• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAJARAN DI PUSAT KAJIAN PENGURUSAN PEMBANGUNAN ISLAM (ISDEV)

E. Rilek, serius dan Disiplin

Kepribadian lain yang melekat dalam diri sang Guru Besar adalah sikap tegas, disiplin tetapi tetap dalam keadaan rilek. Suatu masa ketika beliau hadir di Medan atas undangan panitia seminar internasional tentang Prospek Pendidkan Islam Menghadapi Globalisasi Di Asia Tenggara 07 Nopember 2010 di Gedung Unilen Medan. Undangan atas Profesor ini tentu melalui penulis, tetapi tiba-tiba saja pihak panitia mengundang beliau di luar kesepakatan pada malam harinya di Hotel Madani dalam dialog tokoh pendidikan Asean. Tentu saja beliau tidak dapat hadir karena di luar jadwal yang disepakati, dan jadwal lainpun telah menanti sang Profesor yang cukup padat. Walaupun demikian beliau meminta pendapat teman-teman tentang kepentingannya hadir di acara itu, jika saja pihak pengundang mengkonfirmasinya kepada kami, maka beliau mungkin bersedia untuk dapat hadir. Sikap tegasnya

merupakan ciri kedisiplinan yang ia tanamkan kepada pegawai, mahasiswa dan dosen ISDEV betul-betul cara pembelajaran yang cukup berharga.

Suatu kali peristiwa ada seorang calon mahasiswa yang datang dari Medan ingin bertemu beliau melalui seorang alumi USM yang telah mengenalnya dan telah pula menghubunginya akan bertemu. Dengan waktu yang telah disepakati, sehingga Guru Besar ini menunggunya di ruang kerjanya. Tetapi beberapa lama ditunggu tamu ini belum juga muncul, lalu beliau memberitahukan kepada penulis dengan mengatakan, bagaimana seorang Islam berjanji tidak tepat waktu, bukankah Islam mengajarkan untuk disiplin dan menepati janji. Dari sisi lain saya mesti meninggalkan pekerjaan yang lain untuk memuliakan tamu saya itu malah mereka tidak datang, bagaimana ruginya pekerjaan saya itu. Rasulullah s.a.w. memberikan predikat orang munafik apabila melanggar janji

dan mengkhiyanati sebuah amanat29. Kata Nabi,

“tanda-tanda orang munafik itu ada tiga macam, apabila bicara selalu berbohong, apabila berjanji ia menyalahinya, apabila dipercayai ia mengkhyanatinya”. Umat Islam bgaimana hendak

meraih kemajuan jika ia tidak disiplin, tidak menepati janji dan menghiyanati kepercayaan yang telah dibebankan kepadanya.

29 Masa ketika berangkat ke Tabuk bersama pasukannya dengan perasaan penuh kegembiraan dan kelegaan karena melihat kepatuhan pengikut-pengikut beliau yang berlomba-lomba memenuhi panggilan beliau dan menjalankan perintahnya. Walaupun demikian ada pula pengikut beliau yang ternyata masih goyang dan tipis imannya, sehingga mereka mengemukakan alasan agar diizinkan tidak ikut dalam pasukan itu. Merekalah yang disebut orang-orang munafik yang dikepalai oleh Abdullah Bin Ubay. Oleh sebab itulah perang Tabuk ini, selain dinamai perang sukar, juga dinamai perang yang membuka rahasia orang-orang munafik (Al-Ghazawatul Fadhihah). Hikayatnya lebih luas baca Syaikh Abdul Hamid Al-Khatib, (1976:375).

Pelajaran yang dapat dipetik lebih lanjut ialah keseriusan menghadapi sebuah pekerjaan, karena dengan keseriusan semacam itulah hasil dari pekerjaan akan diperoleh. Ketika penulis telah lulus ujian munaqasyah, dewan penguji memberikan waktu selama tiga bulan untuk memperbaiki disertasi agar dapat menyerahkannya ke Institut Pengajian Siswazah (IPS). Tetapi Direktur ISDEV ini meminta kepada penulis agar memperbaikinya hanya tiga hari saja, setelah diperbaiki lalu secara bersama-sama antara penguji dalam dan beliau sendiri mengkoreksinya satu persatu halaman. Dalam kegiatan ini dilakukan sambil berkelakar, berbual-bual dan bahkan ada makanan ringan disediakan. Meskipun dilakukan dengan cara bermain-main tetapi, jika ada yang salah walaupun hanya sekedar tanda baca, ejaan yang salah ketik, beliau tegas menyuruhnya untuk diperbaiki tanpa ada toleran. Betapa sebuah karya ilmiah pada pringkat doktor mesti dikerjakan dengan sungguh, penuh kehati-hatian, serius dan sambil bersenang-senang. Pantaslah Nabi menyatakan dalam sebuah hadisnya: “man jadda wajada (siapa yang bersungguh-sungguh akan

mendapat).

Pelajaran lain dapat diperoleh ketika rombongan ISDEV

ke Medan30 dan melakukan acara rekreasi ke Parapat Danau

Toba tahun 2008 lalu, ketika peserta ini berada di Tomok para teman-teman melakukan belanja oleh-oleh di seputar pasar ini, sang Guru besar duduk di depan toko pakaian dan ia membaca disertasi penulis, meskipun hal itu telah dilakukannya dalam perjalanan. Setelah berada di kapal beliau memanggil penulis untuk duduk bersama dan melakukan bimbingan di atas kapal sampai merapat ke pelabuhan. Rupanya beliau selama

30 Kunjungan kali ini warga ISDEV menghadiri Seminar Internasional Wakaf di Asrama Haji Pangkalan Masyhur Medan serta dilanjutkan dengan

perjalanan pun masih disempatkannya belajar, membaca disertasi atau tesis mahasiswanya. Jika beliau pergi belanja ke pasar bersama keluarga, beliau menunggu di mobilnya sambil belajar atau mengoreksi disertasi mahasiswanya. Pendeknya waktu baginya merupakan sesuatu yang amat berharga dan senantiasa dimanfaatkannya untuk membaca dan belajar.

Sewaktu kunjungan warga ISDEV berikutnya tahun

2010,31 di saat mengikuti perjalanan ke Parapat Danau Toba

juga, oleh panitia pelaksana meminta penulis untuk memandu perjalanan. Di atas bus pariwisata penulis ditugasi oleh Tuan Guru ISDEV ini untuk memberikan penjelasan tentang keadaan wilayah, budaya masyarakat yang dilewati serta memberikan

ceramah agama berkaitan dengan perjalanan (musafir)32 serta

pembejararan tentang ayat-ayat kauniyat berupa alam raya ini terutamanya tentang pemanfaatan hutan Danau Toba. Membaca ayat-ayat kauniyat dapat membuka hati, pikiran, penglihatan dan pendengaran, firman Allah dalam surat al-Haj ayat 22 berbunyi:

ۖاَ ِب َنوُعَم ۡهسَي ٞناَذاَء ۡهوَأ ٓاَ ِب َنوُلِقۡهعَي ٞبوُلُق ۡهمُهَل َنوُكَتَف ِضۡهرَ ۡهلٱ ِف ْاوُي ِسَي ۡهَلَفَأ

٤٦ ِرو ُد ُّهصلٱ ِف ِتَّلٱ ُبوُلُقۡهلٱ ىَمۡهعَت نِكَٰلَو ُ َٰصۡهبَ ۡهلٱ ىَمۡهعَت َل اَ َّنِإَف

Artinya:”Tidaklah mereka berjalan di muka bumi, supaya

mereka mempunyai akal (untuk) memikirkan atau telinganya (untuk) mendengarkan. Sesungguhnya mereka bukanlah buta mata, tetapi buta yang dalam dada” (Q.S. 22:46).

31 Kunjungan kali ini juga merupakan kegiatan tahunan ISDEV untuk mengadakan Workshop pembangunan Islam juga di Universitas Muhammadiyah Medan.

32 Musafir atau perjalanan merupakan perintah Allah, menurut Bambang

Pranggono (2008:42), melakukan perjalanan adalah perintah Allah, barang siapa yang mematuhi perintah-Nya, tergolong orang yang beriman. Maka berpergian adalah sebagian dari iman, apapun tujuan perjalanannya, selama bukan untuk maksiyat.

Dalam setiap kesempatan melakaukan shalat di Masjid senantiasa mahasiswanya diminta untuk memberikan ceramah singkat tentang Islam, sebagai usaha untuk menambah khazanah keilmuan para warga ISDEV. Begitulah cara pembelajaran yang dilakukan oleh pendekar ISDEV ini dengan gaya integratif antara rilek dan belajar, di mana dalam setiap kegiatan belajar menggunakan cara yang rileks tetapi serius, sebaliknya dalam kegiatan rekreasi ada pembelajaran. Pembelajaran semacam ini mendapat tempat di hati mahasiswanya kerena keindahan dapat menyentuh hati nurani dan direspon oleh fikiran, maka kegiatan ini menjadi sangat serius dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil belajar secara maksimal.

BAB 4

RELEVANSI MODEL PENDIDIKAN DI ISDEV