• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN BUDAYA DI KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA

(IKU B.2.1)

51 66 129,41%

2 Jumlah data economic intelligence negara atau wilayah akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika (IKU B.2.2)

70% 74% 106,12%

3 Jumlah promosi Trade, Tourism and Investment (TTI) di kawasan Asia Pasifik dan Afrika (IKU B.2.3)

52 61 117,31%

4

Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang

diterima pada forum regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika (IKU B.2.4)

90% 100% 111%

Total Capaian B.2 463,84% Rata-rata Capaian B.2 115,96%

Dari tabel di atas, terlihat rata-rata capaian untuk sasaran strategis B.2 Diplomasi

ekonomi, sosial dan budaya yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika mencapai 115,96%.

IKU B.2.1 : JUMLAH KESEPAKATAN DI BIDANG EKONOMI, SOSIAL

DAN BUDAYA DI KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA

Capaian IKU B.2.1 Jumlah kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan Asia Pasifik dan Afrika dapat dilihat dalam tabel berikut:

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 45

Tabel 3.13 Capaian IKU B.2.1 Tahun 2019

IKU B.2.1 Target Realisasi Capaian

Jumlah kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

51 66 129,41%

Batas Toleransi Capaian IKU B.2.1 120%

Realisasi jumlah naskah kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya sebanyak 66 naskah kesepakatan dari target sebanyak 51 naskah (capaian maksimal 120%), atau dengan persentase sebesar 88% dari target Kementerian Luar Negeri sebanyak

75 naskah. Beberapa naskah kesepakatan tersebut antara lain:

a. Summary of Discussion of the First Joint Negotiating Committee (JNC) Indonesia-Pakistan Trade in Goods Agreement (IP-TIGA), di Islamabad, Indonesia-Pakistan, 8-9 Agustus 2019.

b. Summary Record of the 8th Meeting of Committee on Bilateral Consultation between the Islamic Republic of Iran and the Republic of Indonesia, di Jakarta, 14-15 Mei 2019.

c. Summary of Discussion of the 2nd Intersessional Meeting of Trade Negotiating Committee (TNC) of The Republic of Indonesia and the Islamic Republic of Iran on Preferential Trade Agreement, Tehran, 22-24 April 2019.

d. Jakarta Chair’s Summary of the Dialogue on the Role of Women in Building and Sustaining Peace: Bridging the GAP and Sharing Experiences, Jakarta, 29 November 2019.

e. Summary of Discussion on Economic and Finance at the Eigth Meeting of Committee on Bilateral Consultation between the Islamic Republic of Iran and The Republic of Indonesia, Jakarta, 14 May 2019.

f. Persetujuan pihak India atas Plan of Action for the Implementation of the Memorandum of Understanding on Health Cooperation between Indonesia and India, 24 September 2019

g. MoU Sister City antara Kota Denpasar dan Kota Mossel Bay, Afrika Selatan, Mossel Bay, 27 November 2019.

h. MoU antara PT. TIMAH dan Kraoma, Madagaskar untuk pengecekkan kandungan mineral, Bali, 20 Agustus 2019.

i. LoI Pemberian Bantuan Pengadaan Alat Kesehatan, Obat-obatan dan Proyek Desalinasi Air Bersih bagi Palestina, tanggal 5 Maret 2019.

j. Nota Saling Pengertian Kerjasama di Bidang Minyak dan Gas dan Petrokimia RI – Kuwait, ditandatangani di Kuwait City tanggal 2 September 2019.

k. Memorandum of Understanding relating to operation of Air Transport between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Democratic Republic of Timor-Leste, 21 Januari 2019.

l. MoU di Bidang Industri Kreatif antara BEKRAF RI dan Creative Economy Agency Thailand, di Bangkok, Thailand, 13 Mei 2019.

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 46 m. Joint Ministerial Statement on the Launching of the Reactivation of Negotiations

for Indonesia - Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), 19 Februari 2019 di Jakarta.

n. Joint Ministerial Statement tentang Peluncuran Negosiasi untuk Indonesia - Fiji Preferential Trade Agreement (IF-PTA), 21 Maret 2019, di Jakarta dan Suva. o. MoU Kerjasama Kebudayaan RI – PEA, ditandatangani di Bogor, 24 Juli 2019.

p. Joint Ministerial Statement tentang Peluncuran Negosiasi untuk Indonesia - Papua Nugini Preferential Trade Agreement (IP-PTA), 21 Maret 2019, di Jakarta.

q. Agreement between the Republic of Indonesia and Solomon Islands on the Framework for Development Cooperation, 5 Desember 2019, di Bali.

r. Nota kesepahaman Kerja Sama Investasi RI-Hyundai Motor Company, Ulsan, 26 November 2019. Total nilai investasi tersebut mencapai USD 1,5 milyar.

Dalam pencapaian IKU B.2.1, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menghadapi

tantangan, antara lain:

a. Tidak terlaksananya perundingan yang telah direncanakan karena tidak adanya respon dari negara mitra atas usulan Indonesia

b. Lamanya waktu negosisasi, pembahasan pertukaran draft kesepakatan, serta finalisasi kesepakatan. Proses finalisasi yang memakan waktu relatif lama disebabkan karena kesulitan dalam menyamakan pandangan antara Indonesia dengan para negara mitra, serta proses konsolidasi yang alot dengan para pemangku kepentingan dalam negeri, baik di tingkat nasional maupun daerah yang turut memperlambat disepakatinya posisi Indonesia.

c. Adanya perubahan prioritas, geopolitik dan pergantian pemerintahan di negara mitra yang menyebabkan batalnya pembentukan kesepakatan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

Presiden Jokowi bersama Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan di Istana Bogor, 24 Juli 2019. Salah satu MoU yang ditandatangani

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 47 mengupayakan berbagai langkah sebagai berikut:

a. Melakukan komunikasi secara intensif melalui Kedutaan Besar RI di Negara Mitra atau Kedutaan Besar Negara Mitra di Jakarta untuk mendapatkan komitmen dilaksanakannya perundingan bilateral serta untuk menyamakan persepsi atas program-program kerja sama yang akan disepakati.

b. Mengintensifkan pelaksanaan negosisasi bilateral dan pertemuan dengan negara mitra terkait dalam upaya mempercepat proses finalisasi kesepakatan.

c. Apabila terjadi pembatalan pembentukan kesepakatan, diupayakan untuk mendorong pelaksanaan pembahasan berbagai kesepakatan kerja sama baru dengan negara mitra dalam koridor kepentingan nasional Indonesia di bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Sebagai langkah solutif ke depan, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika akan melakukan berbagai upaya, antara lain:

a. Mengintensifkan komunikasi informal kepada negara mitra serta bekerjasama dengan berbagai stakeholders terkait untuk dapat mendorong dilaksanakannya negosiasi dan pertemuan pada tingkat pejabat tinggi kedua negara, sehingga proses finalisasi kesepakatan dapat dilaksanakan lebih cepat.

b. Mengintensifkan koordinasi dan konsolidasi internal dengan stakeholders dalam negeri guna penetapan posisi Pemerintah Republik Indonesia dan secara konsisten berupaya untuk memastikan substansi perjanjian internasional sesuai dengan kepentingan nasional serta peraturan perundang-undangan.

IKU B.2.2 : Persentase data economic intelligence negara atau

wilayah akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti stakeholders dalam negeri

Capaian IKU B.2.2 Persentase data economic intelligence negara atau wilayah akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti stakeholders dalam negeri dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.14 Capaian IKU B.2.2 Tahun 2019

IKU B.2.2 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase data economic

intelligence negara atau wilayah

akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti stakeholders dalam negeri

Jumlah data economic intelligence yang

ditindaklanjuti 26

Jumlah data economic intelligence yang

akan ditindaklanjuti 35

Realisasi 74%

Target 70%

Capaian 106,12%

Untuk meningkatkan outcome dari data economic intelligence yang disampaikan Perwakilan RI, maka Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah mengkoordinir para

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 48

stakeholders dalam negeri untuk menindaklanjuti data economic intelligence tersebut.

Sepanjang tahun 2019, stakeholders dalam negeri telah menindaklanjuti sebanyak 26

dari target 35 data economic intelligence dari negara/wilayah akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, atau dengan realisasi sebesar 74% dari target persentase tindak lanjut 70% (capaian sebesar 106,12%).

Tantangan utama yang dihadapi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dalam

pencapaian target IKU B.2.2 antara lain: beberapa data economic intelligence belum akurat, sehingga kurang optimal untuk digunakan sebagai pedoman dan acuan bagi stakeholders dalam mengetahui peluang ekonomi di negara akreditasi. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain: keterbatasan data konkret dan resmi tentang negara akreditasi, kekurangan anggaran untuk melakukan market intelligence yang optimal di negara akreditasi, serta kurangnya pelatihan economic intelligence bagi aparatur pelaksana di lapangan.

Dalam mengatasi tantangan tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika bekerjasama dengan Perwakilan RI di luar negeri untuk menghasilkan data economic

intelligence yang lebih akurat. Salah satu upaya awal yang dapat dilakukan antara lain dengan

memanfaatkan langganan penyedia data berbayar untuk mendapatkan raw data negara akreditasi yang lebih akurat.

Sebagai langkah solutif ke depan, perlu dipertimbangkan penambahan anggaran khusus Perwakilan RI untuk melakukan kegiatan market intelligence di negara akreditasi, sehingga proses pengumpulan data dapat dilakukan secara lebih optimal dan data yang dihasilkan menjadi lebih akurat. Disamping itu, perlu dipertimbangkan peningkatan kemampuan aparatur pelaksana dalam melakukan economic intelligence, yang dalam hal ini adalah diplomat yang bertugas di Perwakilan RI melalui program pelatihan khusus. Dalam jangka panjang, program pelatihan dimaksud perlu menjadi bagian dari kurikulum pendidikan diplomat pada berbagai jenjang/tingkatan.

Disamping itu, perlu dipertimbangkan pula pelaksanaan upaya konkrit dalam menindaklanjuti data economic intelligence, sehingga memberikan impact yang positif bagi para stakeholders di dalam negeri dalam rangka ekspansi pasar di negara-negara kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

IKU B.2.3 : JUMLAH PROMOSI TRADE TOURISM AND INVESTMENT