• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAJARAN DI PUSAT KAJIAN PENGURUSAN PEMBANGUNAN ISLAM (ISDEV)

C. Akhlak al-Karimah dan keakraban

Terdapat banyak pelajaran akhlak yang didapat ketika seseorang belajar di ISDEV tentu saja bukan dalam bentuk

perkuliahan melainkan dalam bentuk praktik dan perlakukan para dosen kepada para mahsiswanya. Akhlak itu dilaksanakan dimulai dari yang paling sederhana ketika bertemu dengan menebarkan salam (absussalam bainakum), mengetuk pintu kamar kerja dosen, yang jika dijawab masuk barulah seorang mahasiswa masuk dan jika belum ada jawaban maka hal itu bermakna belum diberikan waktu untuk bertemu. Dalam etika akademik terdapat hal-hal yang paling kecil dilakukan seperti ketika sedang ada ceramah atau kuliah tidak dibenarkan berbisik apalagi ribut. Suatu waktu ada kegiatan ilmiah di mana Guru Besar ISDEV sedang memberikan kuliah, tetapi ada beberapa teman sedang bercerita dan secara spontan beliau menegur dengan cara halus. Hal lain juga pernah penulis alami mengikuti bimbimbingan dan serta merta ditulis apa yang ia sampaikan dan beliau juga kurang setuju dengan mencatat langsung tetapi kita hendaknya lebih dahulu memperhatikan dan apabila telah paham barulah dicatat. Di sini lebih utama kemampuan kita untuk memahamai pelajaran yang diberikan dan setelah itu baru dicatat dan menanyakan hal-hal yang kurang dapat dipahami.

Jika merujuk kepada ciri-ciri akhlak karimah atau

al-mahmudah, ajaran Islam menurut Hamzah Ya’cub (1983:99)

menuliskan ciri atau bentuk akhlak Islam meliputi: setia

(al-amanah), pemaaf (al-afwu), benar (ash-shiddiq), menepati janji (al-wafaa), adil (al-adl), memelihara kesucian (al-iffah), malu (al-haya), berani syajaah), kuat (al-quwwah), sabar (as-shabru), kasih sayang (ar-rahman), murah hati (as-sakha’u),

tolong menolong (at-taawun), damai (al-ishlah), persaudaraan

(al-ikha), silaturrahim, hemat (al-istishad), menghormati tamu (adl-dliafah), merendah diri (at-tawadu), menundukkan diri

kepada Allah (al-khusyu’), berbuat baik (al-ihsan), berbudi tinggi (al-muruah), memelihara kebersihan badan

(an-nadhafah), selalu cenderung kepada kebaikan (as-shalihah),

merasa cukup dengan apa adanya (al-qanaah), tenang

(as-sakinah), lemah lembut (ar-rifqu) dan sifat-sifat baik lainnya.

Menurut hemat penulis kesemua sifat-sifat mahmudah itu ada pada diri sang Direktur yang juga sebagai pembimbing penulis serta diikuti oleh dosen-dosen dan segenap mahsiswa ISDEV.

Sifat amanah sangat dipegang teguh olehnya, walaupun hanya menyampaikan salam kepada orang yang dtitipkan salam itu akan beliau sampaikan apalagi berupa benda atau apa saja yang diamanahkan, hal ini tentu memegang ayat al-Quran surat an-Nisa ayat 58, berbunyi:

نَأ ِساَّنلٱ َ ۡهينَب ُتۡه َكَح اَذِإَو اَهِلۡههَأ َٰٓلِإ ِتَٰنَٰمَ ۡهلٱ ْاوُّهدَؤُت نَأ ۡه ُكُرُمۡهأَي َ َّللٱ َّنِإ۞

٥٨ اٗي ِصَب اَۢعيِ َس َن َك َ َّللٱ َّنِإ ۗٓۦِهِب ُك ُظِعَي اَّمِعِن َ َّللٱ َّنِإ ِۚل ۡهدَعۡهلٱِب ْاوُ ُكۡه َت

Artinya:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan

amanah kepada yang berhak dan apabila kamu menghukum antara manusia, hendaklah kamu hukum. dengan keadilan. Sesungguhnya Allah sebaik-baik mengajar kepadamu. Sesungguhnya Allah Mahamendengar lagi Melihat”. (Q.S. 4: 58).

Sifat pemaaf sangat melekat pada dirinya, suatu waktu guru besar ini telah berjanji dengan penulis untuk bimbingan disertasi pada pukul 09.30, penulis biasanya setengah jam sebelumnya sudah bedada di tempat, akan tetapi sampai pukul 09.40 beliau belum juga ada tetapi kemudian beliau menelepon penulis dengan mintak maaf karena ada kemacetan jalan. Setelah limabelas menit kemudian juga belum hadir, lalu kemudian beliau telepon staf pegawai ISDEV dengan mengatakan sampaikan maaf saya kepada bapak Sukiman belum dapat bertemu karena jalan macet. Baru kemudian beliau sampai, ia minta maaf lebih dahulu atas keterlambatannya. Jadi minta maaf adalah ciri akhlak yang asas di kalangan

ISDEV sebagai bentuk pengakuan sesorang yang bertaqwa (annal afwa aqrabu li at-taqwa). Sikap yang dilakukan dosen ini tentu sudah merangkum sifat al-wafa’ menepati janjinya dan hal itu juga merupakan wujud keadilan (al-adalah) yang diberikannya kepada penulis. Sedangkan sifat al-iffah (memelihara kebersihan diri), ini secara kasat mata dapat penulis amati dari sudut pakaian sang gusru besar khususnya memiliki karakter yang menggunakan baju polos safari ketika di kantor dan mengunakan tutup kepala lobe (peci haji), dan di rumah sering penulis lihat menggunakan gamis warna putih dan polos. Jika beliau memasuki kamar mandi untuk berwudhu ia kelihatan agak lama, penulis menduga ia sangat berhati-hati, teliti dan menyempurnakan wudhu’nya. Satu ketika beliau baru pulang berkusuk dari seberang dan lansung menuju ISDEV, beliau katakan saya minta maaf badan saya agak bau karena baru pulang berkusuk, padahal kita tidak merasakan bau semacam itu. Sikap kebersihan ini diikuti oleh para dosen dan mahsiswa yang tetap memelihara kebersihan lahir dan batin, sikap semacam ini tercermin dalam al-Quran surat as-Syams ayat 9 bermakana:”Berbahgialah orang yang membersihkan

jwanya”.

Sifat al-Quwwah (kekuatan), menurut Abul Quashem (1988:117) terdiri dari kekuatan fisik, jiwa (semangat) dan kekuatan akal atau kecerdasan. Selama penulis menimba ilmu dari pembimbing, ketiga kekuatan itu dimilikinya fisiknya selalu sehat, semangat juangnya membara dengan cita-citanya

membangun Islam secara kaffah di seluruh seantero dunia.22

Kekuatan semangat ini memberikan dukungan kuat terhadap

22 Prof. DR. Muhammad Syukri Salleh (2003:24-30) memberikan seminar tentang pembangunan Islam di berbagai belahan dunia, dari tahun 1983-2004, beliau memberikan komprensi, seminar, workshop Internasional sebanyak 66 kali di berbagai belahan dunia ini.

kekuatan intelektual yang sangat luar biasa23 yang melahirkan sejumlah besar karya-karya ilmiyahnya yang telah dibaca, didengar oleh para muridnya dan umat Islam dunia. Sifat semacam itu diikuti oleh pada dosen seperti Dr. Fadzila Azni Ahmad, Dr. Zakaria Bahari, Dr. Zahri Hamat, Dr. Mohd. Zaini, Dr. Abdul Fatah yang sering dibawa oleh Guru Besar ini menjadi nara sumber seminar, workshop di berbagai Negara dan telah pula menerbitkan karya ilmiah dan penelitian terutamanya yang berkaitan dengan pembangunan Islam. Dan akhir-akhir ini para pejuang ISDEV berkeliling di nagara-negara Asean melakukan studi banding tentang wakaf, zakat dan infak yang konon para pejuang ini hendak mendirikan program studi zakat, infak, sadaqah dan wakaf di Pusat Pengajian Sains Kemasyarakatan. Semangat keilmuan ini semakin meroket, sehingga sag Profesor

melakukan visiting tentang Islam di Jeddah24.

As-shabru (kesabaran) sangat melekat pada diri dosen

di lembaga ini, sehingga mereka secara pelan tapi pasti berhasil melahirkan para alumni. Mereka dengan tekun dan pelan-pelan membimbing mahasiswanya sejak dari persoalan kecil sampai kepada masalah yang besar. Jika tidak dengan kesabaran maka seorang murid bisa jadi mengalami kegagalan. Dalam pembimbingan sang dosen berkali-kali memberikan penjelasan arah dan analisis disertasi, tetapi mahasiswa belum

23 Dalam curriculum vitae Prof. DR. Muhammad Syukri Salleh telah melahirkan karya-karya ilmiyah yang sangat banyak dan variatif, contoh beliau dalam kegiatan penelitian proyek saja dari tahun 1980-2004 sebanyak 28 kali, laporan penlitian sebanyak 48 karya, 20 judul buku, 23 judul Chapter in book, 22 judul artikel dalam journal, 39 artikel populer, dan sejumlah karya ilmiah lainnya yang tidak dapat dibutkan satu persati, lihat kurikulum vitaenya (2003:1-37).

24 Kunjungan kali ini menggunakan waktu cukup lama sejak dari bulan Maret sampai Juli 2010

juga mengerti, tetapi sang dosen tetap mengulang-ulang materi yang sama baik itu secara kolektif maupun secara individu. Kesabaran juga ditunjukkan dalam hal kesehatan, suatu waktu penulis sedang mengetik di ruang sumber, agak siang terasa lapar, tetapi penulis tidak membawa air dan roti sebagai makanan pengganjal perut, lalu masa itu penulis minta izin kepada Prof. DR. Muhammad Syukri Salleh untuk keluar, akan tetapi sang guru mangatakan tunggu beberapa saat, lalu kemudian beliau telah mambawakan penulis roti dan minuman. Kesabaran semacam ini amat penting dalam kegiatan akedemik, karena hal ini akan memberi pengaruh terhadap para muridnya dalam pembejaranan. Jika dosennya pemarah, dan egoistis, akan membuat muridnya malas dan takut menghadapinya yang pada gilirannya akan melahirkan sikap benci dan dendam terhadap para gurunya sehingga ilmu yang diterimanyapun tidak masuk ke dalam hati sanubari muridnya secara penuh dan mungkin mahasiswanya akan mengalamai kegagalan.

Sifat sabar dalam pandangan Islam ini tidak terjadi secara begitu saja, melainkan atas dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Oleh karena itu, kesabaran merupakan buah dari iman dan amal shaleh dari seorang muslim. Dalam al-Qur`an dinyatakan bahwa sabar merupakan prilaku yang terpuji dan juga merupakan perintah suci yang sangat positif bagi pelakunya. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 177 berbunyi:

َنَماَء ۡهنَم َّ ِبۡهلٱ َّنِكَٰلَو ِبِرۡهغَمۡهلٱَو ِقِ ۡهشَمۡهلٱ َلَبِق ۡه ُكَهوُجُو ْاوُّهلَوُت نَأ َّ ِبۡهلٱ َسۡهيَّل۞

يِوَذ ۦِهِّبُح ٰ َلَع َلاَمۡهلٱ َتاَءَو َنۧ ِّيِبَّنلٱَو ِبَٰتِكۡهلٱَو ِةَكِئَٰٓلَمۡهلٱَو ِرِخٓ ۡهلٱ ِمۡهوَيۡهلٱَو ِ َّللٱِب

َماَقَأَو ِباَقِّرلٱ ِفَو َينِلِئٓا َّسلٱَو ِليِب َّسلٱ َنۡهبٱَو َينِك َٰسَمۡهلٱَو ٰىَمَٰتَيۡهلٱَو َٰب ۡهرُقۡهلٱ

ِءٓا َسۡهأَبۡهلٱ ِف َنيِ ِب َّٰصلٱَو ْۖاو ُدَهَٰع اَذِإ ۡه ِهِدۡههَعِب َنوُفوُمۡهلٱَو َةٰوَكَّزلٱ َتاَءَو َةٰوَل َّصلٱ

١٧٧ َنوُقَّتُمۡهلٱ ُ ُه َكِئَٰٓلْوُأَو ْۖاوُقَد َص َنيِ َّلٱ َكِئَٰٓلْوُأ ِۗسۡهأَبۡهلٱ َينِحَو ِءٓاَّ َّضلٱَو

Artinya:“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur

dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaekat-malaekat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat dan oran-orang yang menapti janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imanya) dan mereka itulah orang-orang yang taqwa” (Q.S.2:177).

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa orang yang sabar adalah tergolong ke dalam orang-orang yang beriman dan bertaqwa sehingga mendapat posisi yang tinggi di sisi Allah s.w.t. bahkan Allah s.w.t. bersama-sama orang-orang yang sabar, firman Allah surat al-Baqarah ayat 153 berbunyi:

١٥٣ َنيِ ِب َّٰصلٱ َعَم َ َّللٱ َّنِإ ِۚةٰوَل َّصلٱَو ِ ۡهب َّصلٱِب ْاوُنيِعَتۡهسسٱ ْاوُنَماَء َنيِ َّلٱ اَ ُّهيَأَٰٓي

Artinya:”Hai orang-orang yang beriman minta tolonglah kamu

dengan sabar dan shalat. Sesungghnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. 2:153).

Menurut Muhammad Jmaludin Al-Qasimi (1965:194) mengatakan bahwa sabar adalah teguh dan tahan menetapi pengaruh yang disebabkan oleh ajaran agama untuk menghadapi atau menentang pengaruh yang timbul oleh hawa nafsu. Oleh sebab itulah jika seorang memberikan pengajaran dengan kasih sayang (ar-rahmah) kedamaian (al-ishlah) bertolong-tolongan

(at-ta’awun) dan persaudaraan (al-ikha) adalah merupakan

cara pendidikan dan pengajaran kesabaran.

Demikian juga penulis merasakan sifat kebaikan

(al-ikhsan), berbudi tinggi (al-muruah) dan rendah hati (at-tawadhu’). Dalam setiap kegiatan, sifat-sifat mahmudah

ini senantiasa ada, salah satu contoh seorang dosen penguji disertasi penulis dengan rela mencarikan dan mengantarkan penulis untuk mencari perlengkapan pada acara wisuda. Banyak hal yang disumbangkan oleh para dosen dan staf ISDEV bagi kejayaan seorang mahasiswa sehingga yang terjadi adalah keakraban dan persaudaran, sehingga tidak terasa belajar empat tahun seperti sebentar saja.