• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: KAJIAN TEORI

7. Konsep Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun kebutuhan sendiri maupun kebutuhan masyarakat. Dan pekerjaan atau buruh adalah orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan.

Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa adannya diskriminasi dalam memperoleh pekerjaan. (omega kusuma, 2012: 19).

Buruh menurut kamus bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah. Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan dipadankannya istilah pekerja dengan buruh merupakan kompromi setelah dalam kurun waktu yang amat panjang dua istilah tersebut bertarung untuk dapat diterima oleh masyarakat.

Menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna mengahsilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat. Sedangkan pemberi kerja adalah perorangan, pengusaha badan hukum atau badan lainnya yang

mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atu imbalan dalam bentuk lain.

Tenaga pekerja atau buruh yang menjadi kepentingan pengusaha merupakan sesuatu yang sedemikian melekatnya pada pribadi pekerja atau buruh sehingga pekerja atau buruh itu selalu mengikuti tenaganya ketempat dimana dipekerjakan, dan pengusaha kadangkala seenaknya memutuskan hubungan kerja pekerja atau buruh karena tenaganya sudah tidak diperlukan lagi. Oleh karena itu, pemerintah dengan mengeluarkan peraturan perundang-undangan, turut serta melindungi pihak yang lemah (Pekerja atau buruh) dari kekuasaan pengusaha, guna menempatkan pada kedudukan yang layak sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain yang mempunyai suatu usaha kemudian mendapatkan upah atau imbalan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Upah biasanya diberikan secara harian maupun bulanan tergantung dari hasil kesepakatan yang telah disetujui. Buruh terdiri dari berbagai macam, yaitu:

a. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja b. Buruh Kasar, buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak

mempunyai keahlian dibidang tertentu.

c. Buruh musiman, buruh yang bekerja hanya pada musim musim tertentu (misalnya buruh tebang tebu)

d. Buruh pabrik, buruh yang bekerja di pabrik

e. Buruh tambang, buruh yang bekerja di pertambangan

f. Buruh tani, buruh yang menerima upah dengan bekerja di kebun atau di sawah orang lain.

Kalangan buruh itu terdiri dari dua jenis:

a. Para pekerja merdeka, yaitu orang-orang yang bekerja dengan bayaran khusus. Mereka itu seperti para pengelola industry kerajinan yang memiliki tempat khusus, juga pemilik bisnis atau profesi yang memiliki kantor sendiri.

b. Para pekerja skunder (lapisan kedua), yaitu orang-orang yang bekerja untuk memperoleh upah atau gaji tertentu, seperti para buruh di lahan pertanian, perindustrian, sector perdagangan, serta berbagai layanan lainnya apakah pekerjaan itu untuk peribadi-pribadi tertentu atau untuk Negara.(Ali Jontang, 2014: 19)

B. Penelitian yang Relevan

Sebelum penulis meneliti pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh pabrik PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Solok, penulis berusaha terlebih dahulu menelaah hasil karya dari penulis lain yang berhubungan dengan pembahasan ini.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rika Hasmayanti Agustina, skripsi tahun 2016 dengan judul “Peran Orang Tua Dalam membinaan Akhlak Anak di Desa Ulak Balam RT 01 RW 01 Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir”. Hasil penelitian menunjukkan pembinaan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia, termasuk didalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani dan instuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat.

Penulis membahas tentang pembinaan akhlak oleh orang tua pekerja buruh PT CNM. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan juga sama-sama membina Akhlak anak.

Perbedaannya adalah Rika Hasmayanti Agustina yang berjudul peran orang tua dalam membina akhlak anak di desa Ulak Balam dan ditujukan kepada anak usia 6-12 tahun sedangkan penulis pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Zainal Muttaqin, skripsi tahun 2015 dengan judul “Upaya Orang Tua (Ibu Petani) Dalam Pembinaan Akhlak Dan Hasilnya Bari Prilaku Sosial Anak Usia 13-15 Tahu Di Desa Kubang Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon”. Hasil penelitian menunjukkan data yang berjumlah 86% yang dinilai baik. Perilaku sosial anak usia 13-15

berjumlah 73% yang dinilai baik. Upaya orang tua (ibu petani) dalam pembinaan Akhlak pengaruh terhadap perilaku sosial anak usia 13-15 tahun menunjukkan adannya korelasi positif. Berdasarkan penelitian relevan yang diatas, yaitu sama-sama membahas tentang pembinaan Akhlak.

Perbedaannya adalah Zainal Muttaqin Upaya Orang Tua (Ibu Petani) Dalam Pembinaan Akhlak Dan Hasilnya Bari Prilaku Sosial Anak Usia 13-15 Tahu Di Desa Kubang Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon sedangkan penulis pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Yunisa Ngailati Nuriasari, skripsi tahun 2016 dengan judul “Pembinaan Akhlak Peserta Didik Melalui Pembiasaan Ibadah Kelas II B Dan III B SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto ”. Hasil penelitian menunjukkan pembinaan Akhlak Peserta didik melalui pembiasaan ibadah di SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan disusun berdasarka visi, misi dan target pembelajaran, lalu ditetapkan indikator pembinaan akhlak. Pelaksanaan melalui tertib wudhu, kegiatan sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, layanan individu baca tulis, iqra’ dan Al-Qur’an dan tahfidzul Qur’an, hadist dan doa sehar-hari dengan melakukan pengawasan, teguran dan pengarahan secara lagsung. Sedangkan evaluasi dilakukan setiap satu minggu sekali dengan membentuk rapat rutin evaluasi antara sesama guru kelas dan waka kesiswaan untuk membahas kendala dan solusi terbaik. Berdasarkan penelitian relevan yang diatas, yaitu sama-sama membahas tentang pembinaan Akhlak. Namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu dari segi waktu dan tempat penelitian yang peneliti lakukan yaitu berada di PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Ramdani, skripsi tahun 2017 dengan judul “Pembinaan Akhlak Anak Dalam Keluarga Di Gampong Sukaramai Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan akhlak dalam keluarga di gampong sukaramai kecamatan baiturrahman banda aceh kurang baik dikarenakan

keterbatasan waktu orang tua karena bekerja sehingga sehingga pembinaan akhlak anak tidak maksimal dan tidak terkontrol disertai dengan kurangnya komunikasi antara orang tua dengan pihak pendidikan formal dan non formal sehingga menimbulkan setiap kegiatan anak jadi tidak terkontrol dan anak menjadi bebas melakukan apapun diluar rumah mengakibatkan pembinaan yang dilakukan orang tua menjadi rusak. Dilain hal kurangnya pemahaman orang tua terhadap metode pembinaan akhlak, sehingga pembinaan akhlak dari orang tua membentuk karakter anak tidak sesuai dengan syariah dan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini menununjukan bahwa pembinaan akhlak telah diberikan oleh orang tua namun dikarenakan kurangnya pengawasan diluar rumah mengakibatkan anak jadi tidak terkontrol dan orang tua tidak mengetahui tingkah laku anak diluar rumah.

Berdasarkan penelitian relevan yang diatas, yaitu sama-sama membahas tentang pembinaan Akhlak. Namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu dari segi waktu dan tempat penelitian yang penulis lakukan yaitu dari segi waktu dan tempat penelitian yang peneliti lakukan yaitu berada di PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat kualitatif, yaitu suatu penelitian yang mengungkapkan serta menggambarkan kejadian yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya di lokasi penelitian ini dilakukan. Lexy J. Moleong mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (Lexy J. Moleong, 2006:6).

Sedangkan metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Lexy J.

Moleong, 2006: 11).

Jadi dalam penelitian ini adalah peneliti mencoba untuk menggambarkan dan memaparkan dengan kata-kata, gambar, serta tulisan dari sumber yang telah ditetapkan tentang pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok . B. Latar dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

Adapun waktu dalam penelitian ini adalah semenjak awal observasi yang penulis lakukan pada Oktober 2018 sampai dengan selesainya penulis mendapatkan data tentang pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

C. Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif, sumber data (informan) dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Pada penelitian, penentuan sampel

53

sumber data masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Pada tahap awal memasuki lapangan, sampel sumber data (informan) penelitian dapat dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial yang diteliti sehingga peneliti bisa melakukan penumpulan data dengan mudah. Oleh karena itu (calon) peneliti perlu memilih “gate-keeper” terlebih dahulu agar dia mudah melakukan pengumpulan data penelitian (IAIN Batusangkar, 2017: 30).

Teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit yang lama kelamaan menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data belum mampu memberikan data yang lengkap, maka terus dilanjutkan dengan menggunakan orang lain sebagai sumber data (Lexy J. Moleong, 2006: 330-331).

Pada dasarnya ada dua sumber data yang perlu diketahui yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dari objek penelitian (Mahmud, 2011: 152). Dengan kata lain bahwa data primer merupakan data asli dari sumber tangan pertama. Adapun yang menjadi sumber data primer pada penelitian ini adalah orang tua yang bekerja diluar rumah yang menjadi subjek penelitian yaitu yang berprofesi sebagai buruh pabrik yang mempunyai anak usia sekolah dasar.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data tambahan yang menurut peneliti menunjang data pokok (Mahmud, 2011: 152). Atau dengan kata lain, sumber data sekunder adalah sumber data kedua (dari tangan yang kesekian) yang tidak seasli data primernya. Misalnya lewat orang lain.

Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui tokoh masyarakat tentang pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian Kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai intrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti Kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan.

Jadi dalam penelitian Kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalaui observasi dan wawancara (Sugiyono, 2013: 222-224).

Dalam upaya mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka digunakanlah teknik pengumpulan data dengan cara:

1. Observasi

Observasi merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan.

Dalam menggunakan teknik observasi, observer dituntut untuk bisa merencanakan keseimbangan, keserasian,dan keharmonisan dalam menggunakan alat, pikiran, dan sikap kelakuannya dengan iktikad memperoleh hasil pengamatan yang sebenar-benarnya. Agar hal tersebut tercapai, maka petunjuk dalam melakukan observasi sebagai berikut:

a. Cari pengetahuan tentang hal yang akan diamati. Pengamatan dapat melakukan observasi jika ia telah mempunyai pengetahuan terlebih dahulu tentang hal-hal yang akan diamatinya.

b. Pahami tujuan-tujuan umum dan khusus dan masalah-masalah penyelidikan untuk menentukan apa yang harus diamati.

c. Buat pencatatan-pencatatan sebagai berikut: (1) buat pencatatan dengan segera; (2) setiap gejala dicatat secara terpisah; (3) ketahuilah dan

kuasailah alat-alat pencatat yang dipergunakan; (4) susunlah catatan secara sistematis.

d. Adakan dan batasi dengan tegas macam-macam tingkat kategori yang dilakukan.

e. Adakan obsevasi secermat dan sekritis mngkin (Mahmud, 2011: 168-172).

Adapun observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden. Wawancara dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung dengan sumber data. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara, baik tentang dirinya maupun tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Sedangkan wawancara tidak langsung dilakukan terhadap seseorang yang dimintai keterangan tentang orang lain.

Secara umum dalam melakuan wawancara maka harus ada pedoman wawancara yang digunakan yaitu sepert berikut:

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai checklist. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda √ (check) pada nomor yang sesuai (Mahmud, 2011: 173-175).

Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara langsung dan tidak terstruktur dengan orang tua untuk mendapatkan bagaimana pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar dalam lingkungan

keluarga oleh orang tua pekerja buruh PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok .

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen (Mahmud, 2011:

183). Maksudnya memperoleh data langsung dari tempat penelitian yaitu dengan buku-buku yang relevan, laporan kegiatan dan foto-foto yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen dalam penelitian ini berupa foto-foto, rekaman suara.

E. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data menurut Lexi J. Moleong dapat dilakukan dengan Tri Anggulasi yaitu dengan cara membandingkan dengan berbagai sumber metode atau teori.

Adapun langkah-langkah menguji keabsahan data adalah sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang

dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan (Lexy J. Moleong, 2006: 332).

Adapun teknik keabsahan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaat sesuatu yang lain, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data sebelumnya. Penulis menggunakan teknik triangulasi ini karena penulis akan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. Yang berkaitan tentang pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar dalam lingkungan keluarga oleh orang tua pekerja buruh PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri mapun orang lain.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori (Sugiyono, 2013: 244-245).

Berbeda dengan penelitian kuantitatif analisis data kualitatif dilakukan pada tahap pra-lapangan, selama di lapangan, dan setelah data terkumpul.

Analisis pra-lapangan dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui grand-tour observation. Namun secara umum, analisis data kualitatif lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data dilapangan, bukan setelah data terkumpul. Teknik analisis data selama di lapangan yang banyak dipakai adalah model Miles dan Huberman.

Analisis data Model Miles dan Huberman meliputi proses tiga tahap, yang dilakukan secara interaktif, yaitu:

1. Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion atau verification (penarikan kesimpulan dan verifikasi data) 4. Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2013: 249-253).

Pada penelitian ini teknik analisis data yang dilakukan adalah pertama, mereduksi data yaitu merangkum hal-hal yang pokok dan yang penting, kemudian memberikan gambaran yang jelas tentang pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh pabrik PT CNM Ampang kualo Kelurahan Kampung Jawa. Kemudian yang kedua, melakukan penyajian data yaitu dengan cara membuat uraian singkat, dan dalam penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan bagaimana pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

Dan yang ketiga adalah mengambil kesimpulan dan verifikasi data, yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan obyek yang pada mulanya belum pernah ada, masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Dan dalam penelitian ini dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi data tentang tentang pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian 1. Temuan Umum

Berdasarkan jenis dan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan sebagaimana adannya maka peneliti akan menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan sesuai dengan data yang diperoleh melalui wawancara.

Peneliti akan mendeskripsikan tentang pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh pabrik di PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

Orang tua yang bekerja di PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok tersebut terdapat orang tua yang bekerja sebagai buruh pabrik.

Pendidikan orang tua rata-rata SMA. Jumlah orang tua pekerja kebanyakan dari orang tua tersebut mempunyai anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

Informan dalam penelitian ini adalah orang tua pekerja buruh pabrik PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok berjumlah 6 orang dan anak usia sekolah dasar berjumlah 6 orang. Pengumpulan data dengan metode wawancara menggunakan pedoman wawancara sebagai panduan untuk pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh pabrik PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok.

Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut, penulis memaparkan beberapa aspek yang berhubungan dengan pembinaan akhlak anak usia sekolah dasar oleh orang tua pekerja buruh pabrik PT CNM Ampang Kualo Kampung Jawa Kota Solok, sebagai berikut:

a. Pembinaan akhlak kepada orang lain anak dari segi adab bertamu.

b. Pembinaan Akhlak kepada diri sendiri anak dari segi sikap sopan santun.

c. Pembinaan Akhlak kepada diri sendiri anak dari segi sikap jujur.

60

2. Temuan Khusus

a. Pembinaan Akhlak Kepada Orang Lain Dari Segi Adab Bertamu.

Pembinaan akhlak bagi anak oleh orang tua terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu akhlak kepada orang lain dari segi adab Bertamu, akhlak terhadap diri sendiri dari segi sikap sopan santun dan akhlak terhadap diri sendiri dari segi sikap jujur. Berdasarkan dari tiga bentuk akhlak tersebut, maka peneliti akan mengungkapkan bagaimana pembinaan akhlak bagi anak usia sekolah dasar oleh orang tua yang bekerja sebagai buruh

Pembinaan akhlak bagi anak oleh orang tua terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu akhlak kepada orang lain dari segi adab Bertamu, akhlak terhadap diri sendiri dari segi sikap sopan santun dan akhlak terhadap diri sendiri dari segi sikap jujur. Berdasarkan dari tiga bentuk akhlak tersebut, maka peneliti akan mengungkapkan bagaimana pembinaan akhlak bagi anak usia sekolah dasar oleh orang tua yang bekerja sebagai buruh

Dokumen terkait