• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN SKI PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH HADIMULYO METRO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN SKI PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH HADIMULYO METRO "

Copied!
166
0
0

Teks penuh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKING A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN SKI PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH HADIMULYO METRO. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan pemahaman mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro tahun ajaran 2016/2017? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro tahun ajaran 2016/2017 dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match.

Apakah penerapan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan pemahaman mata pelajaran SKI di Kelas IV MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro Tahun Ajaran? SKI pada siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro tahun ajaran 2016/2017 menggunakan model pembelajaran Make a Match. Tujuan penelitian tindakan kelompok ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match.

Dimana model pembelajaran Make a Match diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Data rata-rata aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dengan model pembelajaran Make a Match. Dengan penelitian ini, hasil pemahaman siswa merupakan hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran Make a Match.

Data hasil tes pemahaman siswa pada siklus I dan siklus II dengan model pembelajaran Make a Match. Data peningkatan rata-rata pemahaman siswa pada siklus I dan siklus II dengan model pembelajaran Make a Match. Dengan demikian, sesuai dengan penjelasan di atas, model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro.

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian yang Relevan

Konsep Teori Variabel Penelitian

  • Pemahaman Siswa
  • Model Pembelajaran Make a Maetch
  • Sejarah Kebudayaan Islam

Hipotesis Tindakan

METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Terikat

Variabel Bebas

Setting Penelitian

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

Materi yang akan disampaikan pada Siklus I adalah “Memahami Peristiwa Isra' Mi'raj oleh Nabi Muhammad SAW". Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang berkaitan dengan mata pelajaran (satu sisi kartu adalah kartu soal dan sisi lainnya adalah kartu jawaban). Setelah satu putaran, kartu dikocok kembali sehingga semua kelompok mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya.

Pengamatan (observasi) dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung guna memperoleh informasi yang lebih komprehensif tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dari awal hingga akhir. Data yang dikumpulkan melalui observasi dapat berupa data kuantitatif, seperti hasil respon siswa terhadap ulangan atau pekerjaan rumah, maupun data kualitatif, seperti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pada tahap refleksi dilakukan analisis data terhadap proses pembelajaran, permasalahan dan hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran, serta peniadaan kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. siklus II. siklus pembelajaran mampu memperbaiki kekurangan pada siklus 1. Dalam II. atau indikator lanjutan.

Teknik Pengumpulan Data

Observasi diartikan dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan yang disertai dengan catatan keadaan atau tingkah laku objek sasaran. Dalam observasi partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, sedangkan dalam observasi nonpartisipatif, pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, ia hanya berperan mengamati kegiatan tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka observasi yang dilakukan penulis merupakan jenis observasi partisipan karena penulis ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.

Metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa baik sebelum menerapkan model Make a Match maupun sesudahnya. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen untuk memperoleh data kuantitatif menyangkut perkembangan pemahaman siswa terhadap topik pembahasan dengan menggunakan model Do One.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, tanda, risalah rapat, kalender, agenda, dll. Dokumentasi membantu peneliti mempelajari kurikulum, standar kompetensi, dan kompetensi inti di sekolah yang akan dipelajarinya, serta memperoleh informasi berupa buku atau data tentang sekolah tersebut.

Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberikan pertanyaan terkait peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam perjalanannya, MI Muhammadiyah Hadimulyo menemui banyak kendala, terutama masalah sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang memadai. Namun hal tersebut tidak sampai pada niat para orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke MI Muhammadiyah Hadimulyo. Situasi guru dan karyawan MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro Situasi guru dan karyawan MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro Sebanyak 21 orang dan Kepala Madrasah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Rencana Lokasi Gedung MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro Dalam perkembangannya, MIM Hadimulyo mengalami proses penambahan kamar, hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah mahasiswa yang mendaftar dan menjadi mahasiswa MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

  • Kondisi Awal
  • Pelaksanaan Siklus I
  • Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match, guna mengatasi permasalahan pemahaman mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam oleh siswa. Rendahnya pemahaman siswa kelas IV MI Muhammadiyah Hadimulyo metro disebabkan karena guru tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik. Berdasarkan dialog awal dengan guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, peneliti mencoba mengusulkan model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match.

Pembelajaran pada siklus 1 terdiri dari dua kali pertemuan, pertemuan pertama sebelum dilakukan tindakan proses pembelajaran model Make a Match dilakukan dengan tes (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan pada akhir siklus 1 dilakukan pertemuan. dengan penilaian (posttest) untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match. Begitu pula dengan penggunaan media pembelajaran yang harus mengikuti model pembelajaran Make a Match berupa kartu soal atau kartu jawaban. Guru memulai atau mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian memberikan motivasi dan menjelaskan kembali model pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui pembelajaran Make a Match.

Dalam proses kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Fit kegiatan yang diamati meliputi mencari pasangan, berdiskusi dengan kelompok, bertanya/menjawab pertanyaan, mempresentasikan/menyampaikan hasil belajar. Setelah siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Fit, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap kemampuan pemahaman siswa. Dari tabel data di atas terlihat bahwa setelah dilaksanakannya pembelajaran Make a Match pada siklus I selama dua kali pertemuan, 73,78% siswa yang lulus ujian akhir pada siklus I tidak mencapai target yaitu memiliki KKM ≥ 65 hingga memenuhi, tidak mencapai 75. %.

Dari hasil observasi atau data yang diperoleh pada siklus I pada kegiatan pembelajaran Make a Match masih terdapat kelemahan dan permasalahan yaitu. Pertemuan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 April 2017 selama satu kali pembelajaran (2 x 35 menit) dimana model pembelajaran yang digunakan masih sama dengan pada saat siklus. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar, meskipun sempat terjadi sedikit kericuhan akibat ramainya siswa yang mencari pasangan kartu, namun hal tersebut dirasa wajar, karena model pembelajaran Make a Match merupakan jenis model pembelajaran yang menuntut siswa harus aktif. dalam belajar, dan siswa tidak merasa tertekan oleh situasi belajar yang penuh tekanan.

Guru juga memberikan reward kepada siswa yang dapat menyelesaikan misi pembelajaran Make a Match dengan baik. Dalam proses kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Make a Match, kegiatan yang diamati antara lain mencari pasangan, berdiskusi dengan kelompok,. Dari tabel data di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran Make a Match dilaksanakan pada siklus II selama dua kali pertemuan, jumlah siswa yang tuntas sebesar 94,70% pada tes akhir siklus II.

Pembahasan

  • Analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran Make a Match . 69
  • Tingkat Pemahaman Siswa dalam pada Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran dengan model Make a match pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam khususnya materi tentang Isra. Dari hasil penelitian rata-rata persentase kegiatan pembelajaran Make a Match mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Untuk lebih jelasnya peningkatan rata-rata kegiatan pembelajaran Make a Match dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Sehingga pada awal pembelajaran Make a Match banyak siswa yang tidak dapat menemukan pasangan kartunya karena kurangnya kerjasama yang baik. Data penelitian di atas menunjukkan bahwa hasil pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam dengan menggunakan model pembelajaran make a match mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut muncul karena guru dan siswa belajar dengan sangat optimal menggunakan model Make a Match.

Hal ini dikarenakan model pembelajaran Make a Match mengutamakan keaktifan siswa dalam pembelajaran, siswa mengikuti pembelajaran dengan santai, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran berdasarkan apa yang telah dilakukannya. Dengan model pembelajaran ini, siswa dapat saling bertukar pikiran atau pendapat dengan teman sekelasnya dalam satu kelompok untuk sampai pada kesimpulan baru sehingga dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang pembelajaran, dengan guru sebagai pembimbing dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam pelaksanaan pembelajaran SKI dapat disimpulkan sebagai berikut: “Dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SKI MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro yaitu dari rata-rata pemahaman skor tes akhir level I yaitu 74,21 dan akhir level II. pada siklus II sebesar 94,70%.

Dengan kesimpulan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro, maka penulis memberikan saran antara lain. Pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match perlu dikembangkan dan diimplementasikan pada mata pelajaran lain karena terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa. Ayu Febriana, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Make a Kind of Match Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang” dalam Jurnal Pendidikan Dasar Semarang: Sekolah Dasar Kalibantengkidul 1 dan Penerbit KREATIF , Jil.

Febriyani Sulistyaningsih, Sri Mulyani dan Suryadi Budi Utomo, “Penerapan model pembelajaran Make a Match berbantuan Power Point dilengkapi LKS untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pokok bahasan isomer dan reaksi senyawa hidrokarbon Kelas X SMA Batikmic 1 Surakarta Tahun Ajaran dalam Jurnal Pendidikan Kimia, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, Vol.Lina Puspitasari, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match pada Mata Pelajaran IPS di SDN 104 Kota Utara Kota Gorontalo” dalam Jurnal Lina Puspitasari, Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo, 2015. Sri Narti, “Penerapan Model Cooperative Learning Make a Match Pada Bahan Ajar Nama Malaikat Dan Tugasnya” Dalam Praktek Penelitian Tindakan, Pekalongan: SDN 03 Rowoyoso Wonokerto Pekalongan, Vol 6/No.

PENUTUP

Saran

Siapakah nama sahabat Nabi yang pertama kali beriman dan merestui Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode team quiz untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih kelas IV MI Muhammadiyah Kauman dilakukan dengan menggunakan metode