• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SUNGAI ALAS SEBAGAI SUMBER DAYA ALAM MILIK BERSAMA

III.2 Persepsi Masyarakat Kecamatan Ketambe Mengenai Sungai Alas

III.2.1. Air Biasa

Sudut pandang masyarakat yang menekankan pada persepsi bahwa Sungai Alas adalah sebagai sumber aliran air biasa atau aliran air yang besar dapat diperkuat dari ungkapan seorang warga masyarakat Ketambe bernama Etek Yoh

(Perempuan/63 tahun) yang bekerja sebagai buruh tani dan berdagang, seperti petikan kalimatnya berikut ini:

”Sungai itu ya air besar, yang mengalir biasa. Kami bisa juga mandi, nyuci di kali atau kadang-kadang kalau baru siap hujan, air baru besar bisa juga kita pergi ke kali nyari-nyari kayu bakar, mana tahu dapat juga Tusam (Pinus Mercusii). Sungai juga dekat, jadi mandi, nyuci, semualah disitu... Kalau untuk masak kita ambil air dari PNPM (air bantuan). Untuk apa buat kamar mandi, kan sudah ada sungai besar dekat sini”.

Mandi, Cuci dan Buang Air Besar, Masyrakat yang memanfaatkan Sungai Alas untuk kebutuhan sehari-hari mereka separti Mandi, Cuci dan Buang Air Besar. (Foto:Sidriani Handayani)

Dalam melakukan aktivitas mandi, cuci dan bahkan buang air besar tersebut, dari pengamatan peneliti terjadi sebuah interaksi sosial diantara mereka masyrakat setempat. Mereka saling bertukar informasi dan bercengkrama. Di situ mereka mandi, di situ mereka cuci pakaian, di situ pulalah mereka melepaskan hajat besar dan kecil, dan disitu pulalah mereka mendengar kabar terakhir dari kerabat atau tetangga yang datang (Aditjondro, George Junus, 2003:45).

Selain Etek Yoh, ada juga Sahidal (Pria/42 Tahun) warga Desa Lawe Mengkudu Kecamatan Ketambe yang bekerja sebagai Penderes Karet (Berkebun) juga memiliki persepsi, bahwa Sungai Alas sebagai sumber aliran air biasa yang besar dapat terlihat dari ungakapnnya berikut ini:

”Sungai itu kin11

Masyarakat yang menekankan pada persepsi bahwa Sungai Alas adalah sebagai suatu sumber daya alam yang saling berhubungan (kehidupan kompleks), dimana terjadi hubungan rantai kehidupan yang lebih menekankan pada aspek fungsi dan manfaat aliran air sungai yang dapat memberikan hasil. Sungai Alas diartikan sebagai sebuah kesatuan ekosistem yang kompleks, dimana kompleksnya kehidupan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di dalamnya saling berhubungan. Misalnya antara Ikan Jurung yang terdapat di Sungai Alas memberikan manfaat kepada manusia yang mengambil dan memakannya. Sungai juga dikatakan sebagai satu kesatuan ekosistem yang didominasi oleh berbagai macam mahluk hidup. Mahluk hidup yang dimaksudkan dalam pengertian di atas adalah segala jenis pohon yang hidup, binatang dan manusia yang juga hidup dari adanya aliran air sungai tersebut. Sungai itu sendiri

, oh...mengalir dia, biasa-biasa ajapun alirannya. Tapi pernah hari tu, banjir sini, banjir bandang tahun 2004. Ngeri juga kita tenggoknya, tapi sungai ini ada juga ikannya, ikan yang ada disini Ikan Jurung, Ikan Mujahir, Ikan Lawe Alas, Ikan Merah, ya kitalah tangkapinya kalau mau ya itulah... Yang bisa memanfaatkan sungai ya.. orang yang pande ajalah, mendurung dia, nyetrum, macam lagi”

III. 2. 2. Sumber Daya Alam yang Saling Berhubungan

11

“KIN” dalam bahasa penduduk setempat, hanya berupa penambah dialeg ketika berbicara dan sudah merupakan ciri khas Orang Alas menggunakan kata “KIN” dalam setiap percakapannya.

sebagai bagian dari ekosistem yang lebih besar yang di dalamnya terdapat sumber manfaat. Dapat dilihat dari ungkapan seorang warga masyarakat Ketambe bernama Haida, SP (Perempuan/43 Tahun) yang bekerja sebagai Kepala BPP (Badan Penyuluh Pertanian) Kec. Ketambe, berikut ini:

”Lawe Alas merupakan sumber daya alam yang sangat berarti sekali. Mulai dari ikan yang ada di dalam sungai yang dapat menambah Income (pemasukan-red) masyarakat, sampai dengan pariwisata seperti rafting yang masyarakat disini juga ikut mengelolanya secara perkelompok. Ada hubungan timbal balik yang diberikan alam kepada kita dari Lawe Alas ini. Kita diberikannya segala manfaat yang dapat diambil, masyarakat disini juga bisa memanfaatkannya. Sungai harus dijaga dan dirawat untuk kelangsungan kehidupan masa mendatang. Di daerah ini masyarakatnya ada yang menjaga ada juga yang merusak sungai, aneka corak warna lah masyarakat disini. Untuk menjaga dan merawat sungai alas masyarakat beserta pemerintah pernah melakukan penanaman bambu pada tahun 2007, bambu dipilih karena akarnya lebih kuat dan mudah tumbuh. Sayangnya hal ini cuma dilakukan sekali, setelah tahun 2007 tersebut tidak pernah lagi. Pelestarian atau penjagaan lain yang seharusnya dilakukan untuk menjaga Lawe Alas ini dengan tidak menebangi pohon sembarangan di gunung, memilih pohon besar yang berada di lokasi yang tidak merusak hutan, membuka lahan pertanian hanya di sekitar kaki bukit. Jika hutan rusak maka akan meluaplah Lawe Alas dan terjadilah banjir”.

Dari aspek fungsi dan manfaat juga beberapa orang memiliki pengertian yang hampir sama. Seperti Zamanuddin (Pria/52 Tahun) yang memberikan definisi sungai adalah sebuah kehidupan kompleks antara tumbuhan, hewan dan manusia yang saling mendukung dan terkait satu sama lain layaknya seperti rantai kehidupan. Sungai adalah proses pembendaharaan keanekaragam hayati maupun hewani yang mesti dijaga, sehingga semua elemen yang terkait didalamnya membentuk sebuah kehidupan rantai makanan yang komplet dari hewan bersel satu sampai yang bersel banyak, ditandai dengan adanya proses saling makan memakan. Itu dari segi hewani, sedangkan dari segi hayati begitu juga halnya, ada

sebuah hubungan yang saling menguntungkan dan tarik menarik, seperti contoh kehidupan di pinggir sungai yang apabila tidak ditopang oleh adanya pohon-pohon bambu yang akarnya dapat berfungsi untuk mengeratkan bibir sungai agar tidak mudah terjadi pelebaran sungai oleh arus sungai yang tidak menentu adatngnya, karena kita ketahui sendiri bahwa air di Sungai Alas bisa sangat besar pada waktu tertentu juga bisa menjadi kecil arusnya pada waktu tertentu pula. Akar-akar pohon bambu ini seperti bronjong alami.

Mandi Sungai. Sejumlah anak kecil tengah mandi sambil menikmati derasnya air Sungai Alas yang berbatu besar dengan pohon bambu di pinggir sungai. (Foto:Sidriani Handayani)

Dokumen terkait