• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOSA BESAR

G. Durhaka Kepada Orang Tua

I. Memakan Harta Anak Yatim

ََر َق َسَي ِفَ ۡمُكَكَل َسَاَم

.

ََني ِ لَصُ ۡلۡٱَ َنِمَ ُكَنَۡمَلَْاوُلاَق

َ.َ

Artinya: "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? mereka menjawab: "Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, (QS. Al-Mudatstsir [74]: 42-43)

I. Memakan Harta Anak Yatim

1. Larangan Memakan Harta Anak Yatim Dengan Bāṭil

Memakan harta anak yatim dengan bāṭil sangat dikecam dalam Islam dan digolongkan ke dalam dosa besar. Di antara kewajiban wali terhadap anak yatim yang menjadi tanggungannya adalah mengurusnya dan mengurus hartanya dengan sebaik-baiknya. Ketika anak yatim itu telah dewasa dan mampu mengurus hartanya sendiri, hendaklah dia menyerahkan harta tersebut kepada si yatim tadi. Allah Swt berfirman:

َهلٱِبَ هلَِإَ ِميِتَيۡلٱَ َلاَمَْاوُبَرۡقَتَ َلََو

َ َناَكَ َدۡهَعۡلٱَ هنِإَ ِۡۖدۡهَعۡلٱِبَْاوُفۡوَأَوَٗۚۥُههد ُشَأَ َغُلۡبَيَ َٰىهتَحَ ُن َسۡحَأََيِهَيِت

َۡس َم

َ ٗلَو

َ

Artinya: dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabnya. (QS. Al-Isra’ [17]: 34)

2. Dampak Memakan Harta Anak Yatim Dengan Bāṭil

a. Diancam masuk neraka

Memakan harta anak yatim dengan ẓalim diibaratkan seperti orang yang mengisi perutnnya dengan api, dan di akhirat akan dimasukkan ke dalam neraka yang apinya menyala-nyala, sebagaimana firman Allah berikut ini:

َٗريِع َسَ َنۡوَلۡصَي َسَوَۡۖاٗراَنَۡمِهِنوُطُبَيِفَ َنوُلُكۡأَيَاَمهنِإَا مۡلُظَ َٰىَمََٰتَيۡلٱََلََٰوۡمَأَ َنوُلُكۡأَيَ َنيِذهلٱَ هنِإ

ا.

َََ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).(QS. An-Nisa’ [4]:10)

b. Tergolong orang yang melakukan dosa besar.

Memakan harta anak yatim secara ẓalim merupakan salah satu perbuatan yang dikategorikan dosa besar yang ancaman dosanya disamakan dengan dosa syirik, sihir, membunuh, memakan riba, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina. Rasulullah Saw. bersabda:

ََر ُهَيِبأَ ْن َعَ

َ َعْب هسلاَاوُبِنَت ْجاَ َلاَقَ َمهل َسَوَ ِهْيَلَعَ ُ هللَّاَىهلَصَِ يِبهنلاَ ْنَعَ ُهْنَعَُ هللَّاَ َي ِ ضَرََةَرْي

ََح ْلاِبَ هلَِإَ ُ هللَّاَ َمهرَح

َ ُف ْذَق َوَ ِف ْحهزلاَ َم ْوَيَ يِ لَوهتلاَوَ ِميِتَيْلاَ ِلاَمَ ُلْكَأَوَ اَبِ رلاَ ُلْكَأَوَ ِ ق

َ ِتلاِفاَغَ ْلاَ ِتاَنِمْؤُْلۡاَ ِتاَنَصْحُ ْلۡا

َََََََ

)يراخبلاَهاور(

Artinya: Dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. beliau bersabda: “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alahi wa sallam menjawab, “Syirik kepada Allah ; sihir; membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haq; memakan riba; memakan harta anak yatim; berpaling dari perang yang berkecamuk; menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”. (HR. Al-Bukhari)

J. Korupsi

1. Pengertian Korupsi

Kata korupsi atau rasuwah berasal dari bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, dan menyogok. Transparency Internasional mendefinisikan korupsi sebagai perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalah gunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi secara harfiah berarti: busuk, rusak, suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya, dapat disogok (melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi). Secara terminologi, korupsi berarti penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) untuk kepentingan pribadi dan orang lain. Kamus al-Munawwir mengidentifikasi istilah korupsi meliputi: risywah, khiyānat, fasād, ghulūl, suht, dan bāthil.

2. Bahaya Korupsi

a. Penyebab kehinaan dan siksa api neraka.

Korupsi juga menjadi penyebab dari kehinaan serta siksa api neraka di hari kiamat. Nabi Muhammad Saw. bersabda : “(karena) sesungguhnya ghulūl (korupsi) itu adalah kehinaan, aib dan api neraka bagi pelakunya”.

b. Menyengsarakan rakyat.

Kepercayaan yang diamanatkan oleh rakyat untuk dilaksanakan sebaik-baiknya, tetapi dengan adanya korupsi maka kehidupan rakyat akan menjadi, tidak terurus menderita.

c. Terhalang masuk surga.

Seseorang yang mati saat membawa harta korupsi atau ghulul maka ia tidak mendapat jaminan atau terhalang masuk surga. Hal tersebut juga dipahami dari

70 Akidah Akhlak Kelas XI

sabda Nabi Saw.:“Barangsiapa berpisah ruh dari jasadnya (mati) dalam keadaan terbebas dari tiga perkara, maka ia (dijamin) masuk surga. Yaitu kesombongan, ghulul (korupsi) dan hutang”.

d. Do’anya tidak dikabulkan

Harta yang didapatkan dengan cara korupsi adalah haram sehingga ia akan menjadi salah satu penyebab tidak terkabulnya doa. Nabi Muhammad Saw. bersabda: ” Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman dengan apa yang Allah perintahkan kepada para rasul. Allah berfirman,”Wahai para rasul, makanlah dari yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan“. Dia (Allah) juga berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari yang Kami rizkikan kepada kamu,” kemudian Rasulullah Saw. ., menceritakan seseorang yang lama bersafar, berpakaian kusut dan berdebu. Dia menengadahkan tangannya ke langit (seraya berdo’a): “Ya Rabb…, ya Rabb…,” tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dirinya dipenuhi dengan sesuatu yang haram. Maka, bagaimana do’anya akan dikabulkan?”.

3. Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

a. Strategi preventif

Strategi ini merupakan upaya pencegahan agar seseorang tidak terjerumus ke dalam prilaku korupsi. Termasuk di dalam strategi ini adalah meningkatkan kesadaran terhadap bahaya korupsi melalui penyuluhan-penyuluhan hukum, baik di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan. Begitu juga dengan meningkatkan keimanan akan adanya hari perhitungan amal (yaumul hisab) di akhirat kelak, bahwa seluruh amal perbuatan manusia akan dimita pertanggung jawabannya oleh Allah Swt.

b. Strategi deduktif

Strategi ini dimaksudkan untuk membuat sistem deteksi dini atas tindakan korupsi sehingga apabila ada indikasi perbuatan korupsi akan dengan cepat terdeteksi sehingga tidak sampai kepada tindakan korupsi yang lebih besar.

c. Strategi represif

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan sanksi hukum yang maksimal kepada pelaku tindak pidana korupsi sehingga menimbulkan efek jera.

1. Islam mengajarkan untuk melindungi setiap nyawa, menghilangkan satu nyawa pada hakikatnya sama dengan membunuh seluruh umat manusia sehingga Islam sangat mengutuk adanya pembunuhan.

2. Liwaṭ adalah salah satu bentuk perilaku seks menyimpang. Di mata Islam, perilaku ini dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran yang besar. Umat nabi Lūṭ adalah yang mula-mula melakukan perilaku menyimpang ini, sehingga ażab Allah diturunkan untuk menjadi peringatan kepada manusia yang tidak tunduk kepada hukum/ketentuan Allah. 3. LGBT adalah perilaku melampaui batas yang sangat dikecam oleh Islam. Dampak dari

LGBT sungguh mengerikan, baik bagi para pelaku, masyarakat, maupun umat manusia. Allah mengancam umat yang membiarkan adanya LGBT dengan kematian, paceklik dan kelaparan.

4. Mengkonsumsi khamr dengan segala jenisnya adalah dilarang oleh agama, karena akan berdampak pada kejahatan-kejahatan turunan lainnya, misalnya mencuri, membunuh, dsb. Perbuatannya disebut rijs atau kotor. Orang yang terlibat dalam mata rantai khomr (pembuat, pengedar, orang yang melayani meminum khomr) semuanya adalah termasuk pelaku tindak pelanggaran yang akan mendapatkan sanksi hukum.

5. Salat adalah tiang agama. Tingkat keberagamaan seseorang dapat diukur dari seberapa serius dalam melaksanakan salat. Amal yang pertama kali diperhitungkan oleh Allah adalah salat.

6. Mengambil harta orang lain dengan cara yang bāṭil (judi, mencuri, mengambil/memakan harta anak yatim dengan cara bāṭil, korupsi dan sejenisnya) adalah dilarang, dan termasuk dosa besar. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harkat dan martabat manusia dalam masalah kepemilikan harta. Maka usaha yang halal dan kerja keras adalah cara yang baik untuk mendapatkan harta.

Setelah mendalami pembahasan dalam bab ini, marilah kita mempersiapkan bahan presentasi dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Selesaikan tugas ini secara individu atau kelompok beranggota 3-4 siswa/siswi.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa/siswi untuk menyelesaikan tugas secara individu atau kelompok.

3. Masing-masing individu atau kelompok dapat memilih salah satu subtema dari bab ini. 4. Siapkan selembar kertas beserta alat-alat tulis berupa pensil, pulpen, penghapus, atau alat

tulis lainnya.

5. Ingatlah kejadian yang mencerminkan perilaku dosa besar.

RANGKUMAN

72 Akidah Akhlak Kelas XI

6. Ekspresikan ingatan tersebut dalam bentuk cerita, pantun, puisi, syair lagu ataupun desain grafis, kemudian kumpulkan kepada guru.

7. Guru memilih beberapa karya terbaik dari individu atau kelompok untuk mempresentasikan karyanya.

8. Guru merekomendasikan kepada siswa/siswi yang berbakat menulis untuk konsultasi kepada guru bidang studi terkait atau pembina ekstra.

Catatan: Siswa/i dapat mendokumentasikan karyanya pada majalah sekolah, media sosial, atau dikirimkan ke media penulisan lainnya.

Setelah mempelajari perilaku dan dampak negatif serta upaya menghindari dosa-dosa besar (membunuh, liwaṭ, LGBT, meminum khomr, Judi, Mencuri, durhaka kepada orang tua, meninggalkan salat, memakan harta anak yatim dan korupsi), maka seharusnya kita bisa bersikap sebagai berikut:

1. Menghindari perilaku membunuh, liwaṭ, LGBT, meminum khomr dan sejenisnya, judi, mencuri, durhaka kepada orang tua, meninggalkan salat, memakan harta anak yatim dan korupsi.

2. Beribadah dengan tekun dan mengisi waktu dengan kegiatan yang positif, sehingga dapat mempersiapkan diri untuk menyongsong masa depan.

3. Menjaga pergaulan yang positif agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang dapat mempengaruhi berbuat yang menentang ketentuan agama, sosial, dan negara.

A. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas!

1. Membunuh adalah salah satu perilaku yang sangat tercela, sehingga dosa yang ditumbulkan dari perilaku membunuh adalah termasuk dosa besar. Mengapa demikian?

2. Ada sebagian aktivis yang ingin memperjuangkan hak-hak LGBT dalam pernikahan sejenis. Mereka menyampaikan bahwa setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk mengekspresikan dirinya. Untuk itu segala peraturan yang tidak mengakomodasi kepentingan LGBT maka harus dirubah, karena telah melanggar hak asasi manusia. Bagaimana seandainya perjuangan tersebut berhasil?

AYO MENDALAMI KARAKTER

3. Durhaka kepada orang tua adalah salah satu perilaku dosa besar. Namun demikian, dalam realitanya banyak orang yang tidak patuh terhadap orang tua. Bagaimanakah perilaku yang seharusnya dimiliki oleh seorang anak terhadap orang tua?

4. Dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi minuman keras adalah sangat berbahaya. Untuk itu Allah mengharamkan minuman keras dalam segala bentuknya. Bahkan keharaman minuman keras tidak terbatas pada mengkonsumsinya saja, tetapi memproduksi, menjual, dan melayani orang yang mengkonsumsi minuman keras juga haram dan termasuk dosa besar. Mengapa demikian? Berilah alasan yang tepat! 5. Perilaku korupsi dapat menimbulkan kesengsaraan umat manusia, sehingga sangat

dikecam oleh agama. Negarapun telah membuat perangkat hukum untuk memberantasnya. Ironisnya, perilaku korupsi tersebut tetap ada sampai sekarang. Mengapa demikian? Berilah alasan yang tepat!

B. Penilaian Portofolio dan Sikap