• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada Hubungan Apa antara Manusia dengan Pendidikan?

HAKIKAT PENDIDIKAN

A. Ada Hubungan Apa antara Manusia dengan Pendidikan?

Kajian filosofis tentang hakikat manusia dan pendidikan diawali dengan pembahasan tentang makna “hakikat.” Hakikat secara etimologi berasal dari bahasa Arab, dengan kata dasarnya “haq” yang berarti kebenaran yang sesungguhnya (mendasar). Apabila seseorang menerangkan atau menjelaskan sesuatu benda atau sifat, maka yang dijelaskan itu adalah ciri-ciri atau sifat yang mendasar dari benda atau objek tersebut. Contohnya apabila seorang manusia hanya mempunyai satu kaki, tetapi otaknya masih dapat berpikir normal, maka yang bersangkutan masih dianggap sebagai manusia yang layak. Sebaliknya walaupun seorang manusia mempunyai dua kaki tetapi tidak dapat berpikir normal, maka yang bersangkutan masih dianggap sebagai manusia yang layak, sebab ia tidak mampu saling tukar pikiran dengan orang lain. Oleh karena itu pemikiran atau akal sehat merupakan salah satu ciri “haq” (hakiki) manusia. Selanjutnya kebenaran yang hakiki (haq) berasal dari Tuhan, dapat juga dari manusia asal tidak menentang aturan Tuhan. Sebagaimana firman Allah Q.S.2:147. “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu,

Istilah manusia secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata “man” yang artinya manusia, kebetulan sama juga artinya dengan yang ada dalam bahasa Inggris. Selanjutnya penggalan kata yang kedua, yaitu “nasia” yang artinya pelupa. Jadi, istilah manusia berarti orang yang sering lupa tentang aturan atau peringatan-peringatan Tuhan. Beberapa istilah lain yang sering digunakan untuk manusia adalah sebagai berikut:

1. Al-Insan, yang artinya manusia yang punya hati (insan kamil= nurani). Ada juga manusia yang jasadnya masih hidup, tetapi nuraninya telah “mati” karena tidak berfungsi.

2. Al-Basyar, yang artinya manusia dalam bentuk lahiriahnya: yaitu makhluk yang memerlukan makan dan minum, atau yang punya badan dan anggota tubuh sebagaimana layaknya manusia biasa. 3. An-Nas, yang artinya manusia secara umum; dalam bahasa

Inggris disebut people.

4. Bani Adam, yang artinya; bani = anak, Adam yaitu nabi Adam; maksudnya turunan atau anak cucu nabi Adam. Hakikat manusia ditinjau dari sifat-sifat hakiki yang menjadi karakteristik manusia yang membedakannya dari mahluk lainnya, sehingga dapat dilaksanakan strategi yang tepat dalam pendidikan. Hal ini ditinjau dari beberapa pandangan, di antaranya psikoanalitik, humanistik, behavioristik. Hakikat manusia juga ditinjau dari beberapa dimensi, yaitu dimensi individu, sosial, moral dan dan keberagamaan yang perlu dikembangkan dari manusia melalui pendidikan sehingga terbentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Sasaran pendidikan adalah manusia yang mengadung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sangat kompleks

tersebut, tidak ada satu batasan yang bisa menjelaskan Hakikat pendidikan secara lengkap. Batasan yang diberikan para ahli beraneka ragam, karena orientasi, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau falsafah yang mendasarinya juga berbeda. Sehubungan dengan hal tersebut perbedaan pendapat para ahli tentang pendidikan dapat dijadikan bahan acuan dan analisis dalam rangka memaknai pendidikan secara mendasar.

Selanjutnya perlu dipahami tentang hakikat pendidikan untuk bisa diterapkan dalam kegiatan pendidikan. Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani “paedagogie” yang akar katanya “pais” yang berarti anak dan “again” yang artinya membimbing jadi “paedagogie” artinya bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa inggris pendidikan diterjemahkan menjadi “Education“ yang berasal dari bahasa yunani “Educare “ yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.

Pengertian pendidikan banyak dikemukakan para ahli pendidikan dan filsafat dari berbagai aliran. Di samping itu pengertian pendidikan juga dapat dilihat dalam UU. No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai acuan melaksanakan pendidikan di Indonesia. Untuk melaksanakan pendidikan secara baik perlu dipahami pendidikan sebagai sistem dengan unsur-unsurnya yang harus diperhatikan yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan tersebut. Unsur-unsur dimaksud di antaranya tujuan, peserta didik, isi dan materi pendidikan, metode dan alat pendidikan serta lingkungan yang mempengaruhi suasana pendidikan. Di antara unsur-unsur pendidikan tersebut tujuan pendidikan memiliki posisi yang penting. Segenap unsur atau komponen dari seluruh kegiatan

pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena di manapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada Hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut. Dengan demikian selain bersifat universal, pendidikan juga bersifat universal, pendidikan juga bersifat nasional.

Urusan utama pendidikan adalah manusia. Perbuatan pendidikan diarahkan kepada manusia sebagai urusan utama pendidikan. Perbuatan pendidikan diarahkan kepada manusia untuk mengembangkan potensi-potensi dasar manusia agar menjadi nyata. Perubahan tuntutan yang terjadi dalam masyarakat, menghendaki peningkatan peranan pendidikan selanjutnya. Namun batasan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli/ pakar sejalan dengan kodrat manusia yang memainkan peranan rangkap dalam kehidupannya, baik sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat.

Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidik dengan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu terus berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut alat pendidikan. Untuk itu manusia harus mampu mengembangkan dan mengelola hidupnya dengan baik agar manusia itu akan menjadi manusia yang berpendidikan dan

dapat mewujudkan perkembangan dunia baik dalam bidang IPTEK maupun IMTAQ di dalam kehidupannya. Manusia itu tidak akan bisa hidup tanpa adanya orang lain. Manusia tidak akan bisa hidup sendiri karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang unik dan makhluk sosial.