• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN

2. Aksesibilitas sarana dan prasarana penyuluhan

Aksesibilitas sarana dan prasarana penyuluhan merupakan salah satu faktor pendukung dalam faktor efektivitas komunikasi penyuluhan sehingga penyuluhan mampu dilaksanakan secara efektif. Pada pengukuran variabel ini dibagi menjadi dua kategori yaitu mudah dan tidak mudah seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 32 Persentase responden menurut persepsi tentang aksesibilitas sarana penyuluhan dan kelompok

No. Aksesibilitas Persentase (%) Kelompok Jembar II Kelompok Jembar Karya Total Responden 1. Mudah 65,0 55,0 60,0 2. Tidak Mudah 35,0 45,0 40,0 Total 100,0 100,0 100,0

Sebagian besar (60%) responden menilai bahwa akses untuk menuju ke lokasi kegiatan penyuluhan mudah dijangkau. Adanya kemudahan akses menuju tempat kegiatan penyuluhan diharapkan mampu untuk meningkatkan tingkat kehadiran para petani untuk mengikuti kegiatan penyuluhan. Hal tersebut terjadi karena lokasi tempat kegiatan penyuluhan berada di wilayah masing- masing kelompok tani sehingga cukup mudah untuk dijangkau. Pada kelompok tani Jembar II terdapat 65,0 persen responden yang menilai bahwa lokasi kegiatan penyuluhan memiliki aksesibilitas yang cukup mudah. Kelompok tani Jembar II sudah memiliki lokasi pertemuan atau tempat kegiatan penyuluhan sendiri dimana lokasi tempat tersebut berada didekat jalan utama menuju area pesawahan petani. Sedangkan pada kelompok tani Jembar Karya terdapat 55,0 persen responden. Hal ini terjadi karena biasanya kegiatan pertemuan penyuluhan dilakukan di rumah ketua kelompok dimana tempat tersebut berada di tengah-tengah pemukiman dan jalan utama warga sehingga mudah untuk diakses.

Hubungan Faktor Pelaksanaan Penyuluhan dengan Efektivitas Komunikasi Penyuluhan

Hubungan pelaksanaan penyuluhan dengan efektivitas komunikasi penyuluhan dianalisis menggunakan koefisien Rank Spearman di mana hasil analisis disajikan dalam dua tabel yang dipisah berdasarkan total responden dan perbandingan antar kelompok tani.

Tabel 33 Nilai koefisien korelasi antara aspek-aspek pelaksanaan penyuluhan dengan efektivitas komunikasi penyuluhan menurut total responden No. Aspek Pelaksanaan Penyuluhan

Efektivitas Komunikasi Penyuluhan

Kognitif Afektif Behavioral 1. Karakteristik

Penyuluh

Sifat-sifat Pribadi Penyuluh 0,094 0,194 0,296

Sikap -0,144 -0,173 -0,144 Keterampilan Komunikasi 0,432* 0,248 0,330* Pengetahuan 0,386* 0,379* 0,488* 2. Materi Penyuluhan Materi Penyuluhan 0,197 -0,059 0,179 3. Metode Penyuluhan Kesesuaian Metode 0,397* 0,194 0,296 Efektivitas Metode 0,239 0,441* 0,341* 4. Sarana dan Prasarana Penyuluhan Ketersediaan 0,079 -0,248 0,182 Aksesibilitas -0,066 0,130 0,036 *nyata pada p = 0,05

Pada Tabel 33 menerangkan keterhubungan antara aspek pelaksanaan penyuluhan dengan efektivitas komunikasi penyuluhan. Hanya terdapat dua aspek

pelaksanaan penyuluhan yang berhubungan nyata (P ≤ 0,05) dengan efektivitas

komunikasi yaitu karakteristik penyuluh dan metode penyuluhan. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan seorang penyuluh yang didukung dengan metode penyuluhan yang tepat akan sangat membantu efektivitas komunikasi.

Aspek materi dan sarana prasarana penyuluhan tidak berkorelasi dengan efektivitas komunikasi. Hasil tersebut terjadi karena tidak semua materi penyuluhan yang diberikan pada saat kegiatan penyuluhan sesuai dengan keinginan atau harapan peserta penyuluhan. Selain itu, tidak semua petani atau peserta penyuluhan mampu mengingat dengan baik materi penyuluhan sehingga mereka hanya mengerti pada saat kegiatan penyuluhan berlangsung. Sarana dan prasarana penyuluhan pun belum sepenuhnya tersedia di seluruh kelompok tani.

Aspek keterampilan komunikasi berhubungan nyata (P ≤ 0,05) dengan efektivitas komunikasi kognitif dan behavioral dengan tingkat keeratan hubungan masing-masing kuat dan lemah (Nugroho, 2005). Hal ini menunjukan bahwa semakin baik kemampuan penyuluh dalam berkomunikasi maka akan semakin efektif dalam peningkatan ranah kognitif yang terjadi pada responden sehingga tingkat pengetahuan responden dalam kegiatan usahatani akan bertambah.

Pengetahuan penyuluh memiliki korelasi dengan tiga ranah efektivitas komunikasi penyuluhan yaitu kognitif, afektif, dan behavioral. Artinya, semakin baik tingkat pengetahuan penyuluh maka akan semakin efektif dalam meningkatkan ranah kognitif, afektif dan behavioral pada peserta penyuluhan. Hubungan pengetahuan penyuluh dengan efektivitas kognitif dan afektif memiliki keeratan yang lemah. Artinya, tingkat penguasaan materi penyuluh berkorelasi dengan peningkatan pengetahuan petani dan mempengaruhi sikap dalam kegiatan usahatani tetapi dengan tingkat hubungan yang lemah.

Hal ini disebabkan pengetahuan penyuluh tidak hanya mencakup penguasaan materi penyuluhan saja namun pengetahuan penyuluh mengenai kondisi petani serta lingkungan sekitar. Selain itu, pengetahuan penyuluh berkorelasi dengan efektivitas komunikasi behavioral dengan tingkat keeratan yang kuat. Hasil tersebut menunjukan bahwa penguasaan materi penyuluh mendorong keinginan petani untuk menerapkan materi penyuluhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam menjalani kegiatan usahtani.

Korelasi selanjutnya terjadi pada metode penyuluhan di mana aspek ini terbagi menjadi dua yaitu kesesuaian metode dan efektivitas metode penyuluhan, masing-masing memiliki bentuk keterhubungan yang berbeda dengan efektivitas komunikasi. Aspek kesesuaian metode penyuluhan berkorelasi dengan ranah efektiktivitas kognitif dengan tingkat keeratan lemah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika metode penyuluhan yang digunakan sesuai dengan keadaan petani, maka akan terjadi peningkatan pengetahuan terutama dalam masalah usahatani.

Efektivitas metode penyuluhan memiliki dua korelasi yaitu ranah afektif dan behavioral dengan tingkat keeratan masing-masing kuat dan lemah. Hal tersebut menunjukan bahwa efektivitas metode penyuluhan yang diterapkan sangat mempengaruhi sikap para petani tetapi tidak terlalu berhubungan pada perubahan perilaku dalam kegiatan usahatani.

Tabel 34 Korelasi antara aspek-aspek pelaksanaan penyuluhan dengan efektivitas komunikasi penyuluhan di Kelompok Tani Jembar II dan Jembar Karya

N o. Aspek Pelaksanaan Penyuluhan Efektivitas Komunikasi

Jembar II Jembar Karya

Kognitif Afektif Behavioral Kognitif Afektif Behavioral 1. Karakteristik Penyuluh a. Sifat-sifat Pribadi Penyuluh 0,105 0,302 0,101 -0,058 -0,174 0,378 b.Sikap -0,242 0,596* 0,414 0,010 0,192 0,285 c. Keterampilan Komunikasi 0,206 -0,154 0,373 0,504* 0,154 0,190 d. Pengetahuan 0,121 -0,032 0,453* 0 ,287 0,553* -0,134 2. Materi Penyuluhan 0,390 0,192 0,414 0,287 0,328 0,089 3. Metode Penyuluhan a. Kesesuaian Metode 0,257 -0,123 0,328 -0,032 -0,179 0,023 b. Efektivitas Metode 0,105 0,302 0,503* 0,328 0,492* 0,134 4. Sarana dan Prasarana Penyuluhan a. Ketersediaan 0,257 0,492* 0,328 0,212 -0,192 -0,066 b. Aksesibilitas 0,419 0,050 0,201 -0,328 0,123 0,312 *nyata pada p= 0,05

Tabel 35 menerangkan mengenai perbandingan korelasi keterhubungan antara aspek-aspek pelaksanaan penyuluhan dengan efektivitas komunikasi penyuluhan yang terjadi di kedua kelompok tani. Pada kelompok tani Jembar II terdapat tiga aspek pelaksanaan penyuluhan yang memiliki hubungan dengan efektivitas komunikasi penyuluhan yaitu karakteristik penyuluh, metode penyuluhan, dan sarana prasarana penyuluhan.

Pada aspek karakteristik penyuluh, terdapat dua aspek yang berkorelasi dengan efektivitas komunikasi yaitu sikap penyuluh dan pengetahuan penyuluh, dimana tingkat keeratan keduanya termasuk kuat namun dengan bentuk yang berbeda. Sikap penyuluh berkorelasi dengan ranah afektif sedangkan pengetahuan penyuluh berkorelasi dengan ranah behavioral. Artinya, sikap yang ditunjukkan penyuluh mempengaruhi sikap responden. Hal ini ditunjang dengan penguasaan materi dari penyuluh sehingga para petani mau menerapkan materi penyuluhan. Selain itu, penyuluh sering melakukan turun lapang di kelompok tani Jembar II sehingga membantu para petani untuk mengajarkan kembali materi penyuluhan atau saran dari penyuluh.

Aspek efektivas metode penyuluhan berkorelasi dengan efektivitas komunikasi behavioral dengan tingkat keeratan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas metode penyuluhan berhubungan dengan perubahan perilaku petani dalam melaksanakan usahataninya. Perubahan perlilaku petani tidak hanya dalam penerapan materi penyuluhan namun mulai dari keinginan petani untuk mencari informasi hingga mengembangkan materi yang telah disampaikan.

Aspek ketersediaan sarana dan prasarana berkorelasi dengan efektivitas komunikasi afektif dengan tingkat keeratan yang kuat. Adanya korelasi tersebut menggambarkan ketersediaan sarana dan prasarana penyuluhan yang dimiliki kelompok tani Jembar II mempengaruhi sikap para petani responden sehingga ketika sarana prasarana penyuluhan memadai maka akan meningkatkan sikap petani dalam menjalankan usahataninya.

Kelompok tani Jembar Karya terdapat dua aspek pelaksanaan penyuluhan yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi yaitu aspek karakteristik penyuluh dan metode penyuluhan. Pada aspek karakteristik penyuluh, keterampilan komunikasi berkorelasi kuat dengan efektivitas komunikasi kognitif. Hasil ini menjelaskan bahwa tingkat kemampuan komunikasi penyuluh dalam menerangkan materi penyuluhan berhubungan dengan peningkatan pengetahuan para petani sehingga membantu dalam pemahaman informasi yang disampaikan ketika kegiatan penyuluhan.

Efektivitas komunikasi afektif berkorelasi dengan pengetahuan penyuluh dan efektivitas metode penyuluhan dimana tingkat keeratan masing-masing termasuk kuat. Artinya, tingkat efektivitas metode dan pengetahuan yang dikuasai oleh penyuluh mempengaruhi sikap penerimaan para petani. Hal tersebut terjadi karena efektivitas metode penyuluhan dan pengetahuan penyuluh tidak hanya mancakup peningkatan pengetahuan petani mengenai teknologi baru namun juga peningkatan ketertarikan petani untuk mengikuti kegiatan penyuluhan dan penyuluh dituntut untuk mengetahui kondisi petani.

Dokumen terkait