PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan dan Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
Uraian Teori
- Kinerja Karyawan
 - Disiplin
 - Komunikasi
 
Menurut Rivai (2014, p. 406), “Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditunjukkan oleh setiap orang sebagai disiplin kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan, kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan mencapai tujuannya. Menurut Mangkunegara (2010, menurut buku Sutrisno (2009, p.151) “Kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang dari perilaku kerjanya dalam melakukan aktivitas kerja.” Sedangkan buku Mangkunegara (2013, hal. 67) menyatakan bahwa “Kinerja adalah hasil kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dengan melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” Menurut Mangkunegara (2013, p. 67) “Kinerja adalah hasil kerja dalam kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan i.
Menurut Hasibuan (2011, p. 94), kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan kecakapan, kinerja, serta kesungguhan dan waktu. Menurut Sunyot (2015, hlm. 16), “Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya”. Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2011, p. 23), indikator kinerja adalah: loyalitas, disiplin kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama dan komunikasi.
Mengenai disiplin kerja, menurut Sutrisno (2010: 85) disiplin kerja diperlukan bagi karyawan, karena apa yang menjadi tujuan perusahaan akan sulit dicapai jika tidak ada disiplin kerja. Sedangkan menurut Rivai (2014, p. 599) disiplin kerja adalah alat yang digunakan oleh manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar bersedia mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan untuk mematuhi semua peraturan perusahaan dan sosial. norma yang berlaku, berlaku. Menurut Richard (2006, p. 272), komunikasi adalah suatu proses di mana informasi dipertukarkan dan dipahami oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan tujuan melatih disiplin atau mempengaruhi perilaku.
Menurut Sutrisna Dewi (2007, p. 3), komunikasi adalah suatu proses di mana suatu ide dialihkan dari suatu sumber kepada satu atau lebih penerima dengan maksud untuk mengubah perilaku mereka.
Kerangka Konseptual
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang biasa (common) baik dengan simbol, isyarat, maupun tingkah laku dan tindakan. Menurut Robbins (2007, p. 311), komunikasi mendorong disiplin kerja dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang perlu dilakukan, seberapa baik mereka melakukannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika tidak selaras. Hasil penelitian Andre Bramantyo (2010) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi terhadap kinerja karyawan PT.
Begitu juga dengan hasil penelitian Laras Tris Ambar Suksesi Edwardin (2006) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara komunikasi terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan uraian dan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Disiplin dan komunikasi sangat erat kaitannya dengan kinerja karyawan dimana seorang karyawan harus memiliki sikap disiplin diri, juga mampu berkomunikasi dengan baik dengan atasan atau dengan rekan kerja lainnya untuk kelancaran pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan baik.
Dalam hal ini, disiplin kerja dan komunikasi itu sendiri merupakan upaya kinerja pegawai untuk memberikan kenyamanan dalam pelaksanaan pekerjaan, serta untuk menghasilkan kinerja yang maksimal. Oleh karena itu, setiap manajemen perusahaan selalu berusaha memberikan kedisiplinan yang baik kepada karyawan, dan memperhatikan proses komunikasi antar karyawan sesuai dengan pekerjaannya, maka karyawan akan semakin semangat dalam bekerja untuk memberikan kinerja yang baik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Putu Antonius dan Made Yuniari (2013) menunjukkan bahwa disiplin dan komunikasi berpengaruh baik terhadap kinerja karyawan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Partini dan Hartono (2012) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan.
Hipotesis
METEDOLOGI PENELITIAAN
Pendekatan Penelitian
Berdasarkan tabel 4.1 dimana nilai validitas pernyataan tersebut valid untuk semua disiplin kerja karena seluruh nilai validitas lebih besar dari rtabel. n dan dapat digunakan pada perhitungan selanjutnya karena semuanya telah dinyatakan valid. Berdasarkan tabel 4.2 dimana nilai validitas pernyataan tersebut valid untuk semua disiplin kerja karena seluruh nilai validitas lebih besar dari rtabel. n dan dapat digunakan pada perhitungan selanjutnya karena semuanya telah dinyatakan valid. Kerja Divisi Hevea Indonesia tidak didominasi oleh gender, namun setiap pria dan wanita memiliki pendapat tentang komunikasi, disiplin kerja dan kinerja.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu komunikasi dan disiplin kerja dan satu variabel terikat yaitu kinerja. Dari hasil uji determinasi terlihat sebesar 0,748 artinya pengaruh variabel komunikasi dan disiplin kerja berpengaruh sebesar 74,8% terhadap variabel kinerja selebihnya yang dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel lain. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi disiplin kerja berdasarkan uji t sebesar 0,008 (Sig 0,008 < α0,05).
Sebagaimana menurut Sutrisno (2011, p. 295) yang mengatakan bahwa dalam suatu organisasi, disiplin kerja sering dikaitkan dengan kepuasan kerja, dimana diasumsikan bahwa semakin tinggi komitmen kerja yang dimiliki seorang karyawan maka akan semakin tinggi pula kinerjanya. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tranggona dan Kartika (2008) yang menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Edy Sutrisno (2013, p. 109), disiplin kerja merupakan faktor yang mendorong untuk melakukan suatu kegiatan tertentu, oleh karena itu disiplin kerja sering juga diartikan sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.
Puguh dwi cahyono dkk (2011) judul : Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan AJB Bumi Putera Cabang 1912 Kayutangan Malang). Yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (alpha). Selain komunikasi mempengaruhi kinerja, disiplin kerja merupakan faktor yang juga mempengaruhi kinerja.
Disiplin kerja merupakan faktor yang mendorong untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu disiplin kerja sering diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Irzani (2017) menyatakan bahwa terdapat pengaruh parsial komunikasi terhadap kinerja karyawan, begitu juga dengan disiplin kerja yang sebagian berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan pada saat yang sama komunikasi dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Walaupun dari hasil penelitian Rizki (2012) komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, demikian juga dengan disiplin kerja peran tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Definisi opersional
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyon (2014, p. 41) merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki suatu populasi, sedangkan teknik yang digunakan dalam menentukan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyon (2014, hlm. 85), sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga dalam penelitian ini penulis menentukan seluruh populasi yang berjumlah 46 orang pada bagian produksi untuk dijadikan sampel.
Teknik Pengumpulan Data
Kerja Departemen Hevea Indonesia Hevea Dolok Masihul, untuk mengetahui pendapatnya terhadap variabel yang diteliti, menggunakan metode Likert Summated Rating (LSR) berupa checklist, dimana setiap pertanyaan memiliki lima pilihan jawaban, seperti berikut ini meja: . Jika nilai rhitung > rtabel, maka isian instrumen tersebut signifikan, sehingga isian instrumen tersebut valid. Butir-butir yang tidak valid (salah/salah) tidak layak digunakan sebagai butir-butir dalam alat penelitian.
Berdasarkan tabel 4.3 dimana nilai validitas pernyataan valid untuk semua pencapaian karena nilai validitas bilangan bulat lebih besar dari rtabel(n) dan dapat digunakan dalam perhitungan selanjutnya karena dianggap valid semua. Menurut Juliandi, dkk (2014, p.87) nilai kritis reliabilitas juga dapat dengan membandingkan nilai koefisien reliabilitas dengan r-tabel a) Jika nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari nilai t tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN