• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VMBB. VMBB merupakan salah satu representasi dari butir-butir makna asali semantic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VMBB. VMBB merupakan salah satu representasi dari butir-butir makna asali semantic"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VMBB

4.1 Struktur VMBB

VMBB merupakan salah satu representasi dari butir-butir makna asali ‘semantic primitives’ yaitu kategori“action, events, dan movement” dengan makna asali “DO, HAPPEN, MOVE, PUT, dan GO”. Leksikon VMBB termasuk ke dalam kategori makna asali “DO” karena mengindikasikan adanya sebuah “tindakan” yang dilakukan. Bertumpu pada sejumlah makna asali tersebut, maka VMBB merupakan prototipe dari “DO” yang menitikberatkan dirinya sebagai sebuah verba tindakan.

Makna verba tindakan sesungguhnya dapat direpresentasikan dengan 3 elemen yaitu “gerakan”, “mengatakan”, dan “melakukan” (move, say, do) Wierzbicka (1996: 122).VMBB merupakan suatu verba tindakan yang bertipe “melakukan”. Dalam hal ini, VMBB berpolisemi dengan “melakukan” dan “terjadi” (“DO” dan “HAPPEN”). Kombinasi antara keduanya mengungkapkan suatu keterpengaruhan UNDERGOERyang relatif tinggi. Selain itu, Wierzbicka juga mengatakan bahwa, “the prototypical transitive verb has an agent subject and patient direct-object”. Verba dengan prototipe transitif memiliki subjek sebagai agen, dan objek langsung sebagai pasien. Dalam BB, VMBB mewakili prototipe verba transitif ini.

VMBB secara umum dapat direalisasikan sebagai leksikonngetepBahasa Bali yang sudah menerima pengaruh dari bahasa Indonesia, secara khusus juga telah

(2)

memiliki leksikon dengan makna “memotong”yang pada awalnya merupakan leksikon bahasa Indonesia, yaitu leksikon motong. Dengan demikian, realisasi leksikal VMBB secara umum adalahngetep atau motong. Ngetep atau motong merupakan leksikon BB yang bermakna ‘memotong’. Kedua leksikon ini didasari atas makna asali VMBB secara umum yaitu WANT, SOMETHING, PART, ONE (separated dan unseparated), TWO, MANY/MUCH. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai leksikon ngetepakan disajikan data sebagai berikut.

4-1a Tukang cukur-ēngetepbok panak tiang-ē

Tukang cukur-DEFPREF-potongrambut anak saya-POSS ‘Tukang cukur itu memotongrambut anak saya’

(Dawan, Klungkung)

4-1b Dokter-ēngetepusus buntu-n ēmēk-ē dugas oprasi-nē

Dokter-DEFPREF-potongusus buntu-POSSibu-DEFF saat oprasi-DEF ‘Dokter itu memotongusus buntu ibu pada saat operasi’

(Abiansemal, Badung)

4-1c Batis-nēI Dogil magetepulian sakit kencing manis

Kaki-POSS ART namaPREF -potong karena sakit kencing manis ‘Kakinya si Dogil dipotongkarena (menderita) sakit kencing manis’ (Abiansemal, Badung)

Jika diperhatikan ketiga data di atas, diketahui bahwa realisasi leksikal VMBB adalah leksikon ngetep. Leksikon ini dapat berdistribusi terhadap entitas yang merupakan makhluk hidup, yakni manusia dan bagian-bagiannya. Selain itu, leksikon ngetep juga bisa disubstitusikan dengan leksikon motong. Untuk dapat membuktikan hal tersebut, disajikan beberapa data berikut.

4-2a Tukang cukur-ēmotongbok panak tiang-ē

Tukang cukur-DEFPREF-potong rambut anak saya-POSS ‘Tukang cukur itu memotong rambut anak saya’

(3)

4-2b Dokter-ēmotongusus buntu-n ēmēk-ēdugas oprasi-nē

Dokter-DEF PREF-potong usus buntu-POSS ibu-DEF saat oprasi-DEF ‘Dokter itu memotong usus buntu ibu pada saat operasi’

(Abiansemal, Badung Intf.)

4-3c Batis-nēI Dogil mapotongulian sakit kencing manis

Kaki-POSSART nama PREF-potongkarena sakit kencing manis ‘Kakinya si Dogil dipotong karena (menderita) sakit kencing manis’ (Abiansemal, Badung Intf.)

Ketiga data di atas merupakan kalimat dengan leksikon verba yang disubstitusikan dengan leksikon lain yang bermedan makna sama. Ketiganya berterima karena memang pada kenyataannya dapat dipahami oleh pengguna bahasa Bali dan sering dituturkan oleh informan. Dengan demikian, data yang telah disajikan dapat membuktikan bahwa leksikon ngetep dapat disejajarkan dengan leksikon motong.

Selain manusia, entitas ngetep adalah benda-benda yang lain, baik itu makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan, maupun benda-benda tidak bernyawa lainnya. Untuk dapat membuktikannya, disajikan data sebagai berikut.

4-3 a I Pekak suba ngetepjanggar kurungan-nē

ARTkakek sudahPREF-potong jengger ayam aduan-POSS ‘Kakek sudah memotong jengger ayam aduannya’

(Singaraja)

4-3 b Jantos dumun, tiang kantun ngetep punya-n cempaka-nē

Tunggu dulu, saya masih PREF-potong pohon-POSScempaka-DEF ‘Tunggu dulu, saya masih memotong pohon cempaka itu’

(Abiansemal, Badung) 4-3 c Getepkayu-nēdadiang lelima

Potong kayu-DEF jadi-SUFlima ‘Potong kayu itu jadikan lima’ (Singaraja)

(4)

Jika diperhatikan, verba ngetep memberlakukan entitas yang berbeda. Adapun entitas tersebut masing-masing adalah janggar kurungannē‘jengger ayam aduannya’ yang merupakan entitas berupa bagian tubuh binatang. Pada kalimat berikutnya, verba ngetep memberlakukan entitas, yakni frasa nomina punyan cempakanē‘pohon cempaka itu’, yang merupakan bagian dari tumbuhan. Pada kalimat terakhir, entitas yang diberlakukan adalah kayu yang merupakan benda tidak bernyawa. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa VMBB dapat direpresentasikan sebagai leksikon ngetepdan dapat memberlakukan semua entitas yang ada.

Sudipa (2004: 287) mengatakan bahwa, orang ngetep ‘memotong’ dalam bahasa Bali secara umum memiliki pemetaan komponen “X melakukan sesuatu pada Y”, dan karena ini “sesuatu terjadi pada Y”. Hal tersebut benar adanya mengingat bahwa verba ngetep memiliki pemetaan eksponen seorang X ngetep sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu alat Z dengan hasil berupa entitas yang terpisah menjadi satu, dua, atau beberapa bagian. Adapun pemetaan subeksponennya adalah X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi”, atau “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang buruk terjadi”, yang secara umum dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, seseorang melakukan sesuatu pada Y Karena ini, pada saat bersamaan terjadi sesuatu pada Y

X melakukan sesuatu dengan alat tertentu

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian)

Y menjadi satu, dua, atau beberapa potongan yang terpisah X menginginkan ini

(5)

Selain itu, leksikon ngetep / motong juga bisa dipadankan dengan leksikon ngodot. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas ngetep / motong dapat dilakukan dengan cara ngodot. Data berikut ini dapat membuktikan hal tersebut.

ngetep tali ngodot tali ‘memotong tali’ ngetep bē ngodot bē ‘memotong daging’ ngetep tas ngodot tas ‘memotong tas’ ngetep lima ngodot lima ‘memotong tangan’ ngetep batis ngodot batis ‘memotong kaki’ ngetep baong ngodot baong ‘memotong leher’ ngetep kabel ngodot kabel ‘memotong kabel’

ngetep gedebong ngodot gedebong ‘memotong batang pohon pisang’ ngetep papah biu ngodot papah biu ‘memotong dahan pohon pisang’ ngetep karēt ngodot karēt ‘memotong karet’

Ditekankan bahwa segala aktivitas ngetep / motong dapat dilakukan dengan cara ngodot, apabila entitas yang diberlakukan merupakan entitas yang bersifat relatif lunak, seperti yang tersaji di atas. Aktivitas ngetep tidak dapat dikatakan sebagai ngodot apabila entitas yang diberlakukan bersifat relatif keras. Berikut ini disajikan data dengan kolokasi ngetep yang berupa entitas yang bersifat relatif keras.

ngetep tiing *ngodot tiing ‘memotong bambu’ ngetep kayu *ngodot kayu ‘memotong kayu’

ngetep akah jepun *ngodot akah jepun ‘memotong akar pohon kamboja’ ngetep tulang *ngodot tulang ‘memotong tulang’

ngetep papah nyuh *ngodot papah nyuh ‘memotong pelepah kelapa’ ngetep besi *ngodot besi ‘memotong besi’

Data yang telah tersaji di atas, dapat memberikan persamaan dan perbedaan antara verba ngetep / motong danngodot. Selain itu, perbedaan antara keduanya juga dapat dilihat dari cara “memotong” yang dilakukan terhadap entitas. Aktivitas ngetep / motong dilakukan bisa dengan cara gerakan terarah yang memiliki komponen makna ‘sekali gerakan maju atau mundur’, bisa juga

(6)

dilakukan dengan gerakan terarah yang berulang-ulang. Akan tetapi, aktivitas ngodot dilakukan dengan sekali gerakan terarah yang memiliki komponen makna ‘memajumundurkan alat pemotong secara berulang-ulang’.

Leksikon ngetep merupakan realisasi leksikal VMBB secara umum. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya berdistribusi terhadap semua entitas yang menjadi sasaran memotong. Namun, secara khusus leksikon ngetep dapat memiliki banyak variasi dengan ciri-ciri yang berbeda. Ciri khas tiap-tiap leksikon dari variasi ngetep didasarkan atas alat, model gerakan, entitas dan bagian entitas yang dikenai perlakuan, serta hasil akhir yang ingin dicapai atau diharapkan agen (Sudipa, 2005: 287).

VMBB dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe seperti dari segi jenis alat yang digunakan, cara dan model gerakan, bagian entitas yang dikenai perlakuan, dan hasil akhir yang ingin dicapai atau diharapkan. Seperti halnya Gande (2012) melakukan klasifikasi terhadap verba “memotong” dalam bahasa Manggarai dari segi jenis entitas yang diberlakukan. Klasifikasi yang dilakukan olehnya, yakni verba “memotong” pada manusia, verba “memotong” hewan, verba “memotong” pohon, verba “memotong” rumput, verba “memotong” daun, verba “memotong” buah verba “memotong” tali, dan verba “memotong” kain.

Klasifikasi VMBB tidak sama dengan klasifikasi verba “memotong” dalam bahasa Manggarai yang dilakukan oleh Gande. Ketika dilakukan klasifikasi yang sama dalam arti klasifikasi dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, sangatlah tidak memungkinkan karena banyak leksikon verba yang bermakna “memotong” dalam bahasa Bali dapat didistribusikan ke dalam beberapa jenis

(7)

entitas yang berbeda. Seperti halnya verba ngetep “memotong” dapat memberlakukan semua jenis entitas, baik manusia, hewan, tumbuhan, daun, tali, maupun kain.

VMBB dapat diklasifikasikan berdasarkan kedekatan makna inherennya atau berdasarkan kesamaan ciri-ciri khusus yang paling menonjol meliputi ciri-ciri alat yang digunakan, cara atau model gerakan, bagian entitas yang dikenai perlakukan dan hasil akhir yang diharapkan oleh agen. Adapun pengelompokan VMBB berdasarkan ciri-cirinya, seperti di bawah ini.

4.1.1 Ciri Kemiripan Entitas

4.1.1.1 Entitas Tumbuhan

1. Realisasi leksikal VMBB dengan entitas berupa tumbuhan

Leksikon VMBB dengan entitas berupa tumbuhan dapat direalisasikan sebagai tortor (nortor), punggel (munggel), ponggol (monggol), ampad (ngampad) dan anyi (nganyi). Leksikon-leksikon ini dikelompokkan menjadi satu karena memiliki kemiripan ciri menonjol, yakni kemiripan entitas berupa tumbuhan. Meskipun demikian, leksikon-leksikon tersebut tetap saja memiliki perbedaan makna antara yang satu dan yang lainnya. Perbedaan tersebut terletak,baik pada instrumen yang digunakan, cara memotong, maupun hasil yang diinginkan. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai leksikon-leksikon tersebut, berikut ini disajikan struktur semantiknya.

(8)

2. Struktur VMBB dengan entitas tumbuhan 1)tortor, nortor

4-4 Wa nortorbungkil jepun-ēdi-wangan sawirēh di-tu lakar maplēstēr Paman PREF-potong pangkal kamboja-DEF di luar karena di-sana akan disemen

‘Paman memotong pangkal pohon kamboja di luar itu karena di sana akan disemen’

(Mengwi, Badung)

Kalimat di atas mengikat dua argumen yakni wa sebagai agen dan bungkil jepunē sebagai pasien. Secara semantis, verba nortor berkolokasi dengan entitas berupa pepohonan yang ukurannya relatif besar, khususnya bagian pangkal pohon, yaitu bagian kayu yang dekat dengan akar. Tujuan nortor adalah untuk menebang pohon yang bersangkutan karena sudah tidak diharapkan lagi dan bisa juga dimanfaatkan kayunya untuk kepentingan-kepentingan tertentu, seperti untuk dijual, bahan bangunan, kayu bakar, dan bahan dasar kerajinan berupa ukiran. Leksikon nortor memiliki makna ‘memotong pangkal pohon’, yang memerlukan sarana berupa alat pemotong yang ukurannya relatif besar, seperti blakas, kapak, dan kandik.Apabila aktivitas nortor dilakukan dengan menggunakan kandik ‘kapak bertangkai panjang’, maka nortor juga bisa disebut sebagai ngandik ‘memotong dengan kandik’. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai leksikon ngandik, dapat dilihat pada halaman 169.Adapun cara yang dilakukan adalah dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi berdiri ataujongkok, penuh kehati-hatian, langsung mengarah pada entitas yang diperlakukan. Hasil yang diharapkan adalah tebangan pohon berupa potongan terpisah menjadi dua bagian.

(9)

Leksikon nortor merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY/MUCH. Pemetaan eksponen verba nortor adalah “seseorang X nortor sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z seperti (blakas, kapak, kandik), dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi dua, Y menjadi duabagian terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY”, sesuatu yang baik terjadi. Adapun eksplikasinya sebagai berikut.

Pada saat itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y

X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (blakas, kapak, kandik) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi berdiri atau jongkok) Y menjadi duabagian terpisah

Y menghasilkan banyak potongan-potongan kecil yang tidak diharapkan

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nortor memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

pohon besar -blakas -kandik -kapak Gerakan Tangan Tangan kanan atau kedua Tangan memegang alat Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik - turun Jumlah Gerakan

berulang dua potongan / bagian terpisah banyak

(10)

2) monggol

4-5 Pandēmonggolbungkil punya-n nyuh-ē

Nama PREF-potongpangkal pohon-POSS kelapa-DEF ‘Pande memotong pangkal pohon kelapa itu’

(Tamanbali, Bangli)

Leksikon nortor juga dapat dipadankan dengan monggol karena pada dasarnya monggol merupakan leksikon yang bermakna ‘memotong bagian bawah pohon’ yang ukurannya relatif besar. Adapun cara, alat yang digunakan, serta hasil yang diinginkan tersebut sama dengan cara, alat, serta hasil yang diinginkan dari tindakan nortor.Eksplikasi yang dihasilkan pun sama. Dengan demikian, nortor dan monggol memiliki makna yang sama, yang mengekspresikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY/MUCH.

4.1.1.2 Entititas Berupa Leher Manusia dan Hewan

1.Realisasi Leksikal VMBB dengan Entitas Berupa Leher Manusia / Hewan VMBB dengan entitas berupa leher manusia dan hewan dapat direpresentasikan sebagai leksikon ngorok,nyamblēh, mancung, munggal, dan nyempal/ nyepegatau memotong pada bagian leher entitas. Gambaran yang lebih jelas mengenai verba ngorok, nyamblēh, mancung, nyepeg, munggal, dan nyempal disajikan dalam analisis struktur semantiknya.

(11)

2. Struktur 1) gorok, ngorok

4-9 Ajik nu ngoroksiapdauh-nē

Ayah masih PREF-potongayam barat-DEF ‘Ayah masih memotongleher ayam di barat’ (Abiansemal, Badung)

Verba ngorok pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen. Adapun argumen agen diisi oleh kata ajik ‘ayah’ dan pasien diisi oleh siap ‘ayam’. Secara semantis, berkolokasi dengan bagian leher entitas yang dikenai tindakan. Adapun entitas yang dimaksud bisa merupakan manusia, bisa juga hewan.

Verba ngorok dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan dengan ‘menggorok’ yang bermakna memotong leher. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa semua entitas, baik manusia maupun hewan yang memiliki bagian leher dapat dikenai tindakan ngorok. Untuk dapat membuktikannya, disajikan data sebagai berikut.

4-10a Raga sing bisangorokbēbēk, sing nyak mati ya

Aku tidak bisa PREF-potongbebek, tidak bisa mati dia

‘Aku tidak bisa memotong leherbebek, dia tidak bisa kubuat mati’ (Abang, Karangasem)

4-10b Cēlēng-ēsuba mekirēgoroka, ēnggal-angketis-in malu

Babi-DEF sudah akan potong-SUF, cepat-SUFpercik-SUF dulu

‘Babi itu lehernya sudah akan dipotong, cepatlah diperciki air suci dulu’ (Abiansemal, Badung)

4-10c Apang sing ēnggal kekeh,gorokgēn baong kambing-ē Supaya tidak cepatkaku, potongsaja leher kambing-DEF ‘Supaya tidak menjadi kaku, potongsaja leher kambing itu’ (Kesiman, Denpasar)

(12)

Tampak jelas bahwa entitas ngorok pada ketiga kalimat di atas masing-masing adalah leherbēbēk ‘bebek’, cēlēng ‘babi’, dan kambing ‘kambing’. Baong ‘leher’ bisa muncul kembali setelah verba untuk menekankan bagian entitas yang akan dikenai tindakan seperti terlihat pada kalimat (4-10c). Baong ‘leher’ bisa saja tidak muncul kembali setelah verba karena secara inheren verba ngorok memiliki makna ngetep baong ‘memotong leher’ atau ‘menggorok’ seperti yang terlihat pada kalimat (4-9), ( 4-10a), dan (4.10b).

Verba ngorok dikatakan dapat berkolokasi dengan hewan, tetapi tidak dapat berdistribusi terhadap hewan yang tidak memiliki bagian leher yang jelas atau tidak memiliki leher sama sekali. Ditekankan kembali bahwangorok berarti ngetep baong ‘memotong leher’. Hanya bagian entitas yang berupa leher yang dapat dikenai tindakan memotong. Sangatlah tidak berterima apabila ngorok dikenai pada bagian yang bukan leher seperti pada kalimat ilustrasi berikut, yang didapat dari hasil elisitasi terhadap informan.

4-11 *Sira sanēngoroklēlē-nēnika?

Siapa yang PREF-potongleher lele-DEFitu? ‘Siapa yang memotong leher ikan lele itu?’ (Abiansemal, Badung)

Ketika ditanyai dengan kalimat interogatif demikian, informan tertawa karena pertanyaan dianggap lucu dan tidak berterima secara semantik Hal tersebut membuktikan bahwa entitas yang dikenai verba ngorok adalah berupa leher manusia dan hewan yang memiliki bagian leher. Dengan demikian, hewan yang tidak memiliki bagian leher, tidak dapat menjadi entitas ngorok.

(13)

Meskipun dikatakan bahwa entitas ngorok bisa adalah manusia, tetapi tindakan pemotongan bagian tubuh yang dapat menyebabkan kematian, tidak lazim dilakukan di masyarakat. Ngorok sering digunakan ketika seseorang menakut-nakuti seseorang. Sebagai contoh, seorang kakek menakuti seorang anak yang nakal karena suka mencuri. Berikut disajikan data.

4-12 Nyēn demen mamaling, kel gorokbaong-nē Siapa suka PREF-curi, akan potongleher-POSS ‘Siapa yang suka mencuri, akan dipotong lehernya’ (Abiansemal, Badung)

Kakek yang menuturkan kalimat demikian tidak bersungguh-sungguh ingin memotong leher si anak, tetapi hanya menakut-nakuti dengan mengancam memotong bagian leher si anak apabila anak itu untuk seterusnya masih memiliki kebiasaan suka mencuri. Si anak mungkin akan merasa takut dan tidak mengulangi kebiasaan mencuri karena di dalam pikirannya, dia akan digorok / lehernya akan dipotong apabila dia melanggar. Hal itu merupakan suatu ketakutan bagi si anak.

Verba ngorok dimaknai ‘memotong leher’ yang memerlukan alat khusus, yaitu pisau tajam dan bisa juga berupa alat tajam yang terbuat dari bambu yang ditajamkan disebut ngaad. Ngaad merupakan instrumen yang digunakan untuk ngorok apabila ukuran entitas tergolong kecil, tetapi tidak dapat digunakan apabila ukuran entitasnya besar. Leksikon ngorok merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (unseparated), atau WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Aktivitas ngorok dilakukan dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung pada bagian entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen dari leksikon tersebut adalah “seseorang X ngorok sesuatu Y

(14)

dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil satu bagian leher entitas yang luka, robek, bahkan putus menjadi dua bagian”. Adapun pemetaan subeksponennya adalah, “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”, dan X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang buruk terjadi”. Hal itu dapat dieksplikasikan sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan, terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam / ngaad) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh

kehati-hatian)

Y menjadi satu potongan yang mengalami robekan / torehan berlubang.

Y bisa juga menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ngorok memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

leher manusia leher binatang - pisau tajam -ngaad Gerakan Tangan Tangan kanan memegang alat Tangan kiri memegang entitas Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan maju mundur Jumlah Gerakan tunggal berulang satu potongan terbuka / tak terpisah dua bagian terpisah

Catatan: alat yang digunakan bisa dengan pisau tajam atau bisa juga dengan ngaad ‘sembilu’

2) nyamblēh

4-13 Pemangku-nēnyamblēhsiap caru-nētatakin-a talenan

(15)

‘Pemangku itu menyembelihayam sebagai bahan upacara dialasi talenan’ (Abang, Karangasem)

Secara semantis, valensi verba nyamblēh pada kalimat di atas adalah dua argumen, yakni pemangkunē‘pemangku itu’ sebagai agen dan siap ‘ayam’ sebagai pasien. Nyamblēh merupakan leksikon bermakna memotong leher / menyembelih, tetapi tujuan tindakan memotong adalah sebagai sarana upacara keagamaan. Verba ini berkolokasi dengan entitas berupa hewan kurban atau hewan yang dijadikan sebagai sarana upacara yang di Bali sering dikenal dengan istilah penyamblēh‘hewan kurban untuk upacara Butha Yadnya / persembahan kepada makhluk-makhluk gaib supaya tidak mengganggu’. Adapun bagian entitas yang dikenai tindakan adalah bagian leher.

Verba nyamblēh merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Leksikon ini bermakna ‘memotong leher hewan kurban’ dengan menggunakan alat berupa pisau tajam dan alas berupa talenan, gerakan tunggal searah, posisi jongkok dan bisa duduk, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen nyamblēh adalah “seseorang X nyamblēh sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, posisi duduk atau jongkok, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa potongan entitasmenjadi dua bagian terpisah. Adapun pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”, dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian, posisi duduk atau jongkok)

(16)

Y menjadi dua bagian terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nyamblēh memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

leher binatang -pisau tajam -blakas Gerakan Tangan Tangan kanan memegang alat Tangan kiri memegang entitas Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan ke bawah Jumlah Gerakan

tunggal dua bagian terpisah

3)pancung, mancung

4-14a Di Malaysia ada TKW kena pancung Di malaysia ada TKW kena pancung ‘Di Malaysia ada TKW lehernya dipotong’ (Abiansemal, Badung)

4-14b Nyēn anēmancung? Siapa yang PREF-potong? ‘Siapa yang memotong?’ (Abiansemal, Badung)

4-14c Tukang pancung-ēanēmancungTKW-nē

Tukang pancung-DEF REL PREF-pancungTKW-DEF ‘Tukang pancung itu yang memotongleher TKW itu’ (Abiansemal, Badung)

Verba mancung ‘memancung / memenggal leher’ pada kalimat di atas memiliki kemampuan untuk mengikat dua argumen yakni tukang pancungē‘tukang pancung itu’ sebagai agen dan TKW-nē‘TKW itu’ sebagai pasien. Verba mancung berkolokasi dengan entitas manusia khususnya pada bagian leher. Tindakan

(17)

mancung tidak dapat dikenai pada entitas hewan. Leksikon ini dapat disejajarkan dengan leksikon munggal dan nyempal atau bisa juga dengan prototipenya yaitu nyepeg yang memiliki makna ‘menebas’ atau ‘memotong leher manusia’.

Mancungmerupakan leksikon VMBB yang merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO,dapat dimaknai ‘menebas leher manusia’ yang memerlukan alat berupa pedang, madik,dan parang.Selain itu, mancung juga dapat disejajarkan dengan leksikon munggal dan nyempal. Aktivitas ini dilakukan dengan gerakan terarah, posisi berdiri langsung mengarah pada bagian leher entitas. Adapun hasil dari tindakan mancung adalah potongan menjadi dua bagian terpisah. Pemetaan eksponen verba ini adalah “seseorang X mancung, munggal, nyempal seseorang Y menggunakan sesuatu Z, dengan gerakan terarah kepada bagian entitas Z”. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang buruk terjadi”, dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada saat yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y

X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pedang, madik, parang) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah ke samping,

penuh kehati-hatian, posisi berdiri langsung) Y menjadi dua bagian terpisah

X menginginkan ini

X bisa tidak menginginkan ini X melakukan sesuatu seperti ini

(18)

Verba mancung, munggal, dan nyempalmemiliki komponen makna sebagai berikut.

Entita s

Alat Cara Hasil

leher manus ia -pedang -parang--madik Gerakan Tangan Tangan memegang alat Tangan mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan ke samping Jumlah Gerakan Tunggal potongan menjadi dua bagian terpisah

Catatan : Alat yang digunakan bisa pedang, parang, atau madik.

3. Fitur SemantikVMBB dengan Entitas berupa Leher Manusia / Hewan Leksikon Entitas (leher)

Manusia Hewan ngetep / motong nyepeg + + ngorok + + nyamblēh - + mancung munggal nyempal + -

4.1.1.3 Entitas Berupa Bagian Tubuh Manusia dan Hewan 1. Realisasi Leksikal

VMBB dengan entitas berupa tubuh manusia dan hewan dapat direalisasikan sebagai nyulēn, meles, mukang, ngrecah, murak / ngruak, ningkag, nomēs, dan nudēg/ nudag. Leksikon-leksikon ini pada dasarnya digunakan terhadap entitas

(19)

yang berupa hewan. Namun, ada beberapa diantaranya diperuntukkan bagi manusia ketika manusia dikenai tindakan memotong bagian tubuh terutama pada saat proses perawatan atau pengobatan seperti tudēg / nudēgatau tudag / nudag. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, berikut ini disajikan struktur VMBB dengan entitas berupa bagian tubuh hewan dan manusia.

2. Struktur VMBB dengan Entitas Berupa Bagian Tubuh Manusia dan Hewan 1)nyulēn dan meles

4-14 Dokter hewan-ēnyulēn kuluk-ēmakejang anēabana ka balē banjar-ē tekēn krama-nē

Dokter hewan-DEFPREF-potonganjing-DEF semua REL dibawa ke balai banjar-DEF oleh masyarakat-DEF

‘Dokter hewanmengebiri semua anjing yang dibawa ke balai banjar oleh masyarakat’

(Pekutatan, Jembrana)

Secara semantis, verba nyulēn pada kalimat di atas adalah verba yang menghendaki dua argumen. Adapun argumen pada kalimat tersebut adalah dokter hēwanē‘dokter hewan itu’ sebagai agendan kulukē‘anak anjing itu’ sebagai pasien. Adverbia makejang yang mengikuti entitas kulukēmemiliki makna ‘semua’, sehingga apabila diterjemahkan kulukē makejang menjadi ‘semua anjing itu’. Verba nyulēn memiliki makna yang sama dengan verba meles karena merupakan sebuah sinonim yang bermakna ‘mengebiri’ atau memotong dan mengambil bagian batu pelir pada alat kelamin jantan. Aktivitas ini memberlakukan entitas, yakni hewan khususnya bagian alat kelaminnya. Tujuan tindakan nyulēn dan meles adalah untuk memotong dan mengambil batu pelir pada penis hewan peliharaan dengan maksud agar hewan tersebut tidak dapat

(20)

membuahi hewan betina sejenisnya. Hewan yang biasanya dikenai tindakan ini adalah sapi, babi, dan anjing.

Verba nyulēn dan meles merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (separated), memiliki makna memotong dan mengambil batu pelir pada bagian alat kelamin hewan jantan, memerlukan alat berupa pisau tajam, dengan gerakan terarah dan penuh kehati-hatian terhadap entitas. Pemetaan eksponen leksikon tersebut adalah “seseorang X nyulēn / meles sesuatu Y dengan memakai sesuatu Z dengan gerakan terarah dan penuh kehati-hatian, posisi jongkok, langsung dengan hasil berupa potongan menjadi dua bagian terpisah yakni alat kelamin hewan terpisah dengan batu pelir yang ada di dalamnya. Adapun pemetaan subeksponen leksikon tersebut adalah “X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi”, dapat diberikan eksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian, posisi jongkok, langsung mengarah kepada entitas) Y menjadi dua bagian terpisah

Y menghasilkan satu bagian terpisah (batu pelir) X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nyulēn dan meles memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

kelamin / batu pelir hewan pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat Arah Gerakan turun Jumlah Gerakan

tunggal satu potongan terbuka dua bagian

(21)

jantan -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas terpisah 2) mukang

4-15 Ida Bagus Aji mukangbēcēlēng-ēanēmara tampaha tunian

Nama PREF-potongdaging babi-DEF REL baru disembelih tadi ‘Ida Bagus Aji memotong daging babi yang baru disembelih tadi’ (Ubud, Gianyar)

Verba mukang pada kalimat di atas secara semantis bervalensi dua argumen, yakni Ida Bagus Aji sebagai agen dan bē cēlēngēsebagai pasien. Sudipa (2004: 288) mengatakan bahwa kegiatan mukang adalah aktivitas“memotong” pada bagian paha atau kaki, yang entitasnya biasanya menjadi dua atau beberapa bagian yang ukurannya relatif besar. Aktivitas mukang biasanya memberlakukan entitas yang berupa hewan peliharaan seperti ayam, bebek, babi, sapi, dan kambing. Adapun tindakan ini dilakukan, baik mengarah kepada bagian entitas seperti paha, pangkal kaki depan, maupun dada pada unggas. Tujuan aktivitas ini dilakukan untuk memotong-motong bagian tubuh entitas mulai dari memisahkan bagian kepala, lengan, dan paha dengan bagian tubuh hewan. Setelah itu, bagian yang sudah terpisah dengan tubuhnya, di-recahlagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil.

Verba mukang merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY, memiliki makna ‘memotong pada bagian pangkal paha, lengan, dan leher. Kemudian bagian-bagian yang telah terpisah dipotong lagi menjadi beberapa bagian. Adapun alat yang digunakan untuk mukang adalah

(22)

pisau tajam, dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, bisa dilakukan, baik dengan posisi duduk, jongkok, maupun berdiri, langsung pada Y. Adapun pemetaan eksponen verba ini adalah “seseorang X mukang sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi bebas penuh kehati-hatian, langsung dengan potongan-potongan yang relatif besar, sehingga Y menjadi beberapa bagian yang terpisah”. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”. Eksplikasi verba mukang adalah sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung dengan posisi,baik duduk, jongkok, maupun berdiri)

Y menjadi beberapa potongan terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba mukang memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

daging hewan (tangan / kaki) pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik-turun Jumlah Gerakan berulang- ulang beberapa potongan terpisah (agak besar)

(23)

3) recah, ngrecah

4-16 Danēngrecah ulam-ēdrika

Dia PREF-potong daging-DEFdi sana ‘Dia memotong daging itu di sana’ (Kediri, Tabanan)

Verba ngrecah pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen. Argumen yang dimaksud, yakni danē‘dia’ sebagai agen dan ulamē‘daging itu’ sebagai pasien. Adapun entitas yang berkolokasi dengan verba ini adalah berupa daging hewan yang telah disembelih, seperti daging ayam, bebek, babi, sapi, dan kambing yang akan digunakan untuk membuat sesuatu. Verba ngrecah merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY, serta memiliki makna ‘memotong-motong’ daging hewan menjadi beberapa bagian yang ukurannya agak kecil. Aktivitas ini biasanya dilakukan setelah entitas terlebih dahulu dipotong dengan cara mukang seperti yang telah dijelaskan di atas. Hewan yang telah disembelih pada awalnya dipotong menjadi beberapa bagian terpisah yang ukurannya relatif besar dengan cara mukang. Kemudian, entitas yang merupakan hasil mukang dipotong-potong lagi menjadi beberapa bagian agak kecil dengan cara ngrecah.

Berbicara mengenai instrumen, ngrecah dilakukan dengan menggunakan alat berupa pisau tajam, langsung dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian pada entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen ngrecah adalah “X ngrecah sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z dengan gerakan terarah, berulaang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas yang diberlakukan. Y menjadi beberapa potongan terpisah”. Pemetaan subeksponennya adalah “X

(24)

melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi”, dan dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada saat itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada saat yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung terhadap entitas)

Y menjadi beberapa potongan terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ngrecah memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

Daging hewan -pisau tajam -blakas Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik-turun Jumlah Gerakan berulang- ulang Beberapa potongan-potongan agak kecil

Catatan : Alat yang digunakan bisa pisau tajam atau blakas 4)murak / ngruak

4-17 Pan Kadēk tiang-ēkantunmurakcēlēngring tlabah-ē Tu

Nama saya-POSSASPPREF-potongbabi di parit-DEF nama ‘Pak Kadek saya masih memotong babi di parit itu tuan’

(Abiansemal, Badung), (ngruak di Gianyar)

Secara semantis, verba murak pada kalimat di atas mengikat dua argumen yakni Pan Kadēk Tiangē‘Pak Kadek saya’ sebagai agen dan cēlēng ‘babi’ sebagai pasien. Adapun entitas yang dikenai tindakan ini adalah berupa hewan peliharaan,

(25)

seperti ayam, bebek, babi, dan sapi untuk digunakan dalam hal tertentu seperti untuk upacara keagamaan. Secara lebih terperinci, aktivitas murak biasanya mengarah kepada bagian perut entitas, termasuk di dalamnya adalah mengiris bagian rongga perut entitas kemudian mengeluarkan isinya.

Verba murak merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, ONE (separated), dan TWO. Verba ini memiliki makna ‘memotong’ atau ‘mengiris bagian perut kemudian mengeluarkan isi perut’ entitas tersebut dengan menggunakan pisau tajam, dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, posisi duduk atau jongkok, langsung mengarah pada bagian perut entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen terhadap verba ini adalah “X murak Y dengan menggunakan Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas menjadi dua bagian terpisah berupa potongan isi perut terpisah dengan rongga perutnya”. Adapun pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”, dapat diberikan eksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian, posisi duduk atau jongkok, langsung terhadap entitas) Y menjadi dua bagian terpisah (isi perut terpisah dengan rongga

perut)

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba murak / ngruak memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

Gerakan Tangan -Tangan kanan Arah Gerakan Jumlah Gerakan

(26)

perut hewan pisau tajam memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas dari atas ke bawah berulang-ulang - potongan terbuka - dua bagian terpisah (isi perut terpisah dari rongga perut) 5) tingkag, ningkag

4-18 Tingkag malu seguk siap-ēlantas jepit baan papah, apang aluhan manggang

Potong dahulu dada ayam-DEF,lalu jepit dengan pelepah, agar mempermudah memanggang

‘Potong dahulu dada ayam itu, kemudian jepit dengan pelepah agar mempermudah untuk memanggangnya”

(Abiansemal, Badung)

Ningkag merupakan salah satu leksikon VMBB, yang dilakukan dengan cara memotong bagian dada entitas, tetapi tidak menghasilkan potongan entitas yang tepisah. Dalam hal ini, dada entitas diiris kemudian dibelah layaknya buku yang dibuka ketika akan dibaca. Tindakan ningkag biasanya dilakukan pada entitas dengan mengarahkan pisau tajam ke bagian dada, kemudian memotongnya hingga ke bagian perut. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai verba ningkag, disajikan data sebagai berikut.

4-19 Bapa ningkag bēbēbēk-ē lakar tunu-na anggona banten

Ayah PREF-potong daging bebek-DEF akanbakar-SUF digunakan sesajen

‘Ayah memotong daging bebek itu akan dibakar dan digunakan sebagai sesajen’

(Kota Singaraja)

Verba ningkag dalam dalam kalimat di atas secara semantis mengikat dua argumen, yakni bapa ‘ayah’ sebagai agen dan bē bēbēkē‘daging bebek itu’

(27)

sebagai pasien. Verba ini memberlakukan entitas berupa hewan, khususnya bagian dada atau perut hewan yang akan dimasak dengan cara membakar atau memanggang. Dada entitas seolah-olah dibelah sehingga bentuknya terbuka. Hingga saat ini, entitas yang diberlakukan oleh tindakan ningkag hanya berupa hewan unggas.

Verba ningkag merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (unseparated). Verba ini memiliki makna ‘memotong bagian dada hingga bagian perut’ entitas. Adapun alat yang digunakan dalam aktivitas ini adalah pisau tajam, dengan cara mengiris bagian dada hingga bagian perut entitas kemudian membelahnya. Gerakan terarah dilakukan dengan penuh kehati-hatian, langsung kepada entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponennya adalah “Seseorang X ningkag sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, dengan hasil berupa potongan tidak terpisah, tetapi hanya terbelah”. Pemetaan subeksponen ningkag adalah “X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi”, dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada saat itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada saat yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian, posisi langsung terhadap entitas)

Y menjadi satu potongan terbelah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ningkag memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

dada pisau Gerakan Tangan -Tangan kanan Arah Gerakan dari atas ke bawah Jumlah Gerakan tunggal potongan

(28)

hewan tajam memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas terbuka 6) tomēs, nomēs

4-20 Tukang jait-enomēsabedik lakar baju-ne

Tukang jahit-DEF PREF-potong sedikit bahan baju-DEF ‘Tukang jahit itu memotong sedikit (dari) bahan baju itu’ (Abiansemal, Badung)

Verba nomēspada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen yakni tukang jaitē‘tukang jahit itu’ sebagai agen dan lakar bajunē‘bahan baju itu’ sebagai pasien. Entitas yang menjadi kolokasi semantis verba ini tidak begitu penting dibahas karena tindakan ini dapat memberlakukan banyak jenis entitas yang berbeda, seperti kain, lembaran plastik, kulit manusia dan hewan, daun, dan entitas lainnya yang memiliki ciri fisik yang relatif lunak. Sebaliknya, aktivitas ini tidak dapat memberlakukan entitas yang sifatnya relatif keras seperti kayu, bambu, batu, besi, dan sebagainya. Hal itu disebabkan olehpengaruh bagian mana dari alat yang digunakan untuk melakukan tindakan serta cara melakukannya.

Verba nomēsmerepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (unseparated), dilakukan dengan menggunakan sejenis pisau tajam, bagian pisau tajam yang digunakan khusus pada bagian ujungnya saja, dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, posisi apa saja, langsung pada entitas yang diberlakukan. Pemetaan eksponen verba nomēsadalah “Seseorang X nomēssesuatu

(29)

Y menggunakan ujung pisau tajam Z dengan gerakan terarah, menoreh, posisi bisa duduk, jongkok, atau berdiri, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas berbentuk goresan atau lubang pada bagiannya. Y menjadi satu potongan tidak terpisah, hanya potongan berupa goresan / torehan dan lubang. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi, dan X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang buruk terjadi”. Adapun eksplikasi verba nomēsadalah sebagai berikut.

Pada saat itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada saat yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan bagian tertentu dari pisau tajam (ujung)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian, posisi langsung terhadap entitas)

Y menjadi satu potongan torehan atau berlubang X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nomēsmemiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-kulit manusia -kulit hewan ujung pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan -dari atas ke bawah -dari bawah ke atas -dari kiri ke kanan -dari kanan ke kiri Jumlah Gerakan Tunggal torehan

7) tudag/ tudēgnudag / nudēg

4-21 Bli Dokter nudag-nudag /nudēg-nudēg jlema di rumah sakit Kakak dokter memotong-motongmanusia di rumah sakit

(30)

‘Kakak dokter sering memotong perut (mengoperasi) pasien di rumah sakit’

(Abiansemal, Badung)

Nudag-nudag / nudēg-nudēg pada kalimat di atas merupakan bentuk reduplikasi dari leksikon verba nudag/ nudēg . Secara semantis, verba pada kalimat tersebut berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni Bligus Dokter sebagai agen dan jlema ‘manusia’ sebagai pasien. Verba nudēg / nudagberkolokasi dengan entitas yang merupakan makhluk hidup, yakni manusia dan hewan khususnya bagian perutlah yang dikenai tindakan. Dengan demikian, nudēg / nudagdimaknai dengan ‘memotong bagian perut hewan / manusia’. Untuk lebih memperjelasnya, disajikan data berikut ini.

4-21a Yēn anak-ēmoprasi sēsar basang-ne matudag/matudēg Jika orang-DEF dioperasi cessar, perut-POSSPREF-potong ‘Jika seseorang dioperasi cessar, perutnya (lah) yang dipotong) (Abang, Karangasem)

4-21b Mekirēmasangin, tudag / tudēgbasang-nēmalu

Sebelum membersihkan isi perut, potongperut-POSS dulu

‘Sebelum membersihkan isi perut, potong terlebih dahulu perut (luarnya)’ (Kesiman, Denpasar)

Jika diperhatikan, kalimat pada data (4-21a) memberlakukan manusia sebagai entitas, sedangkan pada kalimat (4-21b) memberlakukan hewan. Apabila nudag / nudēgdikenaipada entitas manusia, biasanya dilakukan pada saat perawatan medis di rumah sakit atau pada saat melahirkan. Sebaliknya, apabila nudag / nudēgdikenakan pada entitas hewan, maka hal itu dilakukan pada saat menyembelih kemudian membersihkan isi perut hewan sesuai dengan kegunaannya.

(31)

Aktivitas nudag / nudēgmemiliki makna ‘memotong bagian perut’ entitas. Verba ini merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (unseparated). Ketika aktivitas dilakukan, diperlukan alat berupa pisau tajam, untuk memotong bagian entitas dengan cara mengiris, dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Apabila yang dikenai tindakan adalah hewan, maka nudag / nudēgdapat juga dilakukan dengan ngaad ‘sembilu / bambu yang diiris tajam’ dengan pola gerakan yang sama. Adapun pemetaan eksponennya adalah “seseorang X nudag / nudēgsesuatu Y menggunakan alat berupa pisau tajam atau ngaad Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, dengan hasil berupa goresan terbuka pada bagian perut entitas. Pemetaan subeksponennya meliputi “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”. Secara semantis, dapat dilakukan eksplikasi berikut ini.

Pada waktu itu X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam / ngaad) X melakukan sesuatu dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian,

langsung pada entitas.

Y menjadi satu potonganterbuka X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nudag / nudēgmemiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-perut manusia -perut hewan pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas Arah Gerakan dari atas ke bawah Jumlah Gerakan tunggal torehan / 1 potongan terbuka

(32)

-Mengarahkan alat ke entitas

3. Fitur SemantikVMBB dengan Entitas Bagian Tubuh Manusia dan Hewan

Leksikon Entitas

leher dada perut daging usus kaki kelamin ngetep / motong + + + + + + + nyulēn - - - - - - + meles - - - - - - + mukang + - - + - + - murak / ngruak - - + - - - - ningkag - + - - - - - nomēs - - - + - - - nudag / nudeg - - + - - - - ngrecah - - - + - - - nyluhsuh - - - - + - -

4.1.2 Ciri Kemiripan Cara

4.1.2.1 VMBB dengan Tipe Gerakan Berulang 1. Realisasi Leksikal

VMBB apabila ditinjau dari ciri kemiripan cara dapat direalisasikan dengan leksikon tektek (nektek), cahcah (nyahcah), dan rajang (ngrajang). Ketiga leksikon ini dimasukkan ke kategori yang sama karena memiliki persamaan yang sangat menonjol. Persamaan tersebut meliputi cara memotong dengan gerakan berulang-ulang yang mengarah pada entitas. Walaupun ketiga leksikon ini dianggap memiliki kemiripan cara gerakan, ketiganya juga memiliki perbedaan yang sangat besar antara yang satu dan yang lainnya. Perbedaan tersebut

(33)

didasarkan atas kolokasi atau entitas yang dikenai tindakan serta hasil yang didapatkan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai ketiganya, berikut ini disajikan strukturnya.

2. StrukturVMBB dengan Ciri Gerakan Berulang 1)tektek, nektek

4-22 Beli-n-ne nektek carang nyambu-nē apang adi-n-nētusing menēk buin kema

Kakak (lk)-POSS-DEF PREF-potong dahan jambu-DEF agar adik-POSS-DEF tidak naik lagi ke sana

‘Kakaknya memotong dahan pohon jambu itu agar adiknya tidak lagi naik ke sana’

(Selemadeg, Tabanan)

Secara semantis, verba nektek pada kalimat di atas bervalensi dua, yakni belinnē‘kakaknya’ sebagai agen dan carang nyambunē‘dahan pohon jambu itu’ sebagai pasien. Secara alami, verba nektek berkolokasi dengan entitas yang merupakan benda tidak bernyawa. Adapun entitas yang dimaksud adalah bagian batang / kayu tumbuh-tumbuhan, serta bagian hewan yang telah dipotong / disembelih seperti dagingnnya. Lebih jelasnya, kolokasi verba nektek dapat diperlihatkan pada data berikut.

nektek punyan poh ‘memotong pohon mangga’ nektek carang poh ‘memotong dahan mangga’ nektek punyan gedang ‘memotong pohon pepaya’

nektek tiiing ‘memotong bambu’

nektek kayun cempaka ‘memotong kayu cempaka’ nektek papah jaka ‘memotong pelepah aren’ nektek papah nyuh ‘memotong pelepah kelapa’ nektek bungkil gedebong ‘memotong pangkal pohon pisang’ nektek papah biu ‘memotong pohon pisang’

(34)

Apabila dicermati, data di atas merupakan leksikon nektek yang berkolokasi dengan entitas berupa bagian tumbuhan khususnya kayu. Selain itu, entitas lainnya bisa juga berupa be ‘daging’ hewan yang telah disembelih untuk mendapatkan banyak potongan kecil-kecil. Ada suatu perbedaan yang sangat signifikan terhadap hasil tindakan nektek apabila dikaitkan dengan perbedaan entitas. Ditekankan bahwa apabila nektek dilakukan terhadap entitas yang bersifat keras seperti pohon, kayu, dan bambu, maka hasil yang diperoleh belum tentu berupa potongan-potongan kecil, tetapi hanya bertujuan untuk membagi dua, sehingga menghasilkan dua potongan terpisah dan menghasilkan sisa potongan yang tidak diinginkan. Sebaliknya, apabila nektek dilakukan terhadap entitas yang bersifat tidak terlalu keras atau bisa dikatakan lunak, seperti gedebong ‘batang pohon pisang’, bē‘daging’, dan sejenisnya, maka hasil yang diperoleh adalahberupa potongan kecil-kecil. Skemanya adalah sebagai berikut.

Verba Entitas (keras) Hasil

punyan poh ‘pohon mangga carang poh ‘dahan mangga’ punyan gedang ‘pohon pepaya’

nektek tiing‘bambu’ 1) dua bagian terpisah

kayun cempaka ‘kayu cempaka’ 2) beberapa potongan yang tidak diharapkan papah nyuh ‘pelepah kelapa’

carang sotong‘dahan jambu biji’

Verba Entitas (lunak) Hasil

bē ‘daging’

gedebong ‘pohon pisang’

bungkil gedebong ‘pangkal pohon pisang’ nangka ‘buah nangka’

(35)

gedang semental ‘pepaya setengah matang’ kladi ‘talas’

nektek kesēla sawi ‘singkong’ banyak

potongan

kol ‘kol’ kecil

dagdag ‘daun ketela rambat’ sentē‘sente’

biah-biah ‘eceng gondok’ kangkung ‘kangkung’

Leksikon nektek merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY/MUCH, dimaknai “memotong dengan gerakan berulang-ulang” yang didalam aktivitasnya diperlukan alat berupa pisau tajam dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas yang dikenai tindakan. Adapun pemetaan eksponen nektek adalah “Seorang X nektek sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z, dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, hasil tergantung sifat entitas (dua / beberapa bagian terpisah bila entitas keras, banyak potongan kecil-kecil bila entitas tidak terlalu keras). Pemetaan subeksponen verba nektek,yakni “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi bisa duduk, jongkok, atau berdiri).

Y menjadi dua, potongan terpisah (entitas keras)

Y menjadi banyak potongan kecil-kecil (entitas tidak keras) X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

(36)

Entitas Alat Cara Hasil - pohon - kayu - bambu - umbi - potongan daun - tulang - pisau tajam - blakas - madik Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Tangan kiri bisa tidak memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik-turun Jumlah Gerakan berulang - ulang -dua potongan terpisah -banyak potongan kecil-kecil

Catatan: verba ini memungkinkan penggunaan 3 alatyang berbeda yaitu bisa dengan pisau tajam, blakas, atau madik

2)cahcah, nyahcah

4-23 Nini nyahcah bungkil kladi lakar maman cēlēng-ē Nenek PREF-potongumbi talas untuk makanan babi-DEF ‘Nenek memotong umbi talas untuk makanan babi itu’ (Sukawati, Gianyar)

Verba nyahcah pada kalimat di atas secara semantis berkemampuan untuk mengikat dua argumen. Adapun argumen yang dimaksud adalah nini ‘nenek’ sebagai agen dan bungkil kladi ‘umbi talas’ sebagai pasien. Nyahcah berkolokasi dengan entitas tak bernyawa berupa umbi-umbian yang akan digunakan sebagai bahan makanan ternak babi atau sapi. Adapun jenis umbi-umbian yang dimaksud adalah ketela pohon, ketela rambat, dan umbi talas.

Aktivitas nyahcah memiliki makna memotong entitas secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil berupa potongan-potongan kecil, memerlukan alat berupa pisau tajam dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi duduk, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas yang diperlakukan. Adapun pemetaan

(37)

eksponen nyahcah adalah “seorang X nyahcah sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi duduk, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas berupa potongan-potongan kecil sehingga Y menjadi banyak potongan yang terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi” dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam, blakas) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah,

berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi duduk atau jongkok) Y menjadi banyak potongan kecil terpisah

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nyahcah memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-ketela -singkong -umbi talas -pisau tajam -blakas Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri tidak memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik-turun Jumlah Gerakan berulang – ulang -banyak potongan kecil-kecil

Catatan: Alat yang digunakan bisa pisau tajam atau blakas

3) rajang, ngrajang

4-24 Mēmē-n-nēitehngrajang kebasa di paon sing ngeh tekēn ada anak teka Ibu-POSS-dia asyik PREF-potong bumbu di dapur tidak tau dengan ada orang datang

(38)

‘Ibunya asyik memotong bumbu di dapur sampai tidak tahu ada orang yang datang’

(Abiansemal, Badung)

Secara semantis, verba ngrajang pada kalimat di atas bervalensi dua argumen yakni mēmēnnē‘ibunya’ sebagai agen dan kebasa ‘bumbu-bumbuan’ sebagai pasien. Verba ini khusus hanya berkolokasi dengan entitas kebasa ‘bumbu-bumbu’ karena secara inheren ngrajang memang merupakan aktivitas yang diperuntukkan memotong-motong bumbu sehingga menjadi bentuk yang halus. Dengan demikian, aktivitas ngrajang tidak cocok apabila dikenai pada entitas yang lainnya.

Ngrajang merupakan leksikon VMBB yang merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY/MUCH. Aktivitas ini dilakukan untuk mendapatkan potongan-potongan halus atau sangat kecil dengan jumlah yang tidak terhitung. Pada dasarnya, ngrajang berkolokasi dengan entitas kebasa ‘bumbu-bumbuan’ sehingga meskipun pasien, yakni entitas yang dikenai tidak muncul dalam satuan kalimat, namun ngrajang sudah memiliki makna ‘memotong dan menghaluskan bumbu-bumbuan’ tersebut. Sebagai contoh yakni kalimat di bawah ini.

4-25Dueg ia ngrajang, jaen pegaē-n-nē

Pandai dia PREF-potong, enak buatan-POSS-DEF

‘Pandai dia memotong dan menghaluskan bumbu-bumbuan, enak hasil buatannya’

(Sukawati, Gianyar)

Kalimat di atas memiliki verba ngrajang yang dapat dimaknai dengan ‘memotong dan menghaluskan bumbu’ sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

(39)

‘memotongmenghaluskanbumbu-bumbuan’

Verba ngrajang dapat dimaknai ‘membuat potongan-potongan yang halus’. Halus dalam arti di sini adalah ukuran potongan yang sangat kecil sehingga dianggap berbentuk halus. Untuk dapat membuktikannya, disajikan data sebagai berikut.

4-26 Kuah bēsiap-ēisinin jepbasa rajang

kuah daging ayam-DEF diisi K.fatis bumbu rajang

‘Kuah daging ayam itu tolong diisi bumbu yang dipotong halus’ (Abiansemal, Badung Intf.)

Aktivitas ngrajang merupakan tindakan bermakna ‘memotong’ yang memiliki beberapa tahap di dalam implementasinya. Pertama-tama, bumbu-bumbuan yang biasanya dijadikan campuran, antara lainbawang merah, bawang putih, cabai, daun serai, kunyit, jahe, kencur, diiris-iris tipis dengan cara ngueb / ngaeb, kemudian irisan tipis tersebut kembali diiris menjadi potongan yang lebih kecil lagi. Setelah ukuran entitas tidak memungkinkan untuk diiris lagi, barulah potongan-potongan kecil tersebut dipotong dengan gerakan berulang-ulang tektek sehingga menjadi halus. Dengan demikian, pemetaan verba ini adalah:

ngrajang = ueb/aeb tektek

Dari pemetaan di atas, dapat dijelaskan bahwa aktivitas ngrajang memiliki makna beberapa tindakan memotong yang berbeda yang dilakukan ketika aktivitas ngrajang tersebut berlangsung.Ngrajang merupakan aktivitas “memotong” yang memerlukan alat berupa pisau tajam, biasanya blakas dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan alat lain, seperti silet, kapak, dan kandik. Adapun pemetaan eksponen verba tersebut adalah “Seorang X ngrajang sesuatu Y dengan

(40)

mengunakan alat Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas yang berbentuk sangat kecil atau potongan-potongan halus sehingga Y menjadi banyak bagian yang terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”, dan dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y

X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam atau blakas) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah,

berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung) X menjadi banyak potongan terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini Verba ngrajang komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

bumbu- bumbu dapur blakas Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri tidak Memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik-turun Jumlah Gerakan berulang-ulang banyak potongan kecil / halus 3. Fitur Semantik

Leksikon Entitas Hasil Diharapkan Tdk diharapkan

kayu/ pohon bumbu daging

buah dua banyak umbi

(41)

ngetep / motong + + + + + ± nektek + + + + + + nyahcah - + + - + - ngrajang - + - - + -

4.1.2.2 VMBB dengan Tipe Cara Mengupas

1. Realisasi Leksikal

VMBB di dalam aktivitas yang disebutkan oleh verbanya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dimaksud adalah dengan cara mengupas. VMBB yang dilakukan dengan cara ini secara leksikal dapat direalisasikan sebagai leksikon ngulis, ngelasin, dan melut. Ketiganya memiliki kemiripan makna, tetapi perbedaannya lebih besar lagi apa bila dibandingkan dengan kemiripan tersebut. Untuk dapat mengetahui gambaran tentang ketiga leksikon verba tersebut, dijelaskan mengenai strukturnya sebagai berikut.

2. Struktur VMBB dengan Tipe Cara Mengupas 1)kulis, ngulis

4-27 Sinoman-ēngulisbēcēlēng-ē

Petugas piket-DEFPREF-potong daging babi-DEF ‘Petugas piket itu memotong daging babi’

(Sidemen, Karangasem)

Secara semantis, verba ngulis pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni sinomanē‘juru piket itu’ sebagai agen dan bē

(42)

cēlēngē‘daging babi itu’ sebagai pasien. Ngulis berkolokasi dengan entitas yang berupa hewan dan dikenai kepada entitas setelah entitas tersebut disembelih. Bagian entitas yang dikenai tindakan ngulis adalah kulit, dilakukan dengan cara mengupas dan memisahkan bagian kulit dengan bagian daging entitas. Dengan kata lain, ngulis memiliki makna inheren memotong dengan cara yang mirip dengan mengupas.

Adapun entitas yang dapat dikenai tindakan ngulis adalah hewan yang telah disembelih guna keperluan tertentu. Aktivitas ini juga dapat memberlakukan semua entitas yang memiliki kulit termasuk manusia. Meskipun demikian, hubungan antara ngulis dan entitas, bisa dianggap berterima apabila entitas yang diberlakukan adalah hewan yang telah disembelih untuk dimanfaatkan daging dan kulitnya dengan cara yang berbeda. Data berikut ini disajikan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

ngulis cēlēng ‘memotong babi’ ngulis lelipi ‘memotong ular’

ngulis bē cēlēng ‘memotong daging babi’ ngulis bē kambing ‘memotong daging kambing’ ngulis bē sampi ‘memotong daging sapi’ ngulis bē siap ‘memotong daging ayam’

Ngulis (1) memiliki makna ‘memotong dan mengupas’ kulit hewan sembelihan sesuai dengan contoh data di atas. Ngulis cēlēngmemiliki makna ‘mengupas bagian kulit babi’ yang telah disembelih tetapi masih dalam keadaan utuh, kulit yang dikupas termasuk dengan daging atau lemak yang menempel padanya sehingga ada sedikit sisa daging yang menempel pada tulangnya. Demikian juga dengan ngulis lelipi memiliki makna ‘mengupas bagian kulit ular’ untuk dimanfaatkan kulitnya.

(43)

Ngulis (2) memiliki makna memotong dan memisahkan bagian daging yang menempel pada tulang. Seperti halnya data ngulis bēcēlēng‘memotong daging babi’, ngulis bē kambing ‘memotong daging kambing’, ngulis be sampi ‘memotong daging sapi’, dan ngulis bē siap ‘memotong daging ayam’. Ketika hewan yang telah disembelih dipotong menjadi beberapa bagian, kemudian jika diperlukan, dagingnya dipotong dengan cara ngulis bertujuan memisahkan bagian daging dengan tulangnya karena bagian tulang dianggap kurang berguna.

Aktivitas ngulis bermakna ‘memotong dan memisahkan bagian kulit dengan bagian daging’ atau ‘memotong dan memisahkan bagian daging dengan bagian tulang’ sehingga merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY. Aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan alat berupa pisau tajam, gerakan berulang-ulang, posisi duduk atau jongkok, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas, baik berupa potongan kulit maupun daging. Adapun pemetaan eksponennya adalah “seseorang X ngulis sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi duduk atau jongkok, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas, baik berupa potongan kulit maupun daging”. Pemetaan subeksponennya, yakni “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi. Berikut eksplikasinya.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaann terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi duduk atau jongkok)

Y menjadi beberapa bagian terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

(44)

Entitas Alat Cara Hasil -kulit hewan -daging hewan pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan turun Jumlah Gerakan berulang-ulang -beberapa potongan kulit terpisah dengan daging -beberapa potongan daging terpisah dengan tulang

2) kelas, ngelasang / ngelasin

4-28 Mēmēngelasang panak-nēapel

Ibu PREF-kupas-SUFanak-POSS apel ‘Ibu mengupaskan anaknya apel’

(Bajra, Tabanan)

Verba ngelasangpada kalimat di atas secara semantis dapat mengikat tiga argumen. Adapun argumen tersebut, yakni mēmē‘ibu’ sebagai agen, panaknē‘anaknya’ sebagai receiver / penerima, dan apel ‘apel’ sebagai pasien. Aktivitas ngelasin secara alamiah berkolokasi dengan entitas tak bernyawa seperti buah-buahan yang memiliki bagian kulit yang hanya dapat dikupas dengan bantuan alat (bedakan dengan pelut, melut pada realisasi leksikal berikutnya). Entitas-entitas tersebut,misalnya apel, mangga, pepaya, kedondong, dan sebagainya. Entitas lain bisa juga berupa umbi-umbian, seperti ketela pohon, ketela rambat, bengkoang, kentang, serta bahan bumbu, seperti bawang merah dan bawang putih yang akan dikupas bagian kulitnya.

Referensi

Dokumen terkait

Dari seluruh eksperimen posisi bukaan inlet yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi eksisting memiliki performa ventilasi alami yang sudah cukup baik dengan

global. OECD telah memainkan peranan yang signifikan dengan meluncurkan Action Plan on BEPS. Gayung pun bersambut karena negara-negara anggota Forum G-20 mendukung penuh

Halaman form Jenis Adat Halaman ini akan tampil jika administrator memilih form input Jenis Adat yang ada pada menu sebelah atas halaman administrator, pada halaman

No Klasifikasi Buku Ajar B. Ahmad Saehuddin, M.Ag. Halid al Kaf, M.Ag. Herdiansyah Ahmad, Lc. Ahmad Ta’yudin, Lc.. Buku ajar untuk Madrasah Intida’iyyah kelas I yang

Terus Belajar, suasana di pondok pesantren yang selalu terus menerus dalam suasana belajar menjadikan para santri ikut terbawa dalam usaha mencerdaskan

Penindasan terhadap perempuan di Indonesia sampai awal abad ke-20 dalam bentuk kawin paksa (perempuan banyak yang dikawinkan dengan suami yang belum pernah

Sri Handayani Karim Theresih, SU; Dini Rohmawati, M.Sc Praktikum Dasar- Dasar Kimia Analitik / P.. Sulistyani, M.Si Praktikum Kimia Fisika I/Kim

Kualitas produk dan harga sangat berhubungan dengan proses keputusan pembelian, adapun proses keputusan pembelian dalam penelitian ini adalah suatu proses dimana konsumen