• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan menyangiku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "yang senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan menyangiku "

Copied!
161
0
0

Teks penuh

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan hasil belajar PKn dari skor 60 menjadi minimal 65 pada siswa kelas IV SDI Bulogading II Kecamatan Bontonompo. , Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dari skor 60 menjadi minimal 65 pada siswa kelas IV SDI Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kewarganegaraan siswa kelas IV SDI Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) mengalami peningkatan.

Salah satu model pembelajaran yang mungkin dapat memprediksi metode pembelajaran konvensional adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share).

Rumusan Masalah

Alternatif Pemecahan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Hasil Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Pelajaran PKn di Sekolah Dasar
  • Model Pembelajaran Kooperatif
  • Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share)
  • Hasil Penelitian Yang Relevan

Menurut Slavin (Isjoni) “pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang sudah dikenal sejak lama, dimana guru pada saat itu memotivasi siswa untuk bekerja sama dalam kegiatan tertentu misalnya berdiskusi atau mengajar oleh teman sebaya”. Menurut Nasution (Isjoni), “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang saling bekerjasama atau kolaboratif di dalam kelas.” Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) terdiri dari lima langkah, dengan tiga langkah utama sebagai cirinya, yaitu think, pair, share.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan Samsul pada penelitian terdahulu yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share), diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar PKn siswa Kelas IV SDN No.

Kerangka Pikir

Pada siklus II berkategori sangat baik karena pada siklus II hanya 2 dari 14 siswa yang tidak mencapai KKM yang ditentukan.

Hipotesis

METODE PENELITANMETODE PENELITAN

Waktu Penelitian

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

Lanjut Ke Siklus II

Siklus 1

Pada tahap ini peneliti melaksanakan RPP Kewarganegaraan kelas 4 yang direncanakan dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share). Tahap observasi merupakan kegiatan mengamati keseluruhan proses pembelajaran di kelas, dengan bahan ajar PKn menggunakan model pengajaran TPS (Think Pair Share). Data yang diperoleh berkaitan dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS (Think Pair Share).

Siklus 2

Alat Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan data

  • Teknik Pengumpulan Data

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dan guru sehubungan dengan partisipasi dalam proses belajar mengajar. Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan cara mencatat pada lembar observasi apa yang menjadi tujuan observasi di sekolah dasar.Observasi digunakan untuk menilai keterampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Teknik ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar dalam bentuk foto-foto aktivitas siswa pada saat melakukan percobaan proses pembelajaran di kelas.

Teknik Analisis Data

Kabupaten Gowa diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul. Hasil Tindakan Model Pembelajaran Kooperatif TPS (Think Pair Share) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kewarganegaraan di Kelas IV SDI Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Dengan menganalisis tingkat keberhasilan penerapan tipe TPS (Think Pair Share) kemudian mengelompokkannya menjadi klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil, maka hasil akhir setiap siswa dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi skor. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini.

Demikian pula didukung dengan lebih banyaknya aktivitas belajar siswa pada saat mengikuti kelas IPS melalui pembelajaran kooperatif model TPS (Think Pair Share).

Deskripsi Siklus I

  • Tahap Perencanaan
  • Tahap Pelaksanaan atau Tindakan
  • Tahap Observasi atau Pengamatan
  • Tahap Refleksi

Selain itu masih banyak siswa yang melakukan aktivitas lain sehingga penyajian bahan ajar kepada siswa kurang bermakna. Dan pada saat pembahasan soal contoh, siswa yang aktif dan menjawab soal hanya dibatasi pada siswa pintar saja. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya siswa yang memperhatikan materi pelajaran dan aktif berdiskusi dan menjawab pertanyaan tidak hanya terbatas pada siswa yang pandai saja.

Perubahan ini terjadi ketika guru (pemohon) mulai bersikap terhadap siswa yang melakukan aktivitas lain selama proses pembelajaran, yaitu dengan menegur atau memberikan sanksi kepada siswa.

Deskripsi Siklus II

  • Tahap Observasi dan Pengamatan
  • Siklus II

Jika ingin melihat persentase kelulusan pendidikan kewarganegaraan siswa IV. kelas di SD Inpres Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa setelah diperkenalkannya model pembelajaran TPS (Think Pair Share) pada Siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada siklus II terlihat dari 4,5. Jika hasil belajar siswa pada kelas II. siklus diklasifikasikan menjadi lima kategori, diperoleh distribusi frekuensi hasilnya seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut.

Untuk melihat tingkat ketuntasan mata pelajaran PKn siswa kelas IV SD Inpres Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel  4.1. Lembar  Observasi Aktivitas  Belajar Murid  Pada  Saat  Proses Pembelajaran Berlangsung.
Tabel 4.1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Murid Pada Saat Proses Pembelajaran Berlangsung.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang hasil belajarnya masuk dalam kategori tidak tuntas adalah sekitar 8,3%, dan jumlah siswa yang hasil belajarnya masuk dalam kategori sempurna adalah sekitar 91,7%. Dengan demikian, pembelajaran kewarganegaraan melalui penerapan model pembelajaran kolaboratif TPS (Think Pair Share) di Kelas IV SD Inpres Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dapat mengantarkan siswa lebih memahami materi pembelajaran yang ditawarkan sehingga pembelajaran dianggap tuntas. Aktivitas belajar yang dilakukan siswa akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga hasil belajar sangat menentukan kehidupan siswa di masa depan.

Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa IV. kelas di SD Inpres Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Meningkatnya hasil belajar pada tahap kedua hal ini disebabkan oleh aktivitas belajar siswa yang mempengaruhi proses belajar. Oleh karena itu penelitian ini dihentikan pada siklus II, sesuai dengan pendapat Wiratmadja bahwa “siklus dapat berakhir apabila perencanaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan data yang ditampilkan dapat diamati dan keadaan belajar kelas stabil antara lain dalam keadaan perasaan bahwa guru mampu dan sanggup menguasai keterampilan mengajar yang baru.

Atas dasar tersebut pembelajaran IPS akan lebih baik jika dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) khususnya yang berbasis materi globalisasi, karena tidak hanya mudah dilaksanakan di kelas besar, tetapi juga memberikan waktu siswa untuk menyadari isi bahan ajar dan melatih siswa mengungkapkan pendapatnya sebelum membagikannya kepada kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan. Selain itu penerapan model TPS (Think Pair Share) untuk pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Tabel  4.9 Gambaran  Peningkatan  Hasil  Belajar  Murid  Kelas  IV  SD Inpres  Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa
Tabel 4.9 Gambaran Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Bulogading II Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

PENUTUP

Saran

Sekolah hendaknya mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) yang dapat menjadi acuan agar siswa dapat lebih termotivasi dalam proses belajar mengajar.

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR PEMBELAJARAN 1. Kognitif: Produk

Dengan mendapatkan buku cetak dan penjelasan mengenai globalisasi, siswa dapat menggarisbawahi dan menuliskan kata-kata penting yang berkaitan dengan globalisasi. Dengan memperhatikan penjelasan guru dan memberikan contoh langsung, siswa dapat menarik kesimpulan tentang contoh globalisasi di lingkungan sekitar yang dilihatnya. Dengan menunjukkan beberapa objek akibat globalisasi, siswa dapat memahami dan menjelaskan berbagai contoh globalisasi di lingkungan.

MATERI PEMBELAJARAN

METODE PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan

Manusia pada zaman dahulu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi tentunya akan membawa dampak atau dampak bagi kehidupan kita. Misalnya saja barang-barang luar negeri yang tadinya sangat sulit didapat, kini bisa kita dapatkan dengan mudah kemana saja.

Contoh lainnya adalah telepon genggam atau telepon seluler yang tadinya hanya tersedia di negara-negara maju kini tersedia di berbagai belahan dunia.

TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Pengetahuan: Produk

Dengan menyediakan buku dan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menggarisbawahi dan mencatat kata-kata penting tentang dampak negatif globalisasi. Dengan menunjukkan dan menjelaskan beberapa contoh, siswa dapat memahami dampak negatif globalisasi terhadap lingkungan sekitar. Namun alat komunikasi tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan kejahatan, seperti terorisme dan penipuan.

TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Kognitif: Produk

Dengan menunjukkan dan menjelaskan secara langsung beberapa contoh, siswa dapat memahami dampak positif dan negatif globalisasi terhadap lingkungan sekitar. Dengan meniru gaya di atas maka nama Indonesia akan menjadi buruk di mata negara lain dan tidak lagi mencintai budaya Indonesia. Pada kolom di bawah ini, tuliskan dampak positif dan negatif globalisasi, kecuali yang terdapat pada buku.

Tanpa membuka buku, siswa dapat menjelaskan jenis budaya apa saja yang dicakup selama misi kebudayaan internasional. Tanpa membuka buku, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis kebudayaan yang tercakup dalam misi kebudayaan internasional. Dengan penjelasan singkat oleh guru, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis budaya yang ditampilkan dalam misi internasional sesuai dengan kunci yang disediakan.

Dengan penjelasan singkat oleh guru, siswa dapat menyebutkan salah satu jenis budaya yang ditampilkan dalam misi internasional sesuai kunci yang ditentukan. Kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional (Lihat buku siswa kelas IV bab IV halaman 86, terlampir). Manfaat tersebut juga dirasakan oleh negara-negara lain yang memiliki hubungan kerja sama kebudayaan dengan Indonesia.

Macam-macam kebudayaan bangsa Indonesia yang dikenal masyarakat luar negeri antara lain sebagai berikut. Musik gamelan dari Bali, Jawa, dan Sunda dikenal di luar negeri bahkan asing mempelajarinya di negeri sendiri.

TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Pengetahun: Produk

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Memberikan contoh sikap selektif dan penerapan nilai-nilai agama terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. Menyimak dan mencatat hal-hal penting tentang sikap selektif dan penerapan nilai-nilai agama terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. Klasifikasi dan pemahaman selektif serta penerapan nilai-nilai agama terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar.

Tanpa membuka buku, siswa dapat menjelaskan sikap selektif dan penerapan nilai-nilai agama terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan. Dengan memberikan contoh, siswa dapat memahami selektivitas dan penerapan nilai-nilai agama terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan. Dengan menerima ceramah, mahasiswa dapat menyimak dan mencatat hal-hal penting tentang sikap selektif dan penerapan nilai-nilai agama terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan.

Mengklasifikasikan dan memahami sikap selektif dan penerapan nilai-nilai agama terhadap dampak globalisasi di lingkungan sekitar. Dengan terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa dapat berkomunikasi secara santun yang meliputi presentasi, bertanya, dan memberikan pendapat. Tanpa membuka buku, siswa dapat memberikan contoh dampak globalisasi terhadap budaya lingkungan sekitar.

Dengan mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting, siswa dapat memahami dampak globalisasi terhadap budaya lingkungan sekitar. Dengan penjelasan dan contoh yang diberikan, siswa dapat menerapkan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi terhadap budaya lingkungan sekitar.

Gambar 4.11 Kerja sama ekonomi  antara negara  berkembang yaitu  Indonesia, Sudan,  Filipina, dan  Venezuela.
Gambar 4.11 Kerja sama ekonomi antara negara berkembang yaitu Indonesia, Sudan, Filipina, dan Venezuela.

Gambar

Tabel  4.1. Lembar  Observasi Aktivitas  Belajar Murid  Pada  Saat  Proses Pembelajaran Berlangsung.
Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Murid pada Siklus I
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar PKn murid setelah diberikan  tindakan adalah 63,12 dari skor ideal 100, skor tertinggi adalah 80, skor terendah  adalah 40
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn Murid pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

pertanyaan dalam kuesioner sudah dibuat dengan benar dan dapat mengukur variabel peneliti yaitu Sosial Media, Word of Mouth, dan Keputusan Pembelian. Dalam pengambilan