ADAB BERPAKAIAN, BERHIAS, PERJALANAN, BERTAMU DAN MENERIMA TAMU
B. Adab Berhias
4. Membiasakan Adab Berpakaian
a. Disunahkan memakai pakaian yang bersih, rapih, pantas dan serasi
b. Berpakaian tidak hanyaa sekedar menutup aurat, tetapi juga jangan ketat dan transparan.
c. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. d. Menghindari berpakaian untuk menunjukkan ketenaran dan kesombongan. e. Disunahkah berdoa ketika memakai dan melepas pakaian.
f. Tidak berpakaian yang bergambar makhluk hidup atau ada simbol agama non-muslim.
g. Mendahulukan bagian kanan pada saat berpakaian. h. Disunnahkan memakai pakaian yang berwarna putih.
B. Adab Berhias
1. Pengertian Adab Berhias
Berhias adalah naluri yang dimiliki oleh setiap manusia. Berhias telah menjadi kebutuhan dasar manusia sesuai dengan tingkat peradaban, dan tingkat sosial. Berhias dalam ajaran Islam bertujuan untuk ibadah dan mencari ridha Allah. Berhias dalam Bahasa Arab disebut dengan kata “tazayyana-yatazayyanu”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhias diartikan; “usaha memperelok diri dengan pakaian ataupun lainnya yang indah-indah, berdandan dengan dandanan yang indah dan menarik.”
Secara istilah berhias dapat dimaknai sebagai upaya setiap orang untuk memperindah diri dengan berbagai busana, hiasan ataupun yang lain dan dapat memperindah diri bagi pemakainya, sehingga memunculkan kesan indah bagi yang menyaksikan serta menambah rasa percaya diri.
Pada hakekatnya berhias itu dapat dikatagorikan sebagai akhlak terpuji sebagai perbuatan yang dibolehkan bahkan dianjurkan, selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar Islam.
84 Akidah Akhlak Kelas XI
Allah Swt berfirman dalam QS. Al-A’rāf [7] ayat 31:
َُۡ
لۡٱَ ُّب ِحُيَلََۥ ُههن ِإََ ا وُفِر ۡسْٗۚ ُتَ َلََوَْاوُبَر ۡشٱَوَْاوُلُكَوَ ٖد ِج ۡسَمَ ِ لُكََدنِعَۡمُكَتَنيِزَْاوُذُخََمَداَءَ يِنَبََٰي
ََنيِفِر ۡس
ََ
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid makan, minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’rāf [7]: 31) Nabi Muhammad Saw. menyampaikan bahwa sesungguhnya Allah itu Indah dan menyukai keindahan. Untuk itu, sebagai umat Islam harus berusaha supaya dapat menjaga keindahan.
ََلا َم َج ْلاَ ُّب ِحُيَ لي ِم َجََ هللَّاَ هنِإ
َ
)َملسمَهاورَ(
َ
Artinya : Sesungguhnya Allah itu Indah dan menyukai keindahan (HR. Muslim)
2. Bentuk Adab Berhias
Berhias merupakan perbuatan yang diperintahkan ajaran Islam. Mengenakan pakaian merupakan salah satu bentuk berhias yang diperintahkan. Di antara fungsi pakaian adalah tidak sekadar untuk menutup aurat, tetapi juga busana yang memperelok pemakainya.
Pada masyarakat yang sudah maju peradabanya, mode pakaian ataupun berdandan sangat diperhatikan. Berhias juga mencakup penggunaan bahan ataupun alat tertentu untuk melengkapi dandanan dan penampilan mulai dari bedak, make up, semir rambut, parfum, wewangian dan sejenisnya. Dalam ajaran Islam, perhiasan tidak sebatas pada penggunaan pakaian, tetapi mencakup keseluruhan piranti (alat) aksesoris yang lazim digunakan untuk mempercantik diri, mulai dari kalung, gelang, anting-anting, bross dan lainnya.
Ada beberapa barang perhiasan yang dihalalkan untuk kaum perempuan tetapi diharamkan untuk kaum laki-laki, di antaranya adalah emas dan sutera asli. Nabi Muhammad Saw. pernah melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, kemudian Nabi melepaskan cincin emas itu dan meletakkanya di sebelah kirinya, seraya bersabda: ”Salah seorang di antara kalian sengaja mengambil bara api neraka dan meletakkan ditangannya. Setelah Rasulullah pun pergi, Para sahabat berkata kepada lelaki tersebut, Ambillah cincinmu itu dan manfaatkanlah, lelaki itu menjawab,’Tidak, demi Allah aku tidak akan mengambilnya setelah Rasulullah Shallallhu alaihi wa sallam mencapakkannya” (HR. Muslim)
Rambu-rambu yang harus ditaati oleh seorang muslim dalam berhias antara lain:
a. Niat yang lurus, yaitu berhias hanya untuk beribadah, artinya segala bentuk kegiatan berhias diorientasikan sebagai bentuk nyata bersyukur atas nikmat dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
b. Dalam berhias tidak dibenarkan menggunakan bahan-bahan yang dilarang agama. c. Dilarang berhias dengan menggunakan simbol-simbol non muslim.
d. Tidak berlebih-lebihan
e. Dilarang berhias seperti cara berhiasnya orang-orang jahiliyah
f. Berhias menurut kelaziman dan kepatutan dengan memperhatikan jenis kelamin, g. Dilarang berhias untuk keperluan berfoya-foya atau pun riya’.
Al-Qur’an sudah menjelaskan tentang etika berhias sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah berikut:
ََٰوَكهزلٱَ َنيِتا َء َوَ َةَٰوَلهصلٱَ َنۡمِقَأَوَ َٰۡۖىَلوُ ۡلۡٱَ ِةهيِلِهََٰجۡلٱَ َجُّرَبَتَ َنۡجهرَبَتَ َلََوَ هنُكِتوُيُبَيِفَ َنۡرَقَو
َ َنۡع ِطأ َوَ َةَ
َِرُيَا َمهنِإَٗۚ ۥُهَلو ُسَرَوََ هللَّٱ
اٗري ِهۡطَتَۡمُكَرِ هَطُيَوَ ِتۡيَبۡلٱََلۡهَأَ َسۡجِ رلٱَُمُكنَعَ َبِهۡذُيِلَُ هللَّٱَُدي
َََ
َََ
َ
Artinya : "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu. Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al-Ahẓab [33]: 33 ). Larangan Allah dalam ayat tersebut secara khusus ditujukan kepada wanita-wanita muslimah, agar mereka tidak berpenampilan seperti orang-orang jahiliyah (tabarruj al-jahiliyah), yaitu berhias dengan maksud untuk mengundang rangsangan birahi kepada lawan jenis yang bukan pasangannya.
3. Nilai Positif Adab Berhias
Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur manusia dalam segala aspeknya. Ajaran Islam bukannya hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah) tetapi juga mengatur hubungan dengan sesamanya (hablum minannas).
Tidak boleh seorang muslim atau muslimah dalam berhias hanya mementingkan mode atau adat yang berlaku di suatu masyarakat, sementara batasan-batasan yang sudah ditentukan agama ditinggalkan. Seorang muslim ataupun muslimah yang berhias (berdandan) sesuai ketentuan Islam, maka sesungguhnya telah menegaskan jati dirinya sebagai mukmin ataupun muslim. Seorang yang berhias secara Islami akan merasa nyaman dan percaya diri dengan dandanannya yang telah mendapatkan jaminan halal secara hukum. Sehingga apa yang dilakukan akan menjadi motivasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesamanya. Tidak
86 Akidah Akhlak Kelas XI
menimbulkan keangkuhan dan kesombongan karena dandanan (hiasan) yang dikenakan, karena keangkuhan dan kesombongan merupakan perangkap setan yang harus dihindari.
Berhias secara Islami akan memberikan pengaruh positif dalam berbagai aspek kehidupan, karena niat berhias adalah untuk ibadah, maka segala aktifitas berhias yang dilakukan seorang muslim akan menjadi jalan untuk mendapatkan barakah dan pahala dari Allah Swt.
4. Membiasakan Adab Berhias
Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran akan kewajiban pemeluknya untuk menjaga sopan santun dalam kaitannya dengan berhias ataupun berdandan, dengan cara menentukan bahan, bentuk, ukuran dan batasan aurat yang harus dijaga
Berhias merupakan kebutuhan manusia untuk menjaga dan mengaktualisasikan dirinya menurut tuntutan perkembangan zaman, nilai keindahan dan kekhasan dalam berhias menjadi tuntutan yang terus dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam kaitannya dengan kegiatan berhias atau berdandan, maka setiap manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan keinginan mengembangkan berbagai model menurut fungsi dan momentumnya, sehingga berhias dapat menyatakan identitas diri seseorang.
Islam memerintahkan berhias yang baik, bagus, dan indah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam pengertian bahwa, perhiasan tersebut dapat memenuhi hajat tujuan berhias, yaitu mempercantik atau memperelok diri dengan dandanan yang baik dan indah.
Islam mengajarkan untuk hidup secara wajar, berpakaian secara wajar, berhias secara lazim, jangan kurang dan jangan berlebihan. Ada beberapa hal yang diharamkan dalam perhiasan:
a. Bagi laki-laki memakai emas dan sutera.
b. Pakaian yang mempertajam bagian tubuh (pakaian ketat) c. Laki-laki menyerupai wanita dan wanita menyerupai laki-laki. d. Pakaian yang berlebih-lebihan dan untuk kesombongan. e. Tato dan mengikir gigi.
f. Menipiskan alis. g. Menyambung rambut.
Karena itu setiap pribadi muslim haruslah membiasakan diri untuk berpenampilan yang baik, bagus, indah dan meyakinkan, tidak menyombongkan diri, tidak angkuh, tetapi tetap sederhana dan penuh kebersahajaan sebagai wujud konsistensi terhadap ajaran Islam.