• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PEMETAAN GEOGRAFI ADMINISTRASI DESA LENGAHSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PEMETAAN GEOGRAFI ADMINISTRASI DESA LENGAHSARI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN GEOGRAFI ADMINISTRASI DESA

LENGAHSARI

Aditya Nurrohman¹, Yoga Chandra Maulana², M. Fakhran Al Ramadhan³ Universitas Islam 451,2,3

annurohman906@gmail.com¹, [email protected]2,

[email protected]3

Abstract

Administrative maps are technical data that are needed in a kelurahan/village to determine the location and boundaries of an area. The administrative map also contains facilities such as roads, rivers, hamlet boundaries, village boundaries, RT and RW boundaries and others.

Mapping to the boundaries of RT/RW is one type of village arrangement that aims to improve the quality of village governance, as well as a manifestation of village development. In general, maps contain a general description of the earth's surface on a flat plane with a certain scale and are equipped with a certain scale, while legends contain symbols containing information. Maps are used as a means of conveying information about a condition of the location of the area and the environment around the area, so that it can make it easier to get information about something in that area.

Keywords: Administrative Boundary, Google Earth , Control System

1. Pendahuluan

Pada era sekarang, keberadaan peta merupakan salah satu elemen kunci bagi pembangunan suatu wilayah. Peta merupakan alat bantu yang utama untuk menjelaskan keadaan suatu di wilayah dan mencari informasi geografis (Luis et al., 2021). Peta dapat dibuat sendiri atau menggunakan peta yang sudah dibuat orang lain. Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan kedalam bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan tulisan serta symbol sebagai keterangan (Sutriyono et al., 2017). Gambaran permukaan bumi ini diwujudkan dalam bentuk informasi atau data itu dapat berupa penggunaan lahan, sarana dan prasarana, dan lain-lain. Peta memberikan informasi suatu lokasi dengan benar sesuai koordinat-koordinat geografis yang bersumber dari citra satelit (Lestari et al., 2020).

Wilayah mulai dari lingkup terbesar seperti negara sampai lingkup terkecil seperti desa wajib memiliki peta yang memuat informasi yang diperlukan. Peta desa merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh suatu wilayah maupun daerah, karena berhubungan erat dengan batas maupun letak daerah tersebut. Keberadaan sebuah peta dalam suatu desa merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh suatu desa agar mempermudah akses informasi wilayah desa (Malikhatun et al., 2021; Megawaty & Simanjuntak, 2017; Putra et al., 2020).

(2)

Seperti yang tertuang dalam UU No. 32/2004,(Lestari et al., 2020) disebutkan perlunya penetapan dan penegasan batas daerah, dalam hal ini propinsi dan kabupaten/kota. Sebagai implementasi penetapan dan penegasan batas daerah di kabupaten/kota, hal serupa juga perlu dilakukan untuk wilayah desa. Peraturan terbaru adalah UU nomor 6 tahun 2014 pasal 8 ayat 3 butir f menyatakan bahwa batas wilayah desa yang dinyatakan dalam bentuk Peta Desa yang telah ditetapkan dalam peraturan Bupati/Walikota.

Usaha pemetaan yang dilakukan oleh masyarakat biasanya menghasilkan peta yang dibuat secara manual yang menunjukkan lokasi landmark penting, penggunaan lahan tradisional, dan batas-batas desa. Dengan mendigitalkan peta- peta tersebut menggunakan software SIG (Sistem Informasi Geografi) akan meningkatkan akurasi fitur dalam peta yang dibuat secara manual dengan menghubungkan mereka ke dalam sistem koordinat geografis (Setiawan, 2016).

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi (Afani et al., 2019). Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan (Prihatmaji, 2013).

Dengan dimilikinya Peta Desa yang menampilkan informasi geospasial maka aparat desa dapat mengetahui batas wilayah desa, mengidentifikasi dan inventarisasi potensi atau aset desa sebagai langkah awal untuk perencanaan pemberdayaan potensi yang dimiliki desa. Selain itu, dengan Peta Desa, dapat diketahui pula hal-hal yang dapat menjadi kendala dalam upaya pemberdayaan potensi tersebut, sehingga dapat dilakukan langkah penyelesaiannya. Desa seringkali tidak mengetahui secara pasti batas wilayahnya. Padahal batas wilayah antar desa bersebelahan merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi dan inventarisasi aset yang dimiliki. terkait batas desa, fasilitas, dan aksesibilitas perlu disusun untuk memudahkan dan mendukung program pemerintah yaitu sistem informasi desa (Sudianto & Sadali, 2018).

Desa Lenggahsari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cabanbungin, Kab Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Dengan jumlah 24 RT dan 8 RW yang memiliki potensi berupa pertanian dan perkebunan. Dengan letak desa yang di lintasi oleh dua sungai yaitu sungai citarum dan sungai herang, maka dengan letak geografis desa tersebut diperlukan informasi berupa peta administrasi dan RT/RW yang bisa diakses warga maupun pendatang untuk mengetahui letak wilayah. Namun peta desa yang dimiliki masih berupa peta sederhana yang berfungsi untuk menunjukkan batas administrasi.

2. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat Desa Lenggahsari menerapkan pendidikan masyarakat berupa sosialisasi (Basri et al., 2022).

Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini menggunakan pendekatan pemberdayaan dan pendampingan dengan prinsip partisipasi dari kelompok

(3)

sasaran. Tugas pokok Tim Pelaksana adalah memfasilitasi, memediasi, dan membimbing (mengarahkan) kelompok sasaran. Metode pelaksanaan Pengabdian Masyarakat meliputi sosialisasi dan diskusi mengenai mekanisme pembuatan peta serta survey primer digunakan sebagai metode untuk melakukan konfirmasi batas desa, batas dusun, RT/RW. Serta pendampingan penyusunan peta administrasi.

Pada metode ini, tim abdimas melakukan beberapa tahap pelaksanaan pengabdian, yaitu :

1. Konsultasi dan onservasi kepada aparatur desa untuk menjelaskan terkait pemetaan administrasi RT/RW yang akan di lakukan di Desa Lenggahsari.

2. Melakukan sosialisasi bersama aparatur desa Untuk menentukan pengarahan dalam pemetaan administrasi di setiap dusun di Desa Lenggahsari.

3. Konsultasi media/alat untuk pembatasan RT/RW di setiap Dusun sebelum survey lapangan ke setiap dusun dan mendatangi penanggung jawab pengarahan batasan RT/RW dari hasil sosialiasi dengan aparatur desa.

4. Melakukan validasi data yang sudah terkumpul kepada aparatur desa.

5. Pembuatan dan pencetakan hasil peta administrasi RT/RW Desa Lenggahsari.

3. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pemetaan Geografi Administrasi Desa Lenggahsari”, dilakukan dalam beberapa langkah utama yang ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

NO Kegiatan Pelaksanaan Lokasi

1. Observasi 08-14 Februari 2023 Desa Lenggahsari 2. Perencanaan Program 14-15 Februari 2023 Desa Lenggahsari 3. Survey Pemetaan Setiap Dusun 23 Februari- 06

Maret 2023

Desa Lenggahsari

4. Pengolahan Data Hasil Pemetaan

dan Pembuatan Peta 11 Maret 2023 Desa Lenggahsari 5. Penyerahan Hasil Peta

Administrasi Kepada Pihak Desa Lenggahsari

14 Maret 2023

Desa Lenggahsari

3.2 Hasil Pelaksanaan Program

Pada saat melakukan pelaksanaan program pengabdian masyarakat pada tanggal 23 Februari- 6 Maret 2023 pemetaan dan pengumpulan data yang diambil dengan observasi dan survey mengunakan media/alat bantu berupa peta wilayah Desa Lenggahsari, yang berfungsi untuk memudahkan dalam pembagian batas wilayah RT/RW yang di bantu oleh aparat desa di setiap dusun Desa Lenggahsari.

Berikut dokumentasi observasi dengan aparatur Desa Lenggahsari terkait perizinan dan pelaksanaan program KKN.

(4)

Gambar 1. Observasi Perizinan

Kegiatan pengabdian dimulai dengan sosialisasi mengenai pentingnya data spasial dan penegasan batas sampai unit terkecil batas RT/RW Selanjutnya, kegiatan diskusi mengenai batas admistrasi dilakukan menggunakan acuan peta kerja yang telah disediakan. Deliniasi batas administrasi desa dilakukan secara kartometrik dengan bantuan partisipatif masyarakat dan perangkat desa yang berada bertempat di dusun 1, 2 dan 3 seperti (Gambar 2). Partisipasi masyarakat dilakukan dengan berdiskusi mengenai batas administrasi sesuai pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat.

Gambar 2. Pengolahan Data dalam Pembuatan Peta Administrasi Bersama Masyarakat dan Aparatur Desa Lenggahsari

Pembuatan peta yang menggunakan perangkat hardware dan softwarwe untuk memmudahkan delianiasi dan digitasi dalam pengumpulan data, bukan hanya dengan menggunakan prangkat GIS saja media dalam pengambilan data pun mengunakan media peta cetak yang di ambile dari Google eart dengan ketinggian 500 kaki 200m yang di bagi menjadi 4 bagian.

Dalam pengambilan data tersebut di bantu oleh aparat desa dalam pembagian titik atau batas batas daerah dusun dan RT/RW yang berada di bebrapa dusun. Dalam bantuaan yang di berikan oleh perangkat desa dan masyarakat membuat progres dalam pengumpulan data batas RT/RW menjadi lebih cepat dan

(5)

proses penyelesain penegasan batas karena memilki pengetahuan mengenai batas desa. Media yang di pakai menggunakan peta daerah yang sudah di cetak yang bisa dilihat pada (gambar no 3).

Gambar 3. Peta Daerah (Sumber : Google Earth)

Hasil penegasan batas administrasi Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kab Bekasi,.kegiatan tertentu supaya dapat lebih meringankan dalam pembuatan administrasi dan batasan RT/RW Desa Lenggahsari Kec.

Cabangbungin Kabupaten Bekasi.yang dapat di lihat proses pembuatan yang menggunakan aplikasi argist pada (gambar no 4).

Gambar 4. Proses Pengolahan Data Menggunakan Argist

(6)

Desa Lenggahsari memiliki batas-batas administrasi yaitu, sebelah utara berbatasan dengan kecamatan muara gembong, sebelah selatan berbatasan dengan Desa setiajaya, sebelah barat berbatasan dengan desa pantai harapan jaya, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan pakis jaya. Dan memiliki 24 (dua puluh empat) Rukun Tetangga (RT) dan memiliki 18 RW. Kegiatan tata batas dilakukan bersama staff Desa Lenggahsari,dan mengikut sertakan staf Desa yang ada di perbatasan. Dalam pelaksanaan tata batas ini alat utama dalam pelaksanaan tata batas ini yaitu peta daerah yang sudah di cetak, satu orang sebagai pencatat data selama sesi pembatasan berlangsung.Para staf kelurahan membantu peneliti sebagai petunjuk jalan, pemberi keterangan mengenai letak- letak batas RT/RW Desa Lenggahsari . Pelaksanaan membuat peta administarsi RT/RW Desa Lenggahsari dilakukan dengan pembatasan menggunakan peta daerah yang di bantu dengan google maps dan google eart dan disetiap batas RT/RW yang ada di Desa Lenggahsari.

Langkah terakhir hasil dari pengumpulan dan penelitian batas RT/RW dan peta administrasi desa untuk adanya serah terima hasil peta yang di serahkan kepada kepala desa yang di wakil kan oleh staf dan BPD Desa Lenggahsari yang di harapkan bisa membantu dalam mengenali batas RT/RW untuk masyarakat dan aparat desa setempat.dengan peta yang sudah olah dan di cetak dengan ukuran 1 x 45 m pada (gambar 5):

Gambar 5. Penyerahan Peta Kepada Aparatur Desa Lenggahsari

3.3 Evaluasi Pelaksanaan Program

Evaluasi kegiatan ini yaitu kurangnya bahan dan pengetahuan dalam pemetaan yang baik dan benar sehingga banyak masyarakat yang tidak tau di mana letak batas RT/RW yang berada di setiap dusun, di karenakan banyaknya persawahan dan perkebunan warga yang hampir menutupi batsan RT/RW tersebut, maka dengan adanya peta adminstrasi RT/RW ini di harapkan bisa membantu dalam mengetahui batas letak wilayah RT/RW yang berada di desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi. Seiring berjalannya program ini memiliki banyak hambatan yaitu berupa: terjadinya banjir di daerah

(7)

Desa Lenggahsari yang menyebabkan banyaknya pendamping dari aparatur desa yang tidak bisa mendampingin secara intens dalam pemetaan, maka terjadi penundaan pemetaan administrasi RT/RW di Desa Lenggahsari.

4. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengabdian yang telah dilaksanakan kepada masyarakat Desa Lenggahsari bahwa peta administrasi RT/RW ini mampu membantu dalam mengetahui tata letak daerah dusun dengan RT/RW yang berbeda beda dan dapat di manfaatkan menjadi suatu patokan dalam suatu masalah yang banyak terjadi di masyarakat dalam penggunaan lahan perkebunan atau pun saat pembagunan atau pemekaran yang lambat laun akan terjadi dan bisa menbantu dalam administarasi alokasi daerah yang di tempati.

Program pengabdiaan ini juga dapat di manfaatkan untuk pemetaan pengalokasian dalam suatu program yang mungkin akan di adakan oleh aparat desa. untuk pengembangan desa terkait potensi yang di miliki oleh Desa Lenggahsari itu sendiri, seperti pemanfaatan tanah hasil garapan desa mendaji wisata daerah untuk menarik minat masyarakat sekitar dalam mengembangkan UMKM di Desa Lenggahsari. Dan menjadi sebuah informasi yang bisa membantu masyarakat sekitar Desa Lenggahsari dan masyarakat luar yang berkunjung ke Desa Lenggahsari.

Daftar Pustaka

Afani, I. Y. N., Yuwono, B. D., & Bashit, N. (2019). Optimalisasi Pembuatan Peta Kontur Skala Besar Menggunakan Kombinasi Data Pengukuran Terestris Dan Foto Udara Format Kecil. Jurnal Geodesi Undip, 8(1), 180–189.

Basri, H., Putra, P., Supratno, S., Irham, I., Rofieq, A., Rusham, R., Maysaroh Chairunnisa, N., & Amin Ash Shabah, M. (2022). Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Era Covid-19 Periode Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022.

Lestari, S. A. P., Susanti, F., Kurniawan, A., & Ridha, R. (2020). Penyusunan Peta Administrasi Dan Fasilitas Berbasis Masyarakat Di Desa Suradadi Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur. Sinergi: Jurnal Pengabdian, 2(1).

Luis, R. R. A., Dharmawan, M. O., & Priyono, P. (2021). Penyusunan Peta Desa Dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat Hibah Peta di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Abdi Geomedisains, 1–8.

Malikhatun, I., Putra, P., & Tirtajaya, M. D. (2021). PENYULUHAN PERENCANAAN MANAJEMEN DANA DESA. DEVOSI, 2(1), 10–14.

Megawaty, D. A., & Simanjuntak, R. Y. (2017). Pemetaan Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue Menggunakan Sistem Informasi Geografis Pada Dinas Kesehatan Kota Metro. Explore: Jurnal Sistem Informasi Dan Telematika (Telekomunikasi, Multimedia Dan Informatika), 8(2).

Prihatmaji, Y. P. (2013). Penyuluhan dan Pemetaan Lokasi Rumah. Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship (AJIE), 2(01), 20–22.

(8)

Putra, P., Kembauw, E., Sebayang, A., & Mukhlis, H. (2020). State owned enterprise for the creation of prosperity for all Indonesian. Journal of Critical Reviews, 7(8), 2032–2036.

Setiawan, E. B. (2016). Sistem informasi geografis untuk pemetaan potensi usaha industri kreatif. Jurnal CoreIT: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, 2(1), 1–7.

Sudianto, A., & Sadali, M. (2018). Penerapan Sistem Informasi Geografis (GIS) dalam Pemetaan Kerajinan Kain Tenun dan Gerabah untuk Meningkatkan Potensi Kerajinan di Kabupaten Lombok Timur. Infotek: Jurnal Informatika Dan Teknologi, 1(2), 71–78.

Sutriyono, E., Nalendra, S., Hastuti, E., Juliantina, I., Thayib, R., Idarwati, E. D.

M., & Fathan, H. U. (2017). Peran Open Street Map (OSM) Terhadap Peta Administrasi Desa Tekana, Kabupaten Oku Selatan. Prosiding Seminar Nasional AVoER IX.

Referensi

Dokumen terkait

Metode FGD adalah salah satu metode pelaksanaan program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan dengan cara diskusi antara tim pelaksana dengan jajaran pimpinan desa

Dari kesepakatan dengan Kepala Desa Menanga dan berbagai pihak yang terlibat, maka pelaksanaan program pengabdian dilakukan dengan dua metode yatu non-fisik dalam bentuk

Pelaksanaan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler perio de 101 Universitas Ahmad Dahlan unit I.A.3 dari tanggal 30 Januari 2023 – 1 Maret 2023 di Dusun Tambaan,

Hasil survey yang dilakukan oleh Tim Dosen PKM UMI pada bulan Februari hingga awal Maret 2023 lalu, menemukan beberapa potensi yang dimiliki oleh Desa Borisallo, diantaranya 1 Desa ini

Perencanaan kegiatan Sebelum pelaksanaan kegiatan penyuluhan, tim pengabdi telah berkoordinasi dengan Mitra yaitu Desa Pager atau “Desa Wisata Sendang Bulus” melalui Kepala Desa Pager

Sosialisasi melalui seminar mengenai Pentingnya Perencanaan Keuangan Syariah Dalam Upaya Mesejahterahkan Ekonomi Keluarga Di Desa Pantai Sederhana 09 Maret 2023 3.2 Hasil

Waktu dan Tempat Pelaksanaan No Kegiatan Pelaksanaan Lokasi 1 Observasi 15 Februari 2023 Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi 2 Perencanaan

Pelaksanaan Program 30 Agustus 2023 Desa Jayabakti 3.2 Hasil Pelaksanaan Program Bahan alami untuk mengurangi pestisida sebagai pencegahan stunting yaitu dibuat dalam dua jenis,