• Tidak ada hasil yang ditemukan

VMBB dengan Ciri Kemiripan Hasil .1 VMBB dengan Tipe Membagi Dua

+ + + + ± nēmos + + - - - - + + + nyekah - - + - - + - + + nglēslēs / nglēklēs + + - - - + - + + nganggēt - - + + - + - + - nyluhsuh - - - - + + - + -

4.1.3 VMBB dengan Ciri Kemiripan Hasil 4.1.3.1 VMBB dengan Tipe Membagi Dua 1. Realisasi Leksikal

Verba “memotong” dapat ditinjau dari segi ciri hasil yang didapat atau diharapkan agen ketika melakukan tindakan sesuai dengan verbanya. Pada dasarnya tindakan memotong dilakukan untuk mengubah suatu wujud dan jumlah

entitas menjadi berbeda dari sebelumnya. Demikian juga VMBB, dapat ditinjau dari segi ciri-ciri hasil yang diinginkan oleh agen, meliputi hasil dari satu menjadi dua bagian. Tinjauan dari segi ini dapat direalisasikan menjadi beberapa leksikon VMBB, yakni nebih, nugel, nyibak,dan ngabil.

Keempat butir leksikon di atasmemiliki ciri-ciri yang mirip, yakni di dalam tindakan yang disebutkan oleh verbanya, agen sama-sama menginginkan potongan terbagi menjadi dua bagian sehingga hasilnya pun akan menjadi dua bagian terpisah yang awalnya merupakan satu bagian utuh. Dengan demikian, keempat leksikon tersebut merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO. Meskipun keempat leksikon ini memiliki ciri tujuan memotong dan hasil yang sama, di dalam proses tindakan yang dilakukan terdapat perbedaan yang besar antara keempatnya. Perbedaan tersebut diketahui melalui penyajian struktur berikut ini.

2. StrukturVMBB dengan Tipe Membagi Dua

Dalam medan makna yang sama, leksikon seperti nebih, nugel, nyibak, dan ngabil, yang basis maknanya yaitu ‘memotong membagi dua’ memiliki suatu komponen makna seperti yang dikatakan oleh Goddard sebagai subtle difference of similarity (1997a: 159). Di dalam suatu persamaan, ada suatu perbedaan. Dengan kemampuan dari teknik eksplikasi, serta dibantu dengan konsep makna asali dari MSA dan makna kanonisnya mampu memperjelas perbedaan makna khusus yang melekat pada tiap butir leksikon VMBB khususnya leksikon nebih, nugel, nyibak, dan ngabil. Perhatikan data di bawah ini.

1) tebih, nebih

4-38 mēmē-n tiang-ēnebih gedang-ē

Ibu-POSS saya-DEF memotong pepaya-DEF ‘Ibu saya memotong pepaya itu’

(Banjarangkan, Klungkung)

Verba nebih pada kalimat di atas berkemampuan mengikat dua argumen, yakni biang tiangē‘ibu saya’ sebagai agen dan gedangē ‘pepaya itu’ sebagai pasien. Nebih berkolokasi dengan buah-buahan, bambu, kayu, dan tumbuh-tumbuhan yang berbatang. Aktivitas nebih tidak dapat memberlakukan entitas yang berbentuk lebar dan tipis, seperti daun, kertas, dan kain. Selain itu juga, tidak dapat diberlakukan terhadap entitas manusia dan hewan. Dengan demikian, bentuk-bentuk di bawah ini dianggap tidak berterima.

ngetep don *nebih don ‘memotong daun’ ngetep kain *nebih kain ‘memotong kain’ ngetep pis kertas *nebih pis kertas ‘memotong uang kertas’ ngetep batis *nebih batis ‘memotong kaki’

ngetep bok / bulu *nebih bok / bulu ‘memotong rambut / bulu’ ngetep bē *nebih bē ‘memotong ikan’

Verba nebih memiliki makna ‘memotong entitas menjadi dua’ memerlukan alat berupa pisau tajam dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Adapun pola memotong yang dilakukan bisa vertikal (dari ujung atas ke ujung bawah) dan bisa secara horizontal (dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya). Pemetaan eksponennya adalah “Seseorang X nebih sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi menjadi dua. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu pada Y, sesuatu yang baik terjadi”, dengan eksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian)

Y menjadi dua potongan terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nebih memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-kayu -bambu -buah pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas

-Tangan kiri bisa tidak memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan -turun -pola potongan atas-bawah / vertikal terhadap entitas -pola potongan datar / horizontal terhadap entitas Jumlah Gerakan -tunggal -berulang dua potongan terpisah 2)tugel, nugel

4-39 Pak guru nugel tiing-ēlakar anggona ngaēkatik satē

Pak guru PREF-potong bambu-DEF akan dipakai membuat tusuk sate ‘Pak guru memotong bambu untuk membuat tusuk sate’

(Banjarangkan, Klungkung)

Verba nugel pada kalimat di atas mampu mengikat dua argumen, yakni Pak guru sebagai agen dan tiingē‘bambu itu’ sebagai pasien. Aktivitas nugel mampu berkolokasi dengan entitas, seperti bambu, kayu, buah-buahan, dan

umbi-umbian.Akan tetapi, tidak dapat berkolokasi dengan manusia, hewan, daun, kertas, tali, dan sebagainya. Dengan kata lain, verba nugel hanya dapat memberlakukan entitas berupa tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali bagian daun dan bunga. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, perhatikan juga data di bawah ini.

nugel gedang ‘memotong pepaya’ nugel timun ‘memotong mentimun’ nugel kesela sawi ‘memotong singkong’ nugel tiing ‘memotong bambu’ nugel papah ‘memotong pelepah’

Leksikon nugel bermakna ‘memotong membagi dua’ entitas yang diberlakukan, menggunakan pisau tajam, dengan gerakan terarah horizontal atau mendatar terhadap posisi entitas (bagian ujung atas / kepala dipisahkan dengan bagian ujung bawah / kaki), penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Pemetaan eksponennya adalah “Seseorang X nugel sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi dua. Pemetaan subeksponennya adalah “X nugel Y, sesuatu yang baik terjadi”. Eksplikasinya sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, horizontal, penuh kehati-hatian)

Y menjadi dua potongan terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nugel memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-kayu -bambu -buah pisau tajam Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri meyentuh entitas -Mengarahkan alat ke entitas Gerakan -naik turun -pola potongan datar / horizontal Gerakan -tunggal -berulang-ulang dua potongan terpisah 3) nyibak

4-40 Mēmē-n-nēnyibak gedang-ēlakar duma dadi dadua

Ibu-POSS-DEFPREF-potong pepaya-DEF akan dibagi menjadi dua ‘Ibunya memotong pepaya itu akan dibagi menjadi dua’

(Singaraja)

Verba nyibak pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni mēmēnnē‘ibunya’ sebagai agen dan gedangē‘pepaya itu’ sebagai pasien. Aktivitas nyibak adalah suatu proses memotong entitas yang biasanya berupa buah-buahan. Perhatikan juga kalimat di bawah ini.

4-41 Adi-n-nēorahina nyibakapel-ēdum-duma ngajak nyama-n-nē

Adik-POSS-DEF disuruh PREF-potong apel-DEF dibagi-bagi bersama saudara-POSS-DEF

‘Adiknya disuruh membelah apel itu agar dibagi-bagi dengan saudaranya’ (Singaraja)

4-42 Dueg ia nyibak silik-ē, pas ben-a ngedum

Pandai dia PREF-potong sirsak-DEF, pas oleh-dia membagi ‘Pandai dia membelah sirsak itu, pas dibagi olehnya’

(Abiansemal, Badung)

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa aktivitas nyibak biasanya dilakukan terhadap entitas berupa buahan. Namun, tidak semua jenis buah-buahan dapat dikenai aktivitas ini. Nyibak merupakan aktivitas memotong untuk memeroleh hasil potongan dibagi dua. Hal ini menyebabkan diharuskannya entitas tersebut adalah jenis buah-buahan yang tidak memiliki biji sama sekali atau bisa

juga memiliki biji yang kecil. Dengan demikian, nyibak tidak bisa dilakukan terhadap entitas yang memiliki biji, baik tunggal, keras maupun besar, seperti halnya salak, rambutan, mangga, dan sejenisnya.

Tidak hanya itu, verba nyibak berkolokasi dengan entitas lain yang tidak berbiji atau hanya berbiji kecil seperti umbi-umbian. Penekanannya adalah membagi entitas menjadi dua. Bisa juga digunakan untuk entitas yang keras, yakni potongan bambu, seperti pada contoh di bawah ini.

4-43 Tiing lakar ancak saji-ne sibakmalu

Bambu bahan ancak saji-DEFpotong dahulu ‘Bambu untuk bahan ancak saji itu potongdahulu’ (Abiansemal, Badung)

Leksikon nyibak dimaknai ‘memotong menjadi dua bagian dengan cara membelah’ yang memerlukan alat berupa pisau tajam. Entitas seperti buah-buahan, umbi-umbian dan sejenisnya dapat digunakan alat berupa pisau tajam yang berukuran kecil dan tipis. Berbeda dengan entitas yang keras, seperti potongan bambu, wajib menggunakan alat yang lebih tebal dan besar, seperti blakas, madik, dan parang. Aktivitas ini dilakukan dengan sekali gerakan terarah terhadap entitas secara vertikal (dari atas ke bawah / dari bagian ujung ke bagian pangkal).

Adapun pemetaan eksponen verba tersebut adalah “Seseorang X nyibak sesuatu Y menggunakan sesuatu Z dengan sekali gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi menjadi dua bagian terpisah”.

Pemetaan subeksponennya, yaitu “X melakukan sesuatu pada Y”, sesuatu yang baik terjadi, dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian)

Y menjadi dua potongan terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nyibak memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-kayu -bambu -buah pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri meyentuh / memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan -naik turun -pola potongan atas-bawah / vertikal Jumlah Gerakan -tunggal -berulang dua potongan terpisah 4) abil, ngabil

4-44 tiang ngabil tiing nika wawu

Saya PREF-potong bambu itu tadi ‘Saya memotong bambu itu tadi’ (Abiansemal, Badung)

Verba ngabil pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni tiang ‘saya’ sebagai agen dan tiing ‘bambu’ sebagai pasien. Aktivitas ini pada umumnya dilakukan oleh agen yang berjenis kelamin laki-laki dan biasanya dilakukan ketika agen sedang memotong potongan bambu untuk dijadikan katik satē‘tusuk sate’. Tindakan ngabil dilakukan ketika potongan bambu yang akan disasar ukurannya tebal sehingga memungkinkan untuk membaginya menjadi dua bagian. Padahal, biasanya satukatik satēdibuat dari satu lapis potongan bambu. Namun, dalam hal ini satu lapis bambu bisa dimanfaatkan menjadi dua katik satēkarena lapis bambu tersebut tebal.

Aktivitas ngabil bermakna “memotong menjadi dua bagian yang sama” dengan membelah secara vertikal dari atas ke bawah, dilakukan dengan blakas dan pisau tajam yang ukurannya relatif besar. Gerakan terarah dilakukan dari atas ke bawah, posisi duduk, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Pemetaan eksponennya adalah “Seseorang X ngabil sesuatu Y menggunakan sesuatu Z dengan sekali gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas terbagi dua”. Pemetaan subeksponennya yaitu “X melakukan sesuatu padaY”, sesuatu yang baik terjadi, dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (blakas, pisau tajam) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah dari atas ke

bawah, penuh kehati-hatian, posisi duduk) Y menjadi dua bagian sama besar

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ngabil memiliki komponen makna sebagai berikut.

bambu -blakas Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri meyentuh / memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan -naik turun -pola potongan atas-bawah / vertikal Jumlah Gerakan -tunggal duabagian / potongan sama besar 3. Fitur Semantik

4.1.3.2 VMBB dengan Tipe Membagi / Mengiris Tipis 1. Realisasi Leksikal

VMBB dengan ciri hasil entitas menjadi banyak yang dilakukan dengan cara / tipe mengiris dapat direalisasikan sebagai leksikon ngiis / ngiris, ngaet/ngeet, ngaeb / ngeeb, dan nyirsir. Leksikon-leksikon tersebut secara alami menghendaki hasil yang banyak berbentuk tipis. Namun demikian, makna cara yang dilakukan yang terkandung di dalam tiap-tiap verba berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Perbedaan tersebut ada pada jumlah gerakan memotong dan arah memotong yang dilakukan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, leksikon-leksikon tersebut dibahas dalam bagian struktur berikut ini.

2. Struktur

Leksikon Arah Gerakan Memotong Vertikal Horizontal nebih + + nyibak + - nugel - + ngabil + -

1). iis, ngiis / iris, ngiris

4-45 Mēmē-n tiang-ēngiispoh-ēsuud kelasina

Ibu-POSS saya-DEFPREF-iris mangga-DEF setelah dikupas ‘Ibu saya mengiris mangga itu setelah dikupas’

(Abang, Karangasem)

Verba ngiiis pada kalimat di atas bervalensi dua, yakni mēmēn tiangē‘ibu saya’ sebagai agen dan ‘pohē’ mangga itu sebagai pasien. Ngiis bisa berkolokasi dengan banyak jenis entitas, terutama entitas yang dapat dipotong dengan cara diiris. Selain itu, ngiis juga memiliki bentuk lain, di mana bentuk yang berbeda akan berdistribusi sesuai dengan entitas yang diberlakukan. Adapun leksikon - leksikon lain verba ngiis adalahngaet / ngeet, ngaeb / ngeeb, dan nyirsir. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai ketiganya, disajikan data sebagai berikut.

ngiis gedebong = ngaet gedebong

‘mengiris batang pohon pisang’ ngaet / ngeet ngiis dagdag = ngaet dagdag

‘mengiris tanaman ketela rambat’ ngiis kladi = ngaet kladi

‘mengiris tanaman talas’

ngiis bawang = ngaeb bawang ‘mengiris bawang’ ngaeb / ngueb ngiis kesuna = ngaeb kesuna

‘mengiris bawang putih’ ngiis tabia = ngaeb tabia

ngiis poh = nyirsir poh

‘mengiris mangga’ nyirsir ngiis bangkuang = nyirsir bangkuang

‘mengiris bengkoang’ ngiis gedang semental = nyirsir gedang semental

‘mengiris pepaya setengah matang’

Seseorang yang melakukan tindakan ngiis secara berulang-ulang, akan disebut sebagai ngaet, ngaeb, dan nyirsir. Ketiganya memiliki makna yang mirip, tetapi memiliki perbedaan bentuk karena dipengaruhi oleh entitas yang diberlakukan. Orang yang ngiis berulang-ulang terhadap entitas, maka disebut sebagai ngaet apabila berkolokasi dengan nomina gedebong ‘batang pohon pisang’ dll. Orang yang ngiis berulang-ulang terhadap entitas, maka akan disebut ngaeb apabila berkolokasi dengan bawang merah, bawang putih, dan cabai. Orang yang ngiis berulang-ulang terhadap entitas, maka akan disebut nyirsir apabila berkolokasi dengan buah-buahan terutama yang merupakan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat rujak.

Leksikon ngaet, ngaeb, dan nyirsir dimaknai ‘mengiris’ atau dilakukan dengan menggunakan alat berupa pisau tajam. Ngaet dan ngaeb memiliki kesamaan cara mengiris, yakni dengan gerakan terarah, vertikal dari atas ke bawah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung terhadap entitas. Sebaliknya,nyirsir memiliki komponen makna mengiris yang dilakukan dengan cara gerakan terarah, horizontal dari salah satu bagian sisi atau menggerakkan pisau tajam dari belakang ke depan, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung terhadap entitas. Dengan demikian, perbedaannya adalah tipe gerakan

vertikal pada ngaet dan ngaeb, tipe gerakan horizontal pada nyirsir. Hasil ketiganya adalah entitas berbentuk irisan-irisan kecil atau tipis dan ketiganya merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY. Pemetaan eksponen verba ngiis / ngiris adalah “seseorang X ngiis sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Y menjadi potongan kecil atau tipis”. Pemetaan eksponen verba ngaet, ngaeb, dan nyirsir adalah “Seseorang X ngaet, ngaeb, nyirsir sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Y menjadi beberapa bagian terpisah atau potongan-potongan kecil / tipis”. Pemetaan subeksponennya adalah “seseorang melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”.

Verba ngiis dapat dieksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas.

Y menjadi dua potongan yang terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ngiis memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-buah -umbi -batang pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang Arah Gerakan turun Jumlah Gerakan -tunggal -berulang-ulang dua potongan terpisah

pohon pisang

entitas

-Mengarahkan alat ke entitas

Verba ngaet, ngaeb, dan nyirsir dapat dieksplikasi sebagai berikut. Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas.

Y menjadi beberapa potongan kecil atau tipis X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ngaet / ngeet memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-buah -umbi -batang pohon pisang pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan Turun Jumlah Gerakan -berulang-ulang beberapa potongan terpisah

Verba ngaeb / ngueb memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-buah pisau Gerakan Tangan -tangan kanan memegang alat Arah Gerakan turun Jumlah Gerakan berulang-ulang beberapa

-umbi -batang pohon pisang

tajam -tangan kiri memegang entitas -mengarahkan alat ke entitas potongan tipis-tipis

Verba nyirsir memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-buah -umbi -batang pohon pisang pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan -turun -ke depan Jumlah Gerakan berulang-ulang beberapa potongan tipis-tipis 2) nērēs, nyigar

Leksikon nērēsdan nyigar biasanya mengacu pada entitas yang lebar, seperti nērēs kasa ‘memotong kain putih’, nyigar deluang ‘memotong kertas’. Kegiatan ini sekali dilakukan sehingga pemetaan komponennya menjadi “X melakukan ini sekali” dan biasanya menggunakan alat berupa pisau dan gunting tajam. Pada umumnya, entitas yang dikenai tindakan ini akan menjadi dua bagian (Sudipa, 2004: 288). Kedua verba ini merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan TWO.

Pemetaan eksponen verba nērēsdan nyigar adalah “seseorang X nērēs, nyigar sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam atau gunting Z dengan gerakan terarah, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Y menjadi dua potongan terpisah”. Pemetaan subeksponennya adalah “seseorang nērēs, nyigar Y, sesuatu yang baik terjadi” dengan eksplikasi sebagai berikut.

Pada saat itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada saat yang bersamaan sesuatu terjadi pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (gunting, pisau tajam) X melakukan ini sekali

Y menjadi dua bagian X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nērēs, nuēs, dan nyigar memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

kain kertas gunting pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan ke depan Jumlah Gerakan tunggal dua potongan terpisah 3. Fitur Semantik

Leksikon Gerakan Memotong Arah Memotong Tunggal Berulang ke Bawah ke Depan ngetep / motong + + + + ngiis / ngiris + ± + + ngaet / ngeet - + + - ngaeb / ngeeb - + + - nyirsir - + - + nērēs, nuēs,dan nyigar + - - +

4.1.3.3 VMBB dengan Tipe Menghaluskan / Meratakan 1. Realisasi Leksikal

VMBB dengan tipe menghaluskan dapat direalisasikan sebagai leksikon ngerot dan niding. Kedua leksikon ini merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan ONE (separated) dan pada aktivitasnya dilakukan dengan tujuan agar entitas yang dikenai tindakan memiliki permukaan yang halus atau rata karena sebelumnya sempat mengalami proses “memotong” tetapi terdapat permukaan yang kurang rata sehingga perlu dikenai tindakan lagi. Ngerot mengandung makna ‘menghaluskan’, sedangkan niding mengandung makna ‘meratakan’. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kedua leksikon di atas, marilah kita menuju pada pembahasan struktur di bawah ini.

2. Struktur 1) tiding, niding

4-46 Daweg nika uleman-nēsanēring jaba sedek nidinglakar katikan-nē

Ketika itu undangan-DEF REL diluar sedangPREF-potong bahan tusuk sate-DEF

‘Ketika itu para undangan yang ada di luar sedang memotong tusuk sate itu’

(Abiansemal, Badung)

2)kerot, ngerot

4-47 Dane polih ngerot katik satē

Dia mendapat DEF-potong tusuk sate ‘Dia telah memotong tusuk sate’ (Kesiman, Denpasar)

Verba niding pada kalimat di atas menghendaki dua argumen, dalam ini uleman ‘tamu undangan’ sebagai agen dan lakar katikan ‘bahan tangkai sate’ sebagai pasien. Aktivitas niding pada umumnya dilakukan ketika terjadinya aktivitas membuat tusuk sate. Hal ini dilakukan terhadap sebatang potongan bambu / buluh bambu yang berukuran panjang kira-kira 25 cm (ukuran panjang standar tusuk sate di Bali). Potongan tersebut awalnya merupakan hasil dari proses penggergajian. Karena hasil tersebut menyisakan ujung potongan yang masih kasar, diperlukanlah tindakan niding pada kedua ujung entitas agar menjadi rata. Niding bermakna ‘meratakan’ ujung entitas, berkolokasi dengan jenis entitas, yaitu potongan atau buluh bambu untuk tusuk sate, dilakukan dengan alat berupa blakas, dengan gerakan terarah, berulang-ulang, memutar entitas, penuh kehati-hatian, posisi duduk. Pemetaan eksponennya adalah “Seseorang X niding sesuatu Ydengan menggunakan blakas Z dengan gerakan memutar entitas, mengarahkan alat ke depan, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi duduk, langsung dengan hasil berupa satu potongan entitas yang kedua ujungnya rata. Y menjadi satu potongan rata, Y menghasilkan potongan-potongan kecil atau tipis yang tidak bermanfaat (upil). Pemetaan subeksponennya “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi.

Setelah dilakukan aktivitas niding, kemudian dilakukanlah aktivitas nyibak dan nyebit pada entitas tersebut. Hasil nyibak dan nyebit nantinya berupa potongan-potongan bambu yang permukaannya kasar atau berbulu. Dengan demikian, perlu dilakukan tindakan ngerot.

Verba ngerot pada data di atas bervalensi dua, yakni danēsebagai agen dan katik

Dokumen terkait