Pembelajarannya
ISSN:2654-2587 (Print); ISSN:2654-735X (Online) Volume 6, Nomor 1, Tahun 2023, Hal. 32-36
Available online at:
http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/alfabeta Research Article
Alih Kode dan Campur Kode pada Komunikasi Guru dan Siswa di Lingkungan SMP Al Karimah Surabaya
Wahid Rhomadon Pratama1, Wahyu Widayati2
Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Dr. Soetomo Surabaya [email protected]1, [email protected]2
Informasi Artikel ABSTRACT
Submit: 13 – 03 – 2023 Diterima: 01 – 04 – 2023 Dipublikasikan: 29 – 04 – 2023
This study aims to describe the code switching and code mixing used by speakers in the AL-KARIMAH Middle School environment in Surabaya. This research is a qualitative descriptive study. The subjects used in this study are the languages teachers and students use when communicating in the school environment. The object of this study is the speech of the use of code switching and code mixing used in communication (morning briefings, student briefings and so on).
The methods used in collecting data are observation techniques and recording techniques. The results showed that the code- switching and code-mixing that occurred were Javanese, Madurese, and Indonesian. The type of code switching found was Indonesian to Javanese. The types of code mixing found were internal code-mixing and outgoing code mixing using Indonesian, Javanese, and Madurese in the form of words, sentences, and phrases.
Keywords: code-switching, code-mixing, communication, education
Penerbit ABSTRAK
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
IKIP Budi Utomo, Malang, Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alih kode dan campur kode yang digunakan oleh penutur di lingkungan SMP AL-KARIMAH Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahasa-bahasa yang digunakan oleh guru dan siswa pada saat berkomunikasi di lingkungan sekolah. Objek dalam penelitian ini adalah tuturan penggunaan alih kode dan campur kode yang digunakan dalam komunikasi (Brifing pagi, pengarahan siswa dan lain sebagainyaa). Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik pengamatan dan teknik rekam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih kode dan campur kode yang terjadi yaitu bahasa Jawa, bahasa Madura, dan bahasa Indonesia. Jenis alih kode yang ditemukan adalah bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Jenis campur kode yang ditemukan adalah campur kode ke dalam dan campur kode keluar dengan menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Madura
Kata kunci: alih kode, campur kode, komunikasi, pendidikan
PENDAHULUAN
Manusia dalam bermasyarakatan harus berinteraksi dengan masyarakat lain sehingga dengan saling berinteraksi tersebut maka harus menggunakan bahasa, karena dalam kehidupan masyarakat manusia tidak lagi sebagai makhluk individu, melainkan sebagai makhluk sosial sehingga bahasa sangat penting digunakan oleh manusia dalam berbagai aktivitas kehidupan. Bahasa menjadi sarana sebagai alat komunikasi untuk manusia berinteraksi dengan sesama.
Indonesia memiliki keberagamanan suku yang banyak sehingga menjadi salah satu faktor adanya variasi dalam penggunaan bahasa. Dalam masyarakat dwi bahasa, termasuk masyarakat di lingkungan sekolah, yaitu guru dan siswa ketika berkomunikasi sering menggunakan dua bahasa atau lebih dan itu biasa terjadi. Menurut Nababan, (Suandi, 2014),
“masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang bilingual (dwibahasa) yang menguasai lebih dari satu bahasa, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing”. Peristiwa- peristiwa kebahasaan yang mungkin terjadi sebagai akibat dari adanya kontak bahasa adalah peristiwa bilingualisme, diglosia, alih kode, campur kode, interferensi, integrasi, konvergensi, dan pergeseran bahasa (Chaer dan Agustina, 2010: 84)
Faktanya yang terjadi di sekolah tidak sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk saling berkomunikasi antara guru dan siswa, Peristiwa ini tidak luput terjadi di SMP AL-KARIMAH Surabaya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena latar belakang guru dan peserta didik serta lingkungan sekolah yang merupakan masyarakat suku Jawa sehingga baik guru maupun peserta didik lebih nyaman menggunakan bahasa Jawa dan Madura pada bahasa Indoensia karena sudah sehari-hari digunakan, sehingga sengaja maupun tidak sengaja terjadilah alih kode dan campur kode dalam komunikasi guru dan siswa di lingkungan sekolah tersebut. Hal ini senada dengan teori menurut David dalam Gayatri, Sudiana, dan Indriani (2016:4) bahwa alih kode dapat digunakan sebagai strategi komunikasi untuk mengatasi keterbatasan bahasa sehingga berakibat berhentinya komunikasi.
Alih kode menurut Suwandi (2010: 86) dapat terjadi dalam sebuah percakapan ketika seorang pembicara menggunakan sebuah bahasa dan mitra bicaranya menjawab dengan bahasa lain. Berdasarkan temuan Sari dan Sukanadi (2015: 40-41) dalam jurnalnya, mereka mencatat ada beberapa fakor yang mendampingi pilihan bahasa yang terjadi di dalam kelas antara lain, (1) penutur dan pribadi penutur, (2) mitra tutur, (3) memiliki latar belakang bahasa yang sama, (4) tempat tinggal dan waktu tuturan berlangsung, (5) modus pembicaraan, (6) topik/pokok pembicaraan, (7) fungsi dan tujuan alih kode dan campur kode, dan (8) perbedaan status sosial.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti alih kode dan campur kode dalam komunikasi guru dan siswa di lingkungan di SMP AL-KARIMAH Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja bentuk alih kode dan campur kode yang digunakan untuk berkomunikasi antara guru dan siswa di lingkungan SMP AL-KARIMAH Surabaya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Sukmadinata (2013:73), penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang sedang terjadi, baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat rekayasa dari manusia dan lebih menitik beratkan pada karakteristik, kualitas,
keterkaitan antarkegiatan. Penelitian ini dilakukan di SMP Kota Surabaya yakni SMP AL- KARIMAH Surabaya. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Objek dalam penelitian ini adalah tuturan penggunaan alih kode dan campur kode yang digunakan pada saat berkomunikasi (briefing pagi, pengarahan siswa, dan komuniaksi lainnya). Pengumpulan data digunakan dengan teknik pengamatan dan teknik rekam. Data dalam penelitian ini berupa alih kode dan campur kode dalam wujud kata, frase, dan kalimat kemudian dianalisis secara kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan dalam komunikasi (briefing pagi, pengarahan siswa, dan komunikasi lainnya) di SMP AL-KARIMAH Surabaya, dan terdapat bentuk alih kode dan campur kode pada tuturan di lingkungan pendidikan tersebut baik guru maupun siswa. Dengan demikian, maka bentuknya dapat kita lihat sebagai berikut.
Alih Kode
Alih kode merupakan peralihan suatu kode ke kode lain dengan tujuan agar penutur dengan mitra tuturnya membangun keakraban. Alih dapat ditemukan sebagai berikut.
Data 1
Guru: Selamat pagi anak-anak Siswa: Selamat pagi, Bu..
Guru: Bagaimana kabarnya?
Siswa: Baik, Bu
Guru: Ayo klambine dimasukno (ayo bajunya dimasukkan) Siswa: Iya, Bu.
Data 1 merupakan alih kode yang berupa kalimat perintah yang digunakan guru kepada siswa ditemukan saat briefing pagi. Data tersebut bersifat situasional ketika guru saat brifing pagi melihat siswa yang bajunya tidak rapi lalu guru tersebut menegur dengan menggunakan bahasa Jawa.
Data 2
Guru: Barisan shofnya diluruskan!
Siswa: Iya pak.
Guru: Ojok guyon ae lek kape sembahyang Siswa: Iyo pak
Data 2 merupakan salah satu alih kode, ketika seorang guru yang awalnya menegur dengan menggunakan bahasa Indonesia ketika melakukan Salat Dhuha, akan tetapi masih terdapat siswa yang masih bergurau sehingga guru tersebut beralih menggunakan bahasa Jawa.
Data tersebut alih kode bahasa Indonesia beralih ke bahasa Jawa.
Data 3
Guru: anak-anak ayo segera ke musalla!
Siswa: Enggeh, Bu. (jawab salah satu siswa) Guru: Alfin...ndang cepetan nak musalla.
Siswa: Enggeh, Bu.
Data 3 merupakan alih kode yang ditemukan ketika guru dan siswa berjalan menuju musalla untuk melaksanakan Salat Dhuhur. Ada seorang siswa yang berjalan sangat lambat di belakang sehingga seorang guru menegur dengan menggunakan bahasa Jawa agar siswa tersebut lari menuju musalla. Hal ini menunjukkan bahwa guru termasuk multilingual karena guru dapat menggunakan dua bahasa sekaligus dalam satu peristiwa.
Campur Kode
Menurut Nababan (Suandi, 2014) memaparkan bahwa “campur kode adalah pencampuran dua (lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam satu tindak bahasa tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa”.
Data 1 ( Campur Kode berbentuk kata ) Guru: mengapa kamu sering terlambat ?
Siswa: Iya bu mohon maaf, saya bangunnya kesiangan bu
Guru: sudah sering ibu tegur karena kamu terlambat, piye enak e hukumannya?
Siswa: lari keliling lapangan saja bu.
Guru: ya sudah besok jangan di ulangi lagi ya.
Siswa: Iya bu.
Data di atas tersebut merupakan peristiwa campur kode karena pernyataan guru menyelipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa indonesia yaitu “pie enak e”artinya “gimana enaknya”. Hal ini merupakan peristiwa campur kode ke dalam karena dalam hal ini guru merupakan seorang penutur dwibahasawan yang memahami dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Jenis campur kode ini merupakan inner code mixing (campur kode ke dalam), karena penutur menyisipkan unsur bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.
Data 2 (Campur Kode berbentuk frase )
Siswa 1: hee rek mene jadwal ujiane opo? ( tanya salah satu siswa) Siswa: 2: Besok jadwal ujianya IPA
Guru: (salah satu guru mendengar pertanyaan siswa tersebut lalu guru tersebut menjawab juga. “Anak-anak besok jadwal ujian jam pertama IPA dan jam kedua Seni Budaya.
Data 2 merupakan peristiwa campur kode ke dalam (inner code switching) karena di sana ada ditemukan tanya jawab antara siswa, siswa yang lain dan guru. Pada awalnya siswa menggunakan bahasa Jawa tetapi ada siswa yang menjawab menggunakan bahasa Indonesia.
Percakapan tersebut terjadi di dalam kantor saat siswa hendak pulang sekolah. Dalam hal ini guru memberi penyempurnaan jawaban siswa yang tadi menjawab.
Data 3 (Campur kode berbentuk kalimat )
Guru: kamu ke mana kok ngga pernah masuk (tanya sang guru) Siswa: Iya, Pak. Sepatu saya basah.
Guru: Masak basah terus? Jek deiyeh rah niser oreng tuah nah.
Siswa: Enggeh, Pak. Kauleh tak bakal ngulangi pole.
Terjemahanya.
Guru: kamu ke mana kok tidak pernah masuk (tanya sang guru) Siswa: Iya, Pak. Sepatu saya basah.
Guru: Masak basah terus? Jangan gitulah kasihan orang tuannya.
Siswa: Iya, Pak. Saya tidak akan mengulangi lagi.
Jika dilihat pada data 3 di atas merupakan campur kode yang berbentuk ungkapan berupa campur kode ke dalam (inner code switching) karena dalam pernyataan tersebut ialah terdapat guru sedang menasehati salah seorang siswanya yang sering pulang pada pertengahan pembelajaran sekolah. Akhirnya guru menasehati dengan bahasa Indonesia dan menyelipkan unsur bahasa daerah berupa bahasa Madura. Tujuan guru tersebut menyelipkan bahasa Madura karena siswa tersebut berasal dari Madura sehingga bisa mendalam dalam menyampaikan sebuah teguran.
KESIMPULAN
Berdasakan hasil penelitian alih kode dan campur kode pada komunikasi guru dan siswa di lingkungan SMP AL-KARIMAH Surabaya dapat disimpulkan sebagai berikut. Bentuk Alih kode yang gunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dan sebaliknya, dalam penelitian ini terdapat tida data percakapan atau komunikasi yang digunakan oleh guru dan siswa. Kemudian campur kode yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu campur kode ke dalam dan campur kode keluar yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Madura. Bentuk campur kode yang terjadi di SMP AL-KARIMAH Surabaya ialah sebanyak 3 data percakapan antara guru dan siswa yang di dalamnya terdapat bentuk kata, frase, dan kalimat.
RUJUKAN
Chaer, Abdul & Agustina Leonie. 2010. . Jakarta: Rineka Cipta.
Suandi, I Nengah.Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Suwandi, Sarwiji. 2010 . Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.