• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan metode permainan engklek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan metode permainan engklek"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Volume 12, Nomor 1, (2022) hal. 1-13

ISSN: 2722-4686 (Online), ISSN: 2087-3751 (Print)

Journal Homepage:

https://www.jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/motion

Upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan metode permainan engklek

Aditia Dwi Prasetio¹*, Hasan Basri²

¹Universitas Islam 45, Indonesia, email: aditiadwiprasetio@gmail.com

2Universitas Islam 45, Indonesia, email: hasanbasri1984@gmail.com

Info Artikel Abstract

Diajukan: Juli 2023 Diterima: Agustus 2023 Diterbitkan: Agustus 2023

Keyword:

Long Jump, Traditional Games, Crank

Kata Kunci:

Lompat Jauh, Permainan Tradisional, Engklek

This study aims to find out how to improve long jump learning outcomes by using the crank game method for class VIII students at SMP Negeri 36 Kota Bekasi. The problem in this research is the teacher's efforts to improve the long jump learning outcomes by using the Engklek game method which is easy and fun for students who study it. The method used in this research is the classroom action research method, namely by providing long jump learning using the Engklek game method. . Before and after being taught pre- and post-tests were carried out to see how far the long jump learning outcomes had increased using the crank game method. The research subjects were taken by 18 class VIII students of SMP Negeri 36 Bekasi City. In this research, the results of the initial, final and improvement tests of the subjects were processed and statistically analyzed, with the following calculation results: Based on the results of the study, it is known that the learning outcomes of the long jump in cycle I show the results of 55.56% of students who passed the KKM or 10 students, and in cycle II the results showed that 88.89% of students passed the KKM or 16 students out of 18 students.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan metode permainan Engklek pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 36 Kota Bekasi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan metode permainan Engklek yang mudah dan menyenangkan bagi siswa yang mempelajarinya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, yakni dengan memberikan pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan metode permainan Engklek. Sebelum dan sesudah diberi pengajaran dilakukan tes awal dan akhir untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan metode permainan Engklek.Subjek penelitian yang diambil 18 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Kota Bekasi. Pada penelitan ini hasil dari tes awal, akhir dan peningkatan dari subjek diolah dan dianalisa datanya secara statistika, dengan hasil penghitungan sebagai berikut:Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar lompat jauh pada siklus I menunjukan hasil 55.56% siswa yang lulus KKM atau berjumlah 10 siswa, dan pada siklus II menunjukkan hasil 88.89% siswa yang lulus KKM atau berjumlah 16 siswa dari 18 siswa.

Penulis Korespondensi :

Aditia Dwi Prasetio, Universitas Islam 45 Email: aditiadwiprasetio@gmail.com

(2)

2

© 2023 The Authors. Published by PJKR Universitas Islam 45, Bekasi. Licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Adlun & Basri, 2022; Nugraha dkk., 2020). Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa (Latief, 2016). Dalam pendidikan jasmani tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada aspek psikomotor yaitu mengembangkan kebugaran jasmani dan mengembangkan keterampilan gerak (Munandar dkk., 2020).

Atletik adalah cabang olah raga yang paling tua dan merupakan induk dari semua cabang olah raga yang gerakannya merupakan ragam dan pola gerak dasar hidup manusia (Wiranti & Mawarti, 2018). Gerakan-gerakan dalam atletik adalah gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari. Atletik diartikan sebagai aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisi gerakan-gerakan alamiah dasar atau wajar seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik merupakan olahraga yang diajarkan di sekolah- sekolah, salah satu cabang atletik yang diajarkan adalah lompat jauh. Lompat jauh adalah keterampilan gerak dari satu tempat ke tempat lain dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin. Untuk itu diperlukan penguasaan teknik lompatan, serta mematuhi peraturan guna mencapai hasil dalam lompat jauh. Ada 4 (empat) teknik lompatan yang merupakan rangkaian gerakan yang terdiri dari: teknik awalan, teknik tolakan, teknik sikap badan di udara dan teknik sikap waktu mendarat. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas, ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Agar prestasi di bidang atletik khususnya lompat jauh bisa maksimal maka yang perlu diketahui adalah adanya beberapa aspek yang

(3)

3

mempengaruhi seperti aspek biologis, kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur dan struktur tubuh serta aspek gizi. Oleh sebab itu pembinaan atlet lompat jauh harus memperhatikan beberapa faktor yang secara potensial ikut berperan dalam pencapaian prestasi lompat jauh (Prasetyo, 2016).

Selama ini pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi lompat jauh dikelas VIII SMPN 36 Kota Bekasi kurang begitu digemari oleh siswa, hal ini terlihat dari adanya respon yang kurang baik dari siswa maupun dari sekolah. Rendahnya minat tersebut sejalan dengan banyaknya siswa masih belum bisa melakukan teknik-teknik dasar dengan baik karena kesulitan dalam teknik dasar yang cenderung dirasakan terlalu berat, seperti dalam mempraktikan lompat jauh. Kemudian setelah dilakukan observasi dan pengamatan serta penilaian secara objektif oleh penulis hasil belajar lompat jauh di kelas VIII SMP Negeri 36 Kota Bekasi siswa masih banyak yang belum bisa melakukan lompat jauh dengan kriteria KKM di sekolah, yaitu dengan nilai 75. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum menguasai teknik lompat jauh. Dengan demikian dipelukan pembelajaran yang dapat memudahkan siswa ketika melakukan lompat jauh, yakni dengan menggunakan metode permainan engklek agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran teknik saja. Melalui permainan juga siswa diajak untuk memiliki jiwa kompetitif dan bersaing secara sehat, penulis merasa perlu untuk lebih jauh tentang metode belajar yang tepat untuk lompat jauh (Anggita, 2018; Ashari, 2019).

Aliputri (2018) mengemukakan fungsi-fungsi hasil berupa penilaian dengan suatu evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atausegala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Hasil belajar sebagai alat motivasi.

Dalam proses pembelajaran faktor motivasi memegang peranan yang dominan dimana siswa dalam proses pembelajaran selalu mempunyai kebutuhan yang salah satunya kebutuhan untuk mendapatkan hasil yang baik. Proses pembelajaran akan berhasil sesuai dengan apa yang akan dicapai, perlu memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Untuk mendorong agar siswa memperoleh nilai yang

(4)

4

baik perlu ada pembenahan terhadap proses pembelajaran yaitu dengan diadakannya perbaikan. Proses pembelajaran yang diharapkan untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa perlu pemberian motivasi terhadap siswa (Ardayani, 2017; Kirom, 2017). Motivasi ini penting agar siswa mau melakukan kegiatan pembelajaran dengan semangat tanpa ada beban sehingga siswa akan dengan senang hati mengikuti proses belajar pada kegiatan lompat jauh sebagaimana kegiatan yang lain (Anggina dkk., 2022). Salah satu metode yang akan diterapkan melalui permainan engklek.

Permainan engklek merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang menggunakan benda dan hitungan serta adanya kesepakatan peraturan yang harus dipatuhi oleh pemain (Munawaroh, 2017; Wiranti & Mawarti, 2018). Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar lompat jauh melalui penggunaan metode permainan engklek pada siswa SMP Negeri 36 Kota Bekasi.

METODE

Penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi pengertian, karakteristik, tujuan, prinsip-prinsip pelaksanaan, bidang kajian, prosedur, model, perbedaan karakteristik PTK dan Non PTK, kelemahan dan keunggulan PTK, indicator keberhasilan penelitian, dan manfaat hasil penelitian tindakan kelas (Adhani &

Hanifah, 2017; Mulyatiningsih, 2015). Menurut Kusumawati (2015), penelitian tindakan kelas merupakan hasil dari perkembangan dari penelitian dan tindakan (action research). Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan di dalam pembelajaran tentunya pembelajaran penjas dengan bantuan orang lain dalam tim atau sebagai dari suatu “komunitas praktek” untuk memperbaiki cara mereka mengatasi masalah dan memecahkan masalah (Fillah dkk., 2022; Ramdhani & Basri, 2023).

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Kota Bekasi yang berjumlah 18 peserta didik. Tahapan siklus pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat diterangkan melalui bagan sebagai berikut ini:

(5)

5

Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pada penelitian ini, teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang terkumpul dilakukan dengan mencari sumber data dalam penelitian yaitu siswa dan tim peneliti, dengan jenis data kuantitatif diperoleh langsung dari observasi dan pengamatan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan berupa proses pembelajaran lompat jauh dengan metode permainan enklek. Data tersebut ditunjang dengan data kualitatif guna mencari gambaran yang lebih natural pada siswa dengan model pembelajaran ini.

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Penelitian No Indikator Keberhasilan Penelitian

1

Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran lompat jauh dengan metode permainan engklek dalam proses pembelajarannya.

2

Siswa menjadi bermotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran lompat jauh

3

Siswa dapat menilai gerakan yang besar dan salah pada saat proses pembelajarn, serta mampu melakukan gerakan lompat jauh

4

Terjadi interaksi yang kondusif di antara siswa dengan siswa,

(6)

6 maupun guru dengan siswa

5

Siswa memiliki kemampuan dan berkomunikasi dengan baik dan keberanian mengemukakan pendapat

6

Guru mampu merencanakan dan menyajikan proses pembelajaran teknik dasar lompat jauh dengan metode permainan engklek

7

Suasana belajar mengajar menjadi menyenangkan, kondusif, dan tidak menimbulkan rasa jenuh bagi siswa

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan indicator keberhasilan penelitian, dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah mencakup beberapa aspek berikut ini : 1. Sebagian besar (80%) siswa merasa senang dan aktif dalam proses pembelajaran

lompat jauh.

2. Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran lompat jauh dengan metode permainan engklek dalam proses pembelajarannya.

3. Siswa dapat bersosialisasi secara baik dengan siswa lain dan guru.

4. Siswa dapat menilai gerakan yang benar dan salah pada saat proses pembelajaran, serta mampu melakukan gerakan lompat jauh dengan benar.

5. Guru melayani siswa dengan beragam.

6. Siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti pembelajaran lompat jauh.

7. Terjadi interaksi yang kondusif antara siswa dengsan siswa, maupun guru dengan siswa.

8. Suasana belajar mengajar kondusif dan menyenangkan siswa.

9. Dari hasil perhitungan dengan rumus, akan dihasilkan dengan angka dalam bentuk persentase. Adapun untuk analisis Deskriptif Presentase (DP) adalah:

DP = x 100%

Keterangan = DP = skor yang dicari

n = jumlah skor maksimum

f = jumlah skor prolehan

(7)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen berupa tes lompat jauh dengan pelaksanaan lapangan lompat jauh menggunakan bak pasir.Siswa memulai tes dengan melakukan awalan berlari, kemudian melakukan lari awalan dengan kecepatan yang meningkat hingga papan tumpuan. Siswa melakukan tolakan tepat di papan tumpu dengan salah satu kaki terkuat yang kemudian melakukan gaya jongkok di udara hingga mendarat di bak pasir. Jarak mendarat siswa di bak pasir diukur dari papan tumpu terluar hingga jejak di bak pasir terdekat dengan papan tumpu.

Pengukuran jarak dinyatakan dalam ukuran meter hingga batas 2 (dua) angka di belakang koma. Siswa diberi kesempatan melakukan tolakan sebanyak 3 (tiga) kali.

Penilaian didasarkan pada unjuk kerja teknik dasar lompat jauh seperti yang terlihat di bawah ini.

Subjek pada penilitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Kota Bekasi sebanyak 18 murid. Presentase perolehan nilai hasil pra siklus belajar lompat jauh dengan permainan engklek siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Kota Bekasi, tersaji dalam bentuk diagram batang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2. Hasil Tes Pra Siklus

Berdasarkan gambar 2 menunjukkan hasil tes pra siklus diperoleh nilai jumlah siswa yang mencapai angka KKM sebesar 33,33%, sedangkan prosentase jumlah siswa yang tidak mencapai angka KKM sebesar 66,67%. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas digunakan dengan dua siklus. Berikut hasil pengujian hasil tes siklus I dan tes siklus II:

(8)

8

Gambar 3. Hasil Tes Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 3 menunjukkan hasil tes siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 72,77. Jumlah siswa yang mencapai KKM hanya sebanyak 10 siswa (55.56%) dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 8 siswa (44.44%). Berdasarkan hasil tes siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,44. Jumlah siswa yang mencapai KKM hanya sebanyak 16 siswa (88,89%) dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 2 siswa (11.11%).

Gambar 4. Hasil Peningkatan Tes

Berdasarkan tabel 4 memaparkan hasil penelitian penulis dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil lompat jauh melalui permainan Engklek ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata siswa pada kegiatan prasiklus sebesar 68,33 dengan persentase ketuntasan sebesar 33.33%. Pada saat pelaksanaan siklus I kondisi tersebut mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu sebesar 72,77 dan persentase ketuntasan sebesar 55.56%. Namun, peningkatan

(9)

9

tersebut masih belum mencapai target yang ditetapkan sebelumnya. Pada saat pelaksanaan Siklus II nilai rata-rata gerak dasar lari jarak pendek siswa kembali mengalami peningkatan sebesar 79,44 dengan persentase ketuntasan sebesar 88.89%.

Upaya peningkatan hasil belajar lompat jauh berhasil dengan baik jika dilihat dari peningkatan pada tiap siklus yang rata-rata mencapai ketuntasan pada setiap tindakan siklus, peningkatan hasil belajar yang paling besar pada siklus ke II, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai memahami konsep pembelajaran lompat jauh dengan permainan Engklek siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh siswa meningkat dan proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan rencana dan mendapat hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 2 siswa (11.11%) yang belum memenuhi batas KKM atau belum tuntas. Hal ini dikarenakan pada saat pelaksanaan penelitian ada beberapa siswa terlihat kurang maksimal dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan permainan Engklek. Siswa ada yang sedang sakit pada saat mengikuti pembelajaran, tetapi siswa tersebut tetap ingin mengikuti pembelajaran seperti teman lainnya meskipun guru sudah mengingatkan untuk boleh tidak mengikuti pembelajaran. Sehingga pada saat pembelajaran tidak mendapatkan hasil yang maksimal, tidak seperti siswa yang lain. Peningkatan hasil belajar lompat jauh juga dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek afektif, kognitif, dan psikomotor sebagai berikut :

1. Peningkatan hasil belajar afektif pada saat prasiklus siswa tidak dapat melakukan diskusi tanya jawab, selanjutan dilakukan pelaksanaan siklus I peningkatan hasil belajarnya siswa mulai terbiasa melakukan diskusi tanya jawab, selanjutnya dilakukan pelaksanaan siklus II peningkatan hasil belajarnya peserta didik lebih bersemangat aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

2. Peningkatan hasil belajar kognitif pada saat prasiklus siswa belum mengetahui konsep pembelajaran lompat jauh menggunakan permainan Engklek, selanjutnya dilakukan pelaksanaan siklus I peningkatan hasil belajarnya Beberapa siswa masih belum paham dengan konsep pembelajaran lompat jauh menggunakan permainan Engklek, selanjutnya dilakukan pelaksanaan siklus II

(10)

10

peningkatan hasil belajarnya siswa sudah terbiasa dengan konsep pembelajaran lompat jauh menggunakan Engklek.

3. Peningkatan hasil belajar psikomotor pada saat prasiklus siswa belum mampu melakukan lompat jauh dengan baik dan benar, selanjutanya dilakukan pelaksanaan siklus I peningkatan hasil belajarnya beberapa siswa masih belum mampu melakukan gerak dasar lari jarak pendek dengan baik dan benar, selanjutnya dilakukan pelaksanaan siklus II peningkatan hasil siswa sudah dapat melakukan lompat jauh dengan baik dan benar.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil lompat jauh melalui permainan Engklek ditandai dengan peningkatan nilai rata- rata siswa. Nilai rata-rata siswa pada kegiatan prasiklus sebesar 68,33 dengan persentase ketuntasan sebesar 33.33%. Pada saat pelaksanaan siklus I kondisi tersebut mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu sebesar 72,77 dan persentase ketuntasan sebesar 55.56%. Namun, peningkatan tersebut masih belum mencapai target yang ditetapkan sebelumnya. Pada saat pelaksanaan Siklus II nilai rata-rata gerak dasar lari jarak pendek siswa kembali mengalami peningkatan sebesar 79,44 dengan persentase ketuntasan sebesar 88.89%.

Menurut hasil penelitian Jamaliah & Priono (2022) menyatakan tes hasil belajar siklus I bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok masih rendah. Dari 32 orang siswa yang menjadi subjek dalam penilitian ini ternyata hanya 17 orang siswa (53,12%) sudah memiliki ketuntasan belajar sedangkan 15 sorang siswa (46,88%) belum mencapai ketuntasan belajar dan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 64,55. Sedangkan pada siklus II kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah meningkat. Sebanyak 28 orang siswa (87,5%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar sedangkan 4 orang siswa (12,5%) belum memiliki ketuntasan belajar dan nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 76,80.

(11)

11

Prayoga & Maulana (2022) dalam hasil penelitian menyimpulkan dari tes hasil belajar siklus I diperoleh sebanyak 20 orang siswa dengan nilai setelah dikonfersikan sebesar (66,6%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar sedangkan 10 orang siswa (33,4%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata- rata hasil belajar 72,08. Dari tes hasil belajar siklus II diperoleh data sebanyak 27 orang siswa (90%) yang telah mencapai ketuntasan sedangkan 3 orang siswa (10%) masih belum tuntas. Dengan nilai rata-rata hasil belajar 76,88.

Berdasarkan dari penelitian penulis mendapatkan hasil peningkatan sebesar 79,44 dengan persentase ketuntasan sebesar 88.89%. Penelitian dari Jamaliah &

Priono (2022) mendapatkan hasil peningkatan persentase ketuntasan belajar mencapai 87.5%. Sedangkan penelitian dari Prayoga & Maulana (2022) mendapatkan hasil peningkatan persentase ketuntasan belajar mencapai 90%. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian penulis sudah memenuhi ketercapaian KKM, maka penelitian dianggap berhasil. Hal tersebut menunjukkan bahwa target yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Proses pembelajaran lompat jauh menggunakan permainan Engklek berlangsung dinamis dan menyenangkan. Peserta didik aktif melaksanakan tugas dan mengamati gerakan gerak dasar lari jarak pendek dan saling diskusi dengan teman. Seluruh aspek penilaian dikuasai peserta didik. Kemampuan gerak dasar lari jarak pendek peserta didik meningkat dengan ditandai dengan seluruh peserta didik tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 75.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasi penelitian dan pembahasan terkait upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan metode permainan engklek pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 36 Kota Bekasi dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan engklek menunjukkan peningkatan hasil belajar lompat jauh pada siswa, hal ini terbukti pada hasil tes pra siklus menunjukkan nilai siswa masih dibawah angka KKM, sedangkan setelah melakukan uji siklus I dan siklus II menunjukkan nilai hasil

(12)

12

belajar lompat jauh diatas nilai KKM. Peningkatan hasil belajar lompat jauh juga dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Hal tersebut menunjukkan bahwa target yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. Proses pembelajaran lompat jauh menggunakan permainan Engklek berlangsung dinamis dan menyenangkan. Peserta didik aktif melaksanakan tugas dan mengamati gerakan gerak dasar lari jarak pendek dan saling diskusi dengan teman. Seluruh aspek penilaian dikuasai peserta didik.

REFERENSI

Adhani, D. N., & Hanifah, N. (2017). Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain Warna (Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B Di RA Muslimat NU 107 Khodijah Kramat Duduksampeyan). Jurnal PG- PAUD Trunojoyo: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini, 4(1), 64–75.

Adlun, F., & Basri, H. (2022). Efektivitas Pembelajaran Daring Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Dengan Pemanfaatan Aplikasi Penjaspedia Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Jonggol.

Paradigma, 19(1), 26–39.

Aliputri, D. H. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 2(1A), 70–77.

Anggina, A., Mahyani, A., Fadilah, S., & Ayumi, S. N. (2022). MOTIVASI GURU MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DISEKOLAH. IKAMAS:

Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 76–81.

Anggita, G. M. (2018). Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa. JOSSAE (Journal Of Sport Science And Education), 3(2), 55–59.

Ardayani, L. (2017). Proses Pembelajaran Dalam Interaksi Edukatif. ITQAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan, 8(2), 187–200.

Ashari, M. A. (2019). Perbandingan Pengaruh Permainan Olahraga Tradisional Hadang, Terompah Panjang, Egrang Terhadap Peningkatan Daya Tahan, Kecepatan, Dan Keseimbangan Pada Siswa Ekstrakurikuler SD Impres 1 Tenga Kabupaten Bima NTB. Jurnal Penjaskesrek, 6(2), 231–239.

Fillah, A. M., Haqiyah, A., & Basri, H. (2022). SOSIALISASI WEBINAR PENGENALAN OLAHRAGA CRICKET BAGI GURU SMP PJOK DI KOTA BEKASI. DEVOSI, 3(2), 23–28.

Jamaliah, N., & Priono, J. (2022). Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Tradisional Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Meranti. All Fields Of Science Journal Liaison Academia And Sosiety, 2(1), 416–427.

(13)

13

Kirom, A. (2017). Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran

Berbasis Multikultural. Jurnal Al-Murabbi, 3(1), 69–80.

Kusumawati, M. (2015). Penelitian Pendidikan Penjasorkes. Bandung: Alfabeta.

Latief, A. (2016). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Peserta Didik Di Smk Negeri Paku Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar. Pepatudzu: Media Pendidikan Dan Sosial Kemasyarakatan, 7(1), 13–26.

Mulyatiningsih, E. (2015). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Modul Pelatiihan Pendidikan Profesi Guru: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Munandar, A., Taufik, M. S., & Putri, R. E. (2020). Pengaruh Latihan Plyometrics Otot Tungkai Terhadap Hasil Tendangan Penalti Pada Cabang Olahraga Futsal. Jurnal Maenpo: Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, 10(1), 1–6.

Munawaroh, H. (2017). Pengembangan Model Pembelajaran Dengan Permainan Tradisional Engklek Sebagai Sarana Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 86.

Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V1i2.19

Nugraha, P. D., Utama, M. B. R., S, A., & Sulaiman, A. (2020). Survey Of Students Sport Activity During Covid-19 Pandemic. Jp.Jok (Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan), 4(1), 11–24.

Https://Doi.Org/10.33503/Jp.Jok.V4i1.805

Prasetyo, K. (2016). Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar.

Scholaria : Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(3), 196.

Https://Doi.Org/10.24246/J.Scholaria.2016.V6.I3.P196-205

Prayoga, H. D., & Maulana, A. (2022). Pengaruh Latihan Loncat Naik Turun Bangku Dan Jumping Jack Di Lahan Rawa Terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok. Jurnal Porkes, 5(2), 695–705.

Ramdhani, L., & Basri, H. (2023). Survey Of Understanding Levels Of Futsal Game Rules (Laws Of The Game) On Futsal Extracurricular Participants.

Paradigma, 20(1), 38–48.

Wiranti, D. A., & Mawarti, D. A. (2018). Keefektiffan Permainan Engklek Dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 9(1).

https://doi.org/10.24176/re.v9i1.2810

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dua siklus, untuk mengetahui pningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dalam pendidikan jasmani, olahraga

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra ekstrakurikuler SMP Negeri

RIZKI HIDAYAT, NIM. “ Upaya Meningkatkan Hasil Lompat Jauh Gaya Menggantung Dengan Menggunakan Latihan Single Leg Speed Hops Pada Atlet Lompat Jauh Putera

Berdasarkan data yang di peroleh pada siklus II bahwa siswa telah mengalami peningkatan kemampuan dalam meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Dengan Menggunakan Pembelajaran Bermain Lompat Tali pada Siswa Kelas VI SD Negeri 101935 Batang Terap Kecamatan Perbaungan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN III Pucanganom Wonogiri Tahun

yang dilakukan dimana melalui pendekatan bermain dapat memperbaiki masalah hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Walaupun dalam hasil akhirnya pada siklus I ini

Rekapitulasi rerata tes ulangan dan ketuntasan belajar didapat dari nilai post tes/ulangan, rata – rata nilai tes siswa pada pra – tindakan adalah 70,37, pada tes siklus 1, rata –