• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jakarta, Februari 2020 Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Desra Percaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jakarta, Februari 2020 Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Desra Percaya"

Copied!
210
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kawasan Asia Pasifik dan Afrika merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi dunia ditandai dengan populasi Kawasan tersebut mencapai 5,8 milyar jiwa setara dengan 77% total populasi dunia. Kawasan ini juga diprediksi menjadi engine of growth mewakili 65% total populasi kelas menengah dunia pada tahun 2030.

Indonesia perlu memanfaatkan momentum dinamika yang berkembang di Kawasan Aspasaf. Hal ini terefleksi dari data-data perdagangan, investasi dan pariwisata, sebagaimana Kawasan Aspasaf penyumbang 74.76% total realisasi PMA di Indonesia dari total 144 negara atau setara dengan USD 21.9 milyar. Sebanyak 75% nilai perdagangan Indonesia juga berasal dari Asia Pasifik dan Afrika. Kawasan ini juga menyumbangkan lebih dari 83% total kunjungan wisatawan asing ke Indonesia atau setara dengan 10,5 juta wisman di tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan hasil dari terpeliharanya lingkungan politik dan keamanan yang kondusif serta suasana kerja sama yang konstruktif. Di sisi lain, kawasan ini juga memiliki potensi kerawanan yang cukup tinggi mengingat adanya berbagai konflik yang perlu ditangani secara berkelanjutan, termasuk krisis kemanusiaan di Myanmar, overlapping klaim di Laut Cina Selatan, konflik di Timur Tengah dan krisis nuklir di Semenanjung Korea.

Upaya diplomasi Indonesia di kawasan Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019 menyeimbangkan respon atas perkembangan lingkungan strategis yang ada dan upaya memajukan agenda nasional bidang kebijakan luar negeri, terutama menyasar pasar unggulan dan potensial, kerja sama maritim, penjagaan integritas wilayah, perluasan pasar ekspor dan daya saing produk Indonesia, dan sentralitas Indonesia dalam perdamaian dan keamanan di kawasan.

Tahun 2019 juga merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Periode 2015-2019. Capaian kinerja selama tahun 2019 berperan sebagai titik hubung yang mengkoneksikan capaian fase akhir RENSTRA 2015-2019 dengan target awal RENSTRA 2020-2024. Secara keseluruhan, capaian kinerja tahun 2019 menunjukan diplomasi Indonesia di kawasan Aspasaf efektif dan maksimal, dan bahkan melampaui target yang telah ditetapkan, dengan terus dilakukannya berbagai terobosan diplomasi.

Capaian kinerja pada tahun 2019 tentunya merupakan kontribusi riil dari seluruh jajaran pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika serta semua pihak terkait lainnya. Untuk itu, saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya. Melalui Laporan Kinerja ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka meningkatkan kinerja yang berkelanjutan di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

Jakarta, Februari 2020

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

(3)

KATA PENGANTAR

IKHTISAR

BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

2 Tugas dan Fungsi 2 Struktur Organisasi 3 Aspek Strategis Organisasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA

7 Rencana Strategis 2015-2019

10 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 12 Program dan Kegiatan

12 Anggaran Tahun 2019

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2019

14 Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2019

17 Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019 22 Analisis Pencapaian Sasaran Ditjen Aspasaf

72 Analisis Perbandingan Capaian Sasaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Periode 2018-2019 serta Periode 5 Tahun Terakhir (2015-2019)

75 Analisis Perbandingan Capaian Sasaran Periode 2019 dengan target sasaran dalam Renstra Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2015-2019, Target Kementerian Luar Negeri Tahun 2019 dan RPJMN 2015-2019

81 Analisa Efisiensi Sumber Daya 82 Akuntabilitas Keuangan Tahun 2019

BAB IV PENUTUP

84 Kesimpulan

(4)

84 Tantangan Utama

84 Upaya Mengatasi Tantangan

GAMBAR

3 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019 7 Peta Strategi Ditjen Asia Pasifik dan Afrika

TABEL

10 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun Anggaran 2019 12 Alokasi Anggaran dalam DIPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun

Anggaran 2019

18 Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019 23 Capaian IKU S.1.1 Tahun 2019

24 Capaian S.2 Tahun 2019 25 Capaian IKU S.2.1 Tahun 2019

25 Perbandingan Peningkatan Nilai Perdagangan Indonesia dengan negara mitra di kawasan Aspasaf tahun 2018-2019

30 Capain IKU S.2.2 Tahun 2019

31 Perkembangan Realisasi Investasi Asing Dari Negara-Negara Kawasan Aspasaf Tahun 2018 dan 2019

34 Capaian IKU S.2.3 Tahun 2019

34 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dari Kawasan Aspasaf Bulan Januari-Oktober 2018 dan Januari-Januari-Oktober 2019

38 Capaian B.1 Tahun 2019 39 Capaian IKU B.1.1 Tahun 2019 42 Capaian IKU B.1.2 Tahun 2019 44 Capaian B.2 Tahun 2019 45 Capaian IKU B.2.1 Tahun 2019 47 Capaian IKU B.2.2 Tahun 2019 48 Capaian IKU B.2.3 Tahun 2019 51 Capaian IKU B.2.4 Tahun 2019 53 Capaian C.1 Tahun 2019 55 Capaian IKU C.1.1 Tahun 2019 57 Capaian IKU C.1.2 Tahun 2019 59 Capaian IKU L.1.1 Tahun 2019 62 Capaian L.2 Tahun 2019 62 Capaian IKU L.2.1 Tahun 2019

(5)

65 Capaian IKU L.2.2 Tahun 2019 66 Capaian IKU L.2.3 Tahun 2019 68 Capaian L.3 Tahun 2019

69 Realisasi Anggaran dan Realisasi Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun Anggaran 2019

72 Capaian IKU L.4.1 Tahun 2019

73 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2019-2019 Sesuai IKU Balance Scorecard (BSC)

74 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018-2019 Sesuai IKU Tahun 2015-2017 77 Perbandingan Target Capaian Kinerja dan Anggaran sesuai RENSTRA 2015-2019

dengan Realisasinya

78 Perbandingan Realisasi Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019 dengan Target Realisasi Kementerian Luar Negeri Tahun 2019

82 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019 83 Pagu dan Realisasi DIPA Ditjen Aspasaf Tahun 2013-2019

GRAFIK

74 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015-2019

76 Trend Target dan Realisasi IKU Persentase Kesepakatan Kerja Sama Bilateral yang Ditindaklanjuti

76 Trend Target dan Realisasi IKU Persentase Prakarsa/Rekomendasi Indonesia pada Forum Kerja Sama Intrakawasan yang Ditindaklanjuti

83 Realisasi Anggaran Ditjen Aspasaf Periode 2013-2019 (Dalam Miliar Rupiah)

LAMPIRAN MATRIKS

I Renstra Ditjen Aspasaf Tahun 2015-2019 II Perjanjian Kinerja Ditjen Aspasaf Tahun 2019 III Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2019 IV Realisasi Renaksi Tahun 2019

(6)

RINGKASAN EKSEKUTIF iii +

Sebagai bagian pelaksanaan tugas Kementerian Luar Negeri, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah menetapkan visi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yakni “Terwujudnya Wibawa Diplomasi Indonesia di kawasan Asia Pasifik dan Afrika guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai negara maritim untuk Kepentingan Rakyat” yang selanjutnya dijabarkan dalam 4 (empat) misi yang saling berkaitan sekaligus merefleksikan tema-tema prioritas berupa (i) Memperkuat peran Indonesia dalam kerjasama bilateral dan regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk memajukan kepentingan nasional; (ii) Meningkatkan diplomasi ekonomi dan maritim di kawasan Asia Pasifik dan Afrika; (iii) Mendorong tindak lanjut kerja sama Indonesia dengan negara-negara dan organisasi regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan nasional; dan (iv) Memperkuat organisasi, manajemen dan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

Sepanjang tahun 2019 Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam kerangka upaya peningkatan perdagangan, investasi dan pariwisata Indonesia dengan mitra di kawasan; kerjasama untuk mendukung pengembangan konektivitas, infrastruktur, serta ekonomi maritim nasional; percepatan penyelesaian proses delimitasi perbatasan; kerjasama keamanan lintas batas dan pengembangan ekonomi dan intensifikasi dialog bilateral; memajukan peran Indonesia dalam resolusi konflik, penjagaan stabilitas, serta penguatan perdamaian di kawasan; dan mendorong engagement pihak terkait di lingkup domestik dalam memanfaatkan serta mengimplementasikan komitmen kerjasama internasional yang telah disepakati Indonesia dengan mitra-mitra di kawasan, baik dalam konteks bilateral maupun prakarsa yang disampaikan pada fora regional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

Selain itu, sepanjang tahun 2019 telah ditindaklanjuti sebanyak 70 kesepakatan kerja sama bilateral dan 7 prakarsa/rekomendasi Indonesia pada forum kerja sama intrakawasan. Implementasi dari kesepakatan serta prakarsa/rekomendasi kerja sama internasional tersebut pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan nilai manfaat yang dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat Indonesia.

Sebagai tolok ukur dalam proses pencapaian visi dan misi serta tujuan, pada tahun 2019 Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menetapkan 18 buah Indikator Kinerja Utama (IKU) beserta targetnya yang mencakup aspek-aspek manajemen/reformasi birokrasi, fungsi diplomasi, serta penggalangan dukungan stakeholder di dalam dan luar negeri.

Secara keseluruhan, pada tahun 2019 Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah berhasil melampaui target-target yang ditetapkan dengan capaian sebesar 108,26%. Dalam mencapai sasaran tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah memanfaatkan anggaran sebesar Rp.99.843.901.941,-, atau dengan persentase realisasi anggaran sebesar

98,94%. Anggaran yang belum digunakan sebesar Rp.1.065.060.059,- telah disetorkan ke

kas negara sebagai SIAR. Sebagian besar SIAR berasal dari pos anggaran Belanja Pegawai yang tidak terserap, antara lain merupakan pencadangan untuk uang lembur pegawai dan

(7)

RINGKASAN EKSEKUTIF iv tunjangan kinerja. Bagian lain dari SIAR berasal dari pos Belanja Barang, antara lain dari penghematan/efisiensi maupun kegiatan yang batal dilaksanakan.

Ringkasan tingkat capaian tahun 2019 pada masing-masing IKU tersaji sebagai berikut:

Gambaran penggunaan dan pengelolaan anggaran hendaknya tidak hanya dilihat dari tingkat penyerapan namun juga dengan memperhitungkan tingkat pencapaian output, upaya-

(8)

RINGKASAN EKSEKUTIF v upaya peningkatan efisiensi, serta upaya mitigasi risiko anggaran terhadap faktor ketidakpastian dalam lingkungan hubungan internasional.

Dinamika kawasan Asia Pasifik dan Afrika melahirkan tuntutan respon dan kebutuhan inisiatif intervensi yang tidak selalu sama dari masa ke masa. Meskipun tidak sepenuhnya

comparable, capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019

konsisten dengan trend peningkatan selama 7 tahun terakhir. Demikian pula tingkat efisiensi anggaran relatif terjaga.

Dalam pelaksanaan tugas, ditemui berbagai tantangan dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran strategis. Untuk mengatasinya, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika mengupayakan perbaikan ke dalam sekaligus peningkatan koordinasi dengan mitra terkait sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, seiring dengan konsep yang dikedepankan Kementerian Luar Negeri yakni diplomasi yang membumi dan diplomasi untuk rakyat.

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2013-2019

Perbandingan Realisasi Anggaran Tahun 2013-2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 94.07% 98.22% 88.03% 95.34% 95.02% 98.12% 98.94% 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 110.62%103.88% 139.16% 112.21% 120% 112.17% 108.26%

(9)
(10)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 1

A. Latar Belakang

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap institusi publik untuk menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja (LKj) atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran negara yang telah dialokasikan. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebagai salah satu Satuan Kerja di Kementerian Luar Negeri telah melakukan penyusunan LKj tahun 2019.

Laporan Kinerja disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2019 dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi perbaikan kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

Landasan yuridis formal penyusunan LKj Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri; 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025;

8. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

11. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia;

13. Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kementerian Luar Negeri;

14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 15. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata

(11)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 2

B. Tugas dan Fungsi

Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, pada Bab IV Pasal 152 menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika mempunyai Tugas “menyelenggarakan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelengaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika”.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika; dan g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, Bab IV Pasal 154 disebutkan bahwa Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika terdiri atas:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika; b. Direktorat Asia Tenggara;

c. Direktorat Asia Timur dan Pasifik; d. Direktorat Asia Selatan dan Tengah; e. Direktorat Timur Tengah;

f. Direktorat Afrika; dan

g. Direktorat Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika. Adapun bagan struktur organisasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika adalah sebagai berikut:

(12)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 3

D. Aspek Strategis Organisasi

Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika merupakan salah satu unsur di Kementerian Luar Negeri yang menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika. Dalam menjalankan peran tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika senantiasa mempertimbangkan berbagai aspek strategis yang ada, baik dalam ruang lingkup eksternal maupun internal. Hal ini dinilai penting artinya, mengingat aspek strategis tersebut akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, sasaran dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari sisi eksternal, kawasan Asia Pasifik dan Afrika merupakan wilayah dengan dinamika politik, keamanan, ekonomi dan sosial budaya yang sangat kompleks. Kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap implementasi politik luar negeri Indonesia di kawasan. Sehubungan dengan hal itu, Indonesia harus dapat merumuskan dan melaksanakan kebijakan luar negerinya secara tepat, sehingga dapat memperkuat pengaruh Indonesia di kawasan serta meraih manfaat sebesar mungkin bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Dalam konteks tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menjalankan peran yang sangat strategis dalam mengemban misi politik luar negeri RI di kawasan dan menjadi ujung tombak pelaksanaan kebijakan luar negeri RI di berbagai bidang.

(13)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 4 pengaruh yang sangat signifikan bagi perkembangan situasi global. Pergeseran karakteristik politik luar negeri beberapa negara seperti China, Amerika Serikat dan Rusia yang mulai mengalihkan perhatiannya kepada Kawasan Pasifik telah menyebabkan perubahan kebijakan politik di berbagai bidang, termasuk dalam tataran hubungan antarnegara. Dari sisi keamanan, konflik dan ketegangan di kawasan masih terjadi dan selalu berakibat pada tragedi kemanusiaan, antara lain: konflik di Suriah, Yaman, Irak, Iran, Afghanistan, Darfur, Mali dan Republik Afrika Tengah, termasuk pula di kawasan Asia Tenggara, seperti yang terjadi di Rakhine State, Myanmar, dan di Marawi, Filipina. Disamping itu, potensi konflik dan berbagai permasalahan bilateral di kawasan juga masih terus berlangsung. Beberapa diantaranya adalah sengketa teritorial di Laut China Selatan, proliferasi nuklir di Semenanjung Korea, instabilitas politik di Timur Tengah, serta kejahatan lintas batas negara (illegal migrant, perdagangan obat-obat terlarang), terorisme, dan lain sebagainya.

Apabila ditinjau dari segi peluang ekonomi, kawasan Asia Pasifik dan Afrika merupakan wilayah yang sangat strategis, khususnya bagi kepentingan Indonesia. Lebih dari 75% total nilai perdagangan Indonesia berasal dari kawasan ini. Selain itu, kawasan ini juga menyumbangkan lebih dari 74,76% FDI (Foreign Direct Investment) dan 83% wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, potensi pasar kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai total sekitar 75% penduduk dunia, serta keberadaan negara-negara pasar non-tradisional juga tentunya menjadi peluang positif yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Hal ini menempatkan kawasan Asia Pasifik dan Afrika menjadi basis yang penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Keberadaan faktor tersebut tentunya akan sangat mendukung pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, terutama dalam mengakses berbagai peluang kerja sama yang ada dengan negara-negara di kawasan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Sejalan dengan hal tersebut, negara-negara di Aspasaf merupakan rumah kedua bagi sebagian besar diaspora Indonesia. Diperkirakan sejumlah 2,42 juta WNI yang mewakili sekitar 94% diaspora merantau di kawasan Aspasaf. Hal ini menempatkan kawasan Asia Pasifik dan Afrika menjadi basis yang penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam konteks kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, diplomasi ekonomi mengacu kepada kepentingan pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif. Kerja sama dan kemitraan strategis yang telah dibangun perlu dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan nasional Indonesia, melalui berbagai fora internasional, antara lain: Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan kerja sama subregional Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). Disamping itu, sejalan dengan aspirasi Indonesia sebagai negara maritim, diplomasi ekonomi dimaksud juga perlu untuk digalakkan, salah satunya melalui forum Indian Ocean Rim Association (IORA). Kerja sama perekonomian dengan sejumlah negara anggota IORA memiliki potensi yang besar dan perlu didorong, mengingat potensi sumbangannya yang cukup besar bagi kepentingan nasional Indonesia. Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tentunya memegang peranan penting bagi keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia tersebut.

(14)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 5 kurun waktu lima tahun terakhir masih cenderung stabil. Disamping itu, para pelaku ekonomi internasional juga telah mengakui berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, baik di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, maupun dunia. Hal ini tentunya akan semakin mempermudah upaya menarik minat para counterparts di negara-negara kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan. Sejalan dengan hal tersebut, posisi Indonesia sebagai salah satu dari negara demokrasi terbesar di dunia, penerapan good

governance, serta situasi keamanan yang relatif kondusif juga akan memberikan kontribusi

positif dalam upaya meningkatkan konektivitas dan memperkuat pengaruh Indonesia di kawasan. Namun demikian, tentunya masih terdapat pula beberapa agenda yang perlu menjadi perhatian dalam rangka peningkatan hubungan ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, antara lain pembenahan infrastruktur, serta upaya mempromosikan kerja sama internasional untuk meningkatkan minat dan respon mitra bisnis Indonesia.

Sementara itu, dari sisi internal, jumlah SDM yang memadai dan profesional akan sangat membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Sehubungan dengan itu, kegiatan peningkatan wawasan, keahlian dan keterampilan SDM, serta pengadaan sarana prasarana yang menunjang, merupakan salah satu kegiatan yang perlu mendapat prioritas pada Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, perangkat jabatan di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tersusun atas jabatan struktural dan kelompok jabatan fungsional. Berdasarkan data statistik kepegawaian Ditjen Aspasaf, sejumlah 45 dari 58 pos jabatan struktural telah terisi. Adapun pada kelompok jabatan fungsional, dari 271 formasi yang tersedia, baru terisi 118 jabatan. Adapun total jumlah pegawai Ditjen Aspasaf per akhir Desember 2019 mencapai 159 orang. Dengan demikian, jumlah SDM yang tersedia masih di bawah tingkat ideal.

Pelaksanaan kegiatan organisasi juga didukung oleh pengaturan arus instruksi kerja standar yang telah dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika nomor 1381/SK/RO/04/2017/04 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Mikro Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Dalam implementasinya, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika juga senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan SOP tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas kinerja. Hal ini tentunya diharapkan akan berkontribusi pula pada peningkatan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

Secara umum, berdasarkan dinamika yang terjadi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri harus dapat melaksanakan kebijakan luar negeri secara tepat, sehingga dapat meraih manfaat ekonomi dan politik sebesar mungkin bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini, dengan mempertimbangkan aspek strategis eksternal dan internal tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebagai salah satu Satuan Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Luar Negeri memiliki peran yang sangat strategis dalam mengemban misi politik luar negeri RI di kawasan dan menjadi ujung tombak pelaksanaan kebijakan luar negeri RI di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika juga tentunya senantiasa bekerjasama dan bersinergi dengan berbagai Kementerian/

(15)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 6 Lembaga terkait, serta Perwakilan RI di negara-negara kawasan Asia Pasifik dan Afrika, sebagai “perpanjangan tangan” Pemerintah RI di luar negeri. Saat ini, terdapat 77 Perwakilan RI yang mengkoordinasikan kegiatan diplomasi di 113 negara pada kawasan Aspasaf, di samping kerjasama di 34 organisasi intra dan antar kawasan Aspasaf.

Secara spesifik, aspek strategis organisasi yang diidentifikasi akan mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Aspasaf dapat dirangkum dalam diagram sebagai berikut:

S1. Kualitas SDM yang kompeten

S2. Jangkauan diplomasi Ditjen Aspasaf yang meningkat dan meluas ditandai dengan bertambahnya hubungan diplomatik dan kerjasama bilateral dengan negara-negara di kawasan Aspasaf

S3. Memiliki jejaring yang luas di antara pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan kebijakan luar negeri di kawasan Aspasaf S4. Pengelolaan kerjasama bilateral, intra dan

antarkawasan yang semakin kuat

W1. Jumlah SDM yang belum sesuai dengan kebutuhan, sehingga banyak terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi jabatan

W2. Belum adanya manajemen kinerja (mekanisme dan indikator kinerja) yang tepat untuk mengukur capain kinerja Ditjen Aspasaf serta manfaat riil-nya bagi kepentingan nasional W3. Sarana dan prasarana yang belum optimal W4. Dukungan anggaran yang belum memadai

O1. Potensi kawasan Aspasaf yang sangat tinggi bagi peningkatan kerjasama bilateral dan regional

O2. Tingginya peluang yang ada di kawasan, khususnya untuk pelaksanaan diplomasi ekonomi ke pasar non-tradisional. O3. Kepemimpinan, peran dan pengaruh

Indonesia yang semakin diperhitungkan di kawasan Aspasaf

O4. Meningkatnya minat kerjasama dalam sektor TTI dari negera-negara mitra strategis dan mitra potensial di kawasan Aspasaf O5. Terjadinya perang dagang antara

negara-negara major power yang memberikan dampak positif bagi peningkatan perdagangan Indonesia.

O6. Keberadaan Perwakilan RI yang mengkoordinasikan kegiatan diplomasi di negara-negara kawasan Aspasaf, di samping kerjasama dengan organisasi intra dan antarkawasan Aspasaf

T1. Terjadinya tumpang tindih regulasi nasional, sehingga menambah beban kerja ASN, khususnya yang terkait pengelolaan administrasi dan keuangan di Ditjen Aspasaf T2. Dinamika konstelasi ekonomi politik dan

bencana alam di kawasan Aspasaf dan global yang berdampak negatif terhadap kebijakan luar negeri

T3. Meningkatnya kapabilitas negara competitor dalam persaingan pasar di kawasan Aspasaf T4. Lemahnya komitmen dan ketidakpastian

pemangku kepentingan terkait dalam menindaklanjuti kesepakatan di kawasan Aspasaf

T5. Masih adanya ego sektoral yang menghambat koordinasi diplomasi

Internal

Barrier

Support

(16)
(17)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 7

A. Rencana Strategis 2015-2019

Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2019 sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2015-2019 mencakup Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis yang telah diterjemahkan dengan grafik Balanced

Scored Card sebagai berikut :

Diplomasi St ak eh ol de r In te rn al B us in es s Pr oc es s Le ar ni ng & G ro w th S1. Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh di kawasan

Aspasaf

S2. Dukungan diplomasi yang optimal di kawasan

Aspasaf untuk Mewujudkan Peningkatan

Pembangunan Nasional

C1. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas

kesepakatan internasional di kawasan Aspasaf

B1. Diplomasi maritim dan polkam yang kuat di kawasan Aspasaf

B2. Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang

kuat di kawasan Aspasaf Anggaran L3 . Pengelolaan Anggaran di Ditjen Aspasaf yang optimal SDM L1. SDM di Ditjen Aspasaf yang kompeten

Organisasi dan Lingkungan Kerja

L2. Tata kelola organisasi di Ditjen

Aspasaf yang baik

L 4. Sarana dan prasarana di Ditjen

Aspasaf yang memadai

Peta Strategi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika KEMENTERIAN LUAR NEGERI

Stakeholder: pemegang kepentingan yang memiliki hak dan kepentingan dalam sebuah sistem, diantaranya: Presiden, DPR, MPR, K/L, Pemda, LSM, Pemprov, WNI/BHI. Perwakilan Asing, Media, Akademisi, Diaspora, LSM, WMN, Organisasi Internasional

C

us

to

m

er

Peta Strategi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

KEMENTERIAN LUAR NEGERI

(18)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 8

Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat

1. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negara maritim dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingan nasional

2. Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan nasional

3. Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang mumpuni

Terwujudnya Wibawa Diplomasi Indonesia di kawasan Asia Pasifik dan Afrika guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai negara maritim untuk

Kepentingan Rakyat

1. Memperkuat peran Indonesia dalam kerja sama bilateral dan regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk memajukan kepentingan nasional

2. Meningkatkan diplomasi ekonomi dan maritim di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

3. Mendorong tindak lanjut kerja sama Indonesia dengan negara-negara dan organisasi regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan nasional

4. Memperkuat organisasi, manajemen dan kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

Peran Indonesia di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang meningkat VISI KEMLU MISI KEMLU VISI DITJEN ASPASAF MISI DITJEN ASPASAF SASARAN STRATEGIS DITJEN ASPASAF

(19)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 9

Program Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2017 adalah “Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika”, yang kemudian dijabarkan menjadi Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui kerja sama di berbagai bidang di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang dilakukan oleh 7 Eselon II, sebagai berikut:

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Afrika;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Selatan dan Tengah;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Timur dan Pasifik;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Tenggara;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Timur Tengah;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika;

o Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

PROGRAM DAN KEGIATAN

ANGGARAN

o Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

o Dukungan diplomasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Nasional

o Diplomasi maritim dan polkam yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

o Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

o Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan internasional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

o Implementasi Talent Management di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

o Organisasi dan tata kelola yang baik di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

o Peningkatan Engagement Pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

o Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan Akuntabel di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

SASARAN PROGRAM

Pagu DIPA tahun 2019 Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebesar Rp. 100.908.962.000,- (Seratus Miliar Sembilan Ratus Delapan

(20)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 10

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Renstra Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2015-2019 selanjutnya menjadi referensi dalam menetapkan dokumen perencanaan tahunan, yaitu Rencana Aksi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019. Berdasarkan dokumen Rencana Aksi tersebut dan disesuaikan dengan DIPA tahun 2019 yang telah ditetapkan, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019.

Terdapat perbedaan antara dokumen PK Tahun 2019 dengan PK periode sebelumnya, yaitu pada IKU sasaran program B2 “Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika”. Rumusan IKU B2.2 yang sebelumnya berbunyi: “Jumlah data

economic intelligence negara/wilayah akreditasi yang dimiliki” diganti dengan rumusan IKU

yang lebih berbasis pada outcome, yaitu: “Persentase data economic intelligence yang ditindaklanjuti stakeholder dalam negeri”.

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun Anggaran 2019

Kode

SS Sasaran Program

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU) Target

(1) (2) (3) (4) (5)

Stakeholders

S1 Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

S1.1 Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum regional Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

100%

S2 Dukungan diplomasi yang optimal di kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Nasional

S2.1 Jumlah negara akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang

mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia

45

S2.2 Jumlah negara akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang

mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia

21

S2.3 Jumlah negara akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang

mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke

Indonesia

29

Customer

C1 Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan internasional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

C1.1 Persentase kesepakatan kerjasama bilateral di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindak lanjuti oleh

stakeholder dalam negeri

85%

C1.2 Persentase prakarsa/rekomendasi pada forum kerja sama intrakawasan dan antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti oleh

stakeholders dalam negeri

(21)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 11

Kode

SS Sasaran Program

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU) Target

Internal Business Process B1 Diplomasi maritim dan

polkam yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

B1.1 Jumlah kesepakatan hasil

perundingan di bidang kemaritiman, polkam dan perbatasan di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

46

B1.2 Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia bidang kemaritiman, polkam dan perbatasan yang

diterima di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

90%

B2 Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

B2.1 Jumlah kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

51

B2.2 Persentase data economic

intelligence yang ditindaklanjuti stakeholder dalam negeri

70%

B2.3 Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang diterima di

kawasan Asia Pasifik dan Afrika

90%

B2.4 Jumlah promosi Trade Tourism and

Investment (TTI) di kawasan Asia

Pasifik dan Afrika

52

Learning & Growth

L1 Sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang kompeten

L1.1 Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memenuhi standar kompetensi jabatan

100%

L2 Tata kelola organisasi di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang baik

L2.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu 83 L2.2 Nilai evaluasi AKIP Direktorat

Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

80

L2.3 Indeks engagement pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

3,75

L3 Pengelolaan anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang optimal

L3.1 Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

100%

L4 Sarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memadai

L4.1 Persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana

(22)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 12

C. Program dan Kegiatan

Perjanjian Kinerja Tahun 2019 di atas merupakan rujukan bagi pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019. Adapun program yang ditetapkan untuk tahun 2019 adalah: “Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika”, yang kemudian dijabarkan menjadi kegiatan Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui kerja sama di berbagai bidang di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang dilakukan oleh 7 Eselon II, sebagai berikut:

1. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Afrika;

2. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Selatan dan Tengah; 3. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Timur dan Pasifik; 4. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Tenggara;

5. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Timur Tengah; 6. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama Intrakawasan

Asia Pasifik dan Afrika;

7. Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

D. Anggaran Tahun 2019

Untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut, anggaran DIPA awal yang dialokasikan untuk Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 96.923.001.000,-. Namun demikian, pada tahun 2019, telah dilakukan revisi DIPA sebanyak 8 (delapan) kali dengan adanya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) untuk Belanja Pegawai kenaikan gaji pokok 5% dan Mutasi Pegawai Masuk serta Kenaikan Pangkat dan Gologan Pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Dengan adanya revisi tersebut, DIPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menjadi Rp.100.908.962.000.

Alokasi anggaran tersebut ke dalam masing-masing kegiatan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Alokasi Anggaran dalam DIPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun Anggaran 2019

No. Kegiatan Pagu Anggaran DIPA Revisi (Rp) (Rp)

Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

1 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Sub Sahara Afrika 20.814.880.000,- 20.714.880.000,- 2 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di kawasan Asia Selatan dan Tengah 4.547.111.000,- 4.447.111.000,- 3 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Timur Pasifik 6.655.689.000,- 6.555.689.000,-

4 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui Kerja Sama Intra Kawasan dan

(23)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 13

No. Kegiatan Pagu Anggaran DIPA Revisi (Rp) (Rp)

5 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Timur Tengah 6.470.914.000,- 6.370.914.000,- 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Aspasaf 33.304.957.000,- 37,890,918,000,- 7 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Tenggara 4.111.358.000,- 4.011.358.000,-

Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik

(24)
(25)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 14

A. Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2019

Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran strategis Kementerian Luar Negeri pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan sebagai perwujudan dari diplomasi ekonomi, diplomasi maritim, diplomasi kedaulatan, politik, keamanan dan perbatasan, diplomasi sosial dan budaya, dukungan dan komitmen nasional atas kesepakatan internasional di kawasan, serta upaya-upaya untuk meningkatkan peran Indonesia di dunia internasional. Keberhasilan tersebut sekaligus mengindikasikan tercapainya target kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019.

Pada tataran bilateral, kiprah diplomasi ekonomi, sosial dan budaya, diwujudkan melalui penandatanganan kesepakatan kerja sama dalam berbagai bidang, antara lain: energi, minyak bumi, gas alam dan sumber daya mineral, pertanian dan perikanan, perdagangan dan investasi, budaya dan pariwisata, pendidikan, serta perbankan dan proyek pembangunan. Diplomasi ekonomi juga diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan berbagai kegiatan untuk mempromosikan potensi Trade, Tourism, and Investment (TTI) Indonesia di negara-negara kawasan Asia Pasifik dan Afrika, baik melalui business forum and gathering, familiarization

trip, business mission and connection, economic dialogue, serta trade mission and expo.

Capaian diplomasi ekonomi yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika difokuskan untuk memberikan nilai manfaat ekonomi, kesejahteraan, dan pembangunan yang optimal bagi seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu wujud nyata dari diplomasi ekonomi tersebut adalah keberhasilan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) Bali, 20-21 Agustus 2019. IAID menghasilkan 11 business deals dengan 6 negara

dan 1 entitas dengan total transaksi sebesar USD822 juta untuk kerja sama di bidang infrastruktur dan industri strategis.

(26)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 15 Sementara itu, dari segi diplomasi maritim, diplomasi kedaulatan, politik, keamanan dan perbatasan, telah disepakati beberapa perjanjian kerja sama bilateral, antara lain: perjanjian pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas, penanggulangan terorisme dan kejahatan transnasional, menjaga pertahanan dan keamanan maritim, demarkasi dan survei batas antarnegara di daerah perbatasan, serta penguatan

engagement di kawasan Pasifik untuk memagari potensi disintegrasi (Pacific Elevation). Presiden RI, Joko Widodo, membuka IAID 2019 secara resmi di Bali, 20 Agustus 2019.

(27)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 16 Sepanjang tahun 2019, Indonesia juga telah secara aktif memainkan peranan penting dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Salah satu diantaranya adalah sharing best practice dan konsep untuk pengembangan lebih lanjut praktek blue economy di negara-negara anggota Indian Ocean Rim Association (IORA), terutama terkait pembangunan kawasan blue economy terpadu, restorasi kawasan pesisir, rice-fish culture (mina padi), penanggulangan marine pollution, erosi/abrasi pesisir, perubahan iklim, riset kelautan (upwelling) pemberantasan Illegal Unreported Unregulated

(IUU) Fishing.

Keberhasilan diplomasi Indonesia di dunia internasional terlihat dari beberapa prakarsa/rekomendasi yang diterima pada forum intra dan antarkawasan, antara lain:

Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC); Asia-Pacific Islands Forum (PIF), South West Asia-Pacific Dialogue (SwPD); Melanesian Spearhead Group (MSG); Asian Parliamentary Assembly (APA); Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) Forum; serta Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).

Disamping itu, Indonesia juga berhasil menjadi chair dan fasilitator/host dari berbagai pertemuan internasional, seperti: High-Level Dialogue on Indo-Pacific Cooperation (HLD-IPC) yang diselenggarakan secara back-to-back dengan Indonesia-South Pacific Forum (ISPF) di Jakarta, 20-21 Maret 2019, yang kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Pacific

Exposition di Auckland, 11-14 Juli 2019. Posisi tersebut memiliki arti strategis dalam upaya

mempromosikan agenda nasional, penguatan peran Indonesia di kawasan dan kontribusi terhadap penyelesaian isu-isu global.

Terkait peningkatan dukungan dan komitmen nasional atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional, telah terlaksana berbagai kesepakatan kerja sama bilateral dan prakarsa/rekomendasi Indonesia pada forum kerja sama intra dan antarkawasan. Implementasi kesepakatan dan prakarsa/rekomendasi kerja sama dimaksud merupakan capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, sebagaimana yang telah ditetapkan

Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka High Level Dialogue on

Indo-Pacific Cooperation di Jakarta, 20 Maret 2019

(28)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 17 melalui Indikator Kinerja Utama. Berbagai upaya tindak lanjut oleh stakeholders tersebut pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan nilai manfaat ekonomi, kesejahteraan, dan pembangunan yang optimal bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Namun demikian, disadari masih terdapat kendala dalam memenuhi target output yang disebabkan berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Kondisi politik, ekonomi dan sosial di tanah air menyebabkan tidak dapat terlaksananya beberapa kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Selain itu, kondisi politik dan situasi keamanan di kawasan serta dunia internasional yang kurang kondusif juga turut mempengaruhi pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sepanjang tahun 2019.

B. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019

Pada tahun 2019, telah dilakukan perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika untuk menyesuaikan revisi pada IKU Kementerian Luar Negeri. Perubahan IKU Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2019 tersebut telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Nomor 02361/SK/RO/07/2019/27/04 tentang Peta Strategi, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019.

Perbedaan antara dokumen PK Tahun 2019 dengan PK 2018 terletak pada IKU sasaran program B2 “Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika”. Pada PK 2018, rumusan IKU B2.2 berbunyi: “Jumlah data economic intelligence negara/wilayah akreditasi yang dimiliki”. IKU tersebut dinilai masih berorientasi pada output, karena menekankan pada jumlah data yang dimiliki. Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika hanya berperan sebagai kompilator data economic intelligence dari seluruh Perwakilan RI di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

Dalam upaya mengelevasi kualitas capaian kinerja, maka pada tahun 2019, rumusan IKU B2.2 diganti menjadi: “Persentase data economic intelligence yang ditindaklanjuti

stakeholder dalam negeri”. Rumusan IKU tersebut dinilai lebih berbasis pada outcome, karena

menekankan capaian kinerja pada upaya tindak lanjut dari stakeholders dalam negeri terhadap data economic intelligence dari Perwakilan RI. Dalam konteks tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tidak hanya berperan untuk melakukan kompilasi data, namun juga untuk melakukan diseminasi data dan informasi economic intelligence kepada para

stakeholders di dalam negeri serta memfasilitasi upaya tindak lanjut yang dilakukan oleh para stakeholders dalam memanfaatkan potensi ekonomi di negara akreditasi.

Dengan demikian, secara detail capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2019 dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:

(29)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 18 Tab el 3 .1 C apa ian Ki n er ja Dit jen As ia P as ifik dan Afr ik a Tahu n 2 019 K e m lu D it je n A sp asa f S1 K e p e mi mp in an In d o n e si a ya n g b e rp e n ga ru h d i K aw as an A si a P as if ik d an A fr ik a S1 .1 P e rs e n ta se k e p e mi mp in an In d o n e si a p ad a fo ru m re gi o n al K aw as an A si a P as if ik d an A fr ik a 95% 100% (J u ml ah p e rte mu an ya n g d ip imp in In d o n e si a ÷ J u ml ah p e rte mu an y an g d is e p ak ati u n tu k d ip imp in o le h In d o n e si a) x 1 00 % 100% 100% La p o ra n D e lr i, r e so lu si , k e p u tu sa n , p re si d e n ti al /c h ai rma n s ta te me n t, ke rta s p o si si , s ta te me n t D e lr i. S2 .1 Ju ml ah n e ga ra a kr e d ita si d i k aw as an A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g me n ca p ai ta rg e t p e n in gk ata n n il ai p e rd ag an ga n d e n ga n In d o n e si a 87 45 Ju ml ah n e ga ra ak re d ita si d i w il ay ah A si a P as if ik d an A fr ik a d e n ga n p e n in gk ata n n il ai p e rd ag an ga n d e n ga n In d o n e si a mi n ima l 3 % 42 93 .3 3% D ata N il ai P e rd ag an ga n y an g d i te rb itk an K e me n d ag d an B P S se rta le mb ag a sta ti sti k re smi d i n e ga ra ak re d ita si . 43 S2 .3 Ju ml ah n e ga ra a kr e d ita si d i k aw as an A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g me n ca p ai ta rg e t p e n in gk ata n ju ml ah w is ata w an ma n ca n e ga ra k e In d o n e si a 67 29 Ju ml ah n e ga ra ak re d ita si d i w il ay ah A si a P as if ik d an A fr ik a d e n ga n p e n in gk ata n ju ml ah w is ata w an ma n ca n e ga ra k e In d o n e si a mi n ima l 5 % 55 190% 120% D ata P u b li ka si o le h B ad an P u sa t Sta ti sti k d an K e me n te ri an P ar iw is ata S2 D u ku n ga n d ip lo ma si d i ka w as an A si a P as if ik d an A fr ik a u n tu k M e w u ju d ka n P e n in gk ata n P e mb an gu n an N as io n al S2 .2 Ju ml ah n e ga ra a kr e d ita si d i k aw as an A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g me n ca p ai ta rg e t p e n in gk ata n n il ai in ve sta si a si n g ke In d o n e si a 21 120% Ju ml ah n e ga ra ak re d ita si d i w il ay ah A si a P as if ik d an A fr ik a d e n ga n p e n in gk ata n n il ai in ve sta si a si n g ke In d o n e si a mi n ima l 3 % 36 R e al isa si D it je n A sp asa f D at a D u ku n g St a ke h o ld er s K o d e S S Sa sa ra n Pr o gr am K o d e IK U In d ik at o r K in e rj a U ta m a (IK U ) Ta rg e t Fo rm u la si K in e rj a B at as To le ra n si C ap ai an C ap ai an D it je n A sp asa f 17 1. 43 % D ata P u b li ka si o le h B ad an K o o rd in as i P e n an ama n M o d al (B K P M ) d an in sta n si /l e mb ag a te rk ai t d e n ga n p e n an ama n mo d al d i n e ga ra a kr e d ita si .

(30)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 19 K e m lu D it je n A sp asa f C1 .1 P e rs e n ta se k e se p ak ata n k e rj a sa ma b il ate ra l d i k aw as an A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g d iti n d ak la n ju ti o le h sta ke h o ld er d al am n e ge ri 91% 85% (J u ml ah k e se p ak ata n ke rj as ama y an g d iti n d ak la n ju ti ÷ J u ml ah ke se p ak ata n y an g ak an d iti n d ak la n ju ti ) x 10 0% 95 .8 9% 11 2. 81 % R e ka p itu la si d o ku me n d ar i ti n d ak la n ju t ke se p ak ata n b e rd as ar ka n la p o ra n p e rte mu an /k e gi ata n , b ra fa ks p e rw ak il an , s u ra t d ar i/ ke p ad a K /L te kn is , p e rn ya ta an p e rs , l ip u ta n me d ia , p id ato p e ja b at C1 .2 P e rs e n ta se p ra ka rs a/ re ko me n d as i p ad a fo ru m ke rj a sa ma in tr ak aw as an d an a n ta rk aw as an A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g d iti n d ak la n ju ti o le h sta ke h o ld er s d al am n e ge ri 95% 90% (J u ml ah r e al is as i p ra ka rs a/ re ko me n d as i In d o n e si a d i F o ru m K e rj as ama In tr ak aw as an d an a n ta rk aw as an y an g d iti n d ak la n ju ti ÷ J u ml ah re n ca n a p ra ka rs a/ re ko me n d as i In d o n e si a d i F o ru m K e rj as ama In tr ak aw as an d an a n ta rk aw sa m ya n g d iti n d ak la n ju ti ) x 10 0% 100% 111% R e ka p itu la si p ra ka rs a ya n g d ite ri ma d an d iti n d ak la n ju ti b e rd as ar ka n la p o ra n p e rte mu an /k e gi ata n , b ra fa ks p e rw ak il an , s u ra t d ar i/ ke p ad a K /L te kn is , p e rn ya ta an p e rs , l ip u ta n me d ia , p id ato p e ja b at R e al isa si D it je n A sp asa f C ap ai an D it je n A sp asa f D u ku n ga n d an k o mi tm e n n as io n al y an g ti n gg i a ta s ke se p ak ata n in te rn as io n al d i k aw as an A si a P as if ik d an A fr ik a D at a D u ku n g B at as To le ra n si C ap ai an K o d e S S Sa sa ra n Pr o gr am K o d e IK U In d ik at o r K in e rj a U ta m a (IK U ) Ta rg e t Fo rm u la si K in e rj a C1 C u st o m er

(31)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 20 K e m lu D it je n A spa sa f B 1 .1 Ju ml a h k e s e p a k a ta n h a s il p e ru n d in g a n d i b id a n g k e ma ri ti ma n , p o lk a m d a n p e rb a ta s a n d i k a w a s a n A s ia P a s if ik d a n A fr ik a 82 46 (J u ml a h k e s e p a k a ta n h a s il p e ru n d in g a n d i b id a n g k e ma ri ti ma n , p o lk a m d a n p e rb a ta s a n d i k a w a s a n A s ia P a s if ik d a n A fr ik a ) 61 1 3 2 .6 1 % 1 2 0 .0 0 % R e k a p itu la s i d o k u me n d a ri ti n d a k la n ju t k e s e p a k a ta n b e rd a s a rk a n la p o ra n p e rte mu a n / k e g ia ta n , b ra fa k s p e rw a k il a n , s u ra t d a ri / k e p a d a K / L te k n is , p e rn y a ta a n p e rs , li p u ta n me d ia , p id a to p e ja b a t B 1 .2 P e rs e n ta s e p ra k a rs a / re k o me n d a s i In d o n e s ia b id a n g k e ma ri ti ma n , p o lk a m d a n p e rb a ta s a n y a n g d ite ri ma d i k a w a s a n A s ia P a s if ik d a n A fr ik a 9 4 .2 5 % 90% (J u ml a h r e a li s a s i p ra k a rs a / re k o me n d a s i In d o n e s ia d i F o ru m K e rj a s a ma I n tr a k a w a s a n d a n a n ta rk a w a s a n y a n g d iti n d a k la n ju ti ÷ J u ml a h re n c a n a p ra k a rs a / re k o me n d a s i In d o n e s ia d i F o ru m K e rj a s a ma I n tr a k a w a s a n d a n a n ta rk a w s a m y a n g d iti n d a k la n ju ti ) x 1 0 0 % 100% 111% R e k a p itu la s i p ra k a rs a y a n g d ite ri ma d a n d iti n d a k la n ju ti b e rd a s a rk a n l a p o ra n p e rte mu a n / k e g ia ta n , b ra fa k s p e rw a k il a n , s u ra t d a ri / k e p a d a K / L te k n is , p e rn y a ta a n p e rs , li p u ta n me d ia , p id a to p e ja b a t B 2 .1 Ju ml a h k e s e p a k a ta n d i b id a n g e k o n o mi , s o s ia l d a n b u d a y a d i k a w a s a n A s ia P a s if ik d a n A fr ik a 75 51 Ju ml a h k e s e p a k a ta n d i b id a n g e k o n o mi , s o s ia l d a n b u d a y a d i D ir e k to ra t A s ia P a s if ik d a n A fr ik a 66 1 2 9 .4 1 % 120% R e c o rd s o f D is c u s s io n ( R o D ), N a s k a h K e s e p a k a ta n , D ip lo ma ti c N o te s , Jo in t S ta te me n t, D e c la ra ti o n , Jo in t Co mmu n iq u e , L e tt e r o f In te n t, Ch a ir ma n 's N o te , M e mo ra n d u m o f U n d e rs ta n d in g , E x c h a n g e o f N o te s , S u mma ry R e c o rd , A g re e d M in u te s , T re a ty , M in u te s o f M e e ti n g , L a p o ra n P e rw a k il a n R I, D a ta b a s e k e b ij a k a n p e rd a g a n g a n , N a s k a h y a n g d is a mp a ik a n o le h B P P K y a n g d imu a t d i b e rb a g a i me d ia b e rb a h a s a a s in g B 2 .2 P e rs e n ta s e D a ta E c o n o mi c In te ll ig e n c e y a n g d iti n d a k la n ju ti s ta k e h o ld e rs d a la m n e g e ri 8 0 .5 0 % 70% (J u ml a h d a ta e c o n o mi c in te ll ig e n c e y a n g d iti n d a k la n ju ti ÷ Ju ml a h d a ta e c o n o mi c in te ll ig e n c e y a n g a k a n d iti n d a k la n ju ti 74% 1 0 6 .1 2 % L a p o ra n , S u ra t D in a s , P u b li k a s i B 2 .3 Ju ml a h p ro mo s i T ra d e T o u ri s m a n d In v e s tm e n t ( T T I) d i k a w a s a n A s ia P a s if ik d a n A fr ik a 91 52 Ju ml a h p ro mo s i T ra d e , T ro u ri s m, a n d In v e s tme n t (T T I) 61 1 1 7 .3 1 % L a p o ra n T T I B 2 .4 P e rs e n ta s e p ra k a rs a / re k o me n d a s i In d o n e s ia d i b id a n g e k o n o mi , s o s ia l d a n b u d a y a y a n g d ite ri ma p a d a fo ru m re g io n a l d i k a w a s a n A s ia P a s if ik d a n A fr ik a 9 3 .7 5 % 90% (J u ml a h p ra k a rs a / re k o me n d a s i In d o n e s ia y a n g d ite ri ma d i b id a n g e k o n o mi , s o s ia l d a n b u d a y a ÷ Ju ml a h p ra k a rs a / re k o me n d a s i In d o n e s ia y a n g d is a mp a ik a n d i b id a n g e k o n o mi , s o s ia l d a n b u d a y a ) x 1 0 0 % 100% 1 1 1 .1 1 % L a p o ra n D e le g a s i R I (D e lr i) , P re s id e n ti a l/ Ch a ir ma n S ta te me n t, S ta te me n t D e lr i, D o k u me n S id a n g Jo in t S ta te me n t, R e p o rt o f th e M e e ti n g , S u mma ry o f D is c u s s io n , S u mma ry R e c o rd , Jo in t Co mmu n iq u e , A g re e d M in u te s , D e c la ra ti o n , k e rta s p o s is i D e lr i, S u g g e s te d P o in t o f In te rv e n ti o n , A g re e me n ts , M e mo ra n d u m o f U n d e rs ta n d in g , P la n o f A c ti o n , W o rk P la n , T re a ty , Ch a rte r, M e d ia R e le a s e , Jo in t P re s s S ta te me n t In d ik a to r K in e rj a U ta m a ( IK U ) T a rg e t B2 D ip lo ma s i E k o n o mi , S o s ia l d a n B u d a y a y a n g k u a t d i k a w a s a n A s ia P a s if ik d a n A fr ik a In te rn a l B u s in e s s Pr o c e s s B1 D ip lo ma s i ma ri ti m d a n p o lk a m y a n g k u a t d i k a w a s a n A s ia P a s if ik d a n A fr ik a K o d e S S C a p a ia n D it je n A spa sa f B a ta s T o le ra n si C a p a ia n D a ta D u k u n g K o d e IK U S a sa ra n Pr o g ra m F o rm u la si K in e rj a R e a li sa si D it je n A spa sa f

(32)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2019 21 K e m lu D it je n A spa sa f L1 Su mb e r d ay a ma n u si a d i D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g ko mp e te n Ta ta k e lo la o rg an is as i d i D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g b ai k L1 .1 P e rs e n ta se p e ja b at d i D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g te la h me me n u h i s ta n d ar ko mp e te n si ja b ata n 100% (d ar i s e lu ru h p e ja b at K e ml u ) 100% (d ar i s e lu ru h p e ja b at D itj e n A sp as af ) [J u ml ah P e ja b at (E se lo n I s .d . I I) d i l in gk u n ga n D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g te la h me me n u h i ko mp e te n si ja b ata n ÷ Ju ml ah P e ja b at (E se lo n I s .d . I I) d i l in gk u n ga n D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a] x 100% 100% 100% La p o ra n H as il A se ss me n t L2 .1 N il ai R e fo rma si B ir o kr as i K e me n lu 83 83 N il ai R e fo rma si B ir o kr as i K e me n lu o le h K e M EN P A N d an R B 76 .4 4 92 .1 0% La p o ra n In d e ks R e fo rma si B ir o kr as i d ar i K e me n te ri an P A N d an R B L2 .2 N il ai e va lu as i A K IP D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a 77 ( B B ) (A K IP K e ml u ) 80 (A K IP D itj e n A sp as af ) N il ai E va lu as i A K IP D itj e n A sp as af 79 .0 7 98 .8 4% La p o ra n H as il E va lu as i A K IP D itj e n A sp as af d ar i I n sp e kto ra t Je n d e ra l L2 .3 In d e ks e n g a g em en t p e ga w ai d i D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a 3. 75 s ka la 5 (d ar i s e lu ru h p e ga w ai K e ml u ) 3. 75 s ka la 5 (d ar i s e lu ru h p e ga w ai D itj e n A sp as af ) In d e ks H as il S u rv e y En ga ge me n t P e ga w ai D itj e n A sp as af 3. 85 10 2. 67 % K u e si o n e r, L ap o ra n H as il S u rv e y L3 P e n ge lo la an a n gg ar an d i D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g o p ti ma l L3 .1 P e rs e n ta se r e al is as i a n gg ar an d i D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a 100% (d ar i a n gg ar an d an k in e rj a K e ml u ) 100% (d ar i a n gg ar an d an ki n e rj a D itj e n A sp as af ) (R e al is as i A n gg ar an / To ta l D IP A D itj e n A sp as af ) x 10 0% 98 .9 4% 98 .9 4% SP 2D , M o n ito ri n g d an e va lu as i an gg ar an d an B ap p e n as , La p o ra n K in e rj a (L K j) T ri w u la n an , A p li ka si e -K in e rj a, M atr ik s In fo rma si K in e rj a L4 Sa ra n a d an p ra sa ra n a d i D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g me ma d ai L4 .1 P e rs e n ta se s ar an a d an p ra sa ra n a ya n g d ip e n u h i s e su ai d e n ga n re n ca n a 100% 100% (J u ml ah s ar an a d an p ra sa ra n a ya n g d ip e n u h i s e su ai d e n ga n D IP A ÷ T o ta l s ar an a d an p ra sa ra n a ya n g d ir e n ca n ak an d al am D IP A ) x 10 0% 11 3. 25 % 11 3. 25 % La p o ra n P e n ga d aa n S ar an a d an P ra sa ra n a (B M N ) 19 48 .7 1% 10 8.2 6% Sa sa ra n Pr o gr am K o d e IK U In d ik at o r K in e rj a U ta m a (IK U ) Ta rg e t K o d e S S TO TA L C A PA IA N K IN ER JA D IT JE N A SPA SA F TA H U N 2 01 8 R A TA -R A TA C A PA IA N K IN ER JA D IT JE N A SPA SA F TA H U N 2 01 8 C ap ai an D it je n A spa sa f Le a rn in g a n d G ro w th L2 Ta ta k e lo la o rg an is as i d i D ir e kto ra t Je n d e ra l A si a P as if ik d an A fr ik a ya n g b ai k B at as To le ra n si C ap ai an R e al isa si D it je n A spa sa f D at a D u ku n g Fo rm u la si K in e rj a

Gambar

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika   Tahun Anggaran 2019
Tabel 3.1 Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019 KemluDitjen Aspasaf S1
Tabel 3.3 Capaian S.2 Tahun 2019
Tabel 3.4 Capaian IKU S.2.1 Tahun 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

H G X D E D K Z D W L Q G D N D Q P R U D O VHVHRUDQJ VXGDK OHELK UDVLRQDO ZDODXSXQ PDVLK NHNDQDNNDQDNDQ 0RWLYDVL GDODP WLQGDNDQ PRUDO DGDODK XQWXN PHQFDSDL

Bagi konsumen diharapka lebih selektif terhadap makanan, minuman yang dikonsumsi, khususnya pada minuman jamu yang tidak asing lagi bagi konsumen di indonesia dengan

Dengan potensi perdagangan dan investasi yang ada di APEC, dalam sepuluh tahun terakhir data ekonomi makro APEC telah menunjukkan peningkatan, antara lain (i) peningkatan ekspor

Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama, yaitu (1) untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain

Namun pada akad pembiayaan modal kerja dan investasi mereka menggunakan akad murabahah, tentu hal ini tidak sesuai dengan prinsip syariah yang menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII MTsN 1 Wakatobi. Penelitian ini

minggu terjadi pergantian shift , sehingga setiap operator tidak akan bekerja secara terus-menerus pada shift yang sama...  Metode ini dipilih karena operator pada

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat digunakan sebagai latihan dan penerapan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan, serta dapat menambah