Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan kasihnya sehingga penylisan skripsi yang berjudul ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORANKEUANGANKOMERSIAL DALAM PENERAPAN PSAK 46 PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP MOJOKERTO, telah diselesaikan oleh penulis.
Laporan akhir ini dibuat untuk mengetahui perhitungan PPh Badan PT Mutiara Ganessha Makmur atas laba kena pajak yang harus dibayar oleh perusahaan berdasarkan Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008. Untuk mendapakan data perusahaan, penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan riset perpustakaan. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa perlu dilakukan analisis ulang terhadap perhitungan PPh Badan PT mutiara Ganessha Makmur agar dapat diketahui laba kena pajak berdasarkan Undang- undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008. Penulis dapat menyimpulkan bahwa pada tahun 2014 seharusnya PT Mutiara Ganessha Makmur mengalami lebih bayar berdasarkan Undang-undang pajak Nomor 36 Tahun 2008 sedangkan perusahaan telah mengakui kurang bayar. Hal tersebut diakibatkan karena perusahaan belum melakukan koreksi fiskal atas laporankeuangankomersial perusahaan dan belum mengupdate pengetahuan mengenai peraturan pajak yang berlaku. Penulis juga memberi saran agar perusahaan sebaiknya melaporkan kepada pihak pajak atas selisih antara perhitungan laba kena pajak menurut akuntansi keuangan dengan perhitungan laba kena pajak menurut perpajakan sehingga mengakibatkan PPh yang terhutang lebih bayar serta sebaiknya perusahaan melakukan rekonsiliasi fiskal sebelum melaporkan laba kena pajak perusahaan atas pajak penghasilan badan dan mengupdate pengetahuan aturan pajak dengan mengikuti pelatihan atau seminar mengenai pajak.
Untuk mencocokan perbedaan yang terdapat dalam laporankeuangankomersial dan laporankeuangan fiskal perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal. Ada dua cara untuk menyusun laporankeuangan fiskal. Pertama, pendekatan terpisah (separated approach) dimana wajib pajak membukukan segala transaksi berdasarkan prinsip pajak untuk menghitung PPh terutang dan bedasarkan prinsip akuntansi untuk keperluan komersial.. Pendekatan kedua, extra-compatible approach dimana wajib pajak membukukan semua transaksi hanya bedasarkan prinsip akuntansi, kemudian pada akhir tahun wajib pajak melakukan koreksi terhadap laporan keuangna komersial tersebut agar sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan yang digunakan untuk menghitung PPh terhutang. Jadi laporankeuangankomersial terkait dengan laporankeuangan fiskal karena laporankeuangankomersial digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menghasilkan laporankeuangan fiskal.
Skripsi yang berjudul “Analisis Koreksi Fiskal LaporanKeuanganKomersial dengan LaporanKeuangan Fiskal Berdasarkan Peraturan Perpajakan (Undang-Undang No. 17 Tahun 2000) Studi kasus pada PT SELECTA Batu” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Malang.
dapat diandalkan bagi para pemakainya. LaporanKeuangan perusahaan ada dua jenis, yaitu LaporanKeuanganKomersial dan LaporanKeuangan Fiskal. LaporanKeuanganKomersial disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berisi informasi yang digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi perusahaan, sedangkan LaporanKeuangan Fiskal disusun berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dan menghasilkan informasi mengenai penghasilan kena pajak yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan pajak penghasilan. LaporanKeuangan Fiskal diperoleh dari hasil koreksi fiskal terhadap LaporanKeuanganKomersial. Koreksi fiskal dilakukan karena secara umum prinsip akuntansi dan perpajakan memiliki asumsi yang berbeda-beda.
Pada akhir tahun harus dilakukan penyesuaian terhadap laporankeuangan yang disebut rekonsiliasi. Rekonsiliasi berisi penjelasan atau perbedaan yang terjadi antara laporankeuangankomersial dan laporankeuangan fiskal. Rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian karena perbedaan permanen (permanent different) dan perbedaan waktu (timing different). Adapun tujuan rekonsiliasi fiskal menurut Prakoso (2000: 175) adalah untuk mengetahui dan mengakui besarnya laba kena pajak sebagai dasar pengenaan pajak penghasilan sehingga didapat PPh terutang sesuai dengan undang- undang dan ketentuan perpajakan.
Laporankeuangankomersial adalah laporan yang disusun dengan prinsip akuntansi bersifat netral atau tidak memihak. Laporankeuangan fiskal adalah laporan yang disusun khusus untuk kepentingan perpajakan dengan mengindahkan semua peraturan perpajakan. Hal - hal yang perlu tercakup dalam laporankeuangan fiskal terdiri dari:
Penghitungan beban pajak menggunakan informasi yang terdapat dalam laporankeuangan suatu perusahaan. Pada umumnya suatu perusahaan hanya menyusun laporankeuangankomersial atau laporankeuangan bisnis yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedangkan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak, Wajib Pajak harus megacu pada undang-undang perpajakan yang berlaku. Dalam pelaksanaannya, Undang-undang Perpajakan juga selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain seperti Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan menteri Keuangan, dan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak.
Demi kepentingan perpajakan, maka perusahaan ingin menyesuaikan penyusutan sesuai dengan peratutan perpajakan. Tetapi pada tabe dibawah, akan dijelaskan bahwa satu aktiva tetap yang tidak sesuai dengan peraturan perpajakan, yaitu mesin fotokopi yang seharusnya masuk pada kelompok 1, tetapi perusahaan mengelompokkannya sebagai aktiva yang masuk pada kelompok 2 berdasarkan Peraturan Menteri keuangan No. 96/PMK.03/2009 tentang jenis – jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan.
Dalam hasil penelitian pada PT. Bank perkreditan Rakyat Nusa Utara, dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki suatu laporan laba-rugi yang sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan tapi belum menerapkan prinsip Undang – Undang Perpajakan yang berlaku. Hal ini mungkin saja dapat membuat pihak perusahaan mengalami kekeliruan dalam pembayaran pajak, akan lebih baik jika laporan Laba – Rugi juga di masukan data koreksi fiskal positif dan negatif. Dari data perusahaan berupa laporankeuangankomersial yaitu laporan Laba – Rugi, maka dilakukan rekonsiliasi (koreksi) atas laporan laba-rugi komersial menjadi laporan laba-rugi menurut fiskal, untuk menentukan laba kena pajak dalam rangka menghitung Pajak Penghasilan (PPh) badan berdasarkan data-data yang diperoleh terkait dengan hal tersebut.
Penelitian ini memprediksi pertumbuhan laba melalui informasi yang terkandung dalam book tax differences (perbedaan laba akuntansi/komersial dan laba fiskal). Penyebab perbedaan laporankeuangankomersial dan laporankeuangan fiskal adalah karena terdapat perbedaan prinsip akuntansi, perbedaan metode dan prosedur akuntansi, perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, serta perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya (Resmi, 2009). Wijayanti (2006) menyatakan bahwa selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal (book tax differences) dapat memberikan informasi atau sinyal serta mempengaruhi kinerja perusahaan dikarenakan kewenangan manajemen (management discretion) dalam proses
Keputusan Menteri ini merupakan ketentuan yang menjadi dasar hukum yang kuat bagi PT PLN untuk menilai tingkat kesehatan keuangan. Dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian kesehatan keuangan BUMN, diharapkan hasil yang diperoleh dari penilaian tersebut dapat menunjukkan kriteria kesehatan PT PLN.
Perkembangan dunia dalam perekonomian modern laporankeuangan sudah merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Laporankeuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodik bisa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, bahkan bisa harian. Laporankeuangan ini sudah menjadi kebutuhan utama pihak-pihak dalam proses pengambilan keputusannya. Laporankeuangan yang terdiri dari 3 jenis: Neraca, Laba-Rugi, dan arus kas sebenarnya memberikan informasi menyeluruh mengenai kondisi perusahaan tetapi karena sifatnya menyeluruh dan general purpose maka kedalaman informasi itu berkurang. Apalagi diketahui sifat-sifat akuntansi itu sendiri mengandung berbagai hal yang menimbulkan keterbatasan dan kelemahannya sendiri. Untuk tidak terjebak dalam masalah ini, di samping agar bisa menggali informasi yang lebih luas, kita mengenal bidang ilmu yang disebut Analisis LaporanKeuangan.
Laporankeuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang relevan, andal dan dapat dipercaya berkenaan dengan posisi keuangan dan seluruh data transaksi yang dicatat oleh suatu entitas pelaporan selama suatu periode pelaporan.Untuk mendapatkan laporankeuangan yang berkualitas diperlukan berbagai faktor pendukung yaitu sumber daya manusia yang kompeten dan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi merupakan dasar dalam penyusunan laporankeuangan karena sistem informasi akuntansi adalah serangkaian prosedur yang dimulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan.
Dalam struktur pemerintahan daerah, satuan kerja (SKPD) merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi- transaksi pendapatan, belanja, aset dan selain kas yang terjadi di lingkungan satuan kerja. Proses pencatatan tersebut dilakukan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) dan pada akhir periode dari catatan tersebut PPK SKPD menyusun laporankeuangan untuk satuan kerja bersangkutan.
Dalam bab ini menjelaskan tentang pengertian laporankeuangan, tujuan dan sifat laporankeuangan, bentuk-bentuk laporankeuangan, pemakai laporankeuangan, analisis laporankeuangan, kinerja perusahaan, teknik analisis laporankeuangan, kerangka pemikiran dan hal-hal lain yang dapat memaparkan berbagai bahan acuan yang dapat digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN
• Dalam pemeriksaan pajak, analisis Dalam pemeriksaan pajak, analisis laporankeuangan merupakan salah laporankeuangan merupakan salah satu teknik pemeriksaaan yang satu teknik pemeriksaaan yang diatur dalam Keputusan Direktorat diatur dalam Keputusan Direktorat
Perhitungan laba rugi berdaarkan akuntansi disebut laba akuntansi (laba komersial) sedangkan perhitungan laba menurut perpajakan disebut laba fiscal. Dalam perhitungan pajak penghasilan perusahaan PT. Envi Reksatama Enginnering menggunakan laba akuntansi (komersial) sebagai dasar menghitung besarnya pajak penghasilan terlihat bahwa perusahaan mengakui seluruh biaya-biaya yang terjadi selama satu periode akuntansi sebagai pengurang dari penghasilan bruto perusahaan. Sedangkan menurut undang-undang perpajakan ada beberapa biaya yang tidak diperkenankan dan tidak diakui sebagai pengurang dari penghasilan bruto yang seharusnya dilakukan rekonsiliasi fiscal sehingga menambah atau mengurangi penghasilan perusahaan.
16 menuju jalan tengah yaitu ekonomi pasar sosialis yaitu perekonomian terpusat dengan adaptasi pasar. Taiwan dan Meksiko merupakan negara kapitalis namun secara tradisional memiliki campur tangan pemerintah pusat yang kuat dan kepemilikan pemerintah terhadap industry – industry penting. Sistem akuntansi keuangan masing – masing negara lebih berkembang dalam hal penetapan standar, ketentuan, dan praktik bila dibandingkan dengan Republik Ceko dan Cina.
Berdasarkan tabel di atas, terjadi selisih negatif antara biaya penyusutan menurut Koperasi Wanita Serba Usaha “Setia Budi Wanita” Jawa Timur dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku 2008 yaitu Rp 27.414.195,00 Tahun 2011, Rp 50.145.429,00, Tahun 2012, Rp 82.226,776,00 Tahun 2013. Hal ini disebabkan karena pengelompokan harta yang belum sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku, sehingga ketika peneliti membuat Rekonsiliasi Laporan Perhitungan Hasil Usaha akan melakukan penambahan biaya sesuai selisih yang terjadi pada koreksi fiskal untuk akun biaya penyusutan.