Dalam pengertian lain, menurut Badroen (2007:15), etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan standar yang harus dipatuhi oleh para pelaku bisnis dalam bertransaksi, berperilaku, dan menjalin hubungan untuk mencapai tujuan bisnisnya. Ada beberapa hukum Islam tentang etika bisnis yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadits, seperti yang akan dijelaskan pada tabel di bawah ini. Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu kutunjukkan kepadamu suatu perusahaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
Sedangkan etika bisnis adalah etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam bisnis berdasarkan prinsip. Di sisi lain, Syahata mengungkapkan bahwa Etika Bisnis Islam (EBI) mempunyai fungsi penting dalam membekali para pelaku usaha yaitu. Bisnis dapat menghasilkan produk atau jasa yang baik dan bernilai karena etika bisnis menerapkan dasar apa yang baik/buruk, salah/benar, adil/tidak adil, pantas/tidak pantas.
Perusahaan dapat terhindar dari permasalahan yang dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usahanya karena penerapan aturan etika bisnis. Berdasarkan indikatornya, etika bisnis Islam dibagi menjadi ketentuan umum (aksioma dasar) yang dikemukakan Badroen sebagai berikut, yaitu. Kebebasan ekonomi dengan akhlak terkendali (al-hurriyah) itulah yang menjadi ciri dan prinsip sistem Islam, seperti kebebasan memiliki unsur-unsur produksi dalam pengelolaan perekonomian. Kebebasan adalah bagian penting dari etika bisnis Islam, namun kebebasan ini tidak merugikan.
Dalam sebuah kerajaan bisnis terdapat beberapa tindakan yang dapat mendukung penerapan aksioma ihsan dalam bisnis, yaitu.
Etika Bisnis Islam Dalam Perspektif Akuntansi
Ihsan (Kebajikan) menurut Badroen berarti berbuat baik yang dapat bermanfaat bagi orang lain tanpa ada kewajiban tertentu yang mengharuskan perbuatan tersebut, atau dengan kata lain beribadah dan berbuat baik seolah-olah melihat Allah. Jika kamu tidak bisa melakukan itu, maka yakinlah bahwa Allah melihatmu. Menurut Ahmad, kedermawanan merupakan landasan ihsan. Ihsan merupakan perbuatan terpuji yang dapat mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Ihsan merupakan sifat yang selalu mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Pengguna laporan akuntansi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pengguna internal dan pengguna eksternal.
Akuntansi perilaku menjelaskan bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis, dan bagaimana hal itu mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia. Akuntansi konvensional menggunakan etika bisnis dan perilaku serta karakteristik yang diciptakan oleh kapitalis sendiri, berpedoman pada filosofi kapitalisme. Akuntansi syariah menerapkan etika dan perilaku bisnis sesuai dengan konsep akuntansi yang harus diperhatikan yaitu hukum syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia, dan akuntansi syariah sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu hanief yang juga mensyaratkan, bahwa perusahaan-perusahaan. mempunyai etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat dimana setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya dihadapan Allah SWT. http://hafsahzaenal.blogspot.com/2013/01/difference-accounting-syariah-dengan.html).
Etika bisnis Islam memiliki lima aksioma yang harus diperhatikan dan menjadi acuan penerapan etika bisnis Islam itu sendiri.Di sisi lain, akuntansi syariah juga memiliki prinsip-prinsip yang mirip dan berkaitan dengan aksioma etika bisnis Islam. Jika akuntansi syariah dianggap sebagai bagian dari ibadah, maka ada tiga dimensi yang harus dicapai dalam tujuan ibadah, yaitu mencari keridhaan Allah, pemenuhan kewajiban terhadap masyarakat dan sekaligus pemenuhan hak-hak individu. Dimana implikasinya dalam bisnis dan akuntansi adalah individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu dapat mempertanggungjawabkan apa yang diamanahkan dan dilakukannya.
Prinsip keadilan ini bukan saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan bermasyarakat dan berbisnis, namun juga merupakan nilai yang melekat pada fitrah manusia. Kejujuran dalam konteks akuntansi mengandung makna yang mendasar dan tetap berlandaskan pada nilai-nilai etika/syariah dan moral.Sederhananya, keadilan dalam akuntansi adalah pencatatan yang benar atas setiap transaksi yang dilakukan suatu bisnis. Kebenaran ini akan mampu menciptakan kebenaran dan keadilan dalam mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan transaksi ekonomi.
Etika bisnis Islam dan akuntansi syariah dapat kita lihat berkaitan dan serupa dalam aksioma etika bisnis Islam dan prinsip akuntansi syariah, yaitu sama-sama menggunakan tanggung jawab, keadilan dan kebenaran/Ihsan.
Operasional Perbankan Syariah
- Pengertian Operasional Perbankan Syariah
- Kegiatan Usaha Dalam Operasional Perbankan Syariah
- Alur Operasional Perbankan Syariah
- Prinsip-prinsip Operasional Bank Syariah
Menurut Kasmir (2004:24), kegiatan operasional bank syariah sendiri terdiri dari kegiatan operasional penghimpunan dana dan kegiatan operasional penyaluran dana. Fungsi ini biasa disebut dengan fungsi intermediasi keuangan. Kegiatan usaha Bank Syariah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Bank syariah dalam melaksanakan fungsi sosial dapat berperan sebagai penerima dana sosial, antara lain dalam bentuk zakat, infaq, sadaqoh, infak, subsidi dan penyaluran secara syariah atas nama bank atau lembaga amil zakat yang ditunjuk oleh pemerintah.
Dalam penghimpunan dana, bank syariah menggunakan dua prinsip, yaitu prinsip wadiah yad dhamanah (berlaku pada giro dan tabungan wadiah) dan prinsip mudharabah saqqah (berlaku pada produk simpanan mudharabah dan tabungan mudharabah). Dalam menghimpun dana tersebut, bank syariah berperan penting sebagai manajer investasi bagi pemilik dana yang dihimpun untuk menerima pendapatan atau menerima bagian dari hasil usahanya. Bank syariah membagi hasilnya kepada pemilik dana yang dihimpun. menggunakan prinsip mudharabah, khususnya prinsip mudharabah atau investasi tanpa batas. Dana mudharabi merupakan dana investasi, sehingga bank syariah membagi hasilnya hanya kepada pemilik dana yang menggunakannya.
Besarnya pendapatan yang diterima pemilik dana mudharabah merupakan sebagian pendapatan yang diterima secara tunai dari pembagian harta oleh bank syariah. Aset perbankan syariah yang terkumpul didistribusikan sesuai dengan pola distribusi aset yang disetujui syariah. Oleh karena itu dana-dana bank syariah dicampurkan dalam bentuk pooling of fund, sehingga dalam pembagian ini tidak jelas apakah sumber dananya dari prinsip pooling of funds, yaitu dari prinsip wadiah atau dari prinsip mudharabah atau dari sumber dana modal sendiri.
Selain itu, bank syariah memperoleh pendapatan operasional lainnya yang berasal dari pendapatan jasa perbankan, yaitu pendapatan yang dimiliki sepenuhnya oleh bank syariah. Menurut Syafi'i (2001:50) berdasarkan surat keputusan direksi Bank Indonesia No.32/34/KEP/DIR tanggal 19 Mei 1999 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, prinsip operasional bank syariah meliputi : Akad jual beli barang dengan harga semula dengan tambahan keuntungan yang disepakati atau disebut juga dengan Al-Murabahah.
Akad penyewaan barang antara bank (muaajir) dan penyewa (mustajir) atau disebut juga Ijarah wa iqtina sebagai berikut. Prinsip penentuan imbuhan berhubung dengan aktiviti perniagaan lain dalam perbankan Syariah yang lazim dijalankan terdiri daripada. Kontrak pemindahan piutang pelanggan (muhil) kepada bank (muhal alaih) daripada pelanggan lain (muhal) atau disebut juga Al-Hiwalah.
Akad pinjam meminjam dari suatu bank (murqidh) kepada pihak tertentu (muqtaridh) atau disebut juga dengan Al-Qardhul Al-Hasan untuk keperluan sosial yang pengembaliannya sesuai dengan pinjamannya. Perjanjian jual beli suatu mata uang asing dengan mata uang lain sesuai dengan prinsip syariah atau disebut juga sharf.
Penelitian Terdahulu
Asas kebajikan yaitu penerimaan dan penyaluran dana kebajikan berupa zakat infaq shodaqah (ZIS) dan lain-lain, serta penyaluran qardul hasan yaitu penyaluran dalam bentuk pinjaman dengan tujuan membantu fakir miskin. produktif digunakan tanpa dimintai imbalan, kecuali pelunasan utang pokok. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan layanan kios telepon di Kopma UNY hampir sejalan dengan etika bisnis Islam. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa etika bisnis diterapkan pada toko mahasiswa syariah.
Kerangka Pemikiran
Islam pada bank syariah dan lembaga non-bank hendaknya diterapkan agar pegawai dan nasabah perlahan-lahan terbiasa berbisnis sesuai kaidah Islam dan tidak hanya mendapat keberkahan duniawi namun keberkahan akhirat. Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga yang kini mulai dikenal masyarakat dan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui etika bisnis Islam yang ada dalam operasional perbankan syariah itu sendiri.
Menjadikan nasabah merasa aman dan nyaman berbisnis di perbankan syariah karena sejalan dengan etika bisnis syariah. Para pengurus dan pegawai Bank Syariah sendiri dapat menjelaskan secara transparan kepada nasabahnya, sehingga nasabah dapat lebih memahami etika bisnis Islam yang tertanam dalam bisnis Bank Syariah, dan nasabah akan memiliki kepercayaan dalam menyimpan dananya di Bank Syariah. Suatu bank syariah dapat dikatakan sukses apabila usahanya sesuai dengan kaidah etika bisnis Islam, antara lain memenuhi lima ketentuan etika bisnis Islam yang ada dan tidak terdapat perbuatan curang seperti manipulasi, riba, perampasan hak orang lain, dan larangan lainnya. Tuhan yang lain.
Selain Allah yang mengawasi kegiatan usaha yang kita lakukan, Dewan Pengawas Syariah juga akan mengawasi setiap kegiatan yang berlangsung di lembaga keuangan perbankan dan non-bank, termasuk bank syariah. Oleh karena itu, etika bisnis Islam sangat mempengaruhi operasional bank syariah, sehingga masyarakat memandang bank syariah dengan baik. Dengan mengikuti kaidah etika bisnis Islam, kita akan mendapat keberkahan dari Allah SWT atas kegiatan bisnis yang kita jalankan dan kita akan terhindar dari dosa-dosa.
Pengembangan Hipotesis