Tradisi Martahi dalam pernikahan suku Batak menurut Hukum Islam (Studi kasus di Kecamatan Dolok) - Repository UIN Sumatera Utara
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Mereka berdalih bahwa keluarnya bidan, atau tukang memandikan mayit tidak lain hanya ingin memenuhi kewajiban kolektif (fardhu kifayah)”. Bahkan untuk
hukuman penjara sebagai hukuman asasi yang dibatasi oleh waktu sebagaimana halnya dalam KUHP. Namun hukum Islam menetapkan hukuman penjara tanpa adanya batasan waktu
Setelah penulis melakukan penelitian dan pembahasan tentang bagaimana sebenarnya pandangan Hukum Islam terhadap tradisi manyarang hari di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan
Akan tetapi sepanjang pengetahuan penulis, permasalahan tentang tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan tradisi Manjapuik Marapulai dalam pesta perkawinan pada masyarakat
Salah satu tradisi tersebut adalah kebiasaan para suku bugis yang akan meminta uang panaik (uang pesta) kepada pihak pria yang ingin menikahi anak perempuan
Judul : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Status Uang Muka Dalam Perjanjian Jual Beli Pesanan Catering Yang Dibatalkan “Studi Kasus di Saras Catering Semarang” Telah
Sedangkan jika tradisi pemberian jujuran sesuai dengan asas hukum perkawinan Islam seperti di dalamnya terdapat asas kerelaan dan kesepakatan antara pihak
Dalam pandangan hukum Islam, Mengenai tradisi larangan perkawinan akibat sumpah babisiak yang diterapkan dalam adat Nagari Lunto, hal tersebut tidak ditemukan dalam hukum Islam, karena