• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak-DEFkecilPREF-robek baju-POSS teman-POSS ‘Anak kecil itu merobek baju temannya’

4-53 b Anak-ēcerikngebēsbaju-n timpal-nē

Anak-DEF kecil PREF-robek baju-POSS teman-POSS ‘Anak kecil itu merobek baju temannya’

(Manggis, Karangasem Intf.)

Bertitik tolak dari data di atas, sekali lagi ditekankan bahwa verba nguēkbermakna sama dengan ngesētdan ngebēs. Verba nguēk, ngesēt,dan ngebēsmerepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Aktivitas ini dimaknai ‘merobek’ entitas yang dikenai tindakan, dilakukan tanpa menggunakan alat pemotong, cukup dengan tangan telanjang dengan gerakan terarah. Unsur kehati-hatian tidak mutlak hadir pada makna verba. Selain itu, posisi, cara memegang, dan cara merobek bisa bervariasi sesuai dengan tingkat kuat atau tidaknya entitas yang dikenai tindakan. Pemetaan eksponen verba nguēkadalah “Seseorang X nguēk, ngesēt, ngebēssesuatu Y dengan gerakan terarah, langsung dengan hasil entitas berbentuk potongan terpisah, Y menjadi dua potongan terpisah’. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi, dan X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang buruk terjadi”. Adapun eksplikasi verba nguēk,ngesētdan ngebēs adalah sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, merobek) Y menjadi dua bagian terpisah

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini.

Verba nguēkmemiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

kain, kertas tangan Tangan Tatu / kedua tangan memegang entitas Gerakan Merobek Gerakan

tunggal dua bagian / potongan terpisah

Nguēk, ngesēt, dan ngebēsmerupakan verba yang bermakna sama yaitu ‘merobek’. Namun, kadar kesamaan makna antara keduanya dapat dipertanyakan. Dugaan saat ini bahwa nguēk, ngebēsdan ngesētmerupakan leksikon dengan makna yang memiliki sedikit fitur pembeda. Fitur pembeda yang dimaksud adalah aspek cara berulang-ulang yang terkadung di dalam makna verba. Nguēktidak memiliki aspek makna tindakan berulang-ulang, sedangkan ngesētdan ngebēsmemilikinya. Ketika bentuk dasar ngesēt,yaitu keset mengalami proses reduplikasi suku akhir dan mengalami pelesapan suku awal sehingga menjadi setset, kemudian mendapatkan prefiks N- yang beralomorf ny- sehingga menjadi nyētsēt, maka akan terdapat aspek tindakan berulang-ulang pada makna verba. Dengan demikian, nyētsētdikatakan bentuk tindakan berulang-ulang dari ngesēt. Begitu pula dengan verba ngebēsyang memiliki bentuk dasar kebes mengalami proses reduplikasi suku akhir dan mengalami pelesapan suku awal sehingga menjadi besbes, kemudian mendapatkan prefiks N- sehingga menjadi mēsbēs, maka akan terdapat aspek tindakan berulang-ulang pula pada verba tersebut. Dengan demikian, mēsbēsmerupakan tindakan berulang-ulang dari ngebēs. Eksplikasi verba nyētsētdan mēsbēssebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, merobek, berulang-ulang)

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini.

Verba nyētsētdan mēsbēsmemiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

kain, kertas tangan Gerakan Tangan Satu / kedua tangan memegang entitas Arah Gerakan merobek Jumlah Gerakan berulang -ulang potongan-potongan terpisah 2)sitsit, nyitsit 4-54 Dadong-nēnyitsitseguk siap-ē

Nenek-POSS memotong dada ayam-DEF ‘Neneknya memotong dada daging ayam itu’ (Marga, Tabanan)

Verba nyitsit pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen yakni dadongnē‘neneknya’ sebagai agen dan seguk siapē‘dada ayam itu’ sebagai pasien. Aktivitas nyitsit ini dapat dilakukan terhadap entitas berupa daging baik daging ayam, bebek, sapi, maupun babi. Tujuan tindakan nyitsit bē‘memotong daging’ adalah untuk membuat bē sitsit ‘daging abon’. Selain itu, tindakan nyitsit bisa berkolokasi dengan potongan bambu sebagai entitasnya. Tujuan nyitsit tiing ‘memotong bambu’ adalah untuk memeroleh bahan dasar anyaman bambu. Bahan tersebut nantinya akan dianyam untuk dijadikan kuskusan ‘anyaman untuk mengukus, ngiu / tēmpēh ‘nampan’, ilih ‘kipas’, sokasi ‘tempat nasi’, dan sebagainya.

Leksikon nyitsit memiliki makna ‘merobek’(dengan kombinasi antara telunjuk dan ibu jari), dilakukan dengan gerakan berulang-ulang terhadap satu

bagian entitas. Apabila entitasnya adalah daging, maka nyitsit dilakukan dengan tangan saja tanpa harus disertai dengan kehati-hatian, sedangkan apabila entitasnya adalah bambu, maka nyitsit dilakukan dengan bantuan pisau tajam untuk membantu memotong dan mengarahkan bagian mana yang akan dirobek, serta setipis apa hasil yang diinginkan. Ketika itu gerakan penuh kehati-hatian dilakukan, agar hasil dapat dicapai, yakni sobekan dari ujung satu ke ujung lainnya, tanpa putus di bagian tengah.

Pemetaan eksponen verba nyitsit adalah “Seseorang X nyitsit sesuatu Y dengan ibu jari dan telunjuk, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas berbentuk tipis-tipis. Y menjadi banyak potongan terpisah”. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”. Adapun ekplikasinya adalah sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, merobek, berulang-ulang)

Y menjadi beberapa bagian terpisah yang tipis X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nyitsit memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

daging tangan Gerakan Tangan -Kedua tangan memegang entitas -merobek entitas Arah Gerakan -kedua tangan memegang -tangan kiri gerakkan ke kiri -tangan kanan gerakkan ke Jumlah Gerakan berulang-ulang potongan-potongan tipis / pendek

bambu pisau tajam -Tangan kiri memegang entitas -Tangan kanan memegang alat -Mengarahkan alat ke entitas kanan -memotong tipis sedikit ujung entitas -ujung yang terpotong sedikit, dirobek dengan tangan hingga ujung lainnya berulang-ulang potongan-potongan tipis 3)plesit, mlesit

4-55 Dagang-ēmlesitkangkung anē suba maengseb tunian

Pedagang-itu PREF-potong kangkung REL sudah direbus tadi ‘Pedagang itu memotong kangkung yang sudah direbus tadi’ (Kesiman, Denpasar)

Verba mlesit pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni dagangē‘pedagang itu’ sebagai agen dan kangkung ‘kangkung itu’ sebagai pasien. Aktivitas mlesit merupakan aktivitas yang berkomponen makna gerakan tunggal dari nyitsit. Dengan demikian, mlesit dilakukan dengan gerakan tunggal, sedangkan nyitsit merupakan tindakan mlesit yang berulang-ulang terhadap entitas. Aktivitas mlesit pada umumnya berkolokasi dengan daun-daunan yang akan digunakan sebagai bahan sayuran seperti kangkung, gonda, dan wong ‘jamur’.

Leksikon mlesit bermakna ‘menyobek dengan kombinasi antara telunjuk dan ibu jari’, dilakukan dengan gerakan tunggal terhadap satu bagian entitas, merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY. Apabila entitasnya adalah daging, maka mlesit dilakukan dengan tangan

saja tanpa harus disertai dengan kehati-hatian. Sebaliknya, apabila entitasnya adalah bambu, maka mlesit dilakukan dengan bantuan pisau tajam untuk membantu memotong dan mengarahkan bagian mana yang akan dirobek serta setipis apa hasil yang diinginkan. Ketika itu gerakan penuh kehati-hatian dilakukan agar hasil dapat dicapai, yakni sobekan dari ujung satu ke ujung lainnya, tanpa putus di bagian tengah.

Pemetaan eksponen verba mlesit adalah “Seseorang X mlesit sesuatu Y dengan ibu jari dan telunjuk, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas berbentuk tipis. Y menjadi dua potongan terpisah”. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi”. Adapun ekplikasinya adalah sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, merobek) Y menjadi dua potongan tipis

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba mlesit memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-daging / sayuran -tangan Gerakan Tangan -Kedua tangan memegang entitas -merobek entitas Arah Gerakan -kedua tangan memegang -tangan kiri gerakkan ke kiri -tangan kanan Jumlah Gerakan

tunggal potongan tipis / pendek

-bambu -pisau tajam -Tangan kiri memegang entitas -Tangan kanan memegang alat -mengarahkan alat ke entitas gerakkan ke kanan -memotong tipis sedikit ujung entitas -ujung yang terpotong sedikit, dirobek dengan tangan hingga ujung lainnya

tunggal potongan tipis

Catatan; Untuk memotong daging atau sayuran, alat yang digunakan adalah tangan

Untuk memotong bambu, alat yang digunakan adalah pisau tajam

4)sigit, nyigit

4-56Beli-n-nēnyigitbēduman adi-n-nēsawirēh mrasa kuangan

Kakak(lk)-POSS-DEF PREF-potong daging bagian adik-POSS-DEF karena merasa kurang

‘Kakaknya memotong daging bagian adiknya karena merasa kurang’ (Abiansemal, Badung)

Verba nyigit pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni belinnē‘kakak laki-lakinya’ sebagai agen dan bē‘daging’ sebagai pasien. Aktivitas nyigit pada umumnya memberlakukan entitas seperti potongan daging yang sudah masak, roti, dan entitas lain yang dapat terpotong dengan cara gerakan tangan seperti gerakan mencubit. Nyigit dengan mlesit memiliki persamaan dan perbedaan. Letak persamaan pada kedua verba tersebut adalah sama-sama “memotong” entitas dengan cara menyobek menggunakan ibu jari dan

telunjuk agen. Sebaliknya, perbedaannya adalah, nyigit dilakukan dengan ibu jari dan telunjuk dari salah satu tangan agen, sedangkan mlesit dilakukan dengan ibu jari dan telunjuk dari kedua tangan agen.

Leksikon nyigit bisa dianggap bermakna ‘merobek dengan gerakan seperti mencubit hingga putus’ merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Leksikon ini mengandung komponen makna ‘menyobek dengan kombinasi antara telunjuk dan ibu jari’, dilakukan dengan gerakan tunggal terhadap bagian entitas, tanpa kehati-hatian . Pemetaan eksponen verba nyigit adalah “Seseorang X nyigit sesuatu Y dengan ibu jari dan telunjuk, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi dua. Y menjadi dua potongan terpisah”. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”. Adapun ekplikasinya adalah sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, merobek dengan ibu jari dan telunjuk salah satu tangan)

Y menjadi dua bagian terpisah yang tipis X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nyigit memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-daging -roti dll -tangan Gerakan Tangan -Salah satu tangan mengarah ke entitas -Ibu jari dan telunjuk memegang Arah Gerakan -menarik bagian entitas ke belakang / samping Jumlah Gerakan

tunggal dua potongan terpisah

bagian entitas

5)gompēs, ngompēs

4-57 Klian adat-e ngompēsseguk bē siap-ē

Kepala adat-DEFPREF-potong dada daging ayam-DEF ‘Kepala adat memotong dada daging ayam itu’

(Mengwi, Badung)

Verba ngompēspada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni klian adatē‘kepala adat itu’ sebagai agen dan seguk bē siapē‘dada ayam itu’ sebagai pasien. Aktivitas ini dapat memberlakukan entitas yang sama dengan entitas verba nyigit di atas. Hal ini disebabkan oleh kemiripan makna yang dimiliki nyigit dan ngompēs, yaitu keduanya bermakna ‘memotong dengan menyobek’ dengan satu tangan. Namun, apabila diamati secara lebih tajam, keduanya memiliki fitur pembeda. Hal tersebut dilihat dari jumlah jari yang digunakan saat aktivitas dilakukan. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwanyigit dilakukan dengan ibu jari dan telunjuk pada salah satu tangan agen, sedangkan ngompēsdilakukan dengan kelima jari pada salah satu tangan agen. Leksikon ngompēsmerepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Leksikon ini memiliki makna ‘menyobek dengan jari-jari tangan’, dilakukan dengan gerakan tunggal terhadap bagian entitas, tanpa kehati-hatian. Pemetaan eksponen verba ngompēsadalah “Seseorang X ngompēssesuatu Y dengan jari-jari tangan, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi dua, Y menjadi dua potongan terpisah”. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”. Adapun ekplikasinya adalah sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, merobek dengan jari-jari salah satu tangan)

Y menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Entitas Alat Cara Hasil

-daging -roti dll -tangan Gerakan Tangan -Salah satu tangan mengarah ke entitas -Jari-jari tangan memegang bagian entitas Arah Gerakan -menarik bagian entitas ke belakang / samping Jumlah Gerakan tunggal potongan menjadi dua bagian terpisah

Verba ngompēsbisa dikatakan hampir sama dengan verba ngēmpos. Hanya, ngompēsdilakukan dengan jari-jari salah satu tangan dan entitas tidak tersentuh oleh telapak tangan. Sebaliknya,ngēmposdilakukan dengan cara menyentuh entitas dengan jari-jari dan telapak tangan. Adapun eksplikasinya adalah sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, merobek dengan tangan)

Y menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini

Verba ngēmposmemiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-daging -roti dll

-tangan

Gerakan Tangan

-Salah satu tangan mengarah ke entitas -Tangan memegang bagian entitas Arah Gerakan -menarik bagian entitas ke belakang / samping Jumlah Gerakan tunggal potongan terpisah C. Tipe Menghentakkan 1. Realisasi Leksikal

VMBB dengan tipe menghentakkan, secara leksikal dapat direalisasikan sebagai leksikon ngampigang dan ngampegang. Verba ngampigang dan ngampegang memiliki makna yang unik. Keunikan kedua leksikon ini adalah memiliki makna yang berhubungan dengan hasil tindakan yang dilakukan. Memang pada dasarnya aktivitas ngampigang dan ngampegang memiliki tujuan untuk menjadikan entitas mengalami pemisahan atau terputus. Namun, secara tidak sengaja, keadaan entitas menjadi terpisah atau terputus tersebut belum tentu tercapai dari hasil tindakan yang disebutkan verbanya. Hal ini disebabkan oleh sifat dari entitas yang dikenai tindakan serta konsentrasi tenaga yang dikeluarkan selama hal tersebut dilakukan. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa konsentrasi tenaga yang dikeluarkan harus lebih besar terhadap entitas yang sifatnya relatif kuat agar entitas mengalami pemisahan bagian yang dikenai

tindakan. Sebaliknya, konsentrasi tenaga yang dikeluarkan bisa lebih kecil apabila entitas yang dikenai tindakan bersifat relatif lebih lemah.

Arah yang menjadi ciri peristiwa bergerak tidak mungkin untuk dikesampingkan di dalam memparafrasekan makna verba (Weirzbicka, 1996: 124). Hal ini tercermin dari unsur yang melekat pada leksikon ngampegang dan ngampigang. Perbedaan arah gerakan menjadi fitur pembeda yang signifikan untuk membedakan leksikon dengan medan makna yang sama.

Verba ngampigang dan ngampegang memiliki kemiripan makna apabila dilihat dari cara melakukan tindakan tersebut, yakni dengan cara menghentakkan. Keduanya merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Namun, apabila diteliti secara lebih mendalam, keduanya memiliki perbedaan khusus. Fitur pembedanya adalah dilihat dari segi arah gerakan yang dilakukan.Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai verba ngampigang dan ngampegang, disajikan analisis strukturnya sebagai berikut.

2. Struktur

1)ampig, ngampigang

4-58 Jero Nyoman ng-ampig-ang kraras-ē uli punya-n biu susu-nē Nama PREF-hentak-SUFdaun pisang kering-DEF dari pohon pisang

susu-DEFF

‘Jero Nyoman menghentakkandaun pisang kering dari pohon pisang itu’ (Mengwitani, Badung)

Verba ngampigang pada kalimat di atas berkempuan untuk mengikat dua argumen, yakni Jero Nyoman ‘Jero Nyoman’ sebagai agen dan krarasē‘daun

pisang kering itu’ sebagai pasien. Aktivitas ngampigang berkolokasi dengan banyak jenis entitas, seperti bagian tumbuh-tumbuhan. Entitas yang dapat dikenai tindakan ini adalah entitas yang umumnya bersifat tidak keras layaknya kayu, bambu, dan besi. Sebagai contoh disajikan data sebagai berikut.

4-59 Dugas di Pura Uluwatu Bojog-ēngampigang kalung biang-ēkanti pegat lantas plaibanga

Ketika di pura Uluwatu monyet-DEFmenghentakkan kalung ibu-DEF sampai putus lalu dilarikan

‘Ketika di Pura Uluwatu monyet itu menghentakkan kalung ibu sampai putus kemudian dilarikannya’

Tindakan ngampigang bermakna ‘menghentakkan’, dilakukan dengan gerakan memegang bagian entitas yang akan dikenai tindakan, kemudian menghentakkan bagian tersebut dari atas ke bawah. Posisi yang dilakukan adalah posisi berdiri, langsung pada entitas. Perbedaannya, verba ngampigang dilakukan dengan menghentakkan bagian entitas dari atas ke bawah. Sebaliknya, verba ngampegang dilakukan dengan menghentakkan bagian entitas dari depan ke belakang. Dengan demikian, penekanan perbedaannya terletak pada arah gerakan yang dilakukan. Pemetaan eksponen Verba ngampigang adalah “Seseorang X ngampigang sesuatu Y dengan gerakan mengentakkan, posisi berdiri, langsung pada entitas”. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi, dan X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang buruk terjadi”, dengan eksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada saat yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat tertentu

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (memegang, menghentakkan dari atas ke bawah, posisi berdiri langsung) Y bisa tetap seperti semula

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ngampigang memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-bagian pohon -tali -perhiasan dll tangan Gerakan Tangan

-Salah satu tangan mengarah ke entitas -memegang bagian entitas -menghentakkan bagian entitas Arah Gerakan ke bawah Jumlah Gerakan

tunggal dua bagian terpisah

2) ampeg, ngampegang

4-54 Pengangon-ēng-ampeg-angtali ento kanti pegat

Penggembala-DEFPREF-hentak-SUF tali itu sampai putus

‘Penggembala itu memotong dengan menghentakkan tali itu sampai putus’ (Petang, Badung)

Verba ngampegang pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni Pengangonē‘penggembala itu’ sebagai agen dan tali ‘tali’ sebagai pasien. Adapun entitas yang dapat dikenai tindakan ini adalah entitas yang bersifat lembek seperti bermacam-macam tali, kain, karet, serta entitas lain yang memiliki bentuk memanjang dengan sifat yang tidak kaku. Kembali disampaikan bahwa verba ngampegang dan ngampigang yang telah tersaji sebelumnya memiliki kesamaan cara gerakan, yakni gerakan menghentakkan bagian entitas. Perbedaannya terletak pada arah gerakan yang dilakukan. Ngampegang dilakukan

dengan gerakan menghentakkan dari depan ke belakang, sedangkan ngampigang dilakukan dengan gerakan dari atas ke bawah.

Pemetaan eksponen verba ngampegang adalah “Seseorang X ngampegang sesuatu Y tanpa menggunakan alat Z dengan gerakan memegang, menghentakkan dari depan ke belakang, posisi berdiri, langsung pada entitas. Pemetaan subeksponennya adalah “X ngampegang Y, sesuatu yang baik terjadi, serta X ngampegang Y, sesuatu yang buruk terjadi, dapat diberikan eksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada saat yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa alat tertentu

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (memegang, menghentakkan dari depan ke belakang, posisi berdiri langsung) Y bisa tetap seperti semula

Y bisa putus

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ngampegang memiliki komponen makna sebagai berikut

Entitas Alat Cara Hasil

-bagian pohon -tali -perhiasan dll tangan Gerakan Tangan

-Salah satu tangan mengarah ke entitas -memegang bagian entitas -menghentakkan bagian entitas Arah Gerakan ke belakang Jumlah Gerakan tunggal potongan terpisah

3. Fitur Semantik

Leksikon Arah Gerakan

ke bawah ke belakang ngampegang - + ngampigang + -

4.1.4.2VMBB Turunan dari Verbalisasi Instrumen yang Digunakan 1. Realisasi Leksikal

VMBB sangat kaya dengan leksikon yang beraneka ragam. Tiap-tiap butir leksikon merepresentasikan tindakan “memotong” yang dilakukan oleh agen terhadap entitas. Beberapa jumlah leksikon verba merupakan leksikon yang murni berkategori verba meskipun telah mengalami proses afiksasi. Namun, ada beberapa jumlah leksikon VMBB yang merupakan bentuk turunan dari kategori selain verba murni, yakni turunan dari nomina yang diverbalkan dengan membubuhi afiks di dalam satuannya. Nomina yang mengalami proses verbalisasi tersebut merupakan alat yang digunakan di dalam tindakan “memotong” yang disebutkan oleh verbanya. Dengan demikian, ketika melihat secara kasat mata pun dapat diketahui alat yang digunakan oleh agen ketika melakukan tindakan memotong meskipun dalam satuan kalimat tidak terdapat fungsi keterangan yang menerangkan alat yang digunakan oleh agen.

Adapun beberapa nomina yang berkemungkinan untuk diverbalkan adalah arit ‘sabit’, gunting ‘gunting’ kandik ‘kapak besar bertangkai panjang’, grinda ‘mesin pemotong’, regaji ‘gergaji’, kikir ‘pemotong gigi’, dan selip ‘mesin’. Leksikon-leksikon tersebut dapat menjadi Leksikon-leksikon VMBB apabila mengalami verbalisasi

dengan membubuhkan afiks di dalam satuannya. Tiap-tiap leksikon tersebut menjadi bentuk turunan, yakni ngarit ‘memotong dengan sabit’, ngunting ‘memotong dengan gunting’ ngandik ‘memotong dengan kandik’, ngrinda ‘memotong dengan grinda’, ngregaji ‘memotong dengan gergaji’, ngikir ‘memotong dengan kikir’, serta nyelip ‘memotong dengan selip’.

Selain verbalisasi instrumen yang digunakan untuk melakukan tindakan “memotong” di dalam VMBB juga ditemukan beberapa leksikon yang berkategori verba dasar, kemudian mengalami proses afiksasi menjadi verba turunan sebagai realisasi VMBB, dan realisasi instrumennya pun mengikuti bentuk verba dasar dan verba turunannya. Perbedaan yang tampak hanya dari segi modifikasi afiksasi dantidak dibahas secara lebih rinci mengingat topik pembicaraan yang menjadi masalah utama bukan proses afiksasi. Adapun leksikon-leksikon tersebut meliputi

Dokumen terkait