• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Efektivitas Penyuluh Program Penguatan Modal Melalui Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (Luep) dalam Pengembangan Agribisnis di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. HASBIAH Efektivitas Penyuluh Dalam Program Penguatan Modal Melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) dalam Pengembangan Agribisnis Padi Di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanggapan Responden Terhadap Pengawasan Masyarakat Terhadap Program DPM-LUEP Di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba Tahun 2013. Tanggapan Responden Terhadap Pengawasan Internal Program DPM-LUEP Di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba Tahun 2013.

Perumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas penyuluh dalam implementasi program Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPM-LUEP) dalam pengembangan agribisnis di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba. Hal ini berguna bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan bantuan keuangan kepada Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP), khususnya di Kabupaten Bulukumba.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Efektivitas Penyuluh
  • Program Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha
  • Pengembangan Agribisnis Beras
  • Kerangka Pikir Penelitian

Pada tahun anggaran 2003, Kementerian Pertanian dengan dukungan Komisi III DPR-RI mengembangkan Dana Penguatan Permodalan Lembaga Ekonomi Perdesaan (DPM-LUEP) untuk pembelian gabah/beras dari petani pada musim panen raya. Penguatan permodalan ini akan meningkatkan kemampuan LUEP dalam membeli gabah/beras dari petani dengan harga yang wajar. Manfaat yang diperoleh dengan menerima DPM-LUEP tidak hanya terbatas pada penguatan modal saja, namun harus diteruskan kepada petani dalam bentuk pembelian gabah pada waktu yang tepat dan harga yang lebih baik.

Penggunaan yang benar: DPM-LUEP hanya dapat digunakan untuk membeli gabah dari petani, tidak untuk keperluan lain. Dikoordinasikan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan sesuai dengan . penunjukan Menteri Pertanian, pelaksanaan dan tanggung jawab pemantauan, evaluasi, pelaporan dan pengendalian. j) Tim teknis dari Provinsi Sulawesi Selatan dengan anggota dari berbagai instansi pemerintah terkait. Dengan Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, pelaksana dan bertanggung jawab melakukan identifikasi, verifikasi, penerbitan rekomendasi, pembinaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan pengendalian. k) Tim teknis tingkat kabupaten yang anggotanya dari berbagai instansi pemerintah terkait, dengan Keputusan Bupati, melakukan identifikasi, memberikan rekomendasi, pembinaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan... l) LUEP berbentuk Koperasi, Koperasi Petani , Unit Koperasi Desa, Lumbung Desa Modern, pengusaha pengolahan beras dan pengusaha/pedagang gabah, yang ditunjuk oleh Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan untuk membeli gabah petani dengan harga yang ditetapkan pemerintah. m) Kelompok tani adalah kelompok petani yang ingin bekerjasama dengan LUEP dalam penjualan gabah/beras dan disertai bukti kontrak kerjasama dengan LUEP.

Pencairan dana modal untuk penguatan kelembagaan usaha ekonomi pedesaan untuk pembelian gabah/beras dari petani dilakukan melalui mekanisme project checklist dengan langkah-langkah sebagai berikut. Mekanisme penyaluran dana. a) Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan menandatangani surat keputusan kerjasama dengan bupati mengenai penggunaan DPM-LUEP. LUEP menyampaikan usulan penarikan DPM-LUEP kepada bank pelaksana berdasarkan rekomendasi tim teknis di tingkat Bupati atau Kabupaten. Untuk usulan penarikan dan LUEP tahap pertama hanya diperbolehkan maksimal 40 persen dari nilai kontrak.

LUEP dapat mencairkan DPM-LUEP dari rekening Giro II untuk kemudian digunakan untuk pembelian gabah/beras dari petani sesuai dengan perjanjian kontrak jual beli dengan kelompok tani mitra. Implementasinya akan lebih menekankan pada pengendalian harga gabah/beras di wilayah sasaran kegiatan DPM-LUEP.

Gambar 1.  Kerangka Pemikiran Efektivitas Penyuluh Dalam Program Penguatan  Modal  Melalui    Lembaga  Usaha  Ekonomi  Pedesaan  (Luep)    Dalam  Pengembangan  Agribisnis  Di  Desa  Benteng  Palioi  Kecamatan  Kindang Kabupaten Bulukumba
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Efektivitas Penyuluh Dalam Program Penguatan Modal Melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (Luep) Dalam Pengembangan Agribisnis Di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data
  • Konsep Operasional

Data primer diperoleh dari wawancara terhadap responden pengguna dana penguatan modal melalui LUEP. Data primer juga dikumpulkan dari lembaga penerima program DPM-LUEP untuk mengetahui pelaksanaan program ini di Kabupaten Bulukumba. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan tingkat efektivitas penggunaan DPM-LUEP dapat juga dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase dengan bantuan tabel silang.

Penguatan modal usaha melalui LUEP adalah Dana Penguatan Modal Usaha Ekonomi Perdesaan (DPM-LUEP) yang membeli gabah/beras dari petani pada saat panen raya. Efektivitas program DPM-LUEP adalah tercapainya tujuan dan sasaran dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program. Implementasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan seluruh rencana dan kebijakan yang dirumuskan dan ditetapkan oleh DPM-LUEP.

Pengawasan adalah kegiatan mengamati dan mengukur pelaksanaan pengelolaan DPM-LUEP oleh pejabat fungsional pengawas, serta masyarakat dan internal. Jadwal pencairan dana adalah pencairan dana LUEP sesuai dengan pedoman pelaksanaan DPM-LUEP dan juga sesuai jadwal panen petani. Jadwal pelunasan merupakan kegiatan pengembalian dana sesuai jadwal yang ditentukan dalam pedoman pelaksanaan DPM-LUEP.

KEADAAN UMUM WILAYAH

  • Letak Geografis dan Topografi
  • Kedaaan Tanah dan Iklim
  • Potensi Sumber Daya Manusia
  • Potensi Sumberdaya Lahan
  • Sarana dan Prasarana

Jumlah penduduk Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba berjumlah 4.287 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 2.043 jiwa dan perempuan sebanyak 2.244 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.343 jiwa. Data jumlah penduduk Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah penduduk menurut tingkat umur dan jenis kelamin di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba Tahun 2013.

Hal ini menunjukkan bahwa rentang umur penduduk di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba secara umum termasuk dalam kelompok usia produktif. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Benteng Palioi, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba masih tergolong rendah, karena selain pendidikan dasar, ini merupakan tingkat pendidikan tertinggi dari seluruh jenjang pendidikan yang pernah tercatat. Berdasarkan hasil sensus tahun 2011, mayoritas masyarakat di Desa Benteng Palioi, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, melakukan kegiatan perekonomian pada sektor perdagangan, jasa, dan pertanian.

Potensi sumber daya lahan di wilayah Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang berkaitan dengan pola penggunaan lahan. Untuk lebih jelasnya mengenai tata guna lahan di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 4. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis Kelamin di Desa  Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013
Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis Kelamin di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Namun secara keseluruhan hal ini tidak berdampak pada aspek sosial dan ekonomi pemberdayaan petani melalui program DPM-LUEP karena umumnya mereka berada pada kelompok usia produktif. Tingkat pendidikan responden di lokasi penelitian sangat bervariasi, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Rincian tingkat pendidikan responden di lokasi survei disajikan pada Tabel 7. Tingkat pendidikan petani responden (Tabel 7) menunjukkan bahwa yang terbesar adalah tingkat pendidikan dasar dan menengah, dengan persentase masing-masing sebesar 33,33%, sedangkan pendidikan SMA sebesar 26,67% dan sarjana 6,67%.

Tingkat pendidikan formal sangat penting bagi petani karena akan membantu petani lebih mudah mengadopsi inovasi, menerapkan teknologi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, khususnya dalam penelitian ini terkait dengan masalah pemasaran hasil budidaya padi berupa gandum. . Syahyuti (2006) mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka kualitas kerjanya pun meningkat, artinya semakin tinggi pendidikan seorang petani maka semakin berkembang pengetahuan berpikirnya dan semakin baik keputusannya dalam menggunakan kebijakan pemerintah dalam bidang pertanian. bentuk program. salah satunya adalah program DPM-LUEP. Belajar melalui pengalaman memberikan kesan yang mendalam, sehingga ilmu yang diperoleh tetap tersimpan dalam jangka waktu yang lama, apalagi sumber data yang diketahui dan dipercaya adalah pendapat seseorang berdasarkan pengalaman bertahun-tahun.

Hal ini menunjukkan budidaya padi sudah cukup lama dilakukan oleh petani, sehingga tingginya pengalaman petani padi menunjukkan bahwa petani mempunyai pengetahuan dan keterampilan. Melalui pengalamannya, para petani padi akan membandingkan harga dan keuntungan yang diterima sebelum menggunakan dana bantuan melalui DPM-LUEP dan setelah menggunakan dana tersebut.

Tabel 7. Pengelompokan Tingkat Pendidikan Responden di Desa Benteng Palioi  Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba,  2013
Tabel 7. Pengelompokan Tingkat Pendidikan Responden di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013

Efektivitas Pelaksanaan Program DPM-LUEP

Oleh karena itu, dalam kajian teori disebutkan bahwa suatu program kegiatan selalu diarahkan pada maksud dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, maksud dan tujuan kegiatan dalam penggunaan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPM-LUEP) menjadi sangat penting. Sesuai dengan hasil wawancara terhadap responden pejabat LUEP dan pengusaha, tingkat efektivitas pelaksanaan program DPM-LUEP dalam mencapai maksud dan tujuan disajikan pada Tabel 9 di bawah ini.

Respon responden terhadap perencanaan berdasarkan tujuan program DPM-LUEP di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba Tahun 2013. Namun responden masih optimis terhadap tercapainya maksud dan tujuan program/kegiatan tersebut; hal ini sudah dibuktikan dengan hasilnya. Tanggapan responden terhadap perencanaan berdasarkan perencanaan kegiatan program DPM-LUEP di desa Benteng Palioi kecamatan Kindang kabupaten Bulukumba tahun 2013.

Selain itu, terdapat 3 orang responden atau 10% dan 12 orang atau 40,0% yang menyatakan penjadwalan kegiatan kurang memadai dan tidak efektif dalam mencapai tujuan program/kegiatan. Banyaknya responden yang menyatakan bahwa jangka waktu perencanaan kegiatan tidak efektif dalam mencapai tujuan, mengingat menurut Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Dana Penguatan Modal Badan Ekonomi Perdesaan (DPM-LUEP), rencana waktu pencairannya dana PKVP. Bisa dimulai pada bulan Januari hingga Desember 2004, bahkan dana LUEP baru cair pada awal Mei 2004. Tanggapan responden mengenai penggunaan berdasarkan kecukupan rencana pelunasan DPM-LUEP di Desa Benteng Palioi, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, 2013.

Tanggapan responden terhadap pengawasan fungsional program DPM-LUEP di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba Tahun 2013. Karena diasumsikan peran komponen pengawasan dalam manajemen sangat menentukan tercapai atau tidaknya suatu program . dan tujuan.

Tabel 9. Tanggapan  Responden  Terhadap    Perecanaan    Berdasarkan  Tujuan  dan  Sasaran  Program  DPM-LUEP  di  Desa  Benteng  Palioi  Kecamatan  Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013
Tabel 9. Tanggapan Responden Terhadap Perecanaan Berdasarkan Tujuan dan Sasaran Program DPM-LUEP di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Masyarakat diharapkan berperan aktif dan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan publik untuk memperkuat sarana penguatan permodalan lembaga usaha ekonomi pedesaan. Apakah penggunaan dana penguatan modal LUEP efektif digunakan untuk menstabilkan harga gabah kering panen pada panen raya? Apakah intensitas pelaksanaan penyuluhan pertanian efektif dalam menyukseskan pelaksanaan program LUEP dana penguatan permodalan?

Apakah peran penyuluh pertanian efektif dalam mendampingi petani dalam menggunakan dan memanfaatkan dana penguatan modal LUEP dalam kegiatan pengadaan gabah sesuai standar harga beras? Efektivitas mendekatkan petani ke pasar.. a) Apakah penggunaan dana penguatan permodalan LUEP efektif mencapai tujuan mendekatkan petani ke pasar. Identitas responden Penelitian tentang efektivitas penyuluh dalam program penguatan permodalan melalui lembaga usaha ekonomi pedesaan (Luep) dalam pengembangan agribisnis di desa Benteng Palioi, kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba.

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Penelitian Efektivitas Perencanaan Program Penguatan Modal Melalui Kelembagaan Usaha Ekonomi Perdesaan (Luep) Dalam Pengembangan Agrobisnis di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Lampiran 4 Rekapitulasi Data Penelitian Efektivitas Pendekatan Petani Terhadap Program Peningkatan Permodalan Melalui Kelembagaan Usaha Ekonomi Perdesaan (Luep) Dalam Pengembangan Agribisnis di Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Lampiran 5 Rekapitulasi data hasil penelitian efektivitas program penguatan permodalan berdasarkan kecukupan melalui lembaga usaha ekonomi pedesaan (Luep) dalam pengembangan agribisnis di desa Benteng Palioi, kecamatan Kindang, kabupaten Bulukumba.

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pemikiran Efektivitas Penyuluh Dalam Program Penguatan  Modal  Melalui    Lembaga  Usaha  Ekonomi  Pedesaan  (Luep)    Dalam  Pengembangan  Agribisnis  Di  Desa  Benteng  Palioi  Kecamatan  Kindang Kabupaten Bulukumba
Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis Kelamin di Desa  Benteng Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013
Tabel  2.  Komposisi  Penduduk  menurut  Tingkat  Pendidikan  di  Desa  Benteng  Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013
Tabel 3. Jumlah  Penduduk  Berdasarkan  Mata  Pencahariaan  di  Desa  Benteng  Palioi Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

http://dx.doi.org/10.31506/jog.v7i4.16959 Public Employee Accountability in Official Family Planning and Population Control DPPKB Bekasi Regency Kristian Widya Wicaksono1*, Kania