• Tidak ada hasil yang ditemukan

AFRIKA YANG MENCAPAI TARGET PENINGKATAN NILAI PERDAGANGAN DENGAN INDONESIA

IKU peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia (IKU S.2.1) diturunkan ke dalam capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, yaitu: “Jumlah negara akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika dengan peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia minimal 3%”.

Tabel 3.4 Capaian IKU S.2.1 Tahun 2019

IKU S.2.1 Target Realisasi Capaian

Jumlah negara akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia

45 negara 42 negara 93,33%

Batas Toleransi Capaian IKU S.2.1 93,33%

Berdasarkan data statisik dalam tabel di bawah, pada tahun 2019, jumlah negara

akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia minimal 3% untuk kawasan Asia Pasifik dan Afrika adalah sebesar 42 negara dari target 45 negara, atau sekitar 48,28% dari target yang ditetapkan Kementerian Luar Negeri

sebanyak 87 negara.

Tabel 3.5 Perbandingan Peningkatan Nilai Perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika *

Tahun 2018 dan 2019

No. Negara (Dalam Ribu USD) Jan-Okt 2018 (Dalam Ribu USD) Jan-Okt 2019 Peningkatan

1 Tuvalu 41.1 7,616.9 18,437.62 2 Micronesia 645.9 4,677.9 624.19 3 Kazakhstan 51,428.7 317,870.0 518.08 4 Korea Utara 790.1 2,978.8 277.02 5 Nepal 13,042.4 45,885.3 251.82 6 Kepulauan Marshall 41,722.5 110,510.4 164.87 7 Swaziland 2,921.2 7,235.4 147.69 8 Kiribati 1,595.9 2,882.6 80.63 9 Mozambik 79,693.3 136,788.1 71.64 10 Ghana 120,117.7 203,987.9 69.82 11 Nauru 283.1 456.4 61.18 12 Niger 1,877.4 3,020.5 60.89 13 Brunei Darussalam 64,958.6 101,365.9 56.05 14 Bahrain 102,033.5 149,549.6 46.57 15 Seychelles 12,491.2 17,887.7 43.20 16 Bhutan 939.0 1,333.9 42.05 17 Liberia 26,287.3 36,271.8 37.98 18 Zambia 4,493.3 6,062.6 34.93

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 26

No. Negara (Dalam Ribu USD) Jan-Okt 2018 (Dalam Ribu USD) Jan-Okt 2019 Peningkatan

19 Irak 112,177.2 150,772.8 34.41

20 Mali 12,929.9 17,184.7 32.91

21 Republik Afrika Tengah 1,047.4 1,346.2 28.52

22 Tajikistan 943.0 1,166.7 23.72 23 Kuwait 337,398.5 404,174.6 19.79 24 Kamboja 455,879.0 537,091.2 17.81 25 Pantai Gading 170,273.6 198,643.3 16.66 26 Samoa 7,090.8 8,148.0 14.91 27 Oman 503,527.9 577,079.5 14.61

28 Hong Kong SAR 4,302,340.1 4,913,953.1 14.22

29 Timor Leste 160,336.2 179,927.5 12.22

30 Persatuan Emirat Arab 2,792,929.6 3,102,913.8 11.10

31 Palau 166.8 184.7 10.72 32 Tonga 2,979.4 3,261.3 9.46 33 Palestina 3,158.5 3,450.5 9.25 34 Laos 29,300.1 31,732.5 8.30 35 Gambia 32,312.1 34,583.8 7.03 36 Vietnam 6,869,046.5 7,342,754.8 6.90 37 Suriah 35,063.7 37,314.1 6.42 38 Kamerun 78,684.2 83,539.0 6.17 39 Yaman 119,149.6 125,469.6 5.30 40 Vanuatu 4,151.2 4,326.4 4.22 41 Fiji 22,032.5 22,863.5 3.77 42 Cook Islands 987.4 1,023.5 3.67

Sumber: website Kementerian Perdagangan (diakses tanggal 20 Desember 2019)

(* Nilai Perdagangan yang digunakan merupakan data Neraca Perdagangan RI dengan negara mitra

Untuk mengukur capaian peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra di kawasan Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019 tidak dapat menggunakan data perdagangan periode 1 tahun (Januari-Desember 2019), mengingat data yang tersedia pada waktu penyusunan Laporan Kinerja (LKj) di awal tahun 2020 hanya meliputi periode Januari-Oktober 2019. Diperkirakan data perdagangan periode Januari-Desember 2019 baru akan tersedia sekitar bulan Maret 2020.

Beberapa capaian nyata dari diplomasi ekonomi RI di kawasan Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019 antara lain:

1. Kontrak pembelian LNG untuk tahun 2020 dari PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) oleh perusahaan China (Sinopec).

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 27 2. Penandatanganan business deals melalui momentum B-to-B Meeting yang

diselenggarakan pada Agri Expo Indonesia, di Cairo, 7-10 September 2019 dengan total nilai lebih dari USD 1,7 juta, salah satunya adalah antara PT. Kampung Coklat dengan El Udaiby Group dan FAF Cargo untuk pembelian produk chocolate bar.

3. Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34, tanggal 16-20 Oktober 2019, tercatat total komitmen kerja sama bisnis (trade dan investasi) melalui penandatanganan MoU untuk Kawasan Timur Tengah sebesar USD 333,153,000 atau setara dengan Rp.4,69 triliun, dengan rincian yaitu: (i) Yordania sebesar USD 1 juta untuk produk makanan; (ii) Aljazair sebesar USD 10 juta untuk fiber optik dan produk listrik; (iii) Irak sebesar USD 5,8 juta untuk makanan dan sabun; (iv) Saudi Arabia sebesar USD 14,3 juta untuk minuman dan alat rumah tangga, arang; (v) Yaman sebesar USD 500 ribu untuk produk makanan, suku cadang, dan perawatan tubuh; (vi) Libya sebesar USD 650 ribu untuk produk alat kesehatan; (vii) Bahrain sebesar USD 103 ribu untuk produk minuman dan

PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan Sinopec - China

menandatangani perjanjian jual beli

LNG untuk tahun 2020 di China, 11 November 2019

Penandatanganan Business Deals antara PT. Kampung Coklat dengan

El Udaiby Group pada Agri Expo Indonesia, Mesir, 7 September 2019

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 28 makanan; (viii) PEA sebesar USD 14,1 juta, untuk produk makanan, minuman, perawatan tubuh, mesin, gelas; (ix) Mesir sebesar USD 270 juta, untuk produk makanan dan minuman, sabun, ban, kertas dan briket arang; dan (x) Sudan sebesar USD 16,7 juta, untuk produk perabot rumah tangga, kosmetik dan obat, suku cadang, bahan bangunan, makanan dan minuman.

4. Penandatanganan kontrak antara PT Bukaka Teknik Utama yang diwakili oleh Direktur

Operasional dan Sumber Daya Manusia (SDM), Saptiastuti Hapsari, dengan perusahaan lokal Thailand, M-Solution Co., Ltd senilai USD 7,5 juta (sekitar Rp. 100 milyar) di Bangkok, 22 Oktober 2019. Kontrak tersebut untuk pengadaan tigapuluh 33unit garbarata dan 3 unit walk way di Bandara Don Mueang Bangkok yang akan diselesaikan dalam jangka waktu 1 tahun dan dimulai pengiriman pada Januari 2020.

Dalam pencapaian IKU S.2.1, terdapat berbagai tantangan yang dihadapi, antara lain:

Dubes RI untuk Mesir, Helmy Fauzy bersama Menteri Perdagangan, Enggartiasto

Lukita dan peserta Trade Expo Indonesia ke-34, Tangerang, 22 Oktober 2019

Penandatanganan MoU kontrak kerja sama antara PT. Bukaka Teknik Utama dengan M-Solution Co. Ltd, disaksikan oleh Duta Besar

RI untuk Kerajaan Thailand, Ahmad Rusdi dan Direktur Pelaksana Bank EXIM Indonesia, Dikdik Yustandi, Bangkok,

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 29 a. Penerapan hambatan tarif dan non-tarif dari negara-negara mitra tertentu, antara

lain dalam bentuk regulasi baru yang mengatur produk impor dengan standar lebih tinggi, sehingga berdampak pada ekspor Indonesia.

b. Masih tingginya biaya logistik perdagangan yang akan berimbas pada tingginya harga barang/komoditi yang diperjualbelikan.

c. Belum tersedianya skema pembiayaan ekspor impor yang efektif bagi

stakeholders kedua negara.

d. Belum efektifnya penggunaan mekanisme local currency settlement (LCS) oleh pelaku impor dan ekspor di kawasan.

e. Masih rendahnya motivasi para pelaku usaha untuk mengikuti kegiatan promosi perdagangan di negara-negara pasar prospektif, karena adanya faktor keterbatasan informasi yang dimiliki terkait potensi di negara-negara tersebut serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti kegiatan promosi perdagangan di luar negeri.

f. Belum terdapat kerja sama korespondensi antara perbankan RI dengan perbankan di seluruh negara kawasan Asia Pasifik dan Afrika, sehingga menyulitkan para pengusaha di kedua negara dalam proses penyelesaian transaksi perdagangan.

Untuk mengatasi tantangan yang sifatnya jangka pendek, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika senantiasa meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Perwakilan RI di luar negeri guna mengoptimalkan pemanfaatan market intelligence sebagai sumber data dan informasi bagi para pengusaha nasional terkait berbagai potensi yang ada di negara-negara pasar prosfektif. Selain untuk identifikasi peluang pasar, data tersebut juga dapat digunakan stakeholders sebagai bahan masukan dalam pengembangan produk, mengetahui hambatan perdagangan serta sistem jaringan logistik dan distribusi di negara akreditasi. Selain itu, dilaksanakan juga upaya-upaya dialog dan lobi untuk mengatasi hambatan-hambatan perdagangan, baik pada tingkat pejabat senior hingga tingkat Kepala Negara/Pemerintahan dalam berbagai forum pertemuan bilateral.

Disamping itu juga dilakukan upaya-upaya dialog dan lobi untuk mengatasi hambatan-hambatan perdagangan, baik pada tingkat pejabat senior hingga tingkat Kepala Negara/Pemerintahan dalam berbagai forum pertemuan bilateral.

Dalam mengatasi tantangan yang bersifat jangka panjang, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika akan mengupayakan berbagai langkah solutif ke depan, antara lain:

a. Mendorong dilaksanakannya negosiasi terkait regulasi perdagangan bilateral dengan negara mitra pada berbagai pertemuan di tingkat Pemerintahan. Selain itu, akan diupayakan pula penjajakan kerja sama perdagangan dalam format

Preferential Trade Agreement (PTA) atau Free Trade Agreement (FTA) dengan

negara mitra.

b. Revitalisasi berbagai perjanjian perdagangan agar lebih sesuai dengan perkembangan.

c. Mendorong pembentukan kerja sama pelayaran dan pengapalan barang antar perusahaan logistik RI dengan negara mitra, kerja sama sea ports serta pembentukan Bonded Logistic Centers.

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 30 d. Mendorong pembentukan dan implementasi skema pembiayaan yang efektif,

termasuk Penugasan Khusus Ekspor dan Counter Trade.

e. Mendorong implementasi skema pembayaran expor-impor yang efektif, termasuk penggunaan mekanisme local currency settlement.

f. Mengintensifkan koordinasi dan kerja sama dengan Perwakilan RI serta

stakeholders terkait lainnya untuk peningkatan jumlah pelaksanaan program

promosi yang terpadu dan bersinergi, baik antarkementerian pemerintah, maupun sektor pelaku usaha dan pelaku ekspor melalui pameran dagang, misi dagang, instore promotion, serta buying mission. Salah satu kegiatan promosi yang perlu ditingkatkan adalah pameran dagang berskala internasional yang dilaksanakan di dalam negeri (seperti: Trade Expo Indonesia), sehingga dapat diikuti oleh lebih banyak lagi pelaku usaha nasional dengan biaya yang relatif lebih murah.

g. Mendorong dan menggalakkan secara berkesinambungan berbagai upaya pembangunan pusat-pusat promosi produk potensi ekspor Indonesia di luar negeri (misalnya: Indonesia Trading House dan House of Indonesia), baik yang dilakukan oleh pemerintah melalui Perwakilan RI maupun melalui kerjasama dengan pihak swasta.

h. Mendorong pembentukan kerja sama perbankan yang kuat antara RI dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, melalui rapat koordinasi dan forum lainnya.

i. Memberikan edukasi pasar terhadap pelaku usaha Indonesia baik potensi, regulasi, peningkatan daya saing dan memfasilitasi business matching untuk akses produk Indonesia yang lebih luas di kawasan.

IKU S.2.2 : JUMLAH NEGARA AKREDITASI DI KAWASAN ASIA PASIFIK DAN

AFRIKA YANG MENCAPAI TARGET PENINGKATAN NILAI