta pembayaran.
Beberapa definisi ilmu ekonomi makro dari beberapa pendapat para ahli diatas mencerminkan fokus utama dan ruang lingkup dari ilmu ekonomi makro. Kesamaan yang terlihat dalam berbagai definisi tersebut adalah bahwa ekonomi makro melibatkan analisis keseluruhan perekonomian dan ada beberapa aspek-aspek besar yang mempengaruhi tercapainya kesejahteraan masyarakat secara luas. Aspek-aspek tersebut berupa permasalahan pertumbuhan ekonomi yaitu inflasi, tingkat pengangguran, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan neraca perdagangan serta pembayaran.
16
Permasalahan Pokok dalam Ekonomi Makro
Permasalahan yang dibahas dalam ekonomi makro berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan dan mengendalikan laju perekonomian supaya bisa berjalan selaras dengan instrumen kekuatan ekonomi dan untuk menghindari berbagai hambatan yang bisa mengganggu keseimbangan ekonomi. Secara umum permasalahan dalam ekonomi makro dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: kelompok permasalahan jangka pendek dan kelompok permasalahan jangka panjang.
1. Permasalahan jangka pendek (masalah stabilisasi).
a. Inflasi
Inflasi adalah kondisi dimana harga-harga komoditi naik secara umum yang biasanya disebabkan oleh ketidaksinkronan antara faktor-faktor penentu pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang, dan lain-lain) dengan tingkat pendapatan masyarakat.
b. Pengangguran
Pengangguran merupakan kondisi yang terjadi karena adanya kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Namun, meskipun jumlah lapangan pekerjaan banyak pengangguran juga dapat terjadi akibat perbedaan keahliaan yang dibutuhkan dengan keahlian yang tersedia, akibat terbatasnya informasi atau bahkan karena adanya pengangguran sukarela (orang yang sengaja memilih untuk menganggur). Dalam suatu perekonomian pengangguran akan selalu ada, dan pengangguran tidak akan membahayakan apabila bisa dikelola dengan baik.
17
c. Ketimpangan dalam neraca pembayaran
Neraca pembayaran (Balance of Payment) merupakan catatan transaksi ekonomi internasional suatu negara terhadap negara lainnya yang dicatat dalam kurun waktu tertentu. Dalam neraca pembayaran akan terlihat perbandingan produktivitas penduduk suatu negara terhadap penduduk negara lainnya, yang akan tergambar dari keluar masuknya modal dan surplus atau defisitnya suatu perdagangan.
Ketimpangan neraca pembayaran merupakan kondisi kesenjangan antara jumlah pembayaran ekspor dibandingkan dengan impor. Apabila impor suatu negara terlalu besar yang terjadi adalah devisa akan berkurang, jatuhnya nilai tukar mata uang lokal, dan matinya indutri dalam negeri berbasisi impor. Sebaliknya, apabila terjadi nilai ekspor terlalu besar maka nilai mata uang dalam negeri semakin menguat dibandingkan nilai mata uang luar negeri dan akan berdampak matinya industri yang berbasisi bahan baku dalam negeri akibat semakin naiknya impor dari luar negeri. Itulah sebabnya neraca pembayaran luar negeri diusahakan harus selalu seimbang.
2. Permasalahan jangka panjang (masalah pertumbuhan)
a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Permasalahan pertumbuhan penduduk yang tinggi pemicu masalah yang sangat pelik bagi negara karena diperhadapkan dengan keterbatasan jumlah pangan. Menurut Malthus dalam Putong dan Anjaswati (2015) akan terjadi bencana ketika jumlah tanah yang terbatas dan
18
tidak bertambah diperhadapkan dengan pertambahan jumlah penduduk yang mengikuti deret ukur sementara pertambahan pangan hanya mengikuti deret hitung. Sampai saat ini ramalan Malthus tersebut belum sepenuhnya terbukti karena teknologi yang terus berkembang yang memungkinkan jumlah pangan yang dihasilkan berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Akan tetapi, tanda-tanda tejadinya kekurangan pangan tetap terlihat di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu pembatasan pertumbuhan penduduk menjadi salah satu program yang terus dilakukan di hampir setiap negara di dunia.
Secara teori tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan tercapai ketika pertumbuhan penduduk yang tinggi diiringi oleh tingkat produktivitas yang tinggi. Tingginya pertumbuhan ekonomi akan memicu peningkatan kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat, yang pada akhirnya akan membantu masyarakat memperbaiki mutu dan citra hidupnya. Namun kenyataan bahwa tidak bertambahnya luasan tanah (bumi) sebagai sumber daya tempat manusia melakukan kegiatan ekonomi, dan terjadinya eksploitasi terhadap tanah tersebut terjadi terus menerus tanpa adanya perhatian terhadap daya dukungnya maka semakin cepatlah kemampuannya menurun. Keadaan ini apabila dibiarkan berlarut-larut akan berdampak terhadap terjadinya pemiskinan ataupun bencana yang evolutif. Untuk mencegah terjadinya bencana tersebut diperlukan tindakan cepat dari pemerintah suatu negara untuk segera menjalankan program kependudukan yang
19
ditujukan untuk mengatur jumlah kelahiran agar daya dukung perekonomian dapat sejalan dengan tujuan negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Peningkatan kapasitas produksi
Peningkatan kapasitas produksi sangat tergantung kepada peningkatan investasi. Investasi sendiri tergantung kepada tingkat tabungan masyarakat, yang selanjutnya akan menentukan tingkat pendapatan dan konsumsi masyarakat. Jadi, apabila ingin meningkatkan kapasitas produksi maka harus meningkatkan juga jumlah tabungan agar investasi juga dapat meningkat. Sebagai akibatnya, timbullah masalah kelebihan kapasitas produksi karena tingkat konsumsi masyarakat semakin rendah karena pendapatannya dipakai untuk meningkatkan tabungan masyarakat. Hal ini dikenal sebagai Paradoks Hemat.
Pertambahan penduduk meningkatkan daya konsumsi masyarakat, sehingga mendorong pembukaan kapasitas produksi baru oleh investor (membangun pabrik baru, membeli mesin-mesin dan peralatan), kemudian selanjutnya akan membuka lowongan dan menyerap tenaga kerja semakin banyak (mengurangi pengangguran).
Namun di lain sisi masyarakat diharapka memperbesar tabungan dengan cara berhemat untuk tujuan menambah investasi. Oleh karena itu sebagai solusinya perlu dilakukan pembukaan pasar baru di luar negeri untuk menyerap kelebihan kapasitas produksi tersebut.
Selanjutnya, pemerintah juga selalu berusaha untuk menarik para investor dari luar negeri untuk mau menanamkan modalnya di dalam negeri sebagai upaya untuk mengisi kurangnya dana tabungan untuk investasi.
20 Daftar Pustaka
Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2:
Ekonomi Makro (Edisi 4). Yogyakarta: Penerbit Buku Bhakti Profesindo (BPFE).
Ekawarna dan Fachruddiansyah. 2011. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Gaung Persada Press.
Hartono, Darwin. (2023). Teori Ekonomi Makro. Kota Baru: Cendekia Muslim Press.
Hasyim, Ali Ibrahim. (2017). Ekonomi Makro. Jakarta:
Penerbit Kencana.
Mahyarni, Astuti Meflinda. 2015. Ekonomi Makro Terintegrasi. Pekanbaru: Suska Press.
Mankiw, N. G. 2020. Principles of Economics (9th Edition).
United Kingdom: Cengage Learning.
Putong, Iskandar dan ND Andjaswati. 2015. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media
Rahmatullah, Inana & Mustari. 2018. Konsep Dasara Ekonomi. Makassar: CV. Nur Lina.
Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi: Teori Pengantar.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Suparmono. 2018. Pengantar Ekonomi Makro.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
21 Profil Penulis
Elsa Christin Saragih, S.P., M.P
Penulis lahir pada tahun 1984 di Saribudolok, Simalungun, Sumatera Utara. Saat ini penulis merupakan dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kristen Wira Wacana Sumba (Unkriswina). Sebelumnya penulis menempuh pendidikan Sarjana di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Agribisnis), Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran Bandung dan lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan penddidikan Pascasarjana di Magister Ilmu Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan lulus pada tahun 2019. Penulis memiliki kepakaran di bidang Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis. Selama 4 tahun mengajar mata kuliah yang diampu merupakan mata kuliah yang berkaitan dengan kepakaran penulis, yaitu Pengantar Ilmu Ekonomika, Ekonomi Pertanian, Ekonomi Mikro, Ekonomi Makro, Studi Kelayakan Bisnis, Kewirausahaan dan Manajemen Agribisnis. Demi mewujudkan karir sebagai dosen profesional, penulis pun aktif melakukan penelitian di bidang kepakaran tersebut. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sudah di publikasikan pada jurnal nasional terakreditasi. Selain sebagai peneliti, penulis juga mulai aktif menulis buku dengan harapan bisa memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan juga bagi bangsa dan negara tercinta ini.
Email Penulis: [email protected]
22
23
2
RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI MAKRO
Alamsyah Agit, SE., M.Si
Institut Agama Islam DDI Sidenreng Rappang
Definisi Ekonomi Makro
Konsep dari ekonomi makro mengcakup banyak aspek dari ekonomi mikro dalam skala yang lebih besar, sebagaimana dalam ekonomi mikro yang banyak membahas mengenai proses terjadinya bisnis, yang meliputi produksi, konsumsi, dan distribusi, termasuk bagaimana manusia memenuhi kebutuhan dengan keterbatasan sumber daya. Secara definitif, ekonomi makro diartikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang mempelajari mengenai perilaku, struktur, dan keputusan-keputusan dalam ekonomi secara keseluruhan. Hal ini meliputi analisis fenomena ekonomi dalam skala besar yang diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, kebijakan moneter dan fiskal (Hulsmann, 2012). Ekonomi makro berfokus pada tren dan pola dalam ekonomi, serta bagaimana kebijakan pemerintah dan faktor eksternal dapat mempengaruhi kinerja ekonomi secara keseluruhan.
Ekonomi makro memiliki ruang lingkup dan fokus pembahasan yang sangat luas, sebagaimana ekonomi makro umumnya merupakan bagian penting dari negara, yang membahas mengenai kebijakan, strategi moneter dan fiskal, hubungan antar negara, dan komponen-
24
komponen penting lainnya yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap bagaimana suatu negara dapat mencapai kinerja ekonomi yang baik. Salah satu tujuan utama dari ekonomi makro adalah untuk memahami dan menjelaskan fenomena ekonomi dalam skala besar, aspek-aspek ini umumnya berhubungan erat dengan kehidupan orang banyak, atau secara simpel seluruh warga pada suatu negara. Diantaranya pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan peningkatan kapasitas produksi serta berdampak pada peningkatan standar hidup dan pengurangan pengangguran. Selain itu, inflasi sebagai sebuah fenomena yang menunjukkan adanya peningkatan harga secara berkelanjutan dan dapat berdampak pada daya beli masyarakat secara umum. Kebijakan, seperti kebijakan moneter juga merupakan pembahasan utama dalam ekonomi makro, sebagaimana kebijakan ini berkaitan erat dengan pengaturan pasokan uang dan tingkat suku bunga yang bertujuan untuk mencapai kestabilan harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi, selain itu, berbagai komponen seperti pengeluaran pemerintah dan pajak juga menjadi bagian penting dalam kebijakan moneter.
Beberapa hal pokok yang menjadi inti pembahasan dalam lingkup ekonomi makro, komponen-komponen ini bersifat universal dan tidak hanya bersifat individual, aspek-aspek dalam ekonomi makro dapat berpengaruh terhadap suatu wilayah, golongan, maupun perekonomian suatu negara secara menyeluruh, adapun beberapa hal yang dibahas dalam ekonomi makro adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Ekonomi. Dalam ekonomi makro, dipelajari bagaimana terjadinya perubahan dalam produksi total barang dan jasa, serta bagaimana faktor- faktornya dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
25
2. Inflasi. Makro ekonomi membahas mengenai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan secara berkelanjutan, dalam prosesnya makro ekonomi berupaya untuk mengetahui dan mengatasi penyebab dari inflasi.
3. Pengangguran. Ekonomi makro membahas mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pengangguran, termasuk penyebab tingginya pengangguran dan dampak dari tingginya tingkat pengangguran.
4. Pendapatan Nasional. Salah satu topik yang dibahas dalam ekonomi makro adalah bagaimana total pendapatan yang dihasilkan suatu negara dan darimana sumber-sumber pendapatan tersebut, termasuk diantaranya adalah upah, keuntungan dan pajak.
5. Kebijakan. Kebijakan ekonomi merupakan salah satu pembahasan utama dalam ekonomi makro, terutama kebijakan moneter dan fiskal, sebagaimana berbagai kebijakan ini mengarahkan perekonomian suatu negara.
Urgensi Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro berfokus pada masalah-masalah ekonomi dalam skala yang besar, dalam konteks ilmu ekonomi, ekonomi makro bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang operasi dan kinerja ekonomi dalam skala global, mengcakup suatu negara bahkan hubungan antar negara. Isu-isu yang dibahas dalam ekonomi makro sangat penting terutama dalam hal kenegaraan, isu-isu ini diantaranya adalah isu kritis seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan kebijakan moneter serta kebijakan fiskal (Haldane &
Turrell, 2018). Pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan isu-isu tersebut, dapat menjadi
26
sumber referensi dalam merumuskan strategi yang efektif dalam mengelolah ekonomi, memastikan stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Selain itu, berbagai hal krusial seperti faktor eksternal, diantaranya perubahan kebijakan, krisis keuangan, dan peristiwa ekonomi global, dapat mempengaruhi ekonomi domestik. Pemahaman akan hal dinamis seperti ini, dapat digunakan individu, perusahaan, dan pemerintah dalam merusmukan keputusan yang tepat dan terukur serta dapat memberi dampak secara umum.
Ekonomi makro tentu memiliki banyak komponen dan sub bidang pembahasan, pentingnya mempelajari ekonomi makro dijelaskan oleh (Syverson, 2019) yang menyatakan bahwa beberapa alasan ekonomi makro merupakan bidang ilmu yang penting untuk dipelajari adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan Keputusan. Ekonomi makro merupakan bidang ilmu yang membantu dalam merancang dan menerapkan kebijakan yang tepat, hal ini terutama dalam hal kebijakan yang berkaitan dengan moneter dan fiskal yang berperan penting dalam mengatur pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan mengurangi pengangguran.
2. Stabilitas Ekonomi. Siklus ekonomi dan kebijakan ekonomi merupakan yang berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan menghindari volatilitas berlebihan yang berpotensi menyebabkan krisis ekonomi, pemahaman ini menjadi salah satu aspek penting dalam ekonomi makro.
27
3. Pasar Tenaga Kerja. Makroekonomi penting, terutama dalam konteks tenaga kerja, yang diantaranya mengcakup dinamika pasar tenaga kerja, pengangguran, upah, dan kebijakan yang mengarah pada ketenagakerjaan.
4. Distribusi Pendapatan. Ekonomi makro memberikan pemahaman mendalam tentang distribusi pendapatan dan kekayaan dalam masyarakat serta bagaimana dampak kebijakan ekonomi terhadap kesejangan ekonomi.
5. Pertumbuhan dan Pembangunan. Ekonomi makro mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang, serta pembangunan yang berperan penting dalam meningkatkan standar hidup masyarakat secara umum.
6. Teknologi dan Inovasi. Ekonomi makro mengeksplorasi bagaimana teknologi dan inovasi tercipta serta bagaimana dampaknya serta kontribusinya terhadap kegiatan ekonomi dalam skala besar yang berkaitan dengan perekonomian pada suatu negara.
Ekonomi makro sebagaimana cabang ilmu lainnya merupakan sebuah cabang ilmu yang penting dan berkontribusi secara signifikan pada ilmu ekonomi, dan praktik ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Ekonomi makro memberikan pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana ekonomi suatu negara beroperasi dalam skala besar dan dampaknya pada kehidupan orang banyak. Pemahaman akan konsep-konsep makro seperti PDB, inflasi, pengangguran, dan kebijakan moneter serta fiskal (Lee, 2016). Semua informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek ini dapat membantu pembuat kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang
28
bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengendalikan inflasi, dan menciptakan lapangan sebagai solusi untuk mengurangi pengangguran. Lebih jauh, masalah-masalah ekonomi seperti pengelolaan siklus bisnis, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan standar hidup merupakan pembahasan pokok dalam makroekonomi.
Ruang Lingkup Ekonomi Mikro 1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas produksi ekonomi suatu wilayah atau negara yang diukur berdasarkan kenaikan nilai barang dan jasa yang dihasilkan, biasanya diukur dalam Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi mengindikasikan peningkatan kesejahteraan ekonomi dan kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan penduduknya (Halim, 2020). Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor kunci dalam perekonomian karena berperan penting dalam meningkatkan standar hidup, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat basis pendapatan pemerintah yang dapat digunakan untuk membiayai layanan publik. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memungkinkan negara untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan mengatasi berbagai masalah sosial. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat membantu negara dalam mengelola dan membayar utang-utangnya, serta mendorong inovasi dan kemajuan teknologi yang berujung pada peningkatan produktivitas dan daya saing di pasar global. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi adalah fondasi yang mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
29
Pertumbuhan ekonomi merupakan topik yang luas dan meliputi berbagai aspek. Berikut adalah beberapa poin pembahasan utama dalam pertumbuhan ekonomi (Purba, 2020):
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi: Analisis terhadap bagaimana faktor- faktor seperti Foreign Direct Investment (FDI), ekspor, utang luar negeri, dan nilai GDP mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
b. Peran FDI dalam Pertumbuhan Ekonomi:
Pentingnya FDI sebagai sumber modal dari luar negeri bagi negara berkembang di ASEAN, termasuk Indonesia, untuk mendukung keberlangsungan pertumbuhan ekonominya.
c. Kontribusi Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Bagaimana peningkatan ekspor dapat meningkatkan kapasitas produksi, akses ke pasar internasional, pendapatan devisa, penyerapan tenaga kerja, dan pendapatan negara.
d. Dampak Utang Luar Negeri: Pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bagaimana negara berkembang menggunakan utang untuk mengatasi kesenjangan tabungan atau investasi dan ketimpangan neraca pembayaran.
e. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Kontribusi investasi, termasuk FDI, terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan dan penawaran, serta dampak jangka panjangnya terhadap produksi nasional.
30
f. Tantangan dalam Memenuhi Kebutuhan Modal:
Hambatan yang dihadapi negara berkembang, seperti Indonesia, dalam memenuhi kebutuhan modal untuk pertumbuhan ekonomi, termasuk rendahnya tingkat produktivitas dan tingginya konsumsi, serta upaya pemerintah dalam mencari modal.
g. Peningkatan Standar Hidup: Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dapat meningkatkan standar hidup masyarakat dengan cara menyediakan lebih banyak barang dan jasa.
Dengan adanya pertumbuhan, pendapatan per kapita cenderung meningkat, yang memungkinkan individu untuk menikmati tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
h. Penciptaan Lapangan Kerja: Pertumbuhan ekonomi seringkali dikaitkan dengan peningkatan investasi dan ekspansi bisnis, yang pada gilirannya menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Hal ini penting untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesempatan kerja bagi penduduk.
i. Pendanaan untuk Layanan Publik: Pemerintah mengandalkan pertumbuhan ekonomi untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui pajak tanpa harus menaikkan tarif pajak.
Pendapatan yang lebih tinggi ini dapat digunakan untuk membiayai layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
j. Kemampuan untuk Mengatasi Utang: Negara dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat memiliki kemampuan yang lebih baik untuk membayar utang-utangnya. Rasio utang terhadap PDB yang lebih rendah menunjukkan
31
posisi fiskal yang lebih sehat, yang dapat meningkatkan kepercayaan investor dan menurunkan biaya pinjaman.
k. Peningkatan Inovasi dan Teknologi:
Pertumbuhan ekonomi seringkali mendorong investasi dalam penelitian dan pengembangan, yang dapat menghasilkan inovasi dan kemajuan teknologi. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas tetapi juga membuka peluang pasar baru dan meningkatkan daya saing ekonomi.
2. Inflasi
Inflasi adalah fenomena ekonomi yang ditandai dengan kenaikan harga-harga komoditi secara umum dan berkelanjutan. Inflasi tidak hanya terbatas pada kenaikan harga satu atau dua barang, tetapi harus meluas ke sebagian besar barang dan jasa dalam suatu ekonomi. Kenaikan harga ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, biaya produksi yang meningkat, kebijakan moneter yang ekspansif, atau peningkatan jumlah uang yang beredar (Fadilla
& Purnamasari, 2021). Tingkat inflasi yang stabil dan terkendali sering dianggap sebagai indikator kesehatan ekonomi, menandakan bahwa permintaan konsumen berada pada level yang sehat dan ekonomi sedang berkembang. Inflasi mempengaruhi kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral, yang menyesuaikan suku bunga untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga.
Selain itu, inflasi berdampak pada pendapatan dan konsumsi dengan mempengaruhi daya beli masyarakat, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku konsumen dan keputusan investasi. Inflasi juga memainkan peran dalam penyesuaian gaji dan
32
upah, mempengaruhi nilai riil utang, dan berdampak pada daya saing ekspor dan impor suatu negara.
Oleh karena itu, pengelolaan inflasi yang baik adalah kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabilitas ekonomi makro.
Inflasi merupakan komponen penting dalam perekonomian, sehingga penting untuk memahami inflasi secara mendalam, adapun pembahasan pokok dalam konteks inflasi meliputi beberapa poin utama (Arjunita, 2016):
a. Definisi Inflasi: Inflasi adalah peningkatan umum dan berkelanjutan pada harga barang dan jasa yang terjadi ketika permintaan melebihi penawaran.
b. Fenomena Inflasi: Inflasi adalah fenomena moneter yang hanya mempengaruhi tingkat harga dalam kondisi full-equilibrium, dan perubahan moneter hanya akan mengubah perekonomian secara nominal.
c. Dampak Inflasi: Inflasi yang tinggi dapat menurunkan pendapatan riil, menurunkan standar hidup, dan meningkatkan kemiskinan.
Di sisi lain, inflasi yang terlalu rendah dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lambat dan tingginya angka pengangguran.
d. Kebijakan Moneter dan Inflasi: Perubahan dalam interest rate dapat mempengaruhi inflasi dan jumlah uang beredar. Tingkat suku bunga yang rendah dapat direspon dengan peningkatan inflasi dan jumlah uang beredar pada periode berikutnya.
33
e. Hubungan Suku Bunga dan Inflasi: Terdapat hubungan antara tingkat inflasi, jumlah uang beredar, dan tingkat suku bunga. Peningkatan inflasi dan jumlah uang beredar seringkali diikuti dengan peningkatan tingkat suku bunga untuk menurunkan inflasi.
f. Dampak Iklim Moneter Terhadap Inflasi:
Perubahan moneter dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan tingkat harga melalui tingkat bunga dan inflasi. Perubahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi tingkat bunga, yang selanjutnya berpengaruh terhadap investasi dan pendapatan nasional.
g. Pentingnya Stabilitas Harga: Stabilitas harga yang tercermin dari tingkat inflasi yang terkendali penting untuk menjaga kesejahteraan masyarakat dan mencegah inflasi secara umum, terutama karena inflasi dapat menentukan daya beli masyarakat dan tingkat konsumsi, yang kembali berpengaruh terhadap produksi.
3. Pengangguran
Pengangguran didefinisikan sebagai angkatan kerja yang belum dan sedang mencari pekerjaan. Kondisi ini terjadi ketika jumlah penawaran tenaga kerja melebihi permintaan tenaga kerja, mengakibatkan surplus penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan dan ketidakcocokan antara permintaan dan penawaran lapangan kerja menciptakan pengangguran (Soleh, 2017). Selain itu, pengangguran juga diartikan sebagai penduduk yang memasuki usia kerja (15 – 65 tahun) yang sedang mencari kerja, mempersiapkan usaha, putus asa, dan sudah punya pekerjaan tapi belum memulai bekerja. Pengangguran ini tidak hanya menjadi
34
beban dan penghambat dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara, tetapi juga dijadikan sebagai salah satu indikator dari pasar tenaga kerja yang ada.
Pengangguran memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi. Tingkat pengangguran yang tinggi sering kali dianggap sebagai tanda adanya masalah dalam perekonomian, karena menunjukkan bahwa tenaga kerja yang tersedia tidak dimanfaatkan secara efisien.
Pengangguran juga menjadi fokus perhatian karena memiliki dampak langsung terhadap pendapatan individu dan keluarga, serta konsumsi dan permintaan agregat dalam perekonomian. Ketika orang tidak bekerja, mereka tidak memiliki pendapatan dari pekerjaan, yang berarti mereka memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan, yang pada gilirannya dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, dan ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Pengangguran juga dapat dijadikan sebagai alat untuk menilai efektivitas kebijakan pemerintah dalam menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Tingkat pengangguran yang rendah sering kali dianggap sebagai prestasi pemerintah dalam mengelola ekonomi. Pembahasan pokok dalam pengangguran dapat dijelaskan dalam beberapa poin sebagai berikut (Franita & Fuady, 2019):
a. Definisi Pengangguran: Pengangguran diartikan sebagai keadaan di mana individu yang termasuk dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
35
b. Dampak Pengangguran: Peningkatan jumlah pengangguran berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi suatu negara.
c. Penyebab Pengangguran: Beberapa penyebab pengangguran meliputi minimnya lapangan pekerjaan, kurangnya keahlian para pencari kerja, inflasi, ledakan penduduk, dan kelangkaan investasi.
d. Tingkat Pengangguran: Tingkat pengangguran merupakan hal penting, sebagaimana potensi dan kapabilitas masing-masing wilayah dalam menciptakan lapangan kerja.
e. Dampak Sosial dan Ekonomi: Pengangguran meningkatkan jumlah kemiskinan, kriminalitas, dan masalah sosial lainnya seperti gelandangan dan pengamen.
f. Dampak Mental: Pengangguran dapat menurunkan kepercayaan diri, menimbulkan keputusasaan, dan depresi.
g. Dampak Politik dan Keamanan: Pengangguran dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan meningkatkan tindak kejahatan.
h. Tanggung Jawab Pemerintah: Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab untuk menanggulangi pengangguran dengan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kemandirian daerah.
i. Jenis-Jenis Pengangguran: Terdapat tiga jenis pengangguran, yaitu pengangguran terselubung, setengah menganggur, dan pengangguran terbuka
36 4. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah ukuran total pendapatan yang diperoleh oleh penduduk suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya dihitung per tahun. Ini mencakup pendapatan yang dihasilkan dari semua aktivitas ekonomi di dalam negeri, termasuk upah, sewa, bunga, dan keuntungan yang diperoleh oleh individu, perusahaan, dan pemerintah. Pendapatan nasional dapat diukur melalui berbagai metode, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), dan Pendapatan Nasional Bersih (PNN), yang masing-masing memiliki definisi dan metode perhitungan yang sedikit berbeda (Hamzah &
Agustien, 2019). PDB mengukur nilai total barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara, PNB menambahkan pendapatan yang diperoleh dari luar negeri dan mengurangi pendapatan yang dikirim ke luar negeri, sedangkan PNN mengambil PNB dan mengurangkan penyusutan (depresiasi) aset.
Pendapatan nasional sering digunakan sebagai indikator kesejahteraan ekonomi suatu negara dan sebagai dasar untuk perbandingan ekonomi antarnegara serta perencanaan dan kebijakan ekonomi.
Pendapatan nasional memegang peranan krusial dalam perekonomian karena berfungsi sebagai barometer kesehatan ekonomi suatu negara. Sebagai agregat dari total pendapatan yang dihasilkan oleh warga negara, perusahaan, dan pemerintah, pendapatan nasional mencerminkan kemampuan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pertumbuhan pendapatan nasional menandakan ekspansi ekonomi dan peningkatan standar hidup, sedangkan stagnasi atau penurunan dapat
37
mengindikasikan masalah ekonomi seperti resesi.
Data pendapatan nasional juga menjadi dasar bagi pembuat kebijakan dalam merancang strategi fiskal dan moneter, menentukan alokasi anggaran, dan mengukur efektivitas intervensi ekonomi. Selain itu, pendapatan nasional berperan dalam menarik investasi asing dengan menunjukkan potensi pasar dan stabilitas ekonomi. Dengan demikian, pendapatan nasional adalah indikator penting yang membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi, baik oleh pemerintah maupun sektor swasta.
Pembahasan pokok dalam pendapatan nasional dapat diringkas dalam beberapa poin berikut (Hasan et.al, 2023):
a. Definisi Pendapatan Nasional: Pendapatan nasional adalah jumlah dari semua pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalam satu tahun, termasuk pendapatan campuran, upah, keuntungan, bunga, sewa, dan sumber pendapatan lainnya.
b. Sejarah Konsep: Konsep pendapatan nasional pertama kali diusulkan oleh Sir William Petty pada tahun 1665. Namun, ekonom modern memiliki pandangan yang berbeda, menganggap output barang atau jasa tahunan sebagai indikator utama aktivitas ekonomi.
c. Pengukuran Pendapatan Nasional: Pendapatan nasional dapat diukur menggunakan indikator seperti Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (GNP), yang mengukur nilai semua tenaga kerja dan produk yang dibuat di dalam dan oleh penduduk suatu negara, termasuk di luar negeri, dalam periode waktu tertentu.
38
d. Pentingnya Pendapatan Nasional: Data pendapatan nasional digunakan untuk membuat ramalan tentang perekonomian negara di masa yang akan datang, membantu para pelaku bisnis merencanakan kegiatan ekonomi mereka di masa depan, dan menyusun strategi ekonomi untuk pembangunan negara.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi: Konsumsi, tabungan, investasi, serta permintaan dan penawaran agregat adalah beberapa faktor yang biasanya berdampak pada pendapatan nasional.
f. Metode Penghitungan: Ada tiga metode utama untuk menghitung pendapatan nasional, salah satunya adalah pendekatan pendapatan, yang menghitung nilai seluruh pendapatan yang diperoleh dalam suatu negara.
5. Kebijakan Ekonomi
Definisi Kebijakan ekonomi adalah tindakan- tindakan yang diambil oleh pemerintah atau otoritas moneter untuk mempengaruhi ekonomi suatu negara. Kebijakan ekonomi bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, tingkat pengangguran yang rendah, inflasi yang terkendali, dan keseimbangan neraca pembayaran. Ada dua jenis utama kebijakan ekonomi (1) Kebijakan Fiskal, ini adalah kebijakan yang berkaitan dengan pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak.
Kebijakan fiskal dapat bersifat ekspansif atau kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif melibatkan peningkatan pengeluaran pemerintah dan/atau pengurangan pajak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Hal ini sering digunakan selama periode resesi untuk meningkatkan permintaan agregat.
39
Kebijakan fiskal kontraktif melibatkan pengurangan pengeluaran pemerintah dan/atau peningkatan pajak untuk mendinginkan ekonomi yang terlalu panas dan mengendalikan inflasi; (2) Kebijakan Moneter, ini adalah kebijakan yang diatur oleh bank sentral yang berkaitan dengan pengelolaan pasokan uang dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter juga dapat bersifat ekspansif atau kontraktif.
Kebijakan moneter ekspansif melibatkan penurunan suku bunga dan/atau peningkatan pasokan uang untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan investasi. Kebijakan moneter kontraktif melibatkan peningkatan suku bunga dan/atau pengurangan pasokan uang untuk mengendalikan inflasi dan mendinginkan ekonomi (Setiawan, 2018).
Kebijakan moneter adalah usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah untuk mencapai kestabilan harga dan mengendalikan inflasi. Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh, dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang (Turmudi, 2019). Instrumen kebijakan moneter yang digunakan antara lain adalah suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing, dan sebagai tempat terakhir bagi bank- bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu kebijakan moneter ekspansif, yang bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar, dan kebijakan moneter