PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER MELALUI POLA KONSUMSI YANG SEHAT
Yunita Nazarena1, Mardiana2, Sriwiyanti3
1,2,3)Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan DIetetika, Poltekkes Kemenkes Palembang
e-mail: [email protected]
Abstrak
Perilaku konsumsi lemak jenuh berlebih, rendah karbohidrat, dan kurang serat yang berasal dari menu makanan sehari-hari merupakan suatu faktor penyebab meningkatnya kolesterol darah. Mengkonsumsi makanan gorengan cenderung lebih disukai dibandingkan direbus, karena lebih gurih dan renyah.
Sedangkan praktek penggorengan untuk menghasilkan mutu makanan yang baik dan aman masih perlu mendapatkan perhatian, khususnya pada masyarakat menengah kebawah yang masih banyak ditemukan menggunakan minyak goreng secara berulang. Tujuan umum dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah mencegah penyakit jantung koroner melalui pola konsumsi makanan yang sehat dan pemakaian minyak goreng yang aman bagi kesehatan. Jenis pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan adalah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) berupa edukasi pola konsumsi makanan yang sehat pada pengunjung Posyandu Anggrek di wilayah kerja Puskesmas Sebelas Ilir Palembang, pendampingan dan pelatihan dalam pemilihan bahan makanan yang sehat dan cara pemakaian minyak yang aman bagi kesehatan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dari 25%
menjadi 75%, sikap positif dari 25% menjadi 50%, peserta yang terampil dari 10% menjadi 60%.
Tingkat keberhasilan pendampingan dan pelatihan juga terlihat dari keaktifan peserta dan kemampuan peserta menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat saat pelaksanaan lomba cepat tepat sebagai bentuk salah satu monitoring dan evaluasi.
Kata kunci: Penyakit Jantung, Konsumsi Sehat, Minyak goreng
Abstract
The behavior of consuming excess saturated fat, low carbohydrates, and lack of fiber from the daily diet is a factor causing increased blood cholesterol. Consuming fried food tends to be preferred over boiled, because it is more savory and crunchy. Meanwhile, the practice of frying to produce good quality and safe food still needs attention, especially among the lower middle class people who are still found to use cooking oil repeatedly. The general goal of this community service is to prevent coronary heart disease through healthy food consumption patterns and the use of cooking oil that is safe for health. The type of community service that is carried out is the Community Partnership Program (PKM) in the form of education on healthy food consumption patterns for visitors to the Anggrek Posyandu in the work area of the Sebelas Ilir Health Center Palembang, assistance and training in choosing healthy food ingredients and how to use oil that is safe for health. The results of the activity showed an increase in knowledge from 25% to 75%, a positive attitude from 25% to 50%, skilled participants from 10% to 60%. The success rate of mentoring and training can also be seen from the activeness of the participants and the ability of the participants to answer questions quickly and precisely during the fast competition as a form of monitoring and evaluation.
Keywords: Heart Disease; Health Consumption, Cooking Oil
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, jantung dan stroke terus mengalami peningkatan dan merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia terutama pada usia produktif. Menurut statistik dunia, ada 9,4 juta kematian setiap tahun yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dan 45%
kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Diperkirakan angka tersebut akan meningkat hingga 23,3 juta pada tahun 2030.
Berdasarkan surveilans penyakit tidak menular Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2012 tercatat bahwa prevalensi penyakit jantung sebesar 33.92 % dan Kota Palembang memiliki prevalensi penyakit jantung tertinggi yaitu sebesar 31.10 %.
Ibu rumah tangga memegang peran penting dalam pemenuhan kebutuhan makan keluarga.
Seluruh bahan makanan sehari-hari biasanya diolah oleh ibu rumah tangga. Pengolahan makanan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga biasanya dilakukan dengan proses menggoreng, merebus, menumis
dan olahan lainnya. Harga minyak goreng yang semakin meningkat membuat ibu rumah tangga untuk menghemat pemakaian minyak goreng. Salah satu cara yang ibu rumah tangga gunakan adalah dengan menggunakan minyak goreng berulang kali tanpa mengetahui akibat yang akan ditimbulkan (Fransiska, 2010).
Dalam penelitian Nazarena et al (2022), bilangan peroksida dalam minyak penggorengan bahan makanan meningkat berdasarkan frekuensi penggorengan tetapi masih dalam kondisi yang aman berdasarkan SNI pada penelitian ini (< 10 meqO2/kg). Hal ini disebabkan suhu dan lama waktu menggoreng yang terkontrol yaitu menggoreng tempe selama 7 s/d 9 menit pada suhu 120 s/d 130°C, menggoreng tahu selama 6 s/d 9 menit pada suhu 120 s/d 130°C dan menggoreng ikan selama 9-10 menit pada suhu 140 s/d 170°C.
Pemilihan lokasi kegiatan pengabmas di Puskesmas Sebelas Ilir dengan alasan kebiasaan ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Sebelas Ilir yang mengolah makanan dengan digoreng dan jarang sekali direbus kecuali pada pengolahan sayuran dengan alasan mudah dilakukan. Disamping itu karena rendahnya pendapatan keluarga (< 2.500.000/bln) sebesar 61,4% sehingga menggunakan minyak secara berulang akan lebih banyak digunakan (Marisa, 2018). Dengan pola konsumsi makanan yang kurang sehat dan penggunaan minyak goreng yang berulang dapat menjadi pencetus untuk terjadinya penyakit jantung koroner.
METODE
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) berjudul “Pencegahan Penyakit Jantung Koroner melalui Pola Konsumsi yang Sehat dan Pemakaian Minyak Goreng yang Aman bagi Kesehatan” dilaksanakan di Posyandu Anggrek dalam wilayah kerja Puskesmas Sebelas Ilir Palembang pada bulan September s/d November 2022. Peserta pelatihan dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga pengunjung Posyandu Anggrek dalam wilayah kerja Puskesmas Sebelas Ilir Palembang yang mempunyai kebiasaan mengolah makanan dengan menggoreng, pendapatan keluarga rendah serta memiliki risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan oleh dua orang dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palembang yang didampingi oleh tiga orang mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palembang. Kegiatan yang dilakukan berupa edukasi, pendampingan dan pelatihan mengkonsumsi makanan sehat serta demo cara menggoreng bahan makanan (tahu, tempe dan ikan) yang aman untuk mencegah penyakit jantung koroner di wilayah kerja Puskesmas Sebelas Ilir Palembang.
Sedangkan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara melaksanakan pre dan post test melalui kuesioner yang diberikan kepada para peserta, pendalaman materi dan role playing berupa lomba cepat tepat yang bertujuan melihat keberhasilan pendampingan dan pelatihan serta menambah semangat peserta kegiatan pengabmas.
Adapaun alur tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Progam Kemitraan Masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Tim pengabmas terlebih dahulu melakukan observasi dan berdiskusi dengan mitra tentang permasalahan yang dihadapi sebelum kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan. Setelah dilaksanakan diskusi maka disepakati tentang target dan capaian yang ingin dicapai, kelompok sasaran sebagai peserta, bentuk kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Kemudian, tim pelaksana mengajukan usulan surat izin melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Sebelas Ilir kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang pada tanggal 30 September 2022. Dan pada tanggal 04 Oktober 2022 terbitlah surat Izin Pengabmas dengan nomor : LB.02.02/I.1/4502/2022 Tanggal 04 Oktober 2022.
Sehubungan telah terbit surat izin melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, maka pada tanggal 06 Oktober 2022 dilaksanakan rapat persiapan bersama anggota tim pelaksana pengabmas. Ketua Tim menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan persiapan yang harus dilakukan oleh semua anggota termasuk pembagian tugas tiap anggota tim.
Gambar 2. Rapat persiapan ketua dan anggota Tim
Pada tanggal 08 Oktober 2022 dilaksanakan pemantapan pelaksanaan kegiatan pengabmas bersama mitra. Dalam kegiatan ini ketua dan tim pelaksana melakukan rapat bersama pimpinan puskesmas dan petugas gizi. Dalam rapat ini yang dibahas adalah kesiapan dan persiapan yang telah dilakukan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Gambar 3. Rapat pemantapan ketua dan mitra 2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan berdasarkan surat tugas Pengabmas dengan nomor : KP.03.04/I.1/4523/2022 Tanggal 04 Oktober 2022. Tim pengabmas telah menyiapkan buku saku berjudul “pencegahan penyakit jantung koroner melalui pola konsumsi yang sehat dan pemakaian minyak goreng yang aman bagi kesehatan”, banner, kuesioner pre dan post test, serta materi edukasi yang akan disampaikan saat pelaksanaan pengabmas, peralatan dan bahan makanan yang akan digunakan saat melakukan demo masak.
Buku Saku ini memuat uraian tentang pengertian, patogenesis, penyebab penyakit jantung koroner, tanda dan gejala penyakit jantung koroner, konsumsi makanan yang sehat, karakteristik minyak goreng, perubahan minyak goreng selama proses penggorengan,
faktor yang mempengaruhi perubahan minyak goreng, syarat mutu minyak goreng, ciri-ciri fisik minyak goreng yang mengandung peroksida yang tinggi, bilangan peroksida, dampak bilangan peroksida terhadap kesehatan, dan teknik menggoreng yang aman.
Gambar 4. Buku Saku
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat diawali dengan pengisian daftar hadir dan pre test berupa pengisian kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Setelah semua peserta melakukan pre test, tahap berikutnya adalah pelaksanaan edukasi berupa penyuluhan tentang penyakit jantung coroner, pola konsumsi makanan yang sehat untuk mencegah penyakit jantung coroner dan teknik menggoreng yang tepat serta menggunakan minyak goreng yang aman untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
Gambar 5. Edukaasi berupa penyuluhan
Setelah pelaksanaan edukasi berupa penyuluhan selesai dilaksanakan, kegiatan berikutnya adalah pelatihan tentang pola konsumsi yang sehat serta pemilihan bahan makanan yang sehat dan tepat untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, Kegiatan pelatihan ini diikuti dengan antusias oleh peserta. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan peserta dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
Gambar 6. Pelatihan kepada para peserta
Kegiatan pendampingan dilaksanakan dengan membuat grup melalui media online whats app. Semua peserta dapat menanyakan dan berdiskusi tentang pencegahan penyakit jantung koroner, konsumsi makanan yang sehat dan teknik menggoreng yang tepat serta cara menggunakan minyak goreng yang aman bagi kesehatan. Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan gizi, pelatihan dan demo masak cara menggoreng yang aman bagi Kesehatan.
Gambar 7. Pendampingan peserta melalui media online
Kegiatan demo masak dilaksanakan setelah dilakukan edukasi berupa penyuluhan dan pelatihan mengkonsumsi makanan yang baik untuk mencegah penyakit jantung coroner.
Demo masak ini dilakukan oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat. Dalam demo masak ini dicontohkan cara menggoreng bahan makanan (tahu, tempe dan ikan) yang benar dan aman bagi kesehatan.
Gambar 8. Demo Masak
Adapun cara menggoreng tempe/tahu adalah sebagai berikut : terlebih dahulu direndam dalam larutan garam selama 10 menit kemudian tempe/tahu ditiriskan selama 10 menit. Menggoreng tempe/tahu diawali dengan memanaskan minyak goreng terlebih hingga suhu 120-130°C kemudian tempe/tahu dimasukkan ke dalam wajan sampai semua bagian tempe/tahu terendam dalam minyak dan digoreng hingga matang (tempe/tahu berwarna kuning kecoklatan, kering serta tekstur yang empuk) dengan lama penggorengan
± 7 s/d 9 menit untuk tempe dan ± 6 s/d 9 menit untuk tahu.
Menggoreng ikan hampir sama cara pengolahannya dengan tempe/tahu. Setelah ikan
dibersihkan, rendam dalam air berbumbu kurang lebih 10 menit lalu tiriskan selama 10 menit. Kemudian goreng hingga matang (kulit luar pada daging menjadi coklat dan kering, daging bagian dalam berwarna putih, atau dengan kata lain tekstur kulit menjadi kering dan renyah sedangkan dagingnya menjadi empuk). Menggoreng ikan menggunakan suhu 140- 170°C dengan waktu yang dibutuhkan ± 9 s/d 10 menit (Nazarena et al, 2022)
3. Tahap Akhir
Tahap akhir dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan mengisi post test berupa kuesioner yang telah disiapkan oleh pelaksana. Pengisian pre dan post test yang diisi oleh peserta digunakan sebagai salah satu bentuk monitoring dan evaluasi dalam kegiatan pengabdian kepada maasyarakat. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan lomba cepat tepat bagi peserta. Lomba cepat tepat ini dibagi 5 tim yaitu A, B, C, D, E. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Soal yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dan Bahasa Indonesia.
Lomba dibagi 2 sesi yaitu sesi 1 dengan soal wajib dan sesi 2 dengan soal rebutan. Bagi peserta yang banyak mengumpulkan point akan menjadi juara.
Gambar 9. Lomba Cepat Tepat
Gambar 10. Foto Bersama Tim pelaksana dan peserta
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan ketercapaian sasaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat dari pengisian kuesioner pre dan post test oleh peserta. Kuesioner pre dan post test berisi tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta yang telah disiapkan oleh pelaksana. Pengisian kuesioner pre dan post test dilakukan oleh 20 orang peserta yang hadir selain petugas gizi dan para kader yang telah mengikuti seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat mulai dari edukasi berupa penyuluhan, pelatihan dan pendampingan, demo masak dan lomba cepat tepat
1. Pengetahuan
Tabel 1
Tingkat Pengetahuan Peserta
Pengetahuan Sebelum Sesudah
Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa ada peningkatan pengetahuan peserta pengabdian kepada masyarakat. Dari pengetahuan baik yang hanya ada 5 orang (25%) meningkat menjadi 15 orang (75%).
Adanya peningkatan pengetahuan peserta pengabdian kepada masyarakat disebabkan peserta mendapatkan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan gizi dalam kegiatan ini.
n % n %
Baik 5 25 15 75
Kurang 15 75 5 25
Jumlah 20 100 20 100
Semakin sering informasi, pelatihan tentang penyakit coroner, konsumsi makanan yang sehat dan teknik pemakaian minyak goreng yang aman bagi kesehataan maka pengetahuan peserta akan semakin baik.
Pengetahuan memiliki peran yang sangat penting dalam mendasari perilaku dalam memilih jenis bahan pangan dan mengkonsumsi makanan yang sehat serta menggunakan minyak goreng yang aman dalam mencegah penyakit jantung koroner. Menurut Apriana (2017) pengetahuan ibu tentang gizi di wilayah Puskesmas Sebelas Ilir adalah kurang sebanyak 57,1
%. Oleh karena itu solusi dari permasalahan tersebut adalah dilakukan edukasi, pendampingan dan pelatihan dalam mengkonsumsi makanan yang sehat dan menggunakan minyak yang aman untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
2. Sikap
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa ada perbedaan sikap peserta terhadap konsumsi makanan sehat dan menggunakan minyak goreng yang aman bagi kesehatan saat sebelum edukasi dan setelah edukasi. Terjadi peningkatan sikap positif dimana sebelum dilakukan edukasi didapatkan sikap positif sebanyak 5 orang (25%). Setelah dilakukan edukasi didapatkan sikap positif sebanyak 10 orang (50%).
Sikap merupakan bentuk tingkah laku individu untuk merespon situasi atau kondisi sehingga individu mau melakukan atau tidak melakukan sesuatu, berdasarkan pemahaman persepsi dan perasaannya (Dachmiati, 2015)
Perubahan sikap yang positif untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan menggunakan minyak goreng yang aman bagi kesehatan dapat berkontribusi dalam mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
3. Keterampilan
Pengambilan data keterampilan peserta pengabdian kepada masyarakat dalam pola konsumsi makanan yang sehat dan pemakaian minyak goreng yang aman bagi kesehatan dilakukan oleh pelaksana pengabmas melalui observasi dengan bantuan kuesioner. Dalam kuesioner tersebut terdapat dua objek pengamatan yaitu keterampilan peserta dalam menerapkan pola konsumsi makanan yang sehat dan bagaimana teknik menggoreng yang baik sehingga minyak goreng masih tetap aman bagi kesehatan untuk dikonsumsi. Hasil observasi oleh pelaksana pengabmas dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Keterampilan Peserta Pengabmas Sebelum dan Sesudah Edukasi
Keterampilan Sebelum
Sesudah
Dari Tabel 3 diketahui bahwa ada perbedaan jumlah peserta yang terampil saat sebelum edukasi dan setelah edukasi. Jumlah peserta yang terampil sebelum edukasi sebanyak 2 orang (10%) dan setelah edukasi didapatkan sebanyak 12 0rang (60%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan peserta dalam menerapkan pola konsumsi makanan yang sehat dan menggunakan minyak goreng yang aman bagi Kesehatan.
Peningkatan keterampilan ini disebabkan adanya penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada peserta pengabdian kepada masyarakat.
n % n %
Terampil 2 10 12 60
Tidak terampil 18 90 8 40
Jumlah 20 100 20 100
SIMPULAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Kemitraan Masyarakat dengan judul
“Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Melalui Pola Konsumsi yang Sehat” dilaksanakan dalam bentuk edukasi, pelatihan, pendampingan dan demo masak cara menggoreng bahan makanan (tahu, tempe dan ikan) yang aman bagi kesehatan untuk mencegah penyakit jantung koroner di Posyandu Anggrek dalam Wilayah Kerja Puskesmas Sebelas Ilir Palembang, dapat disimpulkan bahwa ; Pengetahuan ibu tentang pola konsumsi makanan yang sehat dan menggunakan minyak goreng yang aman bagi kesehatan meningkat dari 25% menjadi 75%, Sikap positif peserta meningkat dari 25% menjadi 50%, Keterampilan peserta meningkat dari 10% menjadi 60%, Sedangkan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara melaksanakan pre dan post test melalui kuesioner yang diberikan kepada para peserta, pendalaman materi dan role playing berupa lomba cepat tepat yang bertujuan melihat keberhasilan pendampingan dan pelatihan serta menambah semangat peserta kegiatan pengabmas.
SARAN
Untuk mencegah penyakit jantung koroner yang merupakan penyakit degenartif dan terus meningkat maka perlu dilakukan edukasi, pelatihan, pendampingan dalam memilih bahan makanan yang sehat dan Teknik menggoreng yang tepat perlu dilakukan secara berkelanjutan dan dilakukan pada setiap posyandu penyakit tidak menular.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang beserta civitas akademika yang telah membantu baik moril maupun spirituil sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat program kemitraan masyarakat dapat berjalan dengan lancer dan diselesaikan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. (2019). Provinsi Sumatera Selatan Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan.
Dachmiati Sabrina, (2015). Rogram Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Sikap Dan Kebiasaan Belajar Siswa. Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan II (1) : 10-21.
Data Dasar Kesehatan Kota Palembang Tahun 2008.
https://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-20-16.pdf
Edwar Z, Suyuthie H, Yerizel E, Sulastri D (2011), Pengaruh pemanasan terhadap kejenuhan asam lemak minyak goreng sawit dan minyak goreng jagung. Journal of The Indonesian Medical Association 61(6):248-252.
Fransiska, E (2010). Karakteristik,Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Rumah Tangga tentang Penggunaan Minyak Goreng Berulang Kali di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Ilmi Ibnu Malkan Bakhrul, Ali Khomsan, Sri Anna Marliyati (2015), Kualitas Minyak Goreng Dan Produk Gorengan Selama Penggorengan Di Rumah Tangga Indonesia Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 4 (2), 61-65
Ketaren, S. (2005). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia. Ketaren, S. (2012).
Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:.UI-Press,
Khoirunnisa, A.S Wardana & R, Rauf (2019), Angka Asam dan Peroksida Minyak Jelantah dari Penggorengan Lele Secara Berulang Jurnal Kesehatan 12 (2), 81-90
Marisa A (2018). Hubungan Karakteristik Ketahanan Pangan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 Bulan Di Puskesmas 11 Ilir Kota Palembang. Skripsi Tidak
dipublikasikan. Universitas Sriwijaya
Nazarena Y, Eliza, Terati , Meilina A (2022), Pengaruh Frekuensi Penggorengan Bahan Makanan Terhadap Angka Peroksida. Jurnal Sehat Mandiri, 17 (2), 46-56
Rina (2017). Hubungan Pengetahuan, Asupan Zat Gizi Makro Dan Status Sosial Ekonomi Dengan Status Kek Pada Ibu Hamil Di Puskesmas 11 Ilir Palembang Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah Tidak dipublikasikan. Poltekkes Kemenkes Palembang