LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK MENENTUKAN KADAR VITAMIN C
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Organik
Disusun Oleh : Kelompok IV (A3)
Nurul Hasanah Samosir NIM. 230140060 Zakiah Nadila Sanjani NIM. 230140066 Sariyulis NIM. 230140071
LABORATORIUM DASAR EKSAKTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2024
ABSTRAK
Vitamin C atau asam askorbat adalah senyawa kimia yang berbentuk bubuk kristal yang larut dalam air dan memiliki sifat antioksidan yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Percobaan menentukan kadar vitamin C ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C didalam tablet vitamin C, sari apel, saritimun.
Percobaan ini dilakukan dengan metode titrasi dengan bahan tablet vitamin C, sari apel dan sari timun. Percobaan menentukan kadar vitamin C di dalam tablet vitamin C sari apel dan sari timun dilakukan dengan menambahkan larutan lain yaitu aquades, larutan KI 0,1 N, HCl 4 N dan indikator amilum lalu dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,25 N. Percobaan menentukan kadar vitamin C pada sari apel menghasilkan warna orange keruh dengan volume titrasi 3 ml dan kadar vitamin C yang didapat sebesar 2,6%. Percobaan menentukan kadar vitamin C pada sari timun menghasilkan putih susu dengan volume titrasi 5,5 ml dan kadar vitamin C yang didapat sebesar 4,8%. Percobaan menentukan kadar vitamin C pada tablet vitamin C menghasilkan warna kuning susu dengan volume titrasi 6,8 ml dan kadar vitamin C yang didapat sebesar 1,4%. Sehingga dari percobaan ini dapat disimpulkan bahawa semakin tinggi volume titrasinya maka semakin tinggi kandungan vitamin C yang terkandung didalam bahan tersebut.
Kata Kunci: Kadar vitamin, Larutan, Titrasi, Vitamin C, dan Volume.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul Praktikum : Menentukan Kadar Vitamin C 1.2 Tanggal Praktikum : 2 Mei 2024
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Nurul Hasanah Samosir NIM. 230140060 2. Zakiah Nadila Sanjani NIM. 230140066 3. Sariyulis NIM. 230140071 1.4 Tujuan Praktikum : Menentukan Kadar Vitamin C dalam tablet
vitamin C, apel dan timun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vitamin C merupakan asam askorbat, senyawa kimia yang larut dalam air.
Ascorbyl palmitate adalah asam askorbat yang berkaitan dengan asam lemak untuk membuat sistem pengantar yang larut dalam lemak untuk membuat sistem pengantar yang larut dalam lemak untuk vitamin C. Dibanding jenis vitamin lain, vitamin C hingga sekarang mungkin merupakan jenis vitamin yang paling populer di masyarakat awam. Meski sama pentingnya dengan penting vitamin lain, memang banyak orang yang menganggap khasiat vitamin C jauh melebihi kebutuhan vitamin lain, dan hal ini sering kali dikaitkan dengan peningkatan daya tahan tubuh.
Bahkan, serangkaian penelitian yang dilakukan para ahli menemukan fungsi lain yang jauh lebih menjanjikan sebagai suatu antioksidan yang mampu mencegah penyakit-penyakit lain yang lebih serius termasuk kanker dan berbagai penyakit degeneratif lainnya. Hal ini yang mungkin mendasari pengetahuan umum masyarakat tetntang perlunya kita diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit. Zat ini dinamakan vitamin (Tareen dkk, 2015)
Asal kata vitamin adalah dari vit-amine. "Vit" berarti hidup dan "amine"
menunjukkan bahwa Zat itu adalah suatu amine yaitu zat kimia yang mengandung nitrogen. vitamin ini ialah vitamin anti beri-beri karena itu orang mula-mula menyangka bahwa semua vitamin mengandung gugus amine. Ternyata itu tidak benar. Karena itu sekarang huruf “e" diakhir kala dihilangkan Sehingga terjadilah kata istilah Vitamin. Vitamin adalah zat essensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran penyerapan zat gizi dan proses metabolisme dalam tubuh.
Kekurangan Vitamin akan berakibat terganggunya Kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan asupan harian dalam jumlah tertentu yang idealnya bisa diperoleh dari makanan. Jumlah kecukupan asupan vitamin per hari Un tuk perawatan kesehatan 2.1 Pengertian Vitamin C
Vitamin merupakan mikronutrien organik esensial. Nama vitamin pertama kali digunakan bagi mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk
mencegah penyakit kekurangan gizi yang di sebut beri-beri, selain itu juga untuk menjegah terjadi nya sariawan, dan lain sebagainya. Karena faktor ini mempunyai sifat-sifat suatu arin, maka Casimir Funk,seorang ahli biokimia Polandia menyebutnya vitamine. Kemudian setelah sejumlah mikronutrien organik esensial lainnya ditemukan huruf “e”,ditiadakan karena ditemukan bahwa tidak semua vitamin merupakan amin.
Vitamin C larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin C juga di kenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi dengan panas, cahaya dan logam. Oleh karena itu penggunaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Adapun vitamin dibedakan menjadi 2 kelas ,yaitu:
1. Vitamin yang larut dalam air :
Tiamin(vitamin B1), Riboflavin (vitamin B2), Asam nikotinat, Asam pantotenat, Piridoksin (vitamin B6), Biotin, Asam folat, Vitamin B12, Asam askorbat (vitamin C)
2. Vitamin yang larut dalam lemak :
Vitamin A, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K
Asam askorbat (vitamin C) banyak diperlukan dalam metabolisme.
Sumber vitamin C adalah buah sitrun ,arbei, semangka, cabai, tomat,apel, jeruk, kol merah, dan sayur – sayuran yang berdaun hijau. Meskipun telah diketahui sejak tahun 1970-an, bahwa suatu faktor di dalam jeruk mencegah penyakit sariawan. Faktor tersebut belum diisolasi dan diidentifikasi sampai tahun 1933 ,ketika C. Glenking dan Waught di Amerika, akhirnya mengisolasi faktor anti sariawan dari sari jeruk .Vitamin C mungkin merupakan vitamin yang larut dalam air yang paling kurang stabil. Vitamin C tahan terhadap pembekuan.
Vitamin C atau asam askorbat telah lama diketahui oaring mamfaatnya. Zat ini pada suhu kamar berbentuk Kristal dengan titik leleh 190-1920C dan mempunyai rasa asam yang tajam.
Vitamin ini juga dapat di hasilkan dari sintesa. Bahan dasar yang di gunakan adalah D-Glukosa. Metodenya cukup panjang, langkah terpenting adalah
oksidasi D-Sorbitol menjadi L-Sorbosa dengan menggunakan bakteri “Aseto Suboksidan”.
Pada umumnya sel eukarida dengan inti sel memiliki konsentrasi asam askorbat yang jauh lebh pekat, yang diserap melalui transporter SVCTI, dibandingkan dengan konsentrasi di dalam plasma darah. Misalnya pada konsentrasi plasma atau eritrosit sekitar 40-80 rtm, konsentrasi asam askorbat pada sitoplasma.
limposit dapat mencapai 4 mm.Diantara para mamalia, manusia, memiliki rasio plasma asam askorbat lebih kecil dan asam urat lebih tinggi, oleh karena mutasi genetik dengan eksperesi oksidase L-gulonolakton dan unkase.
Asam askorbat juga digunakan sebagai terapi anti kanker pada jenis-jenis tertentu oleh karena sifatnya yang menekan sitokina dan enzim pada degradasi asam guna mencegah metastatis.
2.2 Struktur Vitamin C
Struktur vitamin C terdiri dari beberapa unsur kimia hidrogen dan oksigen dan asam yang di sebut dengan struktur kimia asam askorbat vitamin ini juga merupakan kelompok vitamin antioksidan yang kemanapun menangkis berbagai radikal bebas yang menyerang tubuh anda. Struktur kimia dan vitamin C dapat dengan mudah terurai oleh paparan cahaya. Tercampur unsur logam dalam pengemasannya ataupun penyimpananya. Vitamin C mudah sekali teroksidir menjadi dehidro yang digunakan untuk mengidentifikasikan dengan menentukan kadarnya dalam jambu biji merah dan jeruk manis. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan.
Adapun Sifat-sifat vitamin C adalah sebagai berikut:
1. vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak.
2. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembga dan besi.
2.3 Peran Vitamin
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan,
dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.
Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah- pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.
Bila saat ini orang mulai mempertanyakan berapa penentuan kadar vitamin c yang dibutuhkan oleh tubuh, maka pada awal munculnya vitamin ini sebenarnya berasal dari penelitian yang tak sengaja dilakukan oleh seorang ilmuwan yang memperoleh penghargaan Nobel dalam ilmu Fisiologi Kedokteran, yakni Szent Gyorgyi pada tahun 1937.
Vitamin C telah dikenal sebagai penjaga stabilitas imun tubuh terhadap serangan infeksi. Dan vitamin C ini diketahui sebagai agen atau unsur alam yang mampu mencegah timbulnya penyakit sariawan adalah sejak tahun 1928 hingga 1932.
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yatu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam, oleh karena itu pengguna vitamin C sebagai antioksidan dan semakin sering dijumpai dan ternyata juga berperan penting dalam fungsi otak.
2.4 Kegunaan Vitamin C
Menurut para ahli, vitamin C di samping penggunaannya untuk menyembuhkan penyakit, asam askorbat juga dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi dan kanker. Terutama sekali untuk menyembuhkan penderita influenza.
Jumlah yang di perkenankan untuk di konsumsi perhari sekitah 45 gr.
Vitamin C bersifat asam proton yang terletak pada gugus hidroksil pada atom C nomor 3 yang dapat di subtitusikan oleh logam, misalnya na sehingga dapat di peroleh natrium askorbat. Sifat kimianya yang lain ialah bersifat sebagai reduktor.
Vitamin C mudah sekali teroksidir menjadi dehidro asam. Sifat inilah yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kadarnya dalam bahan-bahan tertentu, misalnya dalam jeruk dan tomat.
Beberapa kegunaan vitamin C yang telah diketahui sejak awal penemuannya hingga sekarang adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kekebalan (imun) tubuh dari infeksi umum penyakit.
2. Menjaga imunitas terhada penyakit influenza khususnya.
3. Meningkatkan kerja otak dalam kapasitas yang cukup di dalam darah.
4. Menstabilkan struktur colagen yang ada dalam jaringan serabut tubuh
manusia.
5. Dalam kadar yang cukup mempertahankan kesolidan tulang rawan,
kelembaban kulit, cepat menyembuhkan perdarahan ringan dan menormalkan patah tulang.
6. Sumber energi zat besi yang memadai bagi tubuh.
2.5 Sumber-Sumber Vitamin C
Untuk menetapkan penentuan kadar vitamin c dalam beberapa bahan sebagai sumber vitamin C ini, perlu Anda ketahui dengan benar. Penentuan kadar vitamin c dalam per 100mg buah-buahan adalah sebagai berikut :
1. Buah jeruk, sebesar : 53mg/100gram buahnya.
2. Buah kiwi, sebesar : 100mg/100gram buahnya.
3. Buah kelengkeng, sebesar : 84mg/100gram buahnya.
4. Buah jambu biji, sebesar : 183mg/100gram buahnya.
5. Buah pepaya, sebesar : 62mg/100gram buahnya.
6. Buah anggur, sebesar : 34mg/100gram buahnya.
7. Buah melon, sebesar : 42mg/100gram buahnya.
8. Buah mangga, sebesar : 28mg/100gram buahnya.
9. Buah nanas, sebesar : 15mg/100gram buahnya.
10. Buah pisang, sebesar 9mg/100gram buahnya.
11. Buah sukun, sebesar : 29mg/100gam buahnya.
2.6 Buah-buahan yang memiliki kandungan vitamin C yang tinggi 1. Jambu biji
Buah ini memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi dari jeruk. Satu setengah cangkir buah ini mengandung 188 mg vitamin C dan 56 kalori.
2. Paprika merah
Layaknya jeruk, paprika merah juga berkhasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
3. Kiwi
Buah asal Selandia Baru ini kaya akan vitamin C. Kiwi mengandung 70 mg gizi dan 46 kalori. Buah ini biasanya dimakan mentah, tapi Anda juga bisa mengolah buah ini sebagai makanan penutup, atau bisa juga ditambahkan dalam menu salad dan campuran aroma untuk yogurt segar di cangkir Anda.
4. Stroberi
Buah eksotis ini penuh dengan serat dan antioksidan, termasuk vitamin C.
Setengah cangkir stroberi mengandung 49 mg vitamin dan 27 kalori. Ketika udara dingin, stroberi juga bisa disajikan bersama panganan hangat, seperti dalam crepes atau pancake.
5. Kubis Brussel
Sayuran ini mungkin bukan pilihan favorit anak-anak, tetapi kubis Brussel (ukurannya lebih kecil dari kubis biasa) mengandung 48 mg dari Vitamin C, 300 ug Vitamin K dan 28 kalori (Khomsan,A., 2018).
2.7 Metode Penetapan Kadar Vitamin C 2.7.1. Titrasi Iodimetri
Kadar vitamin C dalam keadaan murni dapat ditetapkan secara iodmetri.
Timbang seksama 400 mg, larutkan dalam campuran air 100 ml air bebas karbondioksida dan 25 ml asam sulfat (10%v/v). Titrasi dengan segera dengan iodium 0,1 N menggunakan indikator kanji (Cartika, 2016)
2.7.2 Titrasi dengan 2,6 Diklorofenol Indofenol ( DCIP)
Metode ini berdasarkan atas sifat mereduksi asam askorbat terhadap warna 2,6 Dikolorofenol Indofenol. Asam askorbat akan mereduksi indikator 2,6 Diklorofenol Indofenol membentuk larutan yang tidak berwarna. Pada titik akhir titrasi, kelebihan zat warna tidak tereduksi akan berwarna merah muda dalam larutan asam. Asam dehidro askorbat tidak bereaksi dengan 2,6 Diklorofenol Indofenol. Metode ini digunakan untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan vitamin dan jus (Cartika, 2016).
2.7.3. Metode Spektrofotometri
Asam askorbat dalam larutan air netral menunjukkan absorbansi maksimum pada 264 nm dengan nilai = 579. Panjang gelombang maksimum ini akan bergeser oleh adanya asam mineral. Asam askorbat dalam asam sulfat 0,01 mempunyai panjang gelombang maksimal 245 nm dengan nilai = 560 (Cartika, 2016).
2.7.4. Metode Spektrofluorometri
Suatu metode yang berdasarkan pada reaksi antar asam askorbat dan metilen biru. Metode ini telah sukses digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C dalam tablet suplemen vitamin (Cartika, 2016).
2.7.5. Metode Kromatografi
Suatu metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) telah dikembangkan untuk penentuan asam askorbat dalam minuman ringan dan jus apel menggunakan tris ( 2,2-bipiridin rutenium (II) atau (Ru(bpy) + Elektroluminesense (Cartika, 2016).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Mortal 1 buah
2. Gelas Beaker 100 ml 1 buah
3. Erlenmeyer 250 ml 1 buah
4. Buret 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Timbangan digital 1 buah
7. Ppiet tetes 1 buah
8. Gelas ukur 1 buah
9. Sendok 1 buah
10. Pisau 1 buah
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Tablet vitamin C oranye 1 gram
2. Sari buah apel 25 ml
3. Sari buah timun 25 ml
4. Aquades 300 ml
5. Larutan HCl 4 N 9 ml
6. Larutan KI 0,1 N 30 ml
7. Indikator amilum 15 tetes
8. Larutan Na2S2O3 0,25 N Secukupnya 3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
3.2.1 Sari Apel
1. Hancurkan buah apel di dalam mortal lalu ambil sarinya sebanyak 25 ml.
2. Encerkan hingga volume larutan mencapai 100 ml.
3. Masukkan larutan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 3 ml HCl 4 N, 10 ml KI 0,1 N dan 5 tetes indikator amilum.
4. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,25 N.
3.2.2 Sari Timun
1. Hancurkan buah timun di dalam mortal lalu ambil sarinya sebanyak 25 ml.
2. Encerkan hingga volume larutan mencapai 100 ml.
3. Masukkan larutan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 3 ml HCl 4 N, 10 ml KI 0,1 N dan 5 tetes indikator amilum.
4. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,25 N.
3.2.3 Vitamin C Tablet
1. Haluskan vitamin c tablet di dalam mortal lalu timbang sebanyak 1 gram.
2. Larutkan ke dalam gelas beaker hingga volumenya mencapai 100 ml.
3. Masukkan larutan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 3 ml HCl 4 N, 10 ml KI 0,1 N dan 5 tetes indikator amilum.
4. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,25 N.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut adalah hasil percobaan mentukan kadar vitamin C yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Mentukan Kadar Vitamin C
No Cara Kerja Hasil pengamatan
1 Tablet Vitamin C
a. 1 gram vitamin C + 100 ml aquades
b. Larutan vitamin C + 3 ml HCl 4 M + 10 ml KI 0,1 M + 5 tetes indikator amilum c. Dititrasi dengan Na2S2O3
0,25N
-Berwarna merah muda
-Menglami perubahn warna menjadi kuning keruh
- Mengalami perubahan warna menjadi kuning susu
-Volume titrasi = 6,8 ml 2 Sari Apel
a. 25 ml sari apel +100 ml aquades
b. Larutan sari apel + 3 ml HCl 4 M + 10 ml KI 0,1 M + 5 tetes indikator amilum c. Dititrasi dengan Na2S2O3
0,01 N
-Berwarna coklat
-Menglami perubahn warna menjadi abu -abu
-Mengalami perubahan warna menjadi orange keruh
- Volume titrasi = 3 ml 3 Larutan Vitamin C
a. 25 ml sari timun +100 ml aquades
b. Larutan vitamin C + 3 ml HCl 4 M + 10 ml KI 0,1M +
-Berwarna hijau
-Menglami perubahn warna menjadi hijau keruh
5 tetes indikator amilum c. Dititrasi dengan Na2S2O3
0,25N
-Mengalami perubahan warna menjadi putih susu
-Volume titrasi = 5,5 ml 4.2 Pembahasan
4.2.1 Sari Apel
Pada percobaan pertama sari apel yang telah diencerkan 100 ml, ditambahkan HCl 4N 3 ml, ditambahkan juga KI 10 0,1N sebanyak 10 ml, lalu ditambahkan indikator amilun sebanyak 5 tetes. Kemudian terjadi perubahan warna yang dari sebelumnya berwarna coklat lalu larutan tersebut menjadi berwarna abu-abu. Warna keruh yang terbentuk akibat sulfur kadar vitamin C pada sari apel. Selanjutnya dititrasi dengan Na2S2O3 0,25N hasil yang diperoleh yaitu larutan berubah warna menjadi orange keruh. Perubahan warna terjadi karena adanya reaksi yang akan menghasilkan ion iodin yang dapat berinteraksi dengan indikator amilum. Penggunaan indikator amilum untuk menunjukkan perubahan warna secara jelas. Volume titran sebanyak 3 ml maka kadar yang diperoleh yaitu 2,6% dikarenakan apel memiliki kadar vitamin C paling rendah antar sampel.
4.2.2 Sari Timun
Pada percobaan kedua sari nanas yang telah diencerkan 100 ml, ditambahkan HCl 4N 3 ml, ditambahkan juga KI 0,1N 10 ml, lalu ditambahkan indikator amilun sebanyak 5 tetes. Kemudian terjadi perubahan warna yang dari sebelumnya berwarna hijau lalu larutan tersebut menjadi berwarna hijau keruh, warna keuh yang terbentuk akibat aktivitas enzim dan intraksi dengan senyawa lain. Kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,25N hasil yang diperoleh yaitu larutan berubah warna menjadi putih. Perubahan warna terjadi karena adanya reaksi antara vitamin c dengan iodin yang dihasilkan dari reaksi antara KI dan HCl.
Vitamin C bereaksi dengan iodin membentuk asam dehidroaskorbat dan ion iodide. Volume titran sebanyak 5,5 ml maka kadar yang diperoleh yaitu 4,8%
yang berarti timun memiliki kdar vitamin C lebih tinggi dari apel.
4.2.3 Tablet Vitamin C
Pada percobaan ketiga tablet vitamin c yang telah diencerkan 100 ml, ditambahkan HCl 4N 3 ml, ditambahkan juga KI 0,1N sebanyak 10 ml, lalu ditambahkan indikator amilun sebanyak 5 tetes indikator amilum menghasilkan warna kuning keruh. Selanjutnya dititrasi dengan Na2S2O3 0,25N hasil yang diperoleh yaitu larutan berubah warna menjadi kuning susu. Perubahan warna terjadi karena reaksi antara KI dan HCl.Vitamin C breaksi dengan iodin yang dihasilkan dari reaksi membentuk asam dehidroaskorbat dan ion iodida (Badyal,2020). Setelah dititrasi dengan Na2S2O3 larutan breaksi dengan berubah menjadi kuning susu dengan volume titran sebanyak 6,8 ml maka kadar yang diperoleh yaitu sebanyak 1,4 % kadar vitamin C paling tinggi diantara sampel lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Sari buah apel menghasilkan titran sebanyak 3 ml, sari buah timun menghabiskan titran sebanyak 5,5 ml, vitamin c menghabiskan titran sebanyak 6,8 ml.
2. kadar vitamin c dari buah apel sebesar 2,6 %, kadar vitamin C dari buah timun sebesar 4,8 %, dan kadar pada vitamin C dari tablet vitamin C sebesar 1,4 %.
4. Semakin tinggi volume titran yang digunakan, maka akan semakin tinggi pula kadar vitamin C.
5. Diantara ketiga sampel yang diuji, tablet vitamin C memiliki kandungan vitamin C yang paling tinggi dan buah timun memiliki kadar vitamin C paling rendah.
5.2 Saran
Pada percobaan menentukan kadar vitamin C selanjutnya dapat menggunakan larutan NaOH, selain NaOH kita juga dapat menggunakan larutan KOH ataupun Ca(OH)2 yang bersifat basa untuk mengukur kadar vitamin C dalam sampel yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonime. 2019. Vitamin C. https://www.kabarindonesia.com diakses tanggal 05 oktober
Boretti, A. dan Banik, B.K. 2020. Intervaneus Vitamin C. Pharma Nutrition ;12 ; 100190
Fessenden, 2017 kimia organik. Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga
Guyton, A.C. 2017. Biokimia untuk Pertanian. Universitas Sumatera Utara Press Khomsan, A., 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 140-143.
Lestari A.A. 2019. Analisis kadar antosianin dan vitamin C. prosiding seminar nasional inovasi teknologi (vol 1 PP 159-166).
Simenov, LI. 2008. Exposure and Risk Assesment of Chemical Polution- Contemporar V Methodology. Sofia (B6) : Spinger
Simon BW. 2010. Analisis Serat. https://www.simonbw.files.wordpress.com diakses tanggal 08 Oktober 2010
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Stratal Fakultas Biokesta. Jakarta (10) : EGC Tareen,H., Ahmed, S., Mengal, F., Masaad, Z., Bibi, S., 2015. Estimation of
Vitamin C Content in Artifically. Biology Forum-An International Journay
; 7 ; 682-685
Yuni Astuti, A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta ; Graha Ilmu, S2-S4
LAMPIRAN B PERHITUNGAN
Kadar Vitamin C Sari Apel
Bobot vitamin C = vol titran × (Na2S2O3) ×BE = 3 ml × 0,25 N ×88 = 66 gram
=B obot vitamin C
B obo t sampel ×100 % =66 gram
25 ml ×100 % = 2,6 %
Kadar Vitamin C Sari Timun
Bobot vitamin C = vol titran × (Na2S2O3) ×BE = 5,5 ml × 0,25 N ×88 = 121 gram
=Bobot vitamin C
B obo t sampel ×100 % =121 gram
25 ml ×100 % = 4,8 %
Kadar Vitamin C Pada Tablet Vitamin C Bobot vitamin C = vol titran × (Na2S2O3) ×BE
= 6,8 ml × 0,25 N ×88 = 149,6 gram
=Bobot vitamin C
B obo t sampel ×100 % =149,6 gram
1 gram ×100 % = 1,4 %
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Buat rumus bangun asam askorbat dan sebutkan sifat-sifatnya!
2. Tuliskan mekanisme reaksi pembuatan asam askorbat?
Jawab :
1. Rumus bangunan asam askorbat C6H8O6
Sifat-sifatnya :
a. Bersifat asam proton yang terletak pada gugus hidroksil pada atom C nomor 3
b. Bersifat sebagai reduktor c. Bersifat asam
d. Mudah larut dalam air 2.
LAMPIRAN D GAMBAR ALAT
No. Nama dan Gambar Alat
Fungsi
1 Labu ukur Untuk mengukur atau
mengencerkan larutan dengan ketelitian tinggi
2 Erlenmeyer Tempat untuk melakukan titrasi
bahan
3 Gelas ukur Alat untuk mengukur volume
larutan
4 Hot plate Untuk memanaskan larutan yang mudah terbakar
5 Buret Untuk menitrasi dan untuk mengukur volume suatu cairan
6 Statif Sebagai alat penegak peralatan
laboratorium lainnya, seperti buret, corong pisah, serta peralatan gelas lainnya.
7 Pipet tetes Untuk memindahkan cairan dari
satu tempat ke tempat yang lain dengan tingkat ketelitian yang sangat rendah
8 Pipet volume Untuk memindahkan cairan-cairan
yang digunakan dalam proses pengujian dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi
9 Bola penghisap Untuk menghisap atau mengambil zat cair dengan menggunakan pipet ukur dan pipet volume
10 Beker glass Wadah penampung yang
digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan
11 Corong Alat bantu untuk memasukkan
larutan dari satu tempat ke tempat lain
12 Timbangan digital Untuk mengukur suatu berat atau beban maupun masssa pada suatu zat
13 Mortar Untuk menggerus atau
menghaluskan sutu zat yang masih bersifat padat