• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Partisipasi Responden

Desa Margahayu termasuk salah satu wilayah kerja BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan) Manonjaya. Kegiatan penyuluhan pertanian di desa ini dikoordinasikan oleh seorang penyuluh dengan cakupan wilayah kerja satu desa termasuk Desa Margahayu. Jadwal penyuluh dalam melakukan kunjungan kepada para petani yaitu pada hari senin, rabu, kamis dan sabtu dimana jadwal tersebut disesuaikan kembali dengan jadwal yang disepakati bersama dengan petani. Hari Selasa dan Jumat digunakan penyuluh untuk melakukan rapat rutin atau evaluasi penyuluh. Pada pelaksanaannya, kegiatan penyuluhan di BP3K Manonjaya dibagi menjadi dua pendekatan yaitu secara perorangan dan kelompok.

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Metode yang digunakan oleh penyuluh yaitu ceramah, diskusi, domonstrasi plot, kursus tani, temu lapang serta penggunaan media cetak berupa leaflet. Dalam menentukan materi yang akan disampaikan, penyuluh akan melakukan survey dengan cara bertanya kepada para petani, materi apa saja yang dibutuhkan oleh mereka. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian diperlukan partisipasi aktif petani agar sesuai dengan kebutuhan yang mereka rasakan.

Partisipasi warga sangat penting dalam kegiatan pembangunan pertanian termasuk dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Pada penelitian ini, bentuk partisipasi yang diteliti yaitu partisipasi pada perencanaan dan pelaksanaan dengan pembagian kategori aktif dan kurang aktif. Pada setiap akhir kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan para peserta penyuluhan terkait materi yang telah disampaikan sehingga diharapkan para peserta penyuluhan mampu untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan.

Tabel 8 Rataan skor partisipasi responden menurut kelompok dan tahapan pengembangan program penyuluhan

No. Partisipasi Rataan Skor*

Jembar II Jembar Karya Total Responden

1. Perencanaan 4,16 2,52 3,34

2. Pelaksanaan 4,35 3,49 3,92

3. Seluruh Tahapan 4,25 3,11 3,63

*kisaran skor 1-6

Berdasarkan total responden dari seluruh tahapan partisipasi, rataan skor yang diperoleh yaitu sebesar 3,63. Artinya, secara umum partisipasi responden dalam kategori aktif. Hasil tersebut menunjukan bahwa kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan di kedua kelompok tani mendorong adanya partisipasi aktif kepada para peserta penyuluhan. Dengan tumbuhnya partisipasi aktif pada kegiatan penyuluhan diharapkan mampu untuk meningkatkan kemandirian petani.

Rataan nilai yang diperoleh yaitu sebesar 3,34 pada perencanaan dan 3,92 pada partisipasi pelaksanaan. Jika dibandingkan antara dua bentuk partisipasi tersebut, aktivitas partisipasi dalam pelaksanaan memiliki rataan skor lebih tinggi dibanding dengan aktivitas pada partispasi perencanaan.

Skor yang diperoleh masing-masing kelompok tani dilihat dari seluruh tahapan partisipasi yaitu 4,25 pada kelompok tani Jembar II dan 3,11 pada kelompok tani Jembar Karya. Rataan nilai skor tersebut menunjukkan bahwa patisipasi responden dalam kegiatan penyuluhan termasuk dalam kategori aktif. Pada tingkat partisipasi pelaksanaan diperoleh rataan skor sebesar 4,35 pada kelompok tani Jembar II dan 3,49 pada kelompok tani Jembar Karya. Artinya dalam aktivitas pelaksanaan penyuluhan, partisipasi responden termasuk dalam kategori aktif. Namun jika dilihat dari skor perencanaan, kelompok tani Jembar Karya memiliki rataan skor rendah yaitu 2,52 sedangkan kelompok tani Jembar II sebesar 4,16. Nilai rendah yang dimiliki kelompok tani Jembar Karya menujukan bahwa dalam partisipasi perencanaan petani masih kurang aktif. Secara keseluruhan, partisipasi di kelompok tani Jembar II lebih aktif dibanding dengan kelompok tani Jembar Karya. Hal ini terjadi karena sebagian besar petani masih belum terbiasa untuk merencanakan suatu kegiatan sehingga cenderung menunggu instruksi penyuluh dalam mengarahkan atau merencakan kegiatan.

Partisipasi dalam Perencanaan Penyuluhan

Partisipasi para petani dalam perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian sangat penting dilakukan agar kegiatan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh para petani. Tingkat partsipasi petani dalam kegiatan penyuluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9 Persentase responden menurut tingkat partisipasi dalam perencanaan penyuluhan dan kelompok

No. Partisipasi Jembar II Jembar Karya Total Responden

1. Aktif 40,0 30,0 35,0

2. Kurang Aktif 60,0 70,0 65,0

Total 100,0 100,0 100,0

Mayoritas responden yaitu sebesar 65 persen termasuk dalam kategori kurang aktif dalam aktivitas partisipasi perencanaan. Dibandingkan antara kedua kelompok tani, sebagian besar responden dari masing-masing kelompok termasuk dalam kategori kurang aktif yaitu 60,0 persen di kelompok tani Jembar II dan 70,0 persen dari kelompok tani Jembar Karya. Perencanaan di kelompok tani Jembar II lebih aktif dibanding dengan kelompok tani Jembar Karya. Hal ini disebabkan oleh usia kelompok tani Jembar II lebih tua dibanding dengan kelompok tani Jembar Karya sehingga responden Jembar II lebih berpengalaman dalam organisasi kelompok tani.

Sebanyak 40 persen responden kelompok tani Jembar II termasuk kategori aktif. Tingginya partisipasi dalam perencanan di kelompok tani Jembar II disebabkan oleh tingginya rasa percaya diri responden pada saat kegiatan. Hal ini terjadi karena sebagian besar peserta penyuluhan telah kenal sejak lama dengan penyuluh. Peserta yang paling aktif dalam memberikan usulan perencanaan

merupakan peserta yang memiliki jabatan di kelompok tani seperti ketua, sekretaris,dan bendahara.

Pada kelompok tani Jembar Karya, responden masih belum berani untuk mengungkapkan usulan ataupun masukan pada penyuluh baik pada saat kegiatan penyuluhan maupun di luar kegiatan penyuluhan. Para responden cenderung pasif dalam kegiatan penyuluhan karena belum munculnya rasa percaya diri pada diri peserta penyuluhan. Selain itu, hubungan antara responden Jembar Karya dengan penyuluh lapangan masih kurang akrab sehingga cenderung masih canggung. Usia kelompok tani Jembar Karya baru menginjak dua tahun sehingga bentuk kepengurusan masih belum optimal. Bentuk struktur organisasi masih bersifat sementara sehingga para anggota masih belum mampu terkoordinir dengan baik. Tabel 10 Rataan skor aktivitas partisipasi perencanaan penyuluhan menurut

kelompok

No. Aktivitas Perencanaan Penyuluhan

Rataan Skor*

Jembar II Jembar Karya Total Responden 1. Menetapkan Target atau

Sasaran Penyuluhan 4,60 2,35 3,47 2. Menyusun Jadwal Penyuluhan 4,25 2,75 3,50 3. Menyusun Materi Penyuluhan 3,50 2,45 2,98 4. Menentukan Lokasi Pertemuan 4,55 2,80 3,67 5. Mengembangkan Metode Penyuluhan 3,10 2,15 2,63 6. Menetapkan Peserta Penyuluhan 4,20 2,40 3,30 7. Menetapkan Sarana/ Prasanana yang Akan Digunakan

4,95 2,80 3,87

*kisaran skor 1-6

Tabel di atas menerangkan mengenai aktivitas perencanaan penyuluhan pertanian yang terjadi di kedua kelompok tani. Secara keseluruhan, aktivitas perencanaan penyuluhan yang memiliki rataan skor paling tinggi yaitu menetapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan pada saat pelaksanaan penyuluhan dengan nilai sebesar 3,87. Aktivitas perencanaan dalam menentukan lokasi pertemuan penyuluhan memiliki skor yang cukup tinggi yaitu 3,67. Aktivitas perencanaan dalam menyusun jadwal penyuluhan memiliki skor sebesar 3,50. Hasil skor yang diperoleh dalam menetapkan target atau sasaran penyuluhan mencapai 3,47. Para peserta penyuluhan masih kurang aktif dalam menetapkan peserta penyuluhan sehingga rataan skor yang diperoleh hanya sebesar 3,30. Beberapa aktivitas perencanaan yang memiliki skor terkecil yaitu menyusun materi penyuluhan, dan mengembangkan metode penyuluhan dengan masing- masing nilai rataan skor sebesar 2,98 dan 2,63.

Pada kelompok tani Jembar II, aktivitas perencanaan tertinggi terjadi pada kegiatan dalam menetapkan sarana atau prasarana yang akan digunakan dengan nilai rataan skor sebesar 4,95. Responden dari kelompoktani Jembar II telah mengetahui sarana atau prasarana apa saja yang baiknya digunakan ketika melakukan penyuluhan, sehingga mereka seringkali berinisiatif untuk mengusulkan sarana atau prasarana yang akan digunakan kepada penyuluh di lapangan seperti penggunaan domplot atau benih unggul. Pada kelompok tani Jembar Karya terjadi pada aktivitas menentukan lokasi pertemuan dan menetapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan pada saat kegiatan penyuluhan dengan nilai rataan skor sebesar 2,80. Hal ini terjadi karena kelompok tani Jembar Karya belum memiliki tempat pertemuan sendiri sehingga selalu merundingkan tempat pertemuan dan mempersiapkan peralatan yang akan digunakan pada saat kegiatan penyuluhan.

Aktivitas perencanaan tertinggi lainnya di kelompoktani Jembar II yaitu menetapkan target atau sasaran kegiatan penyuluhan dengan nilai rataan skor sebesar 4,6. Hal ini terjadi karena responden telah mengetahui dan belajar untuk megidentifikasi masalah yang mereka hadapi dalam bidang usahatani untuk selanjutnya disampaikan kepada penyuluh pertanian di lapangan. Salah satu masalah pertanian yang sering dihadapi antara lain yaitu serangan hama. Nilai rataan skor dalam menentukan lokasi pertemuan pada kelompok tani Jembar II yaitu sebesar 4,55. Pada penyusunan jadwal kegiatan penyuluhan, nilai yang diperoleh di kelompok tani Jembar II yaitu sebesar 4,25 sedangkan pada aktivitas perencanaan dalam menetapkan peserta penyuluhan memiliki rataan skor sebesar 4,20. Nilai rataan skor dalam aktivitas menyusun materi penyuluhan dan mengembangkan metode penyuluhan di kelompok tani Jembar II sebesar 3,50 dan 3,51.

Pada kelompok tani Jembar Karya, rataan skor nilai yang diperoleh dalam perencanaan penyusunan jadwal penyuluhan yaitu sebesar 2,75. Nilai rataan skor dalam penyusunan materi penyuluhan lebih kecil yaitu sebesar 2,45. Hasil nilai rataan yang diperoleh untuk aktivitas dalam menetapkan peserta penyuluhan dan target atau sasaran kegiatan penyuluhan sebesar 2,40 dan 2,35. Sedangkan pada aktivitas perencanaan yang memiliki nilai paling rendah yaitu pada aktivitas mengembangkan metode penyuluhan yaitu sebesar 2,15. Aktivitas perencanaan dalam mengembangkan metode penyuluhan merupakan rataan nilai skor paling kecil di kedua kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedua kelompok tani masih belum memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode penyuluhan yang telah dilakukan.

Partisipasi dalam Pelaksanaan Penyuluhan

Pada penelitian ini, beberapa topik penyuluhan yang pernah diberikan kepada responden oleh penyuluh pertanian lapang diantaranya yaitu teknologi benih, lahan sehat, jajar legowo, pupuk organik, pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal), pengendalian hama terpadu, organisme penggangu tanaman, pengelolaan air, ubinan dan analisis usahatani.

Tabel 11 Persentase responden menurut tingkat partisipasi dalam pelaksanaan penyuluhan dan kelompok

No. Partisipasi Jembar II Jembar Karya Total Responden 1. Aktif 65,0 45,0 55,0 2. Kurang Aktif 35,0 55,0 45,0

Total 100,0 100,0 100,0

Sebagian besar dari seluruh responden termasuk dalam kategori aktif yaitu sebesar 55,0 persen dimana sebanyak 13 orang berasal dari kelompok tani Jembar II dan sembilan orang berasal dari kelompok tani Jembar Karya. Sisanya yaitu 45,0 persen lainnya termasuk dalam kategori kurang aktif. Hal tersebut terjadi karena dalam setiap kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu memberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya atau menyampaikan pendapat sehingga terjadi komunikasi dua arah antara penyuluh dan petani yang mendorong keaktifan para peserta dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Rataan frekuensi kehadiran peserta penyuluhan mencapai 6,125 dari sepuluh pertemuan terakhir. Jika dilihat antara kedua kelompok tani, Jembar II memiliki persentase responden kategori aktif lebih banyak dibanding dengan kelompok tani Jembar Karya. Sebanyak 65,0 persen responden Jembar II termasuk pada kategori aktif dalam partisipasi pelaksanaan penyuluhan. Kelompok tani Jembar Karya hanya sebesar 45,0 persen. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden Jembar II sering menghadiri kegiatan penyuluhan sehingga mereka memiliki kepercayaan diri untuk berbicara dalam forum tersebut.

Tabel 12 Rataan skor aktivitas partisipasi pelaksanaan penyuluhan menurut kelompok

No. Aktivitas Pelaksanaan Penyuluhan

Rataan Skor*

Jembar II Jembar Karya Total Responden 1. Member Komentar / Pendapat 4,75 3,90 4,32 2. Membantu Memperagakan 4,05 3,55 3,80 3. Bertanya 4,60 4,40 4,50 4. Mencatat 3,90 3,15 3,25

5. Menyiapkan Sarana dan Prasarana 4,80 3,75 4,27 6. Memberikan Data / Informasi 4,55 3,40 3,97 7. Menjelaskan Kembali Uraian / Pendapat yang Tidak Jelas

4,50 3,05 3,77

8. Meringkas Uraian Materi 3,60 2,80 3,20

9. Menghubungkan Berbagai Pendapat

4,51 3,45 3,98

Secara keseluruhan, aktivitas yang memiliki rataan skor tertinggi terjadi dalam hal bertanya kepada penyuluh dengan skor sebesar 4,50. Para petani langsung menanyakan kepada penyuluh mengenai materi yang kurang dipahami ataupun masalah usahatai yang sedang dihadapi. Selain itu, para petani memanfaatkan waktu yang diberikan penyuluh untuk berdiskusi di akhir penjelasan materi penyuluhan sehingga para petani memberikan komentar atau pendapat mengenai materi yang diberikan. Nilai rataan skor dalam memberikan komentar atau pendapat sebesar 4,32. Aktivitas menyiapkan sarana atau prasarana yang digunakan pada saat penyuluhan memiliki rataan nilai skor sebanyak 4,27. Pada saat diskusi berlangsung, tidak jarang para petani mencoba untuk menghubungkan pendapat petani lain atau hanya memberi dukungan terhadap pendapat dari petani lain dimana hal ini memiliki nilai rataan skor sebesar 3,98. Rataan nilai skor yang diperoleh dalam aktivitas memberikan data atau informasi sebesar 3,97. Para peserta penyuluhan terkadang membantu memperagakan materi yang dijelaskan oleh penyuluh dimana aktivitas ini memiliki rataan skor sebesar 3,80. Masih jarang petani yang mencoba untuk menjelaskan kembali uraian materi atau pendapat yang tidak jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari rataan nilai skor yang diperoleh yaitu sebesar 3,77. Aktivitas pada saat pelaksanaan penyuluhan yang memiliki nilai rataan skor yang paling kecil yaitu terjadi pada aktivitas mencatat materi penyuluhan dan meringkas uraian materi dengan rataan skor masing-masing sebesar 3,25 dan 3,20.

Jika dibandingka antara kedua kelompok tani, aktivitas pelaksanaan yang paling tinggi di kelompok tani Jembar II yaitu terjadi dalam hal menyiapkan saran dan prasarana yang digunakan pada saat penyuluhan dengan rataan nilai sebesar 4,80. Selanjutnya, aktivitas penyuluhan yang memiliki rataan skor tinggi lainnya terjadi pada aktivitas petani peserta penyuluhan dalam memberikan koentar atau pendapat dimana rataan nilai yang diperoleh yaitu sebesar 4,75. Pada aktivitas bertanya kepada penyuluh pada saat pelaksanaan penyuluhan memiliki rataan skor sebesar 4,60. Pada saat kegiatan penyuluhan, tidak jarang petani Jembar II memberikan data atau informasi dan menghubungkan berbagai pendapat dari petani atau penyuluh. Aktivitas tersebut memiliki rataan nilai skor masing-masing sebesar 4,55 dan 4,51. Dalam aktvitas menjelaskan kembali uraian atau pendapat yang tidak jelas memiliki rataan nilai skor sebesar 4,50. Nilai rataan skor yang diperoleh pada aktivitas membantu penyuluh dalam memperagakan materi penyuluhan yaitu sebesar 4,05. Aktivitas pelaksanaan penyuluhan yang memiliki nilai rataan skor terkecil di kelompok tani Jembar II yaitu dalam hal mencatat materi penyuluhan dan meringkas uraian materi, dengan rataan nilai skor masing-masing sebesar 3,90 dan 3,60.

Pada kelompok tani Jembar Karya, aktivitas pelaksanaan penyuluhan yang memiliki rataan nilai skor paling tinggi yaitu terjadi dalam hal bertanya dan memberikan komentar atau pendapat dengan nilai masing-masing sebesar 4,40 dan 3,90. Aktivitas menyiapkan sarana dan prasarana penyuluhan di kelompok tani Jembar Karya memiliki rataan nilai skor sebesar 3,75. Sedangkan dalam aktivitas membantu penyuluh dalam memperagakan materi penyuluhan dan menghubungkan berbagai pendapat memiliki rataan nilai skor masing-masing sebesar 3,55 dan 3,45. Hasil yang diperoleh untuk aktivitas memberikan data atau informasi dan mencatat materi penyuluhan memiliki rataan nilai skor masing- masing sebesar 3,40 dan 3,15. Beberapa aktivitas pelaksanaan kegiatan

penyuluhan yang memiliki nilai rataan skor paling rendah di kelompok tani Jembar Karya yaitu menjelaskan kembali uraian atau pendapat yang tidak jelas dan merinhkas uraian materi penyuluhan dengan rataan nilai skor masing-masing sebesar 3,05 dan 2,80.

Hubungan Karakteristik Petani dengan Partisipasi Penyuluhan

Tabel 13 Korelasi antara karakteristik responden dengan partisipasi penyuluhan menurut kelompok

No. Karakteristik Responden Partisipasi

Jembar II Jembar Karya Total Responden

1. Usia 0,050 0,453* 0,343*

2. Pendidikan 0,373 0,192 0,285

3. Luas Lahan -0,032 -0,492* -0,285

4. Pengusahaan Lahan 0,123 -0,010 -0,168

5. Status Kepemilikan Lahan -0,183 0,504* 0,417*

6. Pekerjaan Lain -0,154 0,058 -0,107

7. Komunikasi Interpersonal 0,414 0,034 0,373*

8. Konsumsi Media -0,212 0,212 -0,010

*nyata pada p = 0,05

Tabel di atas menerangkan mengenai hasil analisis dengan mengunakan koefisien Rank Spearman pada SPSS 16.0. Konsumsi media terdiri dari televisi, radio, dan media cetak dimana data yang dikumpulkan berupa jumlah durasi (menit per minggu) dalam mengonsumsi media tersebut. Komunikasi interpersonal yaitu jumlah pertemuan petani dengan penyuluh dalam waktu satu minggu terakhir. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara keseluruhan responden, terdapat empat variabel karakteristik responden yang memiliki korelasi dengan partisipasi penyuluhan yaitu usia, status kepemilikan lahan, dan komunikasi interpersonal.

Selain itu, variabel karakteristik responden yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi penyuluhan yaitu usia responden dengan keeratan lemah. Adanya hasil tersebut menunjukan bahwa perbedaan usia yang terjadi di kedua kelompok tani berhubungan dengan tingkat partisipasi dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dimana sebagian besar peserta kegiatan penyuluhan merupakan usia tua.

Perbedaaan status kepemilikan lahan memiliki hubungan yang cukup kuat dengan partisipasi responden dalam mengikuti kegiatan penyuluhan. Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki lahan berupa lahan milik atau lahan pribadi. Komunikasi interpersonal memiliki korelasi dengan partisipasi petani dalam mengikuti kegiatan penyuluhan. Hal ini terjadi karena semakin sering responden mengikuti kegiatan penyuluhan maka akan semakintinggi jumlah pertemuan dengan penyuluh.

Jika dibandingkan antara kedua kelompok tani, pada kelompok tani Jembar II tidak ditemukan keterhubungan sedangkan pada kelompok tani Jembar Karya terdapat tiga variabel yang memiliki keterhubungan dengan partisipasi

penyuluhan. Variabel yang memiliki keterhubungan yaitu usia, status kepemilikan lahan, dan luas lahan. Variabel usia memiliki keeratan cukup kuat. Sebagian besar responden di kelompok tani Jembar Karya termasuk dalam kategori usia dewasa tua. Selanjutnya, pada varibel luas lahan memiliki korelasi negatif cukup erat. Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin luas lahan maka waktu yang digunakan untuk bekerja atau mengolah lahan semakin banyak sehingga tingkat partisipasi petani untuk mengikuti penyuluhan menjadi kurang.

Status kepemilikan lahan di kelompok tani Jembar Karya memiliki korelasi keeratan kuat. Beberapa responden Jembar Karya memiliki lebih dari satu status kepemilikan lahan diantaranya yaitu lahan milik dan lahan bagi hasil. Hal tersebut menyebabkan para petani lebih peduli sehingga termotivasi untuk mendapatkan informasi untuk meningkatkan produktivitas lahan pertaniannya.

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PENYULUHAN

Dokumen terkait