• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADAB BERPAKAIAN, BERHIAS, PERJALANAN, BERTAMU DAN MENERIMA TAMU

E. Adab Menerima Tamu

1. Pengertian Adab Menerima Tamu

Islam memberikan aturan yang jelas agar setiap muslim memuliakan setiap tamu. Memuliakan tamu merupakan perwujudan keimanan kepada Allah dan hari akhir. Dengan demikian seorang muslim yang mengabaikan tamunya, maka berdosa dan menunjukkan rendahnya akhlak.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamuan) diartikan; “Kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung”. Secara istilah, menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut adat ataupun agama dengan maksud untuk menyenangkan, atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan rida dari Allah. Setiap muslim wajib hukumnya untuk memuliakan tamunya, tanpa memandang siapapun orangnya yang bertamu dan apapun tujuannya dalam bertamu.

2. Bentuk Adab Menerima Tamu

Dikisahkan, ada seorang tamu yang datang ke rumah Rasulullah Saw. orang itu adalah musuh. Namanya Adiy bin Hatim. Setelah negerinya dikalahkan oleh pasukan Islam, ia melarikan diri ke Romawi, kemudian ke negeri Syam. Dari Syam ia ke Madinah dan berkunjung ke rumah Rasulullah.

Rasulullah menyambut kedatangan Adiy bin Hatim dengan sangat ramahnya. Meskipun beliau mengetahui bahwa tamunya adalah musuh. Beliau jabat tangan tamunya itu dengan hangatnya. Dipersilakannya masuk dan duduk di atas tempat duduk yang lembut (semacam bantal), sedangkan beliau sendiri duduk di lantai. Diajaknya tamu itu berbicara dengan ramah dalam suasana keakraban dan persaudaraan. Tamunya itu sangat terkesan dengan keramahan dan kesantunan Rasulullah dalam menerima tamu. Akhirnya tamunya yang bernama Adiy bin Hatim itu masuk Islam. Suatu ketika, Rasulullah bersabda: ”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berbuat baik dengan tetangganya, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam”. (HR. Muslim)

Di antara cara untuk memuliakan tamu adalah dengan menyambut kedatangan nya dengan muka manis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilahkannya duduk ditempat yang baik. Kalau perlu disediakan ruangan khusus untuk menerima

92 Akidah Akhlak Kelas XI

tamu yang selalu dijaga kerapian dan keasriannya. Adapun tuntunan untuk menjamu tamu, Nabi Muhammad Saw. sudah memberi panduan sebagai berikut:

َِخأَ َدْن ِعَ َمْي ِقُيَ ْنَ أَ ٍمِل ْس ُمَ ٍل ُجَرِلَ ُّل ِحَيََ لََ َوَ،َ ةَلْيَ ل َوَ م ْوَيَ ُهُتَزِئا َجَوَ،َ ٍماهيَ أَ ُةَثَ لاَثَ ُة َفاَي ِضلاَ

َ ِهْي

َْيِرْقَيَُهَلََءْي َ شَ َلََ َوَُه َدْنِعَُمْيِقُيَ:ََلاَقَ؟َُهُمِثْؤُيَ َفْيَكَوَ،ِاللهََلْو ُسَرَاَيَ:َاْوُلاَقَ.ُهَمِثْؤُيَىهتَح

َِهِبَ ِه

.

ملسمَهاور(

)

Artinya “Jamuan untuk tamu adalah tiga hari dan hadiah (untuk bekal perjalanan) untuk sehari semalam. Tidak halal bagi seorang muslim menetap di rumah saudaranya kemudian membuatnya berdosa”. Para sahabat bertanya: “Wahai, Rasulullah! Bagaimana ia membuatnya berdosa?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab: “Ia (tamu tersebut) menetap padanya, namun tuan rumah tidak mempunyai sesuatu untuk memuliakannya”. (HR. Muslim)

Menurut Imam Malik, yang dimaksud dengan jaizah sehari semalam adalah : memuliakan dan menjamu tamu pada hari pertama dengan hidangan istimewa dari hidangan yang biasa dimakan tuan rumah sehari-hari. Sedangkan hari kedua dan ketiga dijamu dengan hidangan biasa sehari-hari. Apabila kedatangan tamu, hendaklah memperhatikan hal-hal berikut:

a. Berpakaian sopan.

b. Terimalah tamu dengan sopan santun dan ramah-tamah.

c. Jawablah salam dengan ucapan ”Wa Alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh” bila memberi salam

d. Tunjukkan wajah yang berseri-seri, tanpa membedakan siapa tamu yang hadir. e. Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki.

f. Persilakan masuk dan duduk. g. Suguhilah hidangan dan minum .

h. Apabila tamu tersebut ingin ketemu orang tua kita, maka segeralah beri tahu orang tua kita.

i. Ajaklah bicara dengan penuh kehangatan dan keakraban.

j. Jawablah ”salam” apabila tamu mengucapkan salam untuk pamit pulang k. Antarlah tamu sampai depan rumah/halaman, ketika pulang.

3. Membiasakan Adab Menerima Tamu

Agar dapat menyambut tamu dengan suka cita maka tuan rumah harus memiliki pikiran yang positif (husnudzon) terhadap tamu, jangan sampai kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran negatif dari tuan rumah (su’udzon). Sebagai tuan rumah harus sabar dalam menyambut tamu yang datang apapun keadaannya. Pada kenyataannya tamu yang datang tidak selalu sesuai dengan keinginan tuan rumah, kehadiran tamu sering kali mengganggu aktifitas yang sedang kita seriusi. Jangan sampai seorang tuan rumah menunjukkan sikap yang kasar ataupun mengusir tamunya.

1. Ide dasar yang terdapat dalam diri manusia adalah tertutupnya aurat. Namun karena godaan setan maka aurat manusia menjadi terbuka. Untuk itu konsep berpakaian/ menutup aurat adalah sejalan dengan adanya manusia itu sendiri, yaitu Adam dan Hawa. 2. Dalam konteks kehidupan modern, pakaian bukan sekedar difungsikan untuk menutup

aurat, dan melindungi tubuh dari sengatan matahari dan bencana tetapi juga difungsikan untuk meningkatkan keindahan bagi pemakainya. Dari sinilah berkembangnya mode pakaian.

3. Mencintai keindahan adalah fitrah manusia yang dicapainya melalui kegiatan berhias. Islam mengajarkan, berhias bukan hanya untuk memenuhi selera keindahan diri sendiri dan sosial, tetapi lebih diutamakan untuk beribadah kepada Allah Swt.

4. Safar atau perjalanan adalah kebiasaan umat manusia sejak dahulu kala. Kebiasaan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keimanan kepada Allah Swt., Kemajuan bangsa-bangsa terdahulu tidak terlepas dari kebiasaanya mengadakan perjalanan walaupun ke daerah baru yang sama sekali belum pernah dikunjunginya.

5. Sebagai manusia sosial, maka manusia senantiasa cenderung untuk mengadakan komunikasi dengan yang lainnya. Berkomunikasi dengan orang lain melahirkan suatu tradisi bertamu dan menerima tamu. Untuk menjaga etika/akhlak bertamu dan menerima tamu maka perlu adanya kode etik yang harus dipahami bersama antara orang yang bertamu dan yang menerima tamu.

1. Guru menyampaikan kepada siswa tentang jenis dan metode pembelajaran diskusi yang akan dipakai (misalnya: diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium, atau diskusi panel) dengan menjelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam diskusi tersebut. 2. Guru menyampaikan tema diskusi.

3. Tema diskusi adalah: adab berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan menerima tamu.

4. Siswa menyampaikan presentasi di depan kelas.

RANGKUMAN

94 Akidah Akhlak Kelas XI

Setelah mempelajari adab berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan menerima tamu maka seharusnya bisa bersikap sebagai berikut:

1. Berpakaian sesuai dengan adab berpakaian. 2. Berhias sesuai dengan adab berhias.

3. Mengadakan perjalanan sesuai dengan adab perjalanan.

4. Melakukan silaturrahmi sesuai dengan adab bertamu dan menerima tamu.

A. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas!

1. Fungsi dasar pakaian adalah untuk menutup aurat. Dalam kasus tertentu ada orang yang berpakaian ketat, walaupun sudah menutup aurat tetapi lekuk tubuhnya justru semakin kelihatan. Bagaimana menurut Saudara, model pakaian yang demikian itu? Berilah penjelasan dengan lengkap!

2. Berhias adalah salah satu fitrah manusia, yaitu fitrah untuk menjaga keindahan. Namun demikian, kadang-kadang ada yang mengekspresikan keindahan tersebut dengan cara yang salah, misalnya dengan menato tubuh. Jelaskan permasalahan tersebut, sehingga jelas batasan-batasan dalam berhias!

3. Allah Swt. mengisaratkan dalam firmannya tentang kaidah berpakaian pada saat beribadah/salat. Yang sering terjadi adalah berpakaian bagus pada saat mengunjungi pesta, misalnya pada saat menghadiri resepsi pernikahan. Namun pada saat salat, justru berpakaian ala kadarnya. Mengapa demikian? Jelaskan permasalahan ini dengan mengemukakan argumen yang kuat!

4. Dalam hal adab menerima tamu, apabila di rumah hanya ada wanita/tidak ada orang laki-laki maka dilarang menerima tamu laki-laki. Mengapa Islam mempunyai ajaran yang demikian? Jelaskan dengan mengemukakan argumen yang kuat!

5. Dalam hal adab perjalanan, ada beberapa ketentuan/adab yang harus dipatuhi. Di antara adab perjalanan adalah berdoa ketika hendak meninggalkan rumah, berdoa ketika mengendarai kendaraan, mematuhi rambu lalu lintas, dan menghormati pengguna jalan yang lainnya, dan lain-lain. Bagaimana kalau ada pengguna jalan lain yang tidak mengindahkan ketentuan/etika dalam perjalanan?