• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA "

Copied!
110
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Kajian Pustaka

Penelitian tentang interferensi bahasa Bugi dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng akan berjalan dengan baik karena didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Hal-hal yang diuraikan di atas merupakan motivasi penulis dalam meneliti masalah interferensi bahasa Bugis dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Pemerolehan bahasa Indonesia (L2) dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, pada semua umur, untuk tujuan yang berbeda dan pada tingkat bahasa yang berbeda.

Pemerolehan bahasa Indonesia (B2) yang alami atau spontan adalah pemerolehan bahasa lain yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau bimbingan guru. Biasanya interferensi ini terjadi ketika menggunakan bahasa Indonesia (B2) dan yang mengganggu bahasa kedua adalah bahasa ibu (B1). Penutur bilingual mempunyai kemampuan menguasai dua bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua, dimana bahasa pertama adalah bahasa ibu dalam hal ini bahasa Bugi, sedangkan bahasa kedua adalah bahasa Indonesia.

Siswa yang mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di sekolah harus dapat membedakan kaidah bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa bugis. Sebagai siswa bilingual yaitu bahasa Indonesia dan bugis, kaidah kedua bahasa tersebut sering bercampur yang biasa disebut dengan interferensi. Melihat penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap terjadinya gangguan bahasa Bugis dalam penggunaan bahasa Indonesia pada siswa khususnya siswa VIII. kelas di SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

Dengan melihat penjelasan di atas, maka dapat diasumsikan bahwa keadaan masyarakat di lingkungan siswa dapat mempengaruhi terjadinya interferensi bahasa ibu (bahasa Bugis) dengan penggunaan bahasa Indonesia bagi siswa khususnya mahasiswa ke SMP Negeri 3 Marioriwawo, Kabupaten Soppeng.

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Subjek Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • TeknikAnalisis Data

Selain itu, skor pendengaran juga dicatat untuk memudahkan menganalisis interferensi bahasa Bugis dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi. Teknik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran interferensi bahasa Bugis terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan bentuk interferensi bahasa Bugis dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

Demikianlah gambaran pengaruh fonologis bahasa Bugis terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi pada siswa SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Padahal enklitik -miini merupakan enklitik dalam bahasa Bugis dan tidak ada dalam kaidah bahasa Indonesia. Penggunaan enklitik -pi seperti pada data di atas merupakan enklitik bahasa Bugis yang dialihkan ke bahasa Indonesia.

Hal tersebut merupakan kekeliruan dan penyimpangan kaidah bahasa Indonesia sah yang dilakukan siswa SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Enklitik -ko dan -ka merupakan enklitik bahasa Bugis yang sering digunakan oleh masyarakat Bugis, termasuk siswa SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng dalam menggunakan bahasa Indonesia. Namun hal tersebut merupakan bentuk pengaruh bahasa Bugis terhadap penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua para pelajar tersebut.

Marioriwawo Kabupaten Soppeng dalam berkomunikasi sering kali memindahkan enklitik -i sebagai enklitik dari bahasa Bugis ke bahasa Indonesia. Penelitian ini berjudul Interferensi Bahasa Bugis dengan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Komunikasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Permasalahan yang ingin dibahas adalah bentuk interferensi fonologis, morfologis dan sintaksis bahasa Bugis terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

Hal ini terjadi karena adanya pengaruh bahasa Bugis terhadap bahasa Indonesia, misalnya kata makang dan jasag. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan siswa dapat mempengaruhi terjadinya interferensi bahasa Bugis dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi oleh siswa SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng. INTERFERENSI BAHASA BUGIS TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG”.

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Penyajian Data

Masyarakat Soppeng pada umumnya dan pelajar pada khususnya sulit menghindari kesalahan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Pengaruh fonologi, morfologi dan sintaksis bahasa Bugis terhadap penggunaan bahasa Indonesia dibahas sesuai pokok permasalahan yang telah dirumuskan. Adanya masyarakat bilingual (Bugis-Indonesia) menyebabkan terjadinya perubahan fonem atau sistem bunyi pada beberapa kata dalam bahasa Indonesia.

Berdasarkan data di atas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat kecenderungan siswa SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng mengubah bunyi /c/ menjadi /sy/ pada awal kata bahasa Indonesia. Salah satu bentuk kesalahan bahasa Indonesia pada masyarakat Bugis atau penutur Bugis adalah ketika mereka menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara, ada kecenderungan perubahan /n/ menjadi /ng/. Semua jenis kesalahan tersebut merupakan pengaruh dari bahasa Bugis, yaitu bunyi huruf tertentu cenderung dialihkan ke bahasa Indonesia (B2).

Sebab selain menghilangkan bunyi huruf /h/, /k/, dan /t/ juga menggunakan enklitik yang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Data yang diperoleh menunjukkan adanya kecenderungan fonem atau /ng/ dan lainnya dalam bahasa Bugis dialihkan ke bahasa Indonesia. Untuk melihat dan mengetahui sejauh mana pengaruh bahasa Bugis pada tataran morfologi terhadap penggunaan bahasa Indonesia dapat disimpulkan dari penggunaan klitik dalam berkomunikasi oleh siswa.

Dialog singkat yang penulis simak ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh pengguna bahasa Bugi terhadap bahasa Indonesia. Penggunaan enklitik -mi dalam bahasa Indonesia sering ditemukan setelah kata kerja atau kata sifat. Namun dari seluruh data yang diperoleh melalui respon siswa dan hasil dialog yang dikutip sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat kecenderungan siswa SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng menggunakan enklitik -mi ketika berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

Pada dialog di atas terjadi kesalahan bahasa dengan menyisipkan atau menyematkan klitik -po dan -pa dalam bahasa Indonesia. Merujuk pada data baik dari hasil komunikasi antar siswa maupun komunikasi antara penulis dengan siswa yang telah dijelaskan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat kecenderungan siswa SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng melakukan proklitik. berkomunikasi meskipun bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Berdasarkan data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat siswa SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng yang masih cenderung menggunakan enklitik -na meskipun berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

Pada dialog di atas terlihat penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai percakapan yang mengalami gangguan dari penggunaan bahasa Bugis. Dilihat dari beberapa hasil komunikasi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa konstruksi di atas sering muncul tanpa disadari oleh penutur bahasa Indonesia yang beragama Bugis dan menggunakan bahasa Bugis sebagai bahasa pertamanya, sehingga dapat memperparah dan mengganggu kaidah bahasa Indonesia dan juga mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia khususnya siswa di SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

Pembahasan

Meski kita menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, namun terkadang masih banyak orang yang mencampurkan bahasa Bugis ke dalam bahasa Indonesia sehingga menimbulkan interferensi. Intervensi tersebut seringkali berujung pada penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku sehingga menimbulkan penyimpangan terhadap kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Selain itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk interferensi bahasa Bugis terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi antar siswa, baik di dalam maupun di luar kelas, serta pada saat pembelajaran.

Karena ada manfaat yang didapat, siswa pun merasakan kesenangan dan kecintaan terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa sering menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Bugis dan bahasa Indonesia sehingga menimbulkan kontak bahasa. Sedangkan pemerolehan bahasa alami adalah pemerolehan bahasa Indonesia yang terjadi secara spontan dalam kehidupan siswa sehari-hari, tanpa adanya bimbingan dari guru.

Adanya masyarakat bilingual menyebabkan terjadinya perubahan fonem atau sistem bunyi pada kata-kata tertentu dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang serius dari para tenaga pengajar bahasa Indonesia untuk memajukan dan mengembangkan bahasa Indonesia khususnya dalam bidang komunikasi, sehingga campur tangan bahasa Bugi dalam penggunaan bahasa Indonesia dapat dihindari. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis karena hanya bertujuan untuk memberikan gambaran atau penjelasan mengenai interferensi bahasa Bugi dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

Mengingat campur tangan penggunaan bahasa Indonesia dapat menjadi penghambat tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Bagi para guru khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya memberikan perhatian atau pemahaman yang serius kepada siswa tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk mengurangi gangguan dalam komunikasi. Diharapkan siswa terbiasa menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku baik di keluarga, masyarakat sekitar, maupun di sekolah.

Diharapkan masyarakat menghindari kebiasaan menggunakan bahasa Indonesia yang mengandung interferensi bahasa daerah dalam berkomunikasi. Pembauran Bahasa Indonesia dengan Bahasa Minangkabau dalam Pengucapan Nama Desa di Kota Padang. Tinjauan sosiolinguistik. Eni: Sebenarnya Pak Baruko datang untuk masuk kelas, ini sudah jam pelajaran bahasa Indonesia.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Interferensi fonologis terjadi pada tiga posisi kata dasar, yaitu perubahan di awal kata dasar, bunyi /c/ berubah menjadi /sy/, bunyi /sy/ berubah menjadi /c/, perubahan di tengah kata dasar bunyi kata /n/ berubah menjadi /ng/, perubahan bunyi di akhir kata dasar /n/ menjadi /ng/, bunyi /m/ berubah menjadi /ng/ dan dihilangkannya bunyi /h/ , /k/ dan bunyi /t/ di akhir kata dasar. Interferensi morfologi melibatkan penggunaan klitik tegas, yaitu proklitik tak- dan enklitik -mi, -pi, -po, -pa dan -ji.

Saran

Percampuran leksikal bahasa Melayu dialek Sungai Liat ke dalam bahasa Indonesia lisan pada pelajar Bangka di Yogyakarta. Kenyataan tersebut berdasarkan data yang diperoleh melalui dialog siswa ketika di depan kelas seperti di bawah ini. Data diperoleh dari hasil komunikasi siswa, baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengkaji bentuk interferensi leksikal bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia dalam novel inspiratif “Jokowi Si Tukang Kayu” karya Gatotkoco Suroso yang meliputi penggunaan

FM-IM-3UP63X 7525100 FC….-NA… ailesinden Ex olmayan akış sensörleri için sinyal işlemcisi; çalışma gerilimi 20…30 VDC; akış hızını ve ortam sıcaklığını görüntüleyen LED çubuk; akış,