• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persemaan merek cardinal dengan cadinar (Analisis Putusan MA No. 892 K/Pdt.Sus/2012 dalam Kasus PT. Multi Garmenjaya dengan PT. Gisha Cahaya Mandiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persemaan merek cardinal dengan cadinar (Analisis Putusan MA No. 892 K/Pdt.Sus/2012 dalam Kasus PT. Multi Garmenjaya dengan PT. Gisha Cahaya Mandiri)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 3.1. Cardinal ................................................................................................
gambar teknik baik dihasilkan dengan tangan atau elektronik. Dengan asas
gambar yang dijadikan merek dengan jenis barang atau jasa.
gambar(lukisan), nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 6 ayat (2) menyebutkan bahwa permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal Merek apabila sebuah merek memiliki persamaan pada pokoknya atau

Pasal 6 Ayat (2) UUM 2001 menyebutkan bahwa permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal Merek apabila sebuah merek memiliki persamaan pada pokoknya dengan merek

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek memuat juga ketentuan mengenai penolakan pendaftaran merek yaitu permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal

Pendaftaran merek yang memiliki persamaan pada pokoknya atau keseluruhan pada kelas barang yang berbeda jenis itu diperbolehkan asalkan tidak melanggar Pasal 4 UU Merek Nomor 15

Menyangkut gugatan pembatalan merek karena alasan mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek terdaftar atau merek terkenal diperoleh gambaran bahwa penerapan ketentuan Pasal

Pengadilan juga telah menerapkan ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a dengan tepat dan benar. Di mana Permohonan pendaftaran merek harus ditolak karena mempunyai persamaan

Pengertian merek di rumuskan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 yang berbunyi, Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata

Pengertian mengenai Merek Terkenal, di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara harafiah tidak disebutkan secara tegas, namun dalam Pasal 6 ayat (1) huruf