UPDATE TERKAIT LABORATORIUM HIV
Dr dr Agus S Kosasih SpPK, MARS Laboratorium terpadu RS Kanker
Dharmais
Pusat Kanker Nasional
OUTLINE
Update Diagnosis HIV
Update Alur Diagnosis HIV pada Bayi dan Anak <18 Bulan dengan Uji Virologi (EID)
Pemeriksaan Viral Load HIV
Pemantapan Mutu
UPDATE
DIAGNOSIS HIV
PEMERIKSAAN HIV
Berdasarkan Tujuan Pemeriksaan:
• Diagnosis
o Rapid test o EIA
o Western Blot o NAT
• Pemeriksaan Dini pada Bayi
o NAT (PCR DNA)
• Pemantauan Terapi
o Viral load o CD4
BERBAGAI METODA DETEKSI HIV
INTERPRETASI HASIL
Interpretasi hasil pemeriksaan Anti HIV : 1. Hasil Positif
Bila hasil A1 Reaktif, A2 Reaktif dan A3 Reaktif 2. Hasil Inkonklusif
Bila pada proses pengulangan ternyata A1 Reaktif dan A2 Non Reaktif
ATAU A1 Non Reaktif dan A2 Reaktif
Bila hasil A1 Reaktif, A2 Reaktif dan A3 Non Reaktif 3. Hasil Negatif
Bila hasil A1 Non Reaktif
Bila hasil A1 Reaktif tetapi pada pengulangan hasil A1 Non Reaktif dan A2 Non Reaktif
Hasil inkonklusif pada pemeriksaan kedua setelah minimal tes HIV 14 hari yang lalu dengan hasil inkonklusif juga.
Kegunaan REAGEN Screning / penyaring
darah, transfusi &
transplantasi PMI (Strategi I)
Rapid / EIA
Sensitivitas dan spesifisitas 99%
Surveilans HIV
(Strategi II) Rapid/ EIA
R/ I : Sensitivitas > 99 % R/ II : Spesifitas > 98 % Diagnosis (Strategi III)
Permenkes No.15/
Tahun 2015 Pelayanan Laboratorium
pemeriksaan HIV dan Infeksi Oportunistik
Rapid / EIA
Reagen I : Sensitivitas > 99 % Reagen II : Spesifisitas > 98 % Reagen III: Spesifisitas > 99 %
Prinsip tes berbeda, Hasil diskordan <
5%
Pemeriksaan secara serial
Petugas terlatih dan tersertifikasi
Harus melakukan PMI dan mengikuti PME
Reagen yang digunakan sudah lulus evaluasi dari LRN
REAGENSIA YANG DIGUNAKAN ANTI HIV
B A
K T I H U S A D A
LAPORAN HASIL LABORATORIUM
Laboratory’s report
Clinical judgement
INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM
HIV positif HIV
Indetermin ate
HIV negatif
Untuk hasil yang “indeterminate”, perlu diulang dengan bahan baru yang diambil sedikitnya 14 hari sesudah yang pertama
Bila hasil tetap “indeterminate” dengan bahan baru, lakukan pemantauan ulang pada 3, 6 atau 12 bulan. Bila setelah 1 tahun hasil tetap “indeterminate”,
dianggap tidak terinfeksi HIV
Bila ada fasilitas HIV RNA, hasil
“indeterminate” sebaiknya dikonfirmasi dengan HIV RNA
Hasil Laboratorium hanya melaporkan reaktif dan non reaktif.
Kesimpulan klinis di simpulkan oleh dokter klinik.
Hasil Yang dikeluarkan Laboratorium
Biological Error
terjadi cross reaksi antigen
terjadi ikatan antibodi yang non spesifik
kontaminasi spesimen atau tertukar
Human Error
Kompetensi pemeriksa tidak sesuai (belum terlatih)
Tidak mengikuti prodedur dalam instruksi kerja (kit insert)
Tempat penyimpanan atau transportasi reagen tidak sesuai instruksi kerja
Manufacturing Error
- Kualitas kit tidak terjaga
HASIL REAKTIF ATAU NON REAKTIF PALSU
13
INTERPRETASI HASIL
Diwajibkan membaca instruksi kerja yang ada di kotak reagensia setiap kali membuka kotak reagensia yang baru.
Walaupun Merek reagensia yang sama,
instruksi kerja dapat berbeda setiap lot. No
Perhatikan juga penyimpanan reagensia , harus sesuai instruksi kerja, apakah suhu ruang atau suhu 2 – 8o C
Jangan mencampur reagen dari kotak lama dengan kotak yang baru.
PENTING DIKETAHUI REAGENSIA RTD
● Keadaan reagen
● Tanggal kadaluarsa reagen
● No lot pada reagen
● penyimpanan reagen
Packet Insert (instruksi kerja)
Peralatan dan reagensia untuk tes HIV - Reagen kit HIV
- mikropipet 5 – 50µl - Tip kuning/ biru
- wadah sampah infeksius, Hipoclorit 5%
PADA SAAT MENERIMA REAGENSIA /
MELAKUKAN PEMERIKSAAN YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA REAGEN
STRATEGI III
DRAFT PERMENKES BARU
STRATEGI III
DARFT PERMENKES BARU
INTERPRETASI HASIL (1)
Sampel yang memberikan hasil nonreaktif pada pemeriksaan pertama (A1) dilaporkan nonreaktif.
Sampel yang memberikan hasil reaktif pada
pemeriksaan pertama (A1) dan nonreaktif pada
pemeriksaan kedua (A2) harus diperiksa ulang dengan tiga reagensia sekaligus (A1, A2, dan A3), dengan
sampel yang sama pada waktu yang sama (paralel). Bila menggunakan sampel kapiler, maka diperlukan
pengambilan sampel baru.
STRATEGI III
DARFT PERMENKES BARU
INTERPRETASI HASIL (2)
• Pada pemeriksaan ulang, bila ketiga reagen (R1, R2, R3) memberikan hasil reaktif, maka kesimpulan hasil tes reaktif.
• Pada pemeriksaan ulang, bila hanya dua reagen yang memberikan hasil reaktif, maka kesimpulan hasil tes inkonklusif.
• Pada pemeriksaan ulang, bila salah satu atau tidak ada dari ketiga reagen memberikan hasil yang reaktif, maka kesimpulan hasil tes nonreaktif.
R1 Reaktif
R2 Nonreaktif
Ulangi pemeriksaan R1 dan R2 + R3 (pada saat yang sama/parallel)
UPDATE
ALUR DIAGNOSIS HIV PADA BAYI DAN ANAK
<18 BULAN DENGAN
UJI VIROLOGI (EID)
PEMERIKSAAN HIV
PADA BAYI DAN ANAK < 18 BULAN
Tes antibodi rapid/EIA , tidak dapat dipakai untuk diagnosis bayi < 18 bulan karena masih memiliki antibodi maternal.
Tes antigen p24 , sensitifitas rendah (tidak dianjurkan)
Virologi HIV DNA kualitatif, tes yang direkomendasi untuk mendiagnosis dini bayi
Virologi HIV RNA kuantitatif (viral load), mengetahui jumlah virus. Dapat digunakan untuk pemantauan
terapi ARV
Bayi yang terpapar HIV (Ibu diketahui HIV (+))
Bayi yang sakit dengan tanda dan gejala HIV, meskipun status paparan HIV tidak diketahui
KRITERIA BAYI DAN ANAK < 18 BULAN YANG MEMBUTUHKAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Alur Diagnosis HIV pada Bayi dan Anak <18 Bulan dengan Uji Virologi
(Sumber: Draft Juknis Juknis Pemeriksaan Laboratorium terkait HIV dan IMS)
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS BAYI DAN ANAK
<18 BULAN (EARLY INFANT DIAGNOSIS)
Tes diagnostik dengan virologi
HIV-1 DNA kuantitatif
Tes ini menggunakan teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk meng-amplifikasi
provirus DNA yang berada didalam limfosit dari darah pasien terinfeksi HIV-1.
Pada bayi yang lahir dari Ibu positif HIV tes ini dapat dipakai untuk mendeteksi HIV DNA paling awal 6 minggu setelah kelahiran
SIKLUS HIDUP HIV
PROVIRUS DNA
PROVIRUS DNA
Tes HIV DNA kualitatif :
RT PCR konventional (reference method)
COBAS® HIV-1 Qualitative Test
Abbott RealTime Qualitative HIV-1
Perlu infratruktur laboratorium yang baik, umumnya dilakukan pada
laboratorium propinsi / rujukkan
PEMERIKSAAN HIV DNA KUALITATIF UNTUK EID
Sampel yang digunakan :
Darah whole blood EDTA
Whole blood Dry Blood Spot (DBS whatman 903) minimal 4 lingkaran
PEMERIKSAAN HIV DNA KUALITATIF EID
Alur diagnosis HIV pada bayi dan anak <18 bulan dengan uji serologi (bila uji virologi tidak tersedia)
(Sumber: Draft Juknis Juknis
Pemeriksaan Laboratorium terkait HIV dan IMS)
PEMANTAUAN TERAPI
VIRAL LOAD HIV
MONITORING ARV
CD4 testing
Flow Cytometry
Non Flow Cytometry (POCT)
Viral Load testing
NAT base
Non NAT base
MENGAPA VIRAL LOAD PENTING?
Hitung CD4 jarang berubah pada pasien dengan kadar viral load tersupresi
Pemeriksaan CD4 masih tetap dibutuhkan untuk stratifikasi risiko dan menentukan pemberian
profilaksis
Pada tempat tersedia pemeriksaan CD4 dan Viral Load
perlu dipertimbangkan untuk mengurangi atau meniadakan pemeriksaan CD4 untuk monitoring
RAGAM METODE MONITORING Inisiasi, pemantauan terapi ARV
CD4 :untuk inisiasi dan pemantauan terapi ARV
Non flowcytometry (POCT) Darah EDTA 3 cc (stabilitas 6 jam)
Flowcytometry
Darah EDTA 3 cc (stabilitas 24 jam)
HIV RNA (Viral Load) :
pemantauan dan respon terapi ARV Plasma EDTA dipisahkan < 6 jam,
stabilitas 7 hari (2– 8oC)
Inisiasi, pemantauan terapi ARV
CD4 :untuk inisiasi dan pemantauan terapi ARV
Non flowcytometry (POCT) Darah EDTA 3 cc (stabilitas 6 jam)
Flowcytometry
Darah EDTA 3 cc (stabilitas 24 jam)
HIV RNA (Viral Load) :
pemantauan dan respon terapi ARV Plasma EDTA dipisahkan < 6 jam,
stabilitas 7 hari (2– 8oC)
PENGAMBILAN SAMPEL VL
Sampel diambil dengan tabung vaccum steril EDTA atau tabung SST
Plasma atau serum harus dipisahkan dalam waktu < 6 jam setelah pengambilan darah (sentrifus 800 – 1600 g selama 20 menit)
Perlu dicatat apakah pasien telah makan obat ARV atau belum, berapa lama telah makan
obat dan apa saja obatnya
TRANSPORT SAMPEL VL
Hindari sampel lisis
Sampel sebaiknya dikirim dalam bentuk plasma atau serum pada suhu 2 – 8 oC atau dibekukan (- 20)o s/d (–80)oC
Sampel dalam bentuk whole blood,
harus segera dikirim pada suhu 2 – 25
oC dan harus dipisahkan < 6 jam
PENYIMPANAN SAMPEL VL
Stabilitas Sampel bila disimpan pada
Suhu 25 oC tahan selama 1 hari
Suhu 2 – 8 oC tahan selama 7 hari
Suhu (– 20) sd (-80) oC tahan selama 6 minggu
Simpan dalam bentuk aliquot 1000 ul dalam tabung eppendorf screw cap
Sampel dapat dibeku cair sampai maksimal 4 kali
REKOMENDASI WHO 2013
RECOMMENDATION STRENGTH
Viral load is recommended as the preferred monitoring approach to diagnose and
confirm ARV treatment failure
Strong
recommendation, low-quality evidence
If viral load is not routinely available, CD4 count and clinical monitoring should be used to diagnose treatment failure
Strong
recommendation, moderate-quality evidence
WHO 2013 Recommendations:
Monitoring for ART Response
Plasma DBS
1000 cpm 1000 cpm
Threshold for defining virological failure:
RESPONS VIROLOGI TERHADAP ART
Viral load parameter terbaik untuk monitoring respons ART
ART mencegah/supresi replikasi HIV dengan menghambat enzim virus viral load menurun
Target ART:
Viral load tidak terdeteksi
Rekomendasi WHO: <1.000 kopi/mL risiko rendah transmisi dan progresi
Virologic treatment failure:
Terdeteksinya viral load >1.000 kopi/mL secara persisten, setelah ART 6 bulan
Persisten 2 kali pengukuran dalam 3-6 bulan setelah dipastikan adherence baik
ALUR
PEMERIKSAA N VIRAL LOAD HIV
INDIKASI PEMERIKSAAN VIRAL LOAD
Monitoring rutin terapi ARV ( 6 Bulan atau 12 bulan pertama setelah on ART, 24 bulan dan seterusnya setiap tahun sekali)
Kecurigaan resistensi ARV: >1000 kopi/ml
Monitoring pada ibu hamil ODHA/pemilihan persalinan (Bersalin sesuai indikasi obstetri, jika ARV <6 bulan atau VL terdeteksi SC
TANTANGAN
Pengerjaan pemeriksaan viral load yang banyak dapat mengurangi biaya reagen
Sampel DBS (Indonesia Belum)
POCT viral load dengan biaya yang terjangkau
PEMANTAPAN MUTU
PEMANTAPAN MUTU
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
Jenis:
1. Rechecking/Retesting 2. Uji Profisiensi
3. On site
evaluation/Bimbingan teknis/Supervisi
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
Tahapan:
1. Pra Analitik
2. Analitik
3. Pasca Analitik
JENIS-JENIS PME
Proficiency testing
• Penyedia eksternal
mengirimkan sampels yang tidak diketahui detailnya ke beberapa laboratorium
• Hasil dari laboratorium tersebut di analisis,
dibandingkan dan dilaporkan
kembali ke laboratorium tersebut
Rechecking or retesting
• Preparat yang telah dianalisis di rechecked
kembali oleh laboratorium referensi
• Sampel yang telah diperiksa,
dilakukan pemeriksaan ulang
On-site evaluation
• Biasanya
dilakukan ketika ada kesulitan untuk
melaksanakan uji profisiensi
tradisional atau metode
rechecking/retesti ng.
World Health Organization. Content Sheet 10-1: Overview of External Quality Assessment (EQA). Geneva: World Health Organization. Available from:
https://www.who.int/ihr/training/laboratory_quality/10_b_eqa_contents.pdf?ua=1
UJI PROFISIENSI
Pemeriksaan RDT HIV, TP Rapid dan RPR
Penyelenggara: BBLK
Pemeriksaan Viral Load HIV (Abbott dan TCM)
Penyelenggara: Lab BBLK dengan Lab Rujukan VL
Pemeriksaan CD4
Penyelenggara : Lab BBLK dan Lab Rujukan CD4