• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Universitas Udayana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Universitas Udayana"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 16 Nomor 2 Mei 2017 telah diterbitkan. Edisi ini memuat 31 artikel di bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa implementasi, penyuluhan dan sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang merupakan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain konsep, model/prototipe dan alat merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil dari penelitian yang kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.

Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana Mengabdi Volume 16 Nomor 2 Mei 2017. Semoga Buletin ini dapat menambah wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat.

Untuk meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.

Mei 2017 Redaktur

(4)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

D A F T A R I S I

KOMPOS, PUPUK CAIR DAN BUDIDAYA TUMPANGSARI SEBAGAI

SOLUSI PENANGANAN LIMBAH TERNAK AYAM 1-8

Komariyati and Y. S. K. Dewi

TEKNIK GRAFTING DAN BUDIDAYA HORTIKULTURA PADA

KELOMPOK TANI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI DESA GETASAN- KABUPATEN BADUNG

9-15

I N. Suarsana, I. W. Suardana, I K.M. Budiasa, I P. Sudiarta, I G.Wijana SOSIALISASI POTENSI SUSU FERMENTASI BAGI MASYARAKAT DI DESA PEMPATAN KARANGASEM DAN UPAYA

PENGEMBANGANNYA BERBASIS POTENSI LOKAL

16-20

IN. Suparta, S.A. Lindawati, IW. Sukanata, IN.S. Miwada dan M. Hartawan PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEMANDIRIAN

SUBAK MELALUI SINERGITASNYA DENGAN BUMDES DALAM UPAYA MENGHADAPI “MEA”

21-25

I.N.T. Ariana, M. Hartawan, A.A. Oka dan I.N.S. Miwada

PENGUATAN EKSISTENSI SAPI BALI MELALUI PENDEKATAN IPTEKS DAN BERORIENTASI WISATA PEDESAAN

DI DESA SOBANGAN KECAMATAN MENGWI KAB. BADUNG

26-30

Sumiyati, IN.S. Miwada, dan N.L.N. Kebayantini

MENTORING PEMBUATAN LAPORAN DANA KAMPANYE PILKADA

SERENTAK 31-38

Gayatri, N.L. Sari W., N.K. Lely A. dan M. Yeni L.

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM, BUDAYA LOKAL SERTA

KULINER KHAS DI DESA NONGAN KARANGASEM BALI 39-46 I.N. Budiarsa, N.P.G. Suardana, I.K. Suarsana

BUDIDAYA IKAN BAWAL DI DESA PLOSO KUNING 47-53 A. Armadyah, T. Susanto, H. Palguna

PEMBERIAN KEGIATAN MINDFULNESS PADA ANAK PANTI

ASUHAN 54-57

P.N. Widiasavitri, M.D. Lestari, L.M.K.S. Suarya, I.M. Rustika

Volume 16 Nomor 2, Mei 2017

(5)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

BERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PER KAPITA DAN PELESTARIAN EKOSISTEM LAUT DI DESA BONDALEM KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG

58-63

L. Paramita, I.P.Suparthana, dan N.M.Yudantini

PENGAWETAN RAMAH LINGKUNGAN PADA USAHA BAMBU

TRADISIONAL BERORIENTASI EKSPOR DI DESA BELEGA GIANYAR 64-70 IM. Sutha Negara, IN. Simpen, dan G.M. Arya Sasmita

PELATIHAN PENGENDALIAN ARUS SISA LISTRIK SESUAI

PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK DI DESA MELINGGIH PAYANGAN-GIANYAR

71-75

A.A. Ngurah Amrita, A. Ibi Weking, W. G. Ariastina, G. Sukadarmika PENINGKATAN PEMERATAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DUSUN KAJA-KAUH DESA SUDAJI DENGAN PENERAPAN TANGKI PELEPAS TEKAN

76-81

M. Suarda, I G.N.O. Suputra, I K.G. Wirawan, I N. Suweden dan M. Sucipta

PELATIHAN HIDROPONIK DI SMAN 1 DENPASAR, BALI 82-86 M. Pharmawati, N. N. Wirasiti, I.G.A.S. Wahyuni, R. Kawuri

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA SD ADHI MEKAR INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS EKSPLORASI

87-92

I. Harini, I G.S. Astawa, N.W. Sudatri, I G.A.P. Adnyana dan I M. Widiartha SOSIALISASI PROGRAM IBM-PEMANFAATAN ENERGI

TERBARUKAN (SOLAR CELL) UNTUK FASILITAS UMUM MASYARAKAT PEDESAAN

93-99

L. Jasa, I.P. Ardana, dan A.I. Weking

MERANCANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KEROBOKAN

DENPASAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA 100-106 P. Kusumasanjiwani, I G.A.O. Mahagangga, L.P.K. Pujani, I P. Anom, dan

S. Nugroho

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMELIHARAAN SAPI BALI MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN PADA PUSAT PEMBIBITAN SAPI

107-113

I.N.K. Besung, N.K. Suwiti, I.G.K. Suarjana, P. Suastika, N.N. Suryani

Volume 16 Nomor 2, Mei 2017

(6)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

STUDI PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU MENGENAI SITASI

DALAM PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK MEMINIMALKAN PLAGIARISM

114-119

K. Sari, D. P. E. Nilakusmawati, N. K. T. Tastrawati, L. G. Astuti, I. N. Widana MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PAKET B DAN C DI PKBM MENTARI FAJAR MELALUI PELATIHAN PERANGKAT LUNAK PERKANTORAN

120-125

W. Sumarjaya, M. Joni, N. N. Rupiasih, dan J. Sibarani

SOSIALISASI PENYAKIT ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN LAMPU DESA CATUR

KINTAMANI BANGLI

126-132

I W. Suardana, I.B.N. Swacita, I.N. Suartha, I G.N. Sudisma, M.D. Rudyanto, I.G.M.

Krisna Erawan, I.N. Suarsana, I.W. Batan, P.A. Sisyawati Putriningsih, T. Sari Nindia, A.L.T. Rompis, I.N. Mantik Astawa, K. Karang Agustina, I.H. Utama, I.G.A.

Suartini, I.M. Sukada, I.K. Suada, A.A.A. Mirah Adi

PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK BUAH MANGROVE UNTUK

MENDUKUNG PENGEMBANGAN NUSA LEMBONGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA

133-137

I.W. Arthana, I.W. Restu, A.P. W. K. Dewi, M.A. Pratiwi, R. Ekawaty, Widiastuti, dan K.W. Negara

INTENSIFIKASI LAHAN PERTANIAN MENGGUNAKAN AIR BAWAH TANAH (RENCANA PROYEK PERCONTOHAN DI SUBAK SAYEHAN

JASRI KARANGASEM)

138-143

I N. Simpen, N. N. Ratini, I M. S. Wibawa, I. B. M. Suryatika PENERAPAN SISTEM INFORMASI DESA DAN KAWASAN

DI KABUPATEN KLUNGKUNG 144-149

I. M. O. Widyantara, Linawati, I. P. A. Mertasana, dan W. Setiawan PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK WANITA TANI BANJAR PILING DALAM PEMBUATAN KRIPIK TALAS

MENGGUNAKAN MESIN PEMOTONG UMBI

150-156

I.M. Astika, I.W.B. Adnyana, I.P. Lokantara, I.G.K. Dwijana

PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK SEBAGAI BAHAN BAKU BIOGAS PADA

SIMANTRI 543 DI KECAMATAN RENDANG 157-161

I K. G. Wirawan, I K.G. Sugita, M. Suarda, I K. A. Atmika

PEMBERDAYAAN UMKM JASA AKOMODASI WISATA DI UBUD SEBAGAI DAERAH WISATA DENGAN PENERAPAN E-COMMERCE MELALUI SITUS PORTAL PARIWISATA

162-167

I.G.A.G.A. Kadyanan, A. Muliantara, I.M. Widiartha, I.B.M. Mahendra

Volume 16 Nomor 2, Mei 2017

(7)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

PENERAPAN MESIN PENGEPRES KRUPUK PADA INDUSTRI KECIL

KRUPUK CACING 168-171

I.K.A. Atmika, S.P.G. Gunawan Tista, I.D.G.A. Subagia

PENATAAN PURA DESA WONOREJO KECAMATAN SILIR AGUNG

KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR 172-178

I.N. Susanta, I.N. Lanus, N.M. Swanendri, I.W.Y. Manik PELATIHAN BUDIDAYA CACING Lumbricus Rubellus SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN LELE BERPROTEIN TINGGI PADA PEMBUDIDAYA LELE DI KEC. ABIANSEMAL, KAB. BADUNG

179-183

N.M. Ernawati, P.G.S. Julyantoro, E.W. Suryaningtyas, A.H.W. Sari, G.R.A. Kartika, S.A. Saraswati, D.A.A. Pebriani

RANCANG BANGUN ALAT BIO KOMPOSTER DIGESTER 184-189 I.G.N.N. Santhiarsa, I.G.B. Suryada, I.K.Wijaya

Volume 16 Nomor 2, Mei 2017

(8)

BULETIN UDAYANA MENGABDI, VOLUME 16 NO. 2, MEI 2017

INTENSIFIKASI LAHAN PERTANIAN MENGGUNAKAN AIR BAWAH TANAH (RENCANA PROYEK PERCONTOHAN DI SUBAK SAYEHAN

JASRI KARANGASEM)

I N. Simpen1, N. N. Ratini,I M. S. Wibawa,I. B. M. Suryatika

ABSTRAK

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam usaha intensifikasi lahan pertanian adalah mengairi sawah dengan air bawah tanah pada musim kemarau atau pada saat air sungai sudah tidak ada. Di Subak Sayehan Jasri Karangasem hendak melakukan proyek percontohan intensifikasi lahan pertanian menggunakan air bawah tanah. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah menentukan titik pengeboran untuk mendapatkan air bawah tanah yang paling efektif. Titik pengeboran dicari dengan metode geolistrik.

Hasilnya telah didapatkan titik pengeboran, pada jarak 115-126 m dari pinggir jalan, diperkirakan kedalaman 13 m sudah ditemukan air, pengeboran direkomendasikan sampai kedalaman 25 m.

Kata kunci : lahan pertanian, air bawah tanah, titik pengeboran

ABSTRACT

One way that can be done in the intensification of agricultural land is irrigate with groundwater during the dry season or when the river water is not there. In Subak Sayehan Jasri Karangasem going to do a pilot project intensification of agricultural land use underground water. Objective of community service activities is to determine the point of drilling to obtain underground water is most effective. Drilling point sought by the geoelectric method. The results have been obtained drilling point, at a distance of 115-126 m from the side of the road, estimated to a depth of 13 m has been found water, recommended drilling to a depth of 25 m.

Keywords : agricultural land, underground water, drilling point

1. PENDAHULUAN

Air merupakan barang vital yang sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Air sangat terbatas adanya. Sumber air untuk pertanian sementara ini dominan berasal dari air sungai yang dialirkan ke parit-parit sehingga sampai di sawah. Demikian juga halnya dengan air yang dipergunakan di Subak Sayehan Jasri Karangasem. Airnya berasal dari sungai yang kemudian dialirkan ke sawah-sawah. Sawah-sawah hanya dapat ditanami padi satu kali pada awal tahun, selanjutnya karena musim kemarau yang panjang, sawah tidak dapat ditanami walaupun untuk

1 Jurusan Fisila, FMIPA Unud.

138

(9)

I N. Simpen, N. N. Ratini, I M. S. Wibawa, I. B. M. Suryatika

menanam palawija. Keadaan seperti ini sudah terjadi berulang-ulang. Lahan pertanian menjadi kurang produktif. Perlu dilakukan intensifikasi lahan pertanian.

Keadaan sawah yang hanya dapat ditanami satu kali dalam setahun mesti dicarikan suatu solusi sehingga pada saat tidak ada air sungai, sawah masih bisa ditanami walaupun hanya untuk menanam palawija. Sumber air yang paling mungkin selain air sungai adalah air bawah tanah dengan membuat sumur bor. Pada saat ini pemakaian air bawah tanah untuk mengairi sawah merupakan sebuah proyek percontohan, apabila berhasil, akan dilanjutkan dengan sawah-sawah yang lain. Pengeboran harus dilakukan pada titik yang tepat sehingga didapatkan sumber air yang mumpuni. Menentukan titik pengeboran memerlukan pengetahuan yang mumpuni pula.

Berdasarkan keadaan seperti tersebut di atas, diadakan pengabdian masyarakat di Subak Sayehan Jasri Karangasem.

Berdasarkan latar belakang masalah seperti tersebut di atas, dapatlah dibuat rumusan masalahnya sebagai berikut: “Dimanakah posisi pengeboran untuk mendapatkan air yang paling efektif?

Yang menjadi tujuan pokok dalam kegiatan ini adalah mencari titik pengeboran untuk mendapatkan air bawah tanah yang paling efektif.

Dari segi masyarakat, secara khusus bermanfaat bagi masyarakat anggota Subak Sayehan untuk mengairi sawah pada musim kemarau, secara umum nantinya diharapkan menjadi proyek percontohan dalam pemakaian air bawah tanah untuk intensifikasi lahan sawah. Dari segi Institusi, kegiatan ini merupakan salah satu cara dalam menerapkan ilmu petahuan serta penyaluran kewajiban Perguruan Tinggi yang wajib hukumnya untuk melakukan pengabdian masyarakat baik oleh dosen maupun mahasiswa.

Pemecahkan masalah seperti yang tersebut di atas, cara yang ditempuh adalah dengan melakukan survey agar didapatkan posisi pengeboran yang paling efektif dengan Metode Geolistrik. Team turun ke lapangan untuk melakukan survey yang meliputi:

a. Mempersiapkan set alat Geolistrik.

b. Membuat lintasan-lintasan pengukuran.

c. Melakukan pengukuran dengan set alat Geolistrik.

d. Melakukan analisa dan interpretasi hasil pengukuran.

e. Membuat gambar sket untuk lokasi pengeboran.

Yang menjadi khalayak sasaran strategis adalah anggota subak Sayehan Jasri Karangasem selaku pemakai air sumur bor yang direncanakan. Kegiatan pengabdian ini diharapkan mempunyai luaran yaitu didapatkannya titik pengeboran yang paling efektif dalam rangka membuat sumur bor.

2. METODE PELAKSANAAN

Metode yang ditempuh melaksanakan pengabdian dengan cara terjun langsung ke lapangan melakukan pengukuran dengan set alat geolistrik, melakukan analisa data hasil pengukuran dan memberikan interpretasi hasil pengukuran.

VOLUME 16 NO. 2, MEI 2017 | 139

(10)

INTENSIFIKASI LAHAN PERTANIAN MENGGUNAKAN AIR BAWAH TANAH (RENCANA PROYEK PERCONTOHAN DI SUBAK SAYEHAN) JASRI KARANGASEM

Gambar 2.1. Pengukuran dengan Set Alat Geolistrik (resistivitimeter) Merk SkillPro dan posisi terbaik untuk membuat sumur bor

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Keadaan geologi di Subak Sayehan Jasri Karangasem

Geologi di Subak Sayehan Jasri Karangasem terdiri dari tanah vulkanis datar dengan ketinggian sekitar 30 m dari permukaan laut, posisi sekitar 115,615880 BT, 8,477764 LS. Umumnya sawah di subak ini mendapat air dari parit sehingga sawah hanya bisa ditanami padi setahun sekali pada musim penghujan. Pada musim kemarau, sering sawah tidak bisa ditanami walaupun hanya menanam palawija. Untuk itu alangkah baiknya pada subak ini diuji cobakan memakai air bawah tanah untuk mengairi sawah pada musim kemarau sehingga sawah-sawah pada subak tersebut dapat ditanami minimal palawija. Posisi Subak Sayehan Jasri Karangasem tempat dilakukannya kegiatan Hibah Udayana Mengabdi dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Posisi Subak Sayehan Jasri Karangasem = Lokasi Pengabdian Hibah Udayana Mangabdi 2016

Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-8.4774611,115.615236,792m/data=!3m1!1e3?hl=id

Posisi terbaik tempat pengeboran

140 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

(11)

I N. Simpen, N. N. Ratini, I M. S. Wibawa, I. B. M. Suryatika

3.2 Alat Penelitian

Peralatan yang dipakai dalam pengambilan data adalah:

a. Set resistivitimeter Merk SkillPro 1 buah

b. Elektroda 48 buah

c. Kabel 2 set

d. Meteran 1 buah

e. Palu 1 buah

f. Aki 12 volt 1 buah

3.3 Lintasan penelitian

Lintasan pengukuran dengan metode geolistrik memerlukan bentangan lintasan yang panjang dan lurus sehingga pengamatan didapatkan lebih dalam. Di Subak Sayehan Jasri Karangasem kontur tanahnya datar sehingga lintasan pengukuran dengan mudah dibuat. Pada lintasan inilah dilakukan pengukuran metode geolistrik memakai konfigurasi Wenner. Sketsa lintasan pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Sketsa Lintasan Pengukuran

Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-8.4774611,115.615236,792m/data=!3m1!1e3?hl=id

3.4 Hasil analisa data

Data yang didapat berupa data resistivitas semu. Analisis data dilakukan dengan program Res2dinv.

Data yang direkam oleh resistivitimeter SkillPro diubah menjadi data dalam bentuk *.DAT sehingga dapat dijadikan input program Res2dinv. Kemudian output program Res2dinv langsung bisa memberikan gambaran penampang resistivitas lintasan pengukuran. Gambar inilah yang diinterpretasikan.

3.5 Hasil penelitian

Hasil penelitian berupa gambar penampang resistivitas lintasan pengukuran hasil output program Res2dinv disajikan pada Gambar 3.3.

Lintasan pengukuran

VOLUME 16 NO. 2, MEI 2017 | 141

(12)

INTENSIFIKASI LAHAN PERTANIAN MENGGUNAKAN AIR BAWAH TANAH (RENCANA PROYEK PERCONTOHAN DI SUBAK SAYEHAN) JASRI KARANGASEM

Gambar 3.3. Kontur Penampang Resistivitas 3.6 Pembahasan hasil penelitian

Berdasarkan data hasil pengukuran nampak bahwa pada lapisan paling atas dengan ketebalan 4-5 m (warna merah, bagian barat) terditeksi adanya lapisan dengan resistivitas berkisar 272 ohm.m.

Daerah ini merupakan daerah kering, sesuai dengan hasil pengamatan pada saat pengukuran dilakukan. Di bagian tengah nampak bahwa pada lapisan paling atas dengan ketebalan sekitar 5 m (warna kuning) terditeksi adanya lapisan dengan resistivitas skitar 199 ohm.m. Daerah ini merupakan daerah yang lebih basah dari daerah yang di sebelah barat, sesuai dengan hasil pengamatan pada saat pengukuran dilakukan. Di bagian timur, terditeksi adanya lapisan dengan ketebalan sekitar 2 m dengan resistivitas sekitar 77 ohm.m. Daerah ini merupakan daerah yang lebih basah dari daerah sebelumnya karena pengaruh air dari parit yang beberapa hari sebelum pengukuran dilakukan ada air mengalir. Lapisan di bawahnya antara posisi 115-126 m mulai kedalaman 13 m nampak adanya daerah dengan resistivitas kecil (40,9 ohm.m). Daerah ini diduga akuifer, tetapi batas kedalamannya tidak diketahui karena berada di luar daerah pengamatan Metode Geolistrik. Pada posisi inilah dilakukan pengeboran, diduga dengan kedalaman 13 m sudah ketemu akuifer. Pengeboran dengan kedalaman 25 m sudah dianggap cukup. Sket lokasi pengeboran dapat dilihat pada Gambar 3.4.

0 115 126 (m)

Jln

Posisi pengeboran Gambar 3.4. Sket Lokasi Pengeboran

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka titik pengeboran untuk pembuatan sumur bor yang paling baik adalah pada jarak 115-126 m dari pinggir jalan, pada kedalaman 13 m diduga sudah ditemukan air, pengeboran dengan kedalaman 25 m sudah dianggap cukup.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pengabdian kepada masyarakat ini dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana, dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Nomor: 640-80/UN14.2/PKM.01.03/2016, tanggal 15 Juni 2016, untuk itu Team mengucapkan terima kasih atas biaya yang diberikan. Terima kasih juga Team ucapkan kepada KTNA Karangasem atas kerjasamanya.

142 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

(13)

I N. Simpen, N. N. Ratini, I M. S. Wibawa, I. B. M. Suryatika

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, M. A., 2003, Metode Geofisika, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Geotomo Software, 2004, Geoelectrical Imaging 2D & 3D.

Loke, M. H. 1997. A practical guide to 2-D and 3-D surveys.

Purbo-Hadiwidjojo. M.M. 1971. Peta Geologi Bali. Direktorat Geologi. Bandung.

Redana, I Wayan (2016) Air tanah, Udayana University Press

Simpen, I Nengah, 2015, Solusi Permasalahan Sumur Bor Versus Sumur Gali dengan Metoda Geolistrik dan Uji Pemompaan Sumur (Suatu Studi Kasus di Bugbug Karangasem Bali), Prosiding SeminarNasional Fisika dan Pembelajarannya 2015, Universitas Negeri Malang.

Simpen, I Nengah, I Nyoman Sutarpa Sutama, I Wayan Redana, Siti Zulaikah, (2015), Pendugaan Akuifer Bawah Permukaan Tanah dengan Metoda Geolistrik, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2015, 29-30 Oktober 2015, LPPM Universitas Udayana, Denpasar.

Todd, D.K. 1980. Groundwater Technology. Associate Professor of Civil Engineering California University.

Jihn Wiley and Son. New York.

VOLUME 16 NO. 2, MEI 2017 | 143

Referensi

Dokumen terkait

Waduk (reservoir) merupakan bangunan penampung air pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian, perikanan, regulator air

Penelitian dengan pendekatan pengelolahan tanaman terpadu (PTT) pada jagung dilaksanakan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada musim kemarau 2006, pada lahan sawah

Ketika kacang tanah ditanam pada musim kemarau di lahan sawah setelah padi dan tanaman hanya mengandalkan air yang tersisa dari pertanaman padi, maka hasil polong sangat rendah,

Lahan tipe A selalu digenangi oleh air pasang, baik pasang besar (terjadi pada musim hujan) maupun pada saat pasang kecil (terjadi pada musim kemarau), sedangkan lahan tipe B

Mitigasi risiko dalam menghadapi perubahan cuaca dan iklim khususnya pada musim hujan yang dilakukan oleh seluruh petani 100% adalah memperbaiki teknik budidaya cabai merah, antara lain

• BUAT PETA JENIS TANAH, PETA LERENG, PENGGUNAAN LAHAN PETA UNIT LAHAN • SATU UNIT LAHAN SATU SAMPEL ADA 48 • Menganalisis data intensitas hujan, jenis tanah dan lereng Metode

Pada musim kemarau, lahan pertanian tidak dapat teraliri air karena letaknya lebih tinggi sekitar ± 8 m dari permukaan sungai sehingga masyarakat harus menggunakan pompa untuk dapat

OPSI RETENSI AIR PADA SISTEM DRAINASE BAWAH TANAH UNTUK BUDIDAYA JAGUNG MUSIM KEMARAU DI LAHAN RAWA PASANG SURUT Oleh Bakri, Momon Sodik Imanudin, dan Masreah Bernas Peneliti pada