• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.2.1 VMBB dengan Tipe Gerakan Berulang 1. Realisasi Leksikal

VMBB apabila ditinjau dari ciri kemiripan cara dapat direalisasikan dengan leksikon tektek (nektek), cahcah (nyahcah), dan rajang (ngrajang). Ketiga leksikon ini dimasukkan ke kategori yang sama karena memiliki persamaan yang sangat menonjol. Persamaan tersebut meliputi cara memotong dengan gerakan berulang-ulang yang mengarah pada entitas. Walaupun ketiga leksikon ini dianggap memiliki kemiripan cara gerakan, ketiganya juga memiliki perbedaan yang sangat besar antara yang satu dan yang lainnya. Perbedaan tersebut

didasarkan atas kolokasi atau entitas yang dikenai tindakan serta hasil yang didapatkan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai ketiganya, berikut ini disajikan strukturnya.

2. StrukturVMBB dengan Ciri Gerakan Berulang 1)tektek, nektek

4-22 Beli-n-ne nektek carang nyambu-nē apang adi-n-nētusing menēk buin kema

Kakak (lk)-POSS-DEF PREF-potong dahan jambu-DEF agar adik-POSS-DEF tidak naik lagi ke sana

‘Kakaknya memotong dahan pohon jambu itu agar adiknya tidak lagi naik ke sana’

(Selemadeg, Tabanan)

Secara semantis, verba nektek pada kalimat di atas bervalensi dua, yakni belinnē‘kakaknya’ sebagai agen dan carang nyambunē‘dahan pohon jambu itu’ sebagai pasien. Secara alami, verba nektek berkolokasi dengan entitas yang merupakan benda tidak bernyawa. Adapun entitas yang dimaksud adalah bagian batang / kayu tumbuh-tumbuhan, serta bagian hewan yang telah dipotong / disembelih seperti dagingnnya. Lebih jelasnya, kolokasi verba nektek dapat diperlihatkan pada data berikut.

nektek punyan poh ‘memotong pohon mangga’ nektek carang poh ‘memotong dahan mangga’ nektek punyan gedang ‘memotong pohon pepaya’

nektek tiiing ‘memotong bambu’

nektek kayun cempaka ‘memotong kayu cempaka’ nektek papah jaka ‘memotong pelepah aren’ nektek papah nyuh ‘memotong pelepah kelapa’ nektek bungkil gedebong ‘memotong pangkal pohon pisang’ nektek papah biu ‘memotong pohon pisang’

Apabila dicermati, data di atas merupakan leksikon nektek yang berkolokasi dengan entitas berupa bagian tumbuhan khususnya kayu. Selain itu, entitas lainnya bisa juga berupa be ‘daging’ hewan yang telah disembelih untuk mendapatkan banyak potongan kecil-kecil. Ada suatu perbedaan yang sangat signifikan terhadap hasil tindakan nektek apabila dikaitkan dengan perbedaan entitas. Ditekankan bahwa apabila nektek dilakukan terhadap entitas yang bersifat keras seperti pohon, kayu, dan bambu, maka hasil yang diperoleh belum tentu berupa potongan-potongan kecil, tetapi hanya bertujuan untuk membagi dua, sehingga menghasilkan dua potongan terpisah dan menghasilkan sisa potongan yang tidak diinginkan. Sebaliknya, apabila nektek dilakukan terhadap entitas yang bersifat tidak terlalu keras atau bisa dikatakan lunak, seperti gedebong ‘batang pohon pisang’, bē‘daging’, dan sejenisnya, maka hasil yang diperoleh adalahberupa potongan kecil-kecil. Skemanya adalah sebagai berikut.

Verba Entitas (keras) Hasil

punyan poh ‘pohon mangga carang poh ‘dahan mangga’ punyan gedang ‘pohon pepaya’

nektek tiing‘bambu’ 1) dua bagian terpisah

kayun cempaka ‘kayu cempaka’ 2) beberapa potongan yang tidak diharapkan papah nyuh ‘pelepah kelapa’

carang sotong‘dahan jambu biji’

Verba Entitas (lunak) Hasil

bē ‘daging’

gedebong ‘pohon pisang’

bungkil gedebong ‘pangkal pohon pisang’ nangka ‘buah nangka’

gedang semental ‘pepaya setengah matang’ kladi ‘talas’

nektek kesēla sawi ‘singkong’ banyak

potongan

kol ‘kol’ kecil

dagdag ‘daun ketela rambat’ sentē‘sente’

biah-biah ‘eceng gondok’ kangkung ‘kangkung’

Leksikon nektek merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, TWO, dan MANY/MUCH, dimaknai “memotong dengan gerakan berulang-ulang” yang didalam aktivitasnya diperlukan alat berupa pisau tajam dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas yang dikenai tindakan. Adapun pemetaan eksponen nektek adalah “Seorang X nektek sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z, dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, hasil tergantung sifat entitas (dua / beberapa bagian terpisah bila entitas keras, banyak potongan kecil-kecil bila entitas tidak terlalu keras). Pemetaan subeksponen verba nektek,yakni “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi bisa duduk, jongkok, atau berdiri).

Y menjadi dua, potongan terpisah (entitas keras)

Y menjadi banyak potongan kecil-kecil (entitas tidak keras) X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Entitas Alat Cara Hasil - pohon - kayu - bambu - umbi - potongan daun - tulang - pisau tajam - blakas - madik Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Tangan kiri bisa tidak memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik-turun Jumlah Gerakan berulang - ulang -dua potongan terpisah -banyak potongan kecil-kecil

Catatan: verba ini memungkinkan penggunaan 3 alatyang berbeda yaitu bisa dengan pisau tajam, blakas, atau madik

2)cahcah, nyahcah

4-23 Nini nyahcah bungkil kladi lakar maman cēlēng-ē Nenek PREF-potongumbi talas untuk makanan babi-DEF ‘Nenek memotong umbi talas untuk makanan babi itu’ (Sukawati, Gianyar)

Verba nyahcah pada kalimat di atas secara semantis berkemampuan untuk mengikat dua argumen. Adapun argumen yang dimaksud adalah nini ‘nenek’ sebagai agen dan bungkil kladi ‘umbi talas’ sebagai pasien. Nyahcah berkolokasi dengan entitas tak bernyawa berupa umbi-umbian yang akan digunakan sebagai bahan makanan ternak babi atau sapi. Adapun jenis umbi-umbian yang dimaksud adalah ketela pohon, ketela rambat, dan umbi talas.

Aktivitas nyahcah memiliki makna memotong entitas secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil berupa potongan-potongan kecil, memerlukan alat berupa pisau tajam dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi duduk, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas yang diperlakukan. Adapun pemetaan

eksponen nyahcah adalah “seorang X nyahcah sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi duduk, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas berupa potongan-potongan kecil sehingga Y menjadi banyak potongan yang terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi” dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam, blakas) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah,

berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi duduk atau jongkok) Y menjadi banyak potongan kecil terpisah

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba nyahcah memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

-ketela -singkong -umbi talas -pisau tajam -blakas Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri tidak memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik-turun Jumlah Gerakan berulang – ulang -banyak potongan kecil-kecil

Catatan: Alat yang digunakan bisa pisau tajam atau blakas

3) rajang, ngrajang

4-24 Mēmē-n-nēitehngrajang kebasa di paon sing ngeh tekēn ada anak teka Ibu-POSS-dia asyik PREF-potong bumbu di dapur tidak tau dengan ada orang datang

‘Ibunya asyik memotong bumbu di dapur sampai tidak tahu ada orang yang datang’

(Abiansemal, Badung)

Secara semantis, verba ngrajang pada kalimat di atas bervalensi dua argumen yakni mēmēnnē‘ibunya’ sebagai agen dan kebasa ‘bumbu-bumbuan’ sebagai pasien. Verba ini khusus hanya berkolokasi dengan entitas kebasa ‘bumbu-bumbu’ karena secara inheren ngrajang memang merupakan aktivitas yang diperuntukkan memotong-motong bumbu sehingga menjadi bentuk yang halus. Dengan demikian, aktivitas ngrajang tidak cocok apabila dikenai pada entitas yang lainnya.

Ngrajang merupakan leksikon VMBB yang merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY/MUCH. Aktivitas ini dilakukan untuk mendapatkan potongan-potongan halus atau sangat kecil dengan jumlah yang tidak terhitung. Pada dasarnya, ngrajang berkolokasi dengan entitas kebasa ‘bumbu-bumbuan’ sehingga meskipun pasien, yakni entitas yang dikenai tidak muncul dalam satuan kalimat, namun ngrajang sudah memiliki makna ‘memotong dan menghaluskan bumbu-bumbuan’ tersebut. Sebagai contoh yakni kalimat di bawah ini.

4-25Dueg ia ngrajang, jaen pegaē-n-nē

Pandai dia PREF-potong, enak buatan-POSS-DEF

‘Pandai dia memotong dan menghaluskan bumbu-bumbuan, enak hasil buatannya’

(Sukawati, Gianyar)

Kalimat di atas memiliki verba ngrajang yang dapat dimaknai dengan ‘memotong dan menghaluskan bumbu’ sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

‘memotongmenghaluskanbumbu-bumbuan’

Verba ngrajang dapat dimaknai ‘membuat potongan-potongan yang halus’. Halus dalam arti di sini adalah ukuran potongan yang sangat kecil sehingga dianggap berbentuk halus. Untuk dapat membuktikannya, disajikan data sebagai berikut.

4-26 Kuah bēsiap-ēisinin jepbasa rajang

kuah daging ayam-DEF diisi K.fatis bumbu rajang

‘Kuah daging ayam itu tolong diisi bumbu yang dipotong halus’ (Abiansemal, Badung Intf.)

Aktivitas ngrajang merupakan tindakan bermakna ‘memotong’ yang memiliki beberapa tahap di dalam implementasinya. Pertama-tama, bumbu-bumbuan yang biasanya dijadikan campuran, antara lainbawang merah, bawang putih, cabai, daun serai, kunyit, jahe, kencur, diiris-iris tipis dengan cara ngueb / ngaeb, kemudian irisan tipis tersebut kembali diiris menjadi potongan yang lebih kecil lagi. Setelah ukuran entitas tidak memungkinkan untuk diiris lagi, barulah potongan-potongan kecil tersebut dipotong dengan gerakan berulang-ulang tektek sehingga menjadi halus. Dengan demikian, pemetaan verba ini adalah:

ngrajang = ueb/aeb tektek

Dari pemetaan di atas, dapat dijelaskan bahwa aktivitas ngrajang memiliki makna beberapa tindakan memotong yang berbeda yang dilakukan ketika aktivitas ngrajang tersebut berlangsung.Ngrajang merupakan aktivitas “memotong” yang memerlukan alat berupa pisau tajam, biasanya blakas dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung pada entitas. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan alat lain, seperti silet, kapak, dan kandik. Adapun pemetaan eksponen verba tersebut adalah “Seorang X ngrajang sesuatu Y dengan

mengunakan alat Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil berupa entitas yang berbentuk sangat kecil atau potongan-potongan halus sehingga Y menjadi banyak bagian yang terpisah. Pemetaan subeksponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi”, dan dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y

X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam atau blakas) X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah,

berulang-ulang, penuh kehati-hatian, langsung) X menjadi banyak potongan terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini Verba ngrajang komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

bumbu- bumbu dapur blakas Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri tidak Memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan naik-turun Jumlah Gerakan berulang-ulang banyak potongan kecil / halus 3. Fitur Semantik

Leksikon Entitas Hasil Diharapkan Tdk diharapkan

kayu/ pohon bumbu daging

buah dua banyak umbi

ngetep / motong + + + + + ± nektek + + + + + + nyahcah - + + - + - ngrajang - + - - + -

4.1.2.2 VMBB dengan Tipe Cara Mengupas

1. Realisasi Leksikal

VMBB di dalam aktivitas yang disebutkan oleh verbanya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dimaksud adalah dengan cara mengupas. VMBB yang dilakukan dengan cara ini secara leksikal dapat direalisasikan sebagai leksikon ngulis, ngelasin, dan melut. Ketiganya memiliki kemiripan makna, tetapi perbedaannya lebih besar lagi apa bila dibandingkan dengan kemiripan tersebut. Untuk dapat mengetahui gambaran tentang ketiga leksikon verba tersebut, dijelaskan mengenai strukturnya sebagai berikut.

2. Struktur VMBB dengan Tipe Cara Mengupas 1)kulis, ngulis

4-27 Sinoman-ēngulisbēcēlēng-ē

Petugas piket-DEFPREF-potong daging babi-DEF ‘Petugas piket itu memotong daging babi’

(Sidemen, Karangasem)

Secara semantis, verba ngulis pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen, yakni sinomanē‘juru piket itu’ sebagai agen dan bē

cēlēngē‘daging babi itu’ sebagai pasien. Ngulis berkolokasi dengan entitas yang berupa hewan dan dikenai kepada entitas setelah entitas tersebut disembelih. Bagian entitas yang dikenai tindakan ngulis adalah kulit, dilakukan dengan cara mengupas dan memisahkan bagian kulit dengan bagian daging entitas. Dengan kata lain, ngulis memiliki makna inheren memotong dengan cara yang mirip dengan mengupas.

Adapun entitas yang dapat dikenai tindakan ngulis adalah hewan yang telah disembelih guna keperluan tertentu. Aktivitas ini juga dapat memberlakukan semua entitas yang memiliki kulit termasuk manusia. Meskipun demikian, hubungan antara ngulis dan entitas, bisa dianggap berterima apabila entitas yang diberlakukan adalah hewan yang telah disembelih untuk dimanfaatkan daging dan kulitnya dengan cara yang berbeda. Data berikut ini disajikan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

ngulis cēlēng ‘memotong babi’ ngulis lelipi ‘memotong ular’

ngulis bē cēlēng ‘memotong daging babi’ ngulis bē kambing ‘memotong daging kambing’ ngulis bē sampi ‘memotong daging sapi’ ngulis bē siap ‘memotong daging ayam’

Ngulis (1) memiliki makna ‘memotong dan mengupas’ kulit hewan sembelihan sesuai dengan contoh data di atas. Ngulis cēlēngmemiliki makna ‘mengupas bagian kulit babi’ yang telah disembelih tetapi masih dalam keadaan utuh, kulit yang dikupas termasuk dengan daging atau lemak yang menempel padanya sehingga ada sedikit sisa daging yang menempel pada tulangnya. Demikian juga dengan ngulis lelipi memiliki makna ‘mengupas bagian kulit ular’ untuk dimanfaatkan kulitnya.

Ngulis (2) memiliki makna memotong dan memisahkan bagian daging yang menempel pada tulang. Seperti halnya data ngulis bēcēlēng‘memotong daging babi’, ngulis bē kambing ‘memotong daging kambing’, ngulis be sampi ‘memotong daging sapi’, dan ngulis bē siap ‘memotong daging ayam’. Ketika hewan yang telah disembelih dipotong menjadi beberapa bagian, kemudian jika diperlukan, dagingnya dipotong dengan cara ngulis bertujuan memisahkan bagian daging dengan tulangnya karena bagian tulang dianggap kurang berguna.

Aktivitas ngulis bermakna ‘memotong dan memisahkan bagian kulit dengan bagian daging’ atau ‘memotong dan memisahkan bagian daging dengan bagian tulang’ sehingga merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, dan MANY. Aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan alat berupa pisau tajam, gerakan berulang-ulang, posisi duduk atau jongkok, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas, baik berupa potongan kulit maupun daging. Adapun pemetaan eksponennya adalah “seseorang X ngulis sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang, posisi duduk atau jongkok, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas, baik berupa potongan kulit maupun daging”. Pemetaan subeksponennya, yakni “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi. Berikut eksplikasinya.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaann terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, berulang-ulang, penuh kehati-hatian, posisi duduk atau jongkok)

Y menjadi beberapa bagian terpisah X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Entitas Alat Cara Hasil -kulit hewan -daging hewan pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang entitas -Mengarahkan alat ke entitas Arah Gerakan turun Jumlah Gerakan berulang-ulang -beberapa potongan kulit terpisah dengan daging -beberapa potongan daging terpisah dengan tulang

2) kelas, ngelasang / ngelasin

4-28 Mēmēngelasang panak-nēapel

Ibu PREF-kupas-SUFanak-POSS apel ‘Ibu mengupaskan anaknya apel’

(Bajra, Tabanan)

Verba ngelasangpada kalimat di atas secara semantis dapat mengikat tiga argumen. Adapun argumen tersebut, yakni mēmē‘ibu’ sebagai agen, panaknē‘anaknya’ sebagai receiver / penerima, dan apel ‘apel’ sebagai pasien. Aktivitas ngelasin secara alamiah berkolokasi dengan entitas tak bernyawa seperti buah-buahan yang memiliki bagian kulit yang hanya dapat dikupas dengan bantuan alat (bedakan dengan pelut, melut pada realisasi leksikal berikutnya). Entitas-entitas tersebut,misalnya apel, mangga, pepaya, kedondong, dan sebagainya. Entitas lain bisa juga berupa umbi-umbian, seperti ketela pohon, ketela rambat, bengkoang, kentang, serta bahan bumbu, seperti bawang merah dan bawang putih yang akan dikupas bagian kulitnya.

Verba dasar kelas akan memiliki valensi dua argumen apabila bentuk turunannya adalah ngelasin. Ngelasin merupakan aktivitas memotong yang bermakna ‘mengupas bagian kulit entitas’ memerlukan alat berupa pisau tajam, dengan gerakan terarah, berulang-ulang bisa juga gerakan memutar, penuh kehati-hatian, langsung dengan hasil entitas berupa potongan tanpa kulit luar. Dengan demikian, ngelasang atau ngelasin merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, ONE (separated), dan MANY/MUCH. Adapun pemetaan eksponennya adalah “Seseorang X ngelasin sesuatu Y dengan menggunakan pisau tajam Z dengan gerakan terarah, berulang-ulang atau memutar, penuh kehati-hatian, Y menjadi satu potongan utuh,tetapi hanya terkupas di bagian kulit.Y menghasilkan banyak potongan kulit. Pemetaan subeksponennya adalah “X ngelasin Y, sesuatu yang baik terjadi, dapat dieksplikasi sebagai berikut.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau tajam)

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah berulang-ulang atau memutar, penuh kehati-hatian)

Y menjadi dua bagian terpisah (kulit terpisah dengan daging) Y menghasilkan banyak potongan kulit

X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba ngelasin memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

buah-buahan pisau tajam Gerakan Tangan -Tangan kanan memegang alat -Tangan kiri memegang Arah Gerakan dari belakang ke depan Jumlah Gerakan berulang-ulang Diinginkan satu potongan buah tanpa kulit Tak diinginkan banyak potongan kulit berbentuk tipis-tipis

entitas -mengarah-kan alat ke entitas 3)pelut, melut 4-29 Adi-n-nēmelutbiu abulih

Adik-POSS-diaPREF-kupas pisang sebatang ‘Adiknya mengupas sebatang pisang’

(Petang, Badung)

Verba melut dianggap sebagai salah satu representasi leksikal VMBB karena secara semantis mengakibatkan entitas terbagi menjadi dua atau beberapa bagian terpisah, seperti yang telah dipaparkan pada konsep “verba memotong”. Verba melut pada data di atas bervalensi dua, yakni mampu mengikat dua argumen. Adapun argumen yang dimaksud adalah adinnē‘adiknya’ sebagai agen dan biu ‘pisang’ sebagai pasien. Kolokasi dari verba ini pada umumnya adalah benda tidak bernyawa, yakni jenis buah-buahan yang memiliki bagian kulit yang dapat dikupas dengan tangan telanjang (bandingkan dengan verba ngelasin pada penjelasan sebelumnya). Sebagai contoh lain, data berikut merupakan entitas dengan karakteristik yang sama dalam hal kulitnya dapat dikupas tanpa menggunakan alat, maknanya berterima sebagai entitas verba melut.

melut biu ‘mengupas kulit pisang’ melut sumaga ‘mengupas kulit jeruk’ melut salak ‘mengupas kulit salak’ melut jrungga ‘mengupas kulit jeruk Bali’

Verba melut merepresentasikan makna asali WANT, SOMETHING, PART, ONE (separated) dan MUCH, bermakna ‘mengupas bagian kulit entitas’ serta tidak memerlukan alat apapun, cukup dengan tangan telanjang. Aktivitas ini dilakukan

dengan gerakan terarah, berulang-ulang, langsung pada entitas yang diberlakukan. Adapun pemetaan eksponennya adalah “Seseorang X melut sesuatu Y dengan menggunakan tangan telanjang, gerakan terarah berulang-ulang, langsung dengan hasil berupa satu potongan buah dengan potongan kulit yang terpisah. Y tetap dalam wujud satu potongan utuh. Pemetaan subeskponennya adalah “X melakukan sesuatu padaY, sesuatu yang baik terjadi. Berikut ini eksplikasinya.

Pada waktu itu, X melakukan sesuatu pada Y

Karena ini, pada waktu yang bersamaan terjadi sesuatu pada Y X melakukan sesuatu tanpa menggunakan alat

X melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, berulang-ulang)

Y menjadi dua bagian terpisah (daging terpisah dengan kulit) X menginginkan ini

X melakukan sesuatu seperti ini

Verba melut memiliki komponen makna sebagai berikut.

Entitas Alat Cara Hasil

buah-buahan tangan kosong Gerakan Tangan -Tangan kiri memegang entitas -Tangan kanan mengupas kulit entitas Arah Gerakan dari atas ke bawah Jumlah Gerakan berulang-ulang Diinginkan potongan buah tanpa kulit Tak diinginkan potongan kulit berbentuk tipis 3. Fitur Semantik

Leksikon Entitas Penggunaan Instrumen Hasil

Hewan Buah Dengan Alat Tanpa Alat Diharapkan Tidak

ngetep / motong + + + + + ± ngulis + - + - + - ngelasin - + + - + +

melut - + - + + +

4.1.2.3 VMBB dengan Tipe “Menggigit” 1. Realisasi Leksikal

Suatu makna kata bersifat kompleks. Makna kata bisa berbeda tergantung bagaimana cara pandang kita terhadap penggunaan kata tersebut. Seperti halnya VMBB dengan tipe “menggigit”, yang secara leksikal dapat direalisasikan sebagai nyegut, ngakes, dan makpak. Pada dasarnya ketiga leksikon ini memiliki makna ‘menggigit’. Namun, pada suatu keadaan tertentu, terkadang tindakan “memotong” suatu entitas tidak dapat dilakukan, baik dengan alat pemotong tertentu maupun dengan tangan kosong sekalipun. Ada suatu cara dimana “memotong” suatu entitas bisa dilakukan dengan ‘menggigit’. Dengan demikian, pada kesempatan ini beberapa butir leksikon yang bermakna ‘menggigit’ diikutsertakan sebagai leksikon dengan makna “memotong” karena signifikansinya di dalam aktivitas “memotong” dalam kehidupan sehari-hari. Adapun leksikon lain yang juga memiliki makna ‘menggigit’, seperti nyotot, ngutil, ngilag, nyaplok, dll. tidak dimasukkan pada analisis ini karena butir-butir leksikon tersebut tidak memiliki signifikansi terhadap aktivitas “memotong” pada topik kali ini.

2. Struktur VMBB dengan Tipe “Menggigit” 1) nyegut, ngakes

4-30 I Jayanyegutpemanisan-nē dadianga dadua

ART Nama PREF-gigit permen-DEF dijadikan dua ‘I Jaya menggigit permen-itu dijadikan dua’

(Denpasar)

4-31 Aluh baana I Ekangakestali-n layangan ento nganti pegat

Mudah oleh ART namaPREF-gigit tali-POSS layangan itu sampai putus ‘Dengan mudah I Eka menggigit tali layangan itu sampai putus’

(Abang, Karangasem)

Verba nyegut pada kalimat di atas berkemampuan untuk mengikat dua argumen yakni I Jaya sebagai agen dan pemanisannē‘permennya’ sebagai pasien. Aktivitas

Dokumen terkait