• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang-undang Perbankan Syari’ah No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Undang-undang Perbankan Syari’ah No"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian lapangan, dengan tujuan utama memperoleh data dari PT. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan kontrak standar pada kontrak pemuda>< r{{}}}{{{abah di PT. Tidak bertentangan dengan hukum akad Islam dan dapat diterapkan karena telah memenuhi rukun dan syarat-syarat mengadakan akad, artinya hak-hak nasabah telah terpenuhi sesuai dengan syarat-syarat hukum yang berlaku dalam kaidah mu'amalat. fiqih.

Dengan selalu mengharapkan bantuan, rahmat dan bantuannya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum Negeri Sunan Kalijaga. Universitas Islam Yogyakarta yang berjudul “Hak-Hak Pelanggan Dalam Pelaksanaan Akad Baku Berdasarkan Akad Mud{a

Transliterasi kata Arab yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini diatur dengan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 05936/U/1987.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam perbankan syariah, ungkapan prinsip bagi hasil terdapat pada Pasal 1 angka 12, Pasal 6 huruf m, dan Pasal 13 huruf c UU No. Dalam undang-undang perbankan yang baru ini, istilah prinsip bagi hasil diubah dan diperjelas menjadi “prinsip syariah”. Prinsip syariah adalah aturan pengaturan berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain dalam penyimpanan dana atau pembiayaan atau usaha lain yang dinyatakan sesuai dengan Kode Syariah.

Kondisi ini menimbulkan tanggung jawab negatif di pihak bank dan tanggung jawab yang tidak terbatas di pihak nasabah. 3 Zaim Saidi, Bank Syariah Non-Syariah di Indonesia dan Jalan Menuju Muamalat, (Yogyakarta: Delokomotif, 2010). 10 Tahun 1998 sama sekali tidak mengatur secara tegas tentang perlindungan nasabah, beberapa pasal dalam UU Perbankan hanya mengatur kedudukan lembaga keuangan dan nasabah penyimpan pembiayaan.

Artinya, cara ini dianggap non-fungsional karena proses dan bentuk akadnya sendiri standar serta daya tawar nasabah kecil dalam mempengaruhi isi akad yang ditentukan oleh bank pemberi pembiayaan. Konsep di atas menjadi dasar penulis penelitian, karena telah dijelaskan bahwa kecilnya daya tawar pelanggan mempengaruhi isi kontrak. Pertama, bank menetapkan tingkat keuntungan sebesar 2% dari pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah.

Ini merupakan biaya operasional dan administrasi5, sehingga pelanggan menjadi tanggung jawab sampai dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian kerjasama yang ditentukan. Suatu bentuk kerjasama yang pembiayaannya hanya dari bank (100%), nasabah hanya mempunyai tenaga dan pikiran saja. Jika ada kontrak baku yang ditetapkan perusahaan, dengan mempertimbangkan kondisi nasabah sebagai pihak yang membutuhkan dana, atau sekadar mengikuti ketentuan bank yang lebih berkuasa.

Pokok Masalah

Dalam rangkaian pendapat ini, penulis mengkaji “Hak-hak klien dalam pelaksanaan akad baku dalam akad mud{a

Telaah Pustaka

Berikut beberapa penelitian terdahulu yang membahas topik serupa dengan tesis yang ditulis oleh Mukhlisin yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Perlindungan Hak Konsumen dalam UU No. Dalam pendekatan normatif, peneliti melihat kaidah hukum perlindungan hak konsumen melalui Prinsip Hukum Islam Skripsi, Hasbullah Adnan, 2005 yang berjudul “Penyelesaian Sengketa Hak Konsumen Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi pada YLK. Yogyakarta)” dalam skripsi ini lebih fokus menjelaskan peran YLKI sebagai bantuan hukum bagi konsumen, yang mana posisi lemah dibandingkan dengan keberadaan pelaku usaha.

Adapun karya ilmiah lainnya, tesis Deni Burhanudin yang berjudul “Analisis Hukum Islam dan Ketentuan Klausul Baku dalam UU No. Analisis Hukum Islam Terhadap Ketentuan Klausul Baku Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Fakultas Skripsi Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Referensi buku umum tentang hak-hak konsumen adalah karya Sudaryatmo yang berjudul Masalah Perlindungan Konsumen di Indonesia yang secara umum membahas tentang berbagai pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha terhadap hak-hak konsumen dalam bidang periklanan, ketenagalistrikan, perumahan, dan perbankan. 8 Karya Az.Nasution yang berjudul Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar, buku ini memuat pengertian, batasan, ruang lingkup hukum perlindungan konsumen dan sumber hukumnya9.

Karya Shofie yang berjudul Perlindungan Konsumen dan Instrumen Hukum menjelaskan berbagai aspek hukum konsumen di berbagai bidang seperti perbankan, asuransi, perumahan, ketenagalistrikan dan lain-lain10. 7 Ana Muti'ah, Ketentuan Periklanan Dalam Perspektif Hukum Islam (Kajian UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999, Pasal 17 dan 20) Fakultas Syari'ah Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Yogyakarta: 2003 ) . Dalam ilmu ekonomi syariah, seperti dijelaskan oleh Ahmad Azhar Basyir dalam bukunya yang berjudul Garis Besar Ekonomi Islam, beliau menjelaskan bahwa landasan moral dalam ekonomi Islam merupakan syarat-syarat yang harus dipatuhi dan dilaksanakan dalam kegiatan perdagangan oleh para pelaku usaha atau yang bertindak beretika. tidak boleh menyesatkan, eksploitatif terhadap pihak lain.12.

Muhammad menjelaskan dalam bukunya bertajuk Etika Perniagaan Islam bahawa perniagaan yang mantap ialah perniagaan yang berlandaskan prinsip etika perniagaan berkenaan perkara yang dibenarkan, yang tidak dibenarkan, yang baik dan yang tidak baik. Beberapa tesis dan karya ilmiah di atas masih belum membincangkan hak pelanggan dalam berkontrak di institusi perbankan Syariah khususnya. Pada pandangan penyelidik tajuk, hak pelanggan untuk berkontrak dalam kontrak Mud{a@rabah dengan PT.

Kerangka Teoritik

Pembiayaan merupakan suatu perbuatan kesepakatan bersama17 (dua pihak), dimana salah satu pihak menyediakan barang yang sudah tidak terpakai karena sudah dipakai, dengan syarat pihak penerima mengembalikan barang tersebut sesuai dengan penerimaannya. Barang-barang tersebut dapat digunakan karena pinjam meminjam hanya menyangkut manfaat bendanya saja (kemanfaatan bendanya terbatas pada apa yang dibolehkan syariat Islam). Akad utang mempunyai pengertian yang sama dengan “akad pinjam-meminjam” yang terdapat dalam ketentuan KUH Perdata, Pasal 1754, yang berbunyi: “akad pinjam-meminjam adalah suatu akad yang mana suatu pihak memberikan suatu jumlah tertentu kepada pihak lain. barang.- barang dikonsumsi karena dipakai, dengan ketentuan pelanggan terakhir akan mengembalikan jumlah yang sama dalam jenis dan kondisi yang sama.

Adapun lebihan bayaran yang dibuat oleh penghutang kepada pemiutang berdasarkan perjanjian yang telah mereka persetujui, adalah tidak dibenarkan dan haram bagi pemiutang. 23. Menurut Syatibi, 24, dalam menetapkan syariat Islam, beliau sentiasa merujuk kepada al-Quran dan hadis agar tidak bercanggah dengan lima perkara ("Maka

Pertama, Al-Quran memerintahkan kita untuk sentiasa menepati janji dan menunaikan amanat serta melarang kita memakan harta dengan sia-sia. Al-Quran kedua sentiasa memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang lain terutama dalam mengejar harta kekayaan seperti menunaikan janji. Ketiga, Al-Quran melarang perbuatan yang merugikan orang lain, seperti khianat, menipu dalam perniagaan, dan mengurangkan timbangan atau sukatan.

Pada hakikatnya segala bentuk mu’amalat diperbolehkan kecuali yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Itikad baik atau niat murni dalam sistem perbankan syariah harus dimiliki oleh nasabah dan perusahaan dalam melakukan transaksi dan jauhnya. Oleh karena itu, seluruh perjanjian dalam akad perbankan syariah harus dipenuhi.

Metode Penelitian

Keduanya saling mendukung karena prinsip kebersamaan sangat penting dalam sebuah kemitraan, acuannya dari firman Allah SWT yaitu. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menggunakan penelitian lapangan, data yang ingin diperoleh berasal dari pelaksanaan objek penelitian di PT. Penelitian ini bersifat deskriptif, untuk menganalisis hak-hak nasabah dalam mengadakan akad mud{a

Terdiri dari pegawai perusahaan atau nasabah yang telah mengajukan permohonan pembiayaan berdasarkan akad mud{a

Dalam hal ini analisis data menggunakan metode kualitatif, yaitu analisis terhadap data tertentu yang mempunyai unsur-unsur yang sama, sehingga dapat digeneralisasikan hingga suatu kesimpulan akhir.

Sistematika Pembahasan

PENUTUP

Kesimpulan

رض لا ر

Saran-Saran

Syamsul Anwar, Perjanjian Syariah, Kajian Teori Kontrak dalam Fiqih Muamalat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Ahmad Djazuli, Beberapa Aspek Perkembangan Hukum Islam di Indonesia dalam edi rudiana (pena), Hukum Islam dalam Pemikiran dan Praktek Indonesia, Abad Kedua (Bandung: Rosda Karya, 1999). Zaim Saidi, Perbankan Syariah Non-Syariah di Indonesia dan Jalan Menuju Muamalat, (Yogyakarta: Delokomotif, 2010).

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta yang beredar di antara kamu dengan sia-sia, kecuali telah ada kesepakatan antara kamu. 9 17 38 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta yang beredar di antara kamu secara bathil, kecuali ada jual beli yang telah disepakati di antara kamu. Menurut riwayat Ibn Mas'ud, Rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak halal bagi seorang muslim melakukan qirad dua kali melainkan ia benar-benar satu amal soleh.

18 37 44 Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mensia-siakan harta sesama kamu dengan sia-sia, kecuali telah ada jual beli di antara kamu. 21 39 50 Bagi wanita yang diceraikan, hendaklah diberi penghibur dengan cara yang baik, sebagai satu kewajipan bagi orang-orang yang bertaqwa. 24 40 54 Bagi wanita yang diceraikan, hendaklah diberi penghibur dengan cara yang baik, satu kewajipan yang soleh.

30 44 61 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menikmati harta yang ada di antara kamu dengan sia-sia, kecuali ada kesepakatan yang disepakati di antara kamu. 38 52 78 Jika mereka menyerahkan sebagian mahar karena kamu, ambillah dan makanlah dengan baik dan sopan. 42 82 3 Wanita yang bercerai hendaknya dihibur dengan cara yang baik, suatu kewajiban bagi orang yang bertakwa.

Pendidikan Non-Formal

Pendidikan Formal

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

menurut Undang- Undang No.10 Tahun 1998 pasal 1 butir 13 adalah sebuah aturan perjanjian yang berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain atau nasabah untuk