• Tidak ada hasil yang ditemukan

16 Ajaran dan Perjanjian 109 “DIANUGERAHI DENGAN KUASA”

16 Ajaran dan Perjanjian 109 “DIANUGERAHI DENGAN KUASA”

MAKSUD

Membantu siswa memahami pentingnya menerima endowmen bait suci dan kuasa yang datang ke dalam kehidupan mereka yang membuat dan menepati perjan-jian-perjanjian di dalam bait suci.

Catatan: Adalah pantas untuk membahas bersama siswa

tata cara-tata cara, perjanjian-perjanjian tertentu bait suci, atau hal-hal lain yang sepatutnya hanya dibicara-kan di dalam bait suci. Jika pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul, jelaskan bahwa hal-hal tersebut ada-lah kudus dan bahwa siswa dapat menerima berkat-berkat bait suci bagi diri mereka sendiri suatu hari kelak jika mereka layak.

SEBELUM PEMUTARAN VIDEO

PENGANTAR Dalam Ajaran dan Perjanjian 38:32, yang diberikan tanggal 2 Januari 1931, Tuhan memerintahkan Orang-Orang Suci-Nya agar “ engkau harus pergi ke Ohio; dan di sana Aku akan memberi kepadamu hukum-Ku dan di sana engkau akan dianugerahi dengan kuasa dari atas.” Bait suci pertama Gereja yang dipulihkan akan

dibangun di Ohio. Bagian 109 berisi doa pengudusan Bait Suci Kirtland. Endowmen yang sepenuhnya tidak dilaksanakan bagi Orang-Orang Suci sampai Bait Suci Nauvoo dibangun. Meskipun demikian, Orang-Orang Suci diberi endowmen dengan kuasa di dalam Bait Suci Kirtland, sebagaimana yang telah Tuhan janjikan. Endowmen ini datang dalam bentuk penglihatan dan wahyu yang membuat Orang-Orang Suci mengetahui bahwa Allah merupakan pencipta dari pekerjaan ini. Nabi Joseph Smith mencatat bahwa selama pengudusan Bait Suci Kirtland “Juruselamat menampakkan diri-Nya kepada beberapa orang, sementara para malaikat mela-yani orang-orang lainnya, dan hari itu juga merupakan hari Pentakosta dan benar-benar hari endowmen, yang harus diingat” (History of the Church, 2:432–433). Dewasa ini, mereka yang dengan layak mempersiapkan diri mereka untuk memasuki bait suci, yang berperan serta dalam tata cara-tata cara, dan yang menghormati perjan-jian-perjanjian mereka juga dianugerahi dengan kuasa.

PEMBAHASAN Jelaskan bahwa para misionaris

masa depan dipilih dari mereka yang layak untuk diberi endowmen di dalam bait suci. Sebelum mereka

memasuki ladang misi, mereka diberi endowmen kecu-ali mereka tinggal di daerah yang tidak memiliki akses menuju bait suci. Pernikahan bait suci juga hanya ter-sedia bagi mereka yang layak untuk diberi endowmen. Tanyakan kepada siswa apakah di antara mereka ada yang mengetahui arti kata endowmen. (Endowmen arti-nya “karunia”).

Menurut Anda karunia apakah yang dijanjikan kepada mereka yang layak menerima endowmen mereka? (Orang-Orang Suci diberi endowmen dengan karunia kuasa dari surga; lihat A&P 38:32, 38; 43:16; 95:8; 105:11. Tata cara-tata cara itu sendiri, bersamaan dengan ber-kat-berkat yang datang kepada mereka yang menghor-mati perjanjian mereka, juga merupakan karunia. Karunia permuliaan dapat diperoleh mereka yang menerima tata cara-tata cara yang diperlukan dan menghormati perjanjian-perjanjian mereka). Presiden Brigham Young pernah mengatakan:

“Endowmen Anda adalah, untuk menerima semua tata cara di dalam rumah Tuhan, yang penting bagi Anda, setelah Anda meninggalkan kehidupan ini, untuk memungkinkan Anda berjalan kembali ke hadirat Bapa, melewati para malaikat yang berdiri sebagai para penjaga … dan memperoleh permuliaan kekal Anda tanpa memedulikan bumi maupun neraka” (Discourses of Brigham Young, 416).

Siapakah pemberi karunia permuliaan ini? (Bapa Surgawi).

MENGGUNAKAN VIDEO “Dianugerahi dengan Kuasa” 12:24

MEMPERLIHATKAN SEGMEN 1 Segmen 1 (7:20)

menggambarkan Presiden Brigham Young dan Howard W. Hunter yang berbicara mengenai pentingnya mene-rima endowmen.

PEMBAHASAN Bapa Surgawi menawarkan

endow-men bait suci bagi anak-anak-Nya yang layak yang mengizinkan mereka untuk kembali ke hadirat-Nya. Endowmen mencakup perjanjian-perjanjian tertentu. Tanyakan kepada siswa: Apakah perjanjian itu? Bagikan pernyataan berikut dari Penatua Boyd K. Packer: “Perjanjian adalah janji yang kudus, sebagaimana digu-nakan dalam tulisan suci, janji suci yang abadi antara Allah dan manusia. Kegenapan Injil itu sendiri dijelas-kan sebagai perjanjian yang baru dan kekal (lihat A&P 22:1; 66:2)” (dalam Conference Report, April 1987, 26; atau Ensign, Mei 1987, 23).

KEGIATAN TULISAN SUCI Ingatkan siswa bahwa

Ajaran dan Perjanjian 109 adalah doa pengudusan untuk Bait Suci Kirtland, dan jelaskan bahwa Joseph Smith menerimanya melalui wahyu (lihat pengantar untuk bagian 109). Ajarkan ajaran-ajaran dan asas-asas berikut dari bagian 109.

Tuhan menepati perjanjian. Ayat 1 dalam bagian ini menyatakan bahwa Tuhan menepati perjanjian. Bapa

kita di Surga adalah orang yang menepati dan membuat perjanjian. Dia menetapkan syarat-syarat perjanjian yang kita masuki. Perjanjian adalah demi kebaikan kita. Ketika kita mengikat diri kita dengan Bapa di Surga dengan membuat perjanjian, kita menerima kuasa tam-bahan untuk hidup dengan aturan-aturan perjanjian itu. Penatua Henry B. Eyring, seorang Rasul, mengatakan: “Kita dapat memastikan bahwa usaha kita yang sung-guh-sungguh untuk menepati perjanjian mengizinkan Allah untuk menambah kekuatan kita untuk melaku-kannya” (dalam Conference Report, Oktober 1996, 43; atau Liahona, Januari 1997, 27).

Untuk membantu siswa memahami proses masuk ke dalam perjanjian dengan Bapa di Surga, periksalah kembali bersama mereka perjanjian-perjanjian yang kita buat melalui tata cara pembaptisan dan sakramen (lihat Mosia 18:8–10; A&P 20:77, 79).

Berkat-berkat senantiasa menyertai perjanjian-perjanjian yang kita buat dengan Allah. Beberapa berkat yang kita terima ketika kita menepati perjanjian-perjanjian bait suci kita mencakup:

• Merasakan kuasa Allah dan mengetahui bait suci ada-lah tempat yang kudus (lihat A&P 109:13).

• Menerima kegenapan Roh Kudus (lihat ayat 15). • Dapat tumbuh sesuai dengan hukum-hukum Allah,

menjadi siap menerima segala hal yang berguna (lihat ayat 15).

• Jika kita berdoa, menerima berkat-berkat yang dijanji-kan melalui pertobatan (lihat ayat 21).

• Dipersenjatai dengan kekuasaan Allah dan mengam-bil nama-Nya bagi kita dan para malaikat-Nya men-jaga kita (lihat ayat 22).

• Memiliki kesaksian bahwa ini adalah pekerjaan Allah (lihat ayat 23).

• Memiliki berkat-berkat bait suci bagi keturunan kita (lihat ayat 24).

• Menerima perlindungan dari musuh-musuh kita (lihat ayat 25–28).

• Diberi pakaian dengan keselamatan (lihat ayat 80).

Kita diperintahkan untuk membangun bait suci. Tanyakan: Mengapa Orang-Orang Suci diperintahkan untuk membangun bait suci? (lihat A&P 109:2–4). Presiden Howard W. Hunter menyatakan:

“Tata cara bait suci memang sangat penting; kita tidak dapat kembali ke hadirat Allah tanpanya. Saya meng-imbau setiap orang agar layak untuk memasuki bait suci atau mengusahakan harinya ketika Anda dapat masuk ke rumah yang kudus itu untuk menerima tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian Anda” (dalam Conference Report, Oktober 1994, 118; atau Ensign, November 1994, 88).

Kita harus mempersiapkan diri untuk memasuki bait suci. Proses mempersiapkan diri untuk memasuki bait suci diawali dengan pembaptisan. Cara terbaik untuk mempersiapkan diri bagi tata cara-tata cara dan perjan-jian-perjanjian bait suci adalah dengan menghormati perjanjian-perjanjian yang kita masuki ketika kita dibap-tiskan. Ayat 7–8, 14–16 dalam bagian 109 memberikan sejumlah wawasan mengenai persiapan yang semestinya untuk memasuki bait suci. Anda juga dapat mengguna-kan kutipan berikut untuk membantu siswa memahami pentingnya mempersiapkan diri untuk memasuki bait suci dengan layak.

Penatua J. Ballard Washburn dari Tujuh Puluh menga-takan:

“Jika para remaja putra dan remaja putri kita dalam per-jalanan mereka masuk ke ladang misi dan pergi ke bait suci dengan tidak layak, itu merupakan kesalahan besar. Kita harus mempersiapkan mereka terlebih dahulu untuk bait suci, baru kemudian mereka akan siap untuk melayani misi” (dalam Conference Report, April 1995, 13; atau Ensign, Mei 1995, 12).

Presiden Howard W. Hunter mengatakan:

“Marilah kita menyiapkan setiap misionaris untuk pergi ke bait suci dengan layak dan untuk menjadikan penga-laman itu hal yang lebih besar daripada menerima pang-gilan misi” (dalam Conference Report, Oktober 1994, 118; atau Ensign, November 1994, 88).

Presiden George Q. Cannon, yang saat itu menjadi ang-gota Presidensi Utama, mengatakan:

“Kaum remaja [pergi ke bait suci] tanpa keinginan ter-tentu kecuali untuk menikah, tanpa menyadari penting-nya tanggung jawab yang mereka emban atau perjanjian yang mereka buat dan janji-janji yang tercakup dalam mengambil perjanjian-perjanjian tersebut. Akibatnya, ratusan di antara kita pergi ke rumah Tuhan dan mene-rima berkat-berkat itu serta pulang dengan perasaan hampa” Gospel Truth: Discourses and Writings of President

George Q. Cannon, diedit oleh Jerreld L. Newquist, 2 jilid

[1957], 1:228).

Bait suci adalah tempat kekudusan. Bacalah ayat 12–13 di bagian 109. Tanyakan kepada siswa Anda apakah ada di antara mereka yang pernah ke bait suci (misalnya pada saat open house atau pengudusan, dimeteraikan atau menyaksikan suatu pemeteraian, atau melakukan pembaptisan bagi orang-orang yang telah meninggal). Jika ada, tanyakan apakah ada di antara mereka yang bersedia membagikan perasaan mereka ketika berada di dalam bait suci. Atau tanyakan kepada mereka bagaimana perasaan mereka mengenai pergi ke bait suci suatu hari kelak. Bagikan yang berikut dari Presiden Gordon B. Hinckley:

“Kadang-kadang kita perlu meninggalkan dunia yang gaduh ini dan masuk ke rumah kudus Allah, untuk merasakan Roh-Nya dalam lingkungan yang kudus dan damai” (dalam Conference Report, September–Oktober 1995, 72; atau Liahona, Januari 1996, 42).

Tidak ada hal yang tidak bersih diperbolehkan masuk ke dalam rumah-Nya. Ayat 20–21 di bagian 109 dapat digunakan dalam pembahasan mengenai kelayakan. Untuk berperan serta dalam tata cara-tata cara bait suci, para anggota Gereja harus memenuhi syarat-syarat ter-tentu, termasuk memiliki kesaksian, mendukung nabi, para rasul, dan pembesar umum serta pembesar setem-pat Gereja; membayar persepuluhan secara penuh; jujur; mematuhi Kata-Kata Bijaksana; dan bersih secara sek-sual. Saat paling baik untuk bertobat dan mempersiap-kan diri untuk bait suci adalah sekarang.

Nama-Nya akan kita ambil. Tanyakan kepada siswa: • Mengapa ada kebudayaan yang secara tradisi

meng-haruskan wanita menggunakan nama keluarga suami pada saat pernikahan? (Agar semua orang mengeta-hui bahwa suami dan istri itu sekarang menjadi satu keluarga).

• Di dalam Kitab Mormon, Nabi Helaman menamakan dua putranya Lehi dan Nefi. Mengapa dia menamakan putranya dengan nama tersebut? (lihat Helaman 5:6). Mintalah siswa membaca Ajaran dan Perjanjian 20:77, 79 dan tanyakan: Apakah artinya mengambil bagi diri kita nama Putra-Nya? Ingatkan siswa bahwa, sebelum kema-tiannya, Raja Benyamin mengumpulkan rakyatnya dan mengatakan kepada mereka: “Aku akan memberi bangsa ini sebuah nama, supaya mereka dapat dibedakan dari semua bangsa yang telah dibawa Tuhan Allah keluar dari negeri Yerusalem ….

Aku akan memberi kepada mereka sebuah nama yang tidak akan pernah dihapuskan kecuali melalui pelang-garan” (Mosia 1:11–12). Setelah Raja Benyamin mengajar rakyatnya, mereka bertobat dan menyatakan, “Kami bersedia mengikat janji dengan Allah kami untuk mela-kukan kehendak-Nya serta menaati perintah-perintah-Nya, di dalam segala hal yang akan diperintahkan-Nya kepada kami, seluruh sisa hidup kami” (Mosia 5:5). Raja Benyamin menanggapi dengan pernyataan berikut: “Maka, karena perjanjian yang telah kamu buat itu, kamu akan disebut anak-anak Kristus, para putra serta putri-Nya. Karena lihatlah, pada hari ini Dia telah mem-peranakkan kamu secara rohani ….

Aku ingin supaya kamu mengambil bagi dirimu nama Kristus, kamu sekalian yang telah mengikat janji dengan Allah bahwa kamu akan taat sampai akhir hidupmu” (Mosia 5:7–8).

Mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus mencakup membuat dan menepati perjanjian-perjanjian. Kapankah proses ini dimulai dalam kehidupan kita? Penatua Dallin H. Oaks mengatakan:

“Adalah penting bahwa ketika kita mengambil sakra-men kita tidak bersaksi bahwa kita sakra-mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus. Kita bersaksi bahwa kita

berse-dia melakukannya ….

Kesediaan untuk mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus dapat dipahami sebagai kesediaan untuk meng-ambil bagi diri kita wewenang dari Yesus Kristus. Menu-rut arti ini, dengan mengambil sakramen kita bersaksi tentang kesediaan kita berperan serta dalam tata cara-tata cara kudus bait suci” (dalam Conference Report, April 1985, 102–103; atau Ensign, Mei 1985, 81). Proses mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus diawali saat pembaptisan dan diperbarui ketika kita mengambil sakramen (lihat A&P 20:77, 79). Proses ini diteruskan di bait suci (lihat A&P 109:22, 26, 79), dan belum lengkap sampai kita memperoleh permuliaan. Penatua Oaks melanjutkan:

“Akhirnya, kesediaan kita untuk mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus memperkuat komitmen kita untuk melakukan yang terbaik agar diperhitungkan di antara mereka yang akan Dia pilih untuk berdiri di sisi kanan-Nya dan dipanggil dengan nama-kanan-Nya pada zaman akhir. Dalam hal yang kudus ini, kesaksian kita bahwa kita ber-sedia mengambil bagi diri kita nama Yesus Kristus meru-pakan pernyataan pencalonan kita untuk permuliaan di dalam kerajaan selestial” (dalam Conference Report, April 1985, 105; atau Ensign, Mei 1985, 83).

Kita menjadi para hamba-Nya dan umat-Nya. Ung-kapan “hamba-Mu” dan “umat-Mu” digunakan seba-nyak tiga puluh lima kali dalam bagian ini. Tugasi siswa secara berkelompok dan bagikan ayat-ayat dari bagian 109 di antara mereka: 1–4, 10–12, 17, 21–22, 26, 28, 30–31, 33–34, 36, 38–39, 41–42, 44, 46, 50–52, 56–59. Mintalah setiap kelompok membaca ayat-ayat yang ditugaskan kepada mereka sambil mencari hal-hal yang harus kita lakukan jika kita ingin menjadi para hamba Bapa Sur-gawi atau menjadi umat-Nya. Bahaslah jawaban mereka.

PEMBAHASAN Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apakah beberapa contoh kekuatan yang Anda

guna-kan atau lihat dalam kehidupan sehari-hari? (Jawaban dapat mencakup mesin mobil, listrik).

• Apakah beberapa contoh kekuatan yang dapat mem-bantu Anda kembali kepada Bapa Surgawi dan mene-rima permuliaan?

KEGIATAN “MENCARI” Mintalah siswa mencari

contoh-contoh mengenai kekuatan yang datang karena berperan serta dalam tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian kudus bait suci.

MEMPERLIHATKAN SEGMEN 2 Segmen 2 (5:04)

merupakan kumpulan wawancara dengan orang-orang yang diberkati dengan kekuatan sebagai akibat dari pergi ke bait suci (lihat A&P 109:22).

SETELAH PEMUTARAN VIDEO

KEGIATAN Mintalah siswa mengenali contoh-contoh mengenai kekuatan yang datang karena pergi ke bait suci, dan tulislah hal itu di papan tulis. Pastikan agar pembahasan menyinggung tujuh pokok bahasan yang

tertera di bawah ini. Setelah pembahasan, berilah siswa salinan dari ketujuh pokok bahasan tersebut sebagai selebaran.

Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

• Bagaimanakah contoh-contoh mengenai kuasa yang tertera di papan tulis dapat membantu misionaris penuh-waktu?

• Bagaimanakah kuasa-kuasa itu dapat membantu Anda dalam kehidupan Anda?

• Bagaimanakah hal itu memberi manfaat bagi Anda ketika Anda memulai pernikahan Anda dan menjalani kehidupan bersama suami atau istri Anda?

• Bagaimanakah hal itu dapat membantu Anda sebagai orang tua?

RANGKUMAN Bacalah Ajaran dan Perjanjian

109:79–80. Berikan kesaksian mengenai pentingnya menghormati perjanjian-perjanjian pembaptisan kita serta persiapan untuk membuat dan menepati perjan-jian-perjanjian bait suci. Berikan kesaksian mengenai kuasa yang diterima seseorang melalui berperan serta di dalam bait suci dengan layak.

1. “Kuasa penerangan, kesaksian, dan pema-haman” (David B. Haight, dalam Conference Report, Oktober 1990, 76; atau Ensign, November 1990, 61).

2. “Kuasa [untuk] menghalangi kekuatan iblis” (Ezra Taft Benson, Teachings of Ezra Taft Benson [1988], 256).3. “Kuasa yang memungkinkan kita menggunakan karunia dan kemampuan kita dengan kecerdasan yang lebih besar dan keefek-tifan yang semakin meningkat” (David B. Haight, dalam Conference Report, April 1992, 19–20; atau

Ensign, Mei 1992, 15).

4. “Kuasa untuk mengatasi dosa-dosa dunia dan ‘berdiri di tempat-tempat kudus’ (A&P 45;32)” (Glen L. Pace, dalam Conference Report, Oktober 1992, 14; atau Ensign, November 1992, 12). 5. “Kuasa-kuasa yang lebih besar agar [kita] dapat

memenuhi syarat dengan lebih baik untuk meng-ajar” (Joseph Fielding Smith, Doctrines of Salvation, dikumpulkan oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid [1954–1956], 2:242).

6. “Kuasa untuk memperkuat keluarga fana [kita]” (Theodore M. Burton, dalam Conference Report, April 1975, 105; atau Ensign, Mei 1975, 71). 7. “Wahyu pribadi yang dijanjikan yang dapat

memberkati kehidupan [kita] dengan kekuatan, pengetahuan, terang, keindahan, dan kebenaran dari atas” (David B. Haight, dalam Conference Report, April 1992, 21; atau Ensign, Mei 1992, 16). 16 Ajaran dan Perjanjian 109 “DIANUGERAHI DENGAN KUASA”

MAKSUD

Membantu siswa memahami bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Orang-Orang Suci di Kirtland, Ohio, selama tahun 1836 dan 1837 masih ada di zaman sekarang. Jika kita rendah hati, bertobat, dan menerima nasihat dari para pemimpin kita, kita dapat tetap setia selama masa-masa sulit tersebut.

SEBELUM PEMUTARAN VIDEO

PENGANTAR Di Kirtland selama tahun 1837, roh kejahatan merasuki sejumlah anggota Gereja. “Ketika buah-buah roh kejahatan ini, kecurigaan, mencari-cari kesalahan, tidak adanya persatuan, perselisihan, dan kemurtadan terjadi secara bergantian, dan tampak seo-lah-olah seluruh kekuatan bumi dan neraka menyatu-kan pengaruhnya dalam suatu kekuatan khusus untuk menghancurkan Gereja ….

Tidak ada kuorum-kuorum di Gereja yang terbebas sepenuhnya dari pengaruh roh sesat itu” (History of the

Church, 2:487–488).

Pemahaman tentang latar belakang sejarah ini penting untuk memahami beberapa wahyu yang terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian dan alasan sedemikian banyaknya para pemimpin meninggalkan Gereja. Memahami periode ini juga dapat membantu kita mengenali bahwa kesetiaan di Gereja memungkinkan kita untuk mempertahankan kesaksian kita dan dapat membantu menghindar dari kesulitan serupa yang ada di Gereja zaman sekarang. MENGGUNAKAN VIDEO

KESIAPAN Ajukan pertanyaan seperti berikut: Kon-disi-kondisi apa yang menuntun anggota Gereja kehi-langan kesaksian mereka dan murtad? (Jawaban dapat mencakup gagal mematuhi perintah-perintah; mencari-cari kesalahan atau tidak mengikuti para pemimpin Gereja; gagal berdoa, mempelajari tulisan suci, dan menghadiri gereja). Menurut penilaian Anda, mengapa orang-orang besar seperti tiga orang saksi Kitab Mor-mon dan sejumlah anggota Kuorum Dua Belas Rasul meninggalkan Gereja?

KEGIATAN “MENCARI” Mintalah siswa mencari

kondisi-kondisi yang terjadi di Kirtland dan mengapa roh kemurtadan tumbuh di sana.

MEMPERLIHATKAN SEGMEN 1 Segmen 1 (7:10)

memperlihatkan kondisi-kondisi di Kirtland selama musim semi dan musim panas tahun 1837, ketika Ajaran dan Perjanjian 112 diberikan. Segmen ini juga memperli-hatkan tiga Rasul: Brigham Young, yang tetap kuat dan setia; Lyman Johnson, yang materialistis; serta Thomas B. Marsh, yang bergumul dengan kesombongan. Baik Lyman Johnson maupun Thomas B. Marsh kemudian dikeluarkan dari keanggotaan.

MEMERIKSA ULANG Adalah penting bagi siswa

untuk berhati-hati pada kondisi-kondisi berikut di Kirtland selama periode ini. Ini dapat diangkat dalam pembahasan mengenai bagian 112 atau dalam pemerik-saan ulang.

1. Karena perbuatan amoral, beberapa anggota kehi-langan Roh dan mengecam Nabi Joseph Smith. 2. Beberapa anggota Kuorum Dua Belas terlibat konflik

dengan Presidensi Utama mengenai tanggung jawab, wewenang, dan masalah-masalah lainnya.

3. Beberapa anggota Gereja mengabaikan tugas-tugas gereja karena mereka disibukkan dengan hal-hal keduniawian, misalnya seperti jual-beli tanah dan menghimpun kekayaan.

4. Beberapa anggota menyalahkan Nabi Joseph karena krisis ekonomi yang melanda Kirtland.

Krisis ekonomi ini dapat dirangkum sebagai berikut: • Karena kekurangan uang emas dan perak, para

pemimpin Gereja menggagas ide mengorganisasi sebuah bank (Kirtland Safety Society). Ini memung-kinkan orang-orang yang kaya untuk menanamkan modal mereka, dan yang miskin memperoleh pin-jaman, sehingga terjadi perputaran uang.

• Undang-undang negara bagian Ohio menolak mem-berikan piagam untuk bank, sebagaimana yang mereka lakukan dengan kebanyakan permohonan untuk bank pada waktu itu.

• Seperti yang telah dilakukan di bagian-bagian negara lainnya, para pemimpin Gereja membentuk perusa-haan patungan saham. Para investor diimbau untuk membeli saham perusahaan, yang menjadi dasar keuangan perusahaan itu. Perusahaan lalu mengelu-arkan nota sebagai alat pertukaran, semacam uang kertas. Ada yang tidak mau menerima nota perusa-haan tersebut. Perusaperusa-haan menurunkan nota itu, sehingga sekarang nota itu tidak seharga nilainya. Jika perusahaan tidak mau menukar nota dengan emas atau perak, orang-orang tidak memercayai mereka. Skenario ini sudah umum di kalangan masyarakat, yang menuntun pada resesi ekonomi yang parah dan kegagalan sejumlah bank, yang dikenal sebagai Kepanikan tahun 1837.

• Mereka yang telah berinvestasi di Kirtland Savety Society kehilangan banyak investasi mereka dan umumnya menyalahkan Nabi karena kehilangan mereka, meskipun dia berinvestasi lebih banyak dari-pada siapa pun dan sangat menderita banyak kerugian. Setan berusaha mengambil keuntungan dari setiap situ-asi untuk menyesatkan orang-orang. Banyak Orang Suci, dalam menghadapi tantangan ekonomi ini dan dengan kurangnya pemahaman mereka akan kepemim

“Bilamana Mereka Tidak